Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN GERONTIK

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

Dosen : Cici Yusnayanti.S.kep,.NS,.M.kes

DI SUSUN OLEH :

Nama : Irmawati Tohamba


Nim : P201701118
Kelas : J3 Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia sesuai dengan waktu yang
telah diberikan, dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
namun demikian penyusun telah berusaha semaksimal mungkin agar hasil dari
tulisan ini tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.

Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penunyusun bisa


menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang mengajar mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif yang memberikan pengajaran dan
arahan dalam penyusunan makalah ini, dan tidak lupa kepada teman-teman semua
yang telah ikut berpartisipasi membantu penyusun dalam upaya penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


karena tak ada gading yang takretak, begitu pula dengan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, 29 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Definisi Lansia......................................................................................3
B. Teori-Teori Proses Menua....................................................................3
C. Faktor Yang Mempengaruhi Penuaan..................................................8
D. Klasifikasi Lanjut Usia.........................................................................9
E. Perubahan-Perubahan Yang Sering Terjadi Pada Lansia.....................10

BAB III PENUTUP ........................................................................................19

A. Kesimpulan...........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia yang merupakan kepanjangan dari lanjut usia. Menjadi tua
dengan segenap keterbatasaannya pasti akan dialami oleh semua manusia
jika ia memiliki umur yang panjang. Sementara itu proses penuaan
merupakan proses alami yang terjadi pada lansia. Penuaan terjadi pada
berbagai jaringan, organ dan sistem tubuh. Diantaranya sistem
muskuloskeletal, sistem saraf, sistem kardiovaskular, sistem respirasi,
sistem indra dan sistem integumen. Pada sistem muskuloskeletal, penuaan
dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang bervariasi. Lansia banyak
mengalami problem muskuloskeletal berupa penurunan fleksibilitas otot,
penurunan kekuatan otot, stabilitas postural yang buruk, perubahan pola
jalan, dan adanya nyeri musculoskeletal. Otot–otot ekstremitas bawah
sebagian besar terdiri dari otot–otot besar yang berfungsi untuk melakukan
gerakan ambulasi seperti berjalan, sehingga penurunan kekuatan otot
ekstremitas bawah dapat berpengaruh terhadap aktivitas berjalan
(Pudjiastuti dan Budi, 2005).
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk
melawan tahanan selama sekali dengan usaha maksimal (Kisner dan
Colby, 2007). Dalam hal ini tentunya pada lansia mengalami penurunan
kekuatan otot, di karenakan terjadinya faktor degenerasi. Salah satu
penyebab penurunan kekuatan otot pada lansia adalah degenerasi,
perubahan struktur otot, dan ukuran serabut otot.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi lansia ?
2. Sebutkan teori-teori proses menua ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penuaan ?
4. Sebutkan klasifikasi lansia ?
5. Apa saja perubahan-perubahan pada lansia ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi lansia
2. Untuk mengetahui teori-teori proses menua
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penuaan
4. Untuk mengetahui klasifikasi lansia
5. Untuk mengetahui perubahan-perubahan pada lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia
Lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan
seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai berakhirnya
kehidupan. Hurlock (2002) menyatakan bahwa tahap terakhir dalam
perkembangan ini terbagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar pada
umur 60 – 70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia 70 tahun
sampai akhir kehidupan. Pandangan tentang definisi lansia juga
dikemukakan Santrock (2002) tentang perbedaan pandangan definisi
lansia menurut orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat,
yang tergolong lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke atas,
sedangkan yang berumur 60 tahun ke atas merupakan pandangan tentang
lansia bagi orang Indonesia (Santrock, 2002).
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
adalah seseorang yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Lanjut usia adalah
periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan
fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu.
Lanjut usia juga identik dengan menurunya daya tahan tubuh dan
mengalami berbagai macam penyakit (Ratmini dan Arifin, 2011).
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) (1998,
dalam Nugroho, 2000) menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang
berumur 65 tahun dan telah menunjukkan proses penuaan secara nyata.
Lansia juga banyak mengalami masalah kesehatan yang memerlukan
penanganan segera dan terintegrasi. Lanjut usia adalah orang yang berusia
>60 tahun dan lanjut usia mengalami banyak perubahan baik secara fisik
maupun psikologis.
B. Teori Proses Menua
Menua merupakan proses yang terjadi terus menerus secara
alamiah (Ratmini dan Arifin, 2011). Tahap dewasa merupakan tahapan

3
dalam mencapai titik perkembangan yang maksimal. Setelah itu tubuh
akan mulai menyusut dan mengalami penurunan fungsi secara perlahan-
lahan (Siti, Dkk, 2012).
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu
teori biologi, teori psikologi, teori sosial dan teori spiritual (Siti, Dkk,
2012).
1. Teori Biologi
Teori biologi menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk
perubahan fungsi dan struktur, usia dan kematian (Cristofalo,
1996 dalam Stanley 2006). Perubahan yang terjadi dalam tubuh
termasuk perubahan molekuler dan sirkuler dalam sistem organ
serta kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dalam
melawan penyakit (Stanley, 2006).
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, teori
penurunan imun, teori stress, teori radikal bebas dan teori rantai
silang.
a. Teori genetik dan mutasi
Menururt teori genetik dan mutasi, menua
terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul DNA
dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi,
sebagai contoh yang khas dalah mutasi dari sel-sel
kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsi sel).
Terjadi penggumpalan pigmen atau lemak dalam tubuh
yang disebut teori akumulasi dari produk sisa, sebagai
contoh adalah adanya pigmen lipofusin di sel otot
jantung dan sel susunan saraf pusat pada lanjut usia
yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu
sendiri.

4
b. Teori imun
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran
dalam sistem imun yang berhubungan dengan penuaan.
Ketika bertambahnya usia seseorang, pertahanan tubuh
mereka terhadap organisme asing mengalami
penurunan. Hal ini mengakibatkan tubuh mereka lebih
rentan untuk menderita berbagai penyakit
(Burnet, 1970 dalam Stanley, 2006).
Menurut teori ini sistem imun menjadi efektif
dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam
tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh
(Siti, Dkk, 2012).
c. Teori stres
Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat
hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan
stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai
(Siti, Dkk, 2012).
d. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dari alam bebas.
Ketidakstabilan radikal bebas mengakibatkan oksidasi
oksigen. Secara spesifik, terjadinya oksidasi lemak,
protein, dan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan
formasi radikal bebas. Penuaan disebabkan akumulasi
kerusakan ireversibel akibat senyawa pengoksidasi ini,
radikal bebas ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
melakukan regenerasi (Siti, Dkk, 2012).
e. Teori rantai silang
Pada teori ini menyatakan bahwa molekul kolagen
dan elastin, komponen jaringan ikat membentuk

5
senyawa yang lama meningkatkan kekakuan pada sel
(Potter & Perry, 2005).
f. Teori metabolisme
Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur.
Perpanjangan umur tersebut berasosiasi dengan
tertundanya proses degenerasi. Perpanjangan umur
karena penurunan jumlah kalori tersebut antara lain
disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa
proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran
hormon yang merangsang proliferasi sel, misalnya
insulin dan hormon pertumbuhan (Martono dan
Pranaka, 2011).
2. Teori Psikologi
Teori ini lebih luas cakupannya dari teori yang lain karena
dipengaruhi oleh biologi dan sosiologi sehingga tidak bisa
dipisahkan dari kedua aspek tersebut. Perubahan psikologis yag
terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan
keadaan fungsional yang efektif. Adanya penurunan dari
intelektalitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif,
memori dan belajar pada lanjut usia menyebabkna mereka sulit
untuk dipahami dan berinteraksi (Lueckenotte, 2000).
3. Teori Sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses
penuaan, yaitu teori interaksi sosial, teori penarikan diri dan
teori perkembangan.
a. Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut
usia bertindak pada suatu sistem tertentu, yaitu
atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin

6
interaksi sosial merupakan kunci untuk
mempertahankan status sosialnya atas dasar
kemampuannya untuk melakukan tukar
menukar. Pada lanjut usia, kekuasaan dan
prestisenya berkurang, sehigga menyebabkan
interaksi sosial mereka juga berkurang, yang
tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan
mereka untuk mengikuti perintah (Siti, Dkk,
2012).
b. Teori penarikan diri
Cumming dan Henry (1961) dalam Potter &
Perry (2005) menyatakan bahwa orang yang
menua menarik diri dari peran yang biasanya
dan terikat pada aktifitas yang berfokus pada
diri sendiri. Menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia menarik diri
secara perlahan-lahan dari pergaulan sekitarnya
c. Teori perkembangan
Pokok-pokok dalam teori perkembangan ini
adalah :
a) Masa tua merupakan saat lanjut usia
merumuskan seluruh masa kehidupannya.
b) Masa tua merupakan masa penyesusaian diri
terhadap kenyataan sosial yang baru, yaitu
pensiun dan atau menduda / menjanda.
c) Lanjut usia harus menyesuaikan diri sebagai
akibatnya perannya yang berakhir didalam
keluraga, kehilangan identitas, dan hubungan
sosialnya akibat pensiun, serta ditinggal mati
oleh pasangannya atau teman-temannya.

7
4. Teori Spiritual
Komponen spiritual dan tumbuh kembang mrujuk pada
pengertian hubungan individu dengan alam semesta dan
persepsi individu tentang arti kehidupan. Kepercayaan /
dimensi spiritual merupakan suatu kekuatan yang memberi arti
bagi kehidupan seseorang. Perkembangan spiritual pada lanjut
usia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan
keadilan (Siti, Dkk, 2012).
C. Faktor Yang Mempengaruhi Penuaan
1. Hereditas/ genetic
Faktor herediter atau genetic sangat mempengaruhi proses menua
pada seseorang karena manusia akan mengalami suatu degenerasi yang
sangat cepat maupun lambat tergantung dari individu dan masing-
masing orang yang akan mengalami berbagai perubahan dalam
kehidupannya baik fisik maupun mental.
2. Nutrisi/ makanan
Makanan sangat mempengaruhi proses menua pada seseorang
karena setiap tubuh dari masing-masing orang sangat membutuhkan
berbagai asupan nutrisi yang dibutuhkan dalam sel setiap orang, bila
pola makan dari orang tersebut sudah salah maka proses menua akan
terjadi lebih cepat dari apa yang sedang dia bayangkan.
3. Status kesehatan
Setiap orang pasti menginginkan kesehatan yang lebih mapan baik
dari segi fisik maupun mental, jadi bila seseorang kesehatannya sudah
terganggu pembentukan sel-sel baru akan lebih lama ketimbang dengan
oarng normal atau sehat. Maka dari itu kesehatan fisik maupun mental
sangat mempengaruhi proses penuaan, tergantung kesehatan dari
masing-masing individu.
4. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup juga mempengaruhi proses penuaan dari
individu karena semakin banyak pengalaman tentang kehidupan maka

8
seseorang akan bisa memperlambat proses penuaan yang terjadi pada
dirinya sendiri.
5. Lingkungan
Lingkungan yang bersih merupakan asset terbesar dari suatu
kehidupan karena bisa menyeimbangkan kehidupan di alam semesta,
proses menua akan terjadi lebih lambat ketika lingkungan disekitar kita
bersih rapi dan uadaranya sangat segar, maka sebaliknya bila
lingkungan sudah kotor dan polusi udara semakin meningkan\t maka
memungkinkan radikal bebas akan lebih terserap kedalam tubuh kita
dan proses penuaan yang terjadi akan lebih cepat.
6. Stres
Stres merupakan keluhan utama dari masing-masing individu
setiap orang pasti memiliki stres tergantung dari tingkatan stress itu
sendiri. Stress bisa kita minimalkan dengan berbagai metode sehingga
yang terjadi tidak akan lebih parah. Proses penuaan yang terjadi lebih
cepat juga tergantung dari individu dalam menangani suatu kondisi
stress itu sendiri.
D. Klasifikasi Lanjut Usia
WHO menggolongkan lanjut usia menjadi: Usia pertengahan
(middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua
(old) 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Sedangkan
menurut Departemen Kesehatan (2015), lanjut usia dibagi dalam tiga
kelompok : Kelompok lanjut usia dini (55 – 64 tahun) merupakan
kelompok yang baru memasuki lanjut usia, kelompok lanjut usia (65 tahun
ke atas), kelompok lanjut usia risiko tinggi, yaitu lanjut usia yang berusia
lebih dari 70 tahun. Terdapat lima klasifikasi pada lanjut usia yaitu :
a. Pralansia (prasenilis) adalah seseorang yang berusia antara 45-59
tahun.
b. Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lanjut usia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan.

9
d. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
e. Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya
mencari nafkah, sehingga bergantung kepada kehidupan orang lain.
E. Perubahan-Perubahan Yang Sering Terjadi Pada Lansia
1. Perubahan Fisik
a. Sel
a) Jumlah sel menurun atau lebih sedikit
b) Ukuran sel lebih besar
c) jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang
d) Proporsi protein di otak, otot,ginjal, darah, dan hati
menurun
e) Jumlah sel otak menurun
f) Mekanisme perbaikan sel terganggu
g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
h) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar
b. Perubahan sistem kulit & Jaringan ikat
a) Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b) Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan
dan hilangnya jaringan adipose.
c) Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik,
sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan
temperatur yang tinggi.
d) Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat
menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang
meproduksi pigmen.
e) Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan
penyembuhan luka luka kurang baik.
f) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
g) Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak
serta warna rambut kelabu.

10
h) Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang
kadang menurun.
c. Temperatur Tubuh
a) Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme
yang menurun.
b) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.
d. Sistem Muskuloskeletal
a) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
b) Resiko terjadi fraktur.
c) Kyphosis.
d) Persendian besar & menjadi kaku.
e) Pada wanita lansia > resiko fraktur.
f) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
g) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
(tinggi badan berkurang).
h) Gerakan volunter Ù gerakan berlawanan.
i) Gerakan reflektonik Ù Gerakan diluar kemauan sebagai
reaksi terhadap rangsangan pada lobus.
j) Gerakan involunter Ù Gerakan diluar kemauan, tidak
sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus.
k) Gerakan sekutu Ù Gerakan otot lurik yang ikut bangkit
untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.
e. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut
a) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
b) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 %
pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
c) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Kurangnya
efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri )

11
bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65
mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
d) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).
f. Sistem genito urinaria
a) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah
ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo
menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis
urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat
sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.
b) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya
retensi urin.
c) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65
tahun.
d) Atropi vulva.
e) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan
menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan
warna.
f) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung
menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati
berjalan terus.
g. Sistem pernafasan pada lansia
a) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga
volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan
cepat dan dangkal.

12
b) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi
batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
c) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya )
sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu
mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang
kira kira 500 ml.
d) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas
permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya
prose difusi.
e) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg
menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2
tidak terangkut semua kejaringan.
f) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2
dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi
racun pada tubuh sendiri.
g) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret
& corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga
potensial terjadinya obstruksi.
h. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut
a) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal
disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab
lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang
buruk.
b) Esofagus melebar.
c) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ),
asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
d) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
e) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
f) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
i. Penglihatan

13
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam
cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna
hijau pada skala.
j. Pendengaran
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada
yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata,
50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan
otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya kreatin.
k. Sistem persyarafan
a) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
b) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
c) Mengecilnya syaraf panca indera.
d) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap dingin.
l. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
a) Produksi hampir semua hormon menurun.

14
b) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
c) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan
hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi
dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
d) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya
daya pertukaran zat.
e) Menurunnya produksi aldosteron.
f) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron,
estrogen, testosteron.
g) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism,
depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam
mengatasi tekanan jiwa (stess).
m. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual
a. Perubahan sistem reprduksi.
a) Selaput lendir vagina menurun/kering.
b) Menciutnya ovarium dan uterus.
c) Atropi payudara.
d) Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya
penurunan secara berangsur berangsur.
e) Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal
kondisi kesehatan baik.
b. Kegiatan sexual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam
manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi.
Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa
membedakan dalam tiga sisi :
a) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara
biologis melalui organ kelamin yang berhubungan
dengan proses reproduksi.
b) Rohani, Secara rohani Ù tertuju pada orang lain sebagai
manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan

15
kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti
binatang.
c) Sosial, Secara sosial Ù kedekatan dengan suatu keadaan
intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat
yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas.
Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya,
yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain
mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak
yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara
lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan
pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih
banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam
pengalaman sex.
n. Pengecap dan penghidung
a. Pengecap
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari
selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya
sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa
manis, asin, asam & pahit.
c) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga
mengakibatkan selera makan berkurang.
b. Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
2. Perubahan-perubahan mental/psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. kesehatan umum
c. Ttingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)

16
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri dan perubahan konsep diri

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih


sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan
mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.

Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam


sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2)
Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.

Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.

a. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan


fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran
mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.
b. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.
c. Gangguan halusinasi.
d. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.
e. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.
3. Perubahan psikososial
Proses penuaan yang terjadi pada lansia akan mengalami suatu
perubahan psikososial, lansia akan merasa malu dan tidak berdaya
ketika akan melakukan sosialisasi terhadap lingkungan disekitarnya
dibandingakn dengan yang dulu yang terjadi saat masih muda.
4. Perubahan kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah:

17
a. Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang
membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori
jangka pendek.
b. Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
c. Kemampuan verbal dalam bidang vocabolar ( kosakata) akan
menetap bila tidak ada penyakit.
5. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya
(Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya,
hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray
dan Zentner,1970).

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lanjut usia addalah individu yang mencapai usia lebih dari 60
tahun dan mengalami proses penuaan secara terus-menerus secara alamiah.
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai
masalah baik secara fisik, mental, psikososial dan spiritual sehingga dapat
menimbulkan gangguan dalam hal memenuhi kebutuhan hidup dan
berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui
apa-apa saja perubahan yang terjadi pada lansia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Tamher, S. dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan


Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, H. wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik edisi 3

Maryam, R. siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai