B. HIV AIDS
1. BAHAYA DAN CARA PENULARAN HIV AIDS
Bahaya Hiv Aids
a) Pneumonia (Paru-Paru Basah)
Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Kantung udara di paru-paru yang
terinfeksi akan meradang dan membengkak. Infeksi ini sebenarnya bisa
dilawan oleh siapapun berusia di atas 3 atau 4 tahun, jika memiliki sistem
kekebalan tubuh yang bekerja dengan baik.
b) Herpes Simpleks dan Herpes Zoster
Penularan Herpes Simpleks terjadi melalui aktivitas seksual. Sedangkan
Herpes Zoster adalah infeksi saraf dan kulit di sekitarnya. Virus penyebab
Herpes Zoster serupa dengan penyebab cacar air.
c) Tuberkulosis (TBC)
TBC bisa dengan mudah menyerang penderita HIV yang punya daya tahan
tubuh lemah, karena TBC bisa menular lewat udara. Jika penderita HIV/AIDS
terbukti positif terjangkit virus TBC, maka harus segera diberi antibiotik
untuk mematikan bakteri TBC tersebut.
d) Kriptosporidiosis
Kriptosporidiosis adalah penyakit akibat infeksi parasit cryptosporidium yang
ditandai dengan diare yang tak kunjung sembuh. Infeksi ini biasanya datang
dari infeksi usus pada hewan.
e) Kandidiasis
Infeksi yang satu ini disebabkan oleh infeksi jamur yang lagi-lagi menyerang
seseorang dengan kekebalan tubuh lemah. Pada penderita HIV, jamur-jamur
tersebut berkembangbiak secara berlebihan sehingga membuat lapisan
‘membran palsu’ pada mulut, lidah dan vagina.
Area mulut akan terasa seperti terbakar dan jika membran putih tersebut coba
dilepaskan akan mengakibatkan rasa perih dan pendarahan. Kandidiasis
orofaring ditemukan pada 50-95% penderita HIV/AIDS.
Cara Penularan HIV AIDS
a) Hubungan seks
Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke
wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan
seksual yang berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks
melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan
kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
b) Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah
yang terinfeksi. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik
bekas, membuat seseorang memiliki risiko sangat tinggi tertular penyakit,
termasuk HIV.
c) Selama kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko
tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi
dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama
kehamilan, guna menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.
d) Transfusi Darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi
darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan uji
kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh.
Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang
rendah untuk terinfeksi HIV.
2. CARA PENCEGAHAN
Berikut beberapa cara yang direkomendasikan Kemenkes RI untuk pencegahan
penyakit mematikan HIV/AIDS.
Hindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual berisiko atau
menggunakan narkoba jarum suntik.
Bila sudah melakukan perilaku berisiko tersebut, segera lakukan
tes HIV.
Bila tes HIV negatif, lakukan perilaku aman untuk mencegah
tertular HIV.
Bila tes HIV positif, jalani hubungan seksual yang aman, menggunakan
kondom, serta menghindari penggunaan jarum suntik bergantian adalah
pilihan terbaik.
Minum obat ARV sesuai dengan petunjuk dokter agar hidup tetap
produktif.