Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1. muhammad Habibi (1810130310007)
2. Muhammad Noor Fauzi (1810130310023)
3. Muhammad Riyaji (1810130210006)
4. Dika irsadi (1810130310020)
5. Muhammad Akhyar(1810130310017)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pendidikan koperatif”
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II : PEMBAHASAN 3
menginginkan agar pendidikan diperbaiki. Ada yang melihat perbaikan pendidikan dari sudut
perbaikan mutu guru yang memerlukan perbaikan pendidikan guru, pembinaan karier, dan
penghasilan guru. Di satu pihak pendidikan bertujuan untuk menciptakan kondisi masyarakat
yang lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera bagi rakyat seluruhnya. Namun, untuk itu,
pendidikan memerlukan pegangan dan pedoman ke arah mana masyarakat akan bergerak.
Pandangan dan sikap hidup apa yang dikehendaki masyarakat dalam perjuangannya
mencapai tujuannya. Hal ini berpengaruh kuat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.
pendidikan yang baik, dan tentunya hal itu bisa dilewati melalui lembaga pendidikan guna
mempersiapkan diri serta memenuhi kebutuhan dan harapan hidup yang sempurna. Lembaga
pendidikan tidak dapat eksis tanpa masyarakat, sebaliknya masyarakat tidak dapat mencapai
Teori sumberdaya manusia yang dipelopori oleh T.W. Schultz menjelaskan bahwa
perkembangan suatu masyarakat pada dasarnya berlandaskan pada investasi manusia. Dengan
semakin berkualitasnya manusia sebagai penduduk bangsa akan mendorong meningkatanya
produktifitas mereka. Peningkatan produktifitas akan mempenagruhi peningkatan
penghasilan penduduk, sehingga pada gilirannya secara agregat dapat mengangkat
masyarakat secara keseluruhan ke arah taraf yang lebih tinggi. Sehingga kuncinya adalah
kualitas manusianya. Oleh karenanya, dalam konteks ini pendidikan memegang peranan
sangat pentingdalam rangka membangun masyarakat.
Sedikit berbeda dengan teori sumberdaya manusia di atas, teori modernisasi tidak saja
menekankan pada peningkatan mutu sumberdaya manusianya akan tetapi juga menekankan
peningkatan infrastuktur sosial menuju yang lebih modern. Infrastuktur sosial menuju yang
lebih modern tersebut adalah infrastruktur sosial yang antara lain meliputi: lembaga-lembaga
sosial, alat-alat komunikasi, termasuk juga lembaga pendidikan.
Dalam pandangan teori ini, banyak terjadi di negara-negara berkembang bahwa ada
lembaga-lembaga modern yang diisi oleh manusia yang kualitasnya masih tradisional seperti
manusia-manusia yang memiliki ciri-ciri kurang produktif, malas, kurang mampu bekerja
secara profesional. Manusia-manusia dengan kualitas rendah atau tradisional tersebut banyak
bekerja di pabrik-pabrik, stasiun TV, badan usaha swasta, dan birokrasi perkantoran
pemerintah. Sebaliknya banyak pula manusia-manusia yang sudah dididik maju akan tetapi
bekerja dan menjalankan kelembagaan yang alat-alat kelengkapannya masih tradisioanal.
Oleh karena itu, menurut teori ini pembangunan masyarakat disamping perlu dimulai dengan
upaya peningkatan sumberdaya manusia juga dengan penyediaan infrastruktur sosial yang
lebih modern.
Sudah barang tentu peranan pendidikan sangat penting dalam rangka pengembangan
masyarakat sebagaimana inti dari teori ketiga ini. Ada beberapa tahap yang dapat
dikembangkan, antara lain adalah: pertama, penidikan universal berlandaskan kebijakan
wajib belajar untuk semua warga masyarakat. Kedua, setelah diadakannya pendidkan
universal, kemudian untuk memenuhi minat dan perhatian tiap kelompok maka dikemangkan
kemampuannya baik yang bersifat akademik-imiah maupun kemampuan vokasional,
teknologi, dan profesional. Dengan kedua tahapan inilah maka perkembangan masyarakat
dapat ditingkatknan secra lebih efektif.