Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

“Penyakit Virus Corona”

Dosen Pembimbing :

Nur Haidah, SKM,. M.Kes

A.T. Diana Nerawati, SKM, M.Kes

Disusun oleh :

Imilda Lidiawati

( P27833118056 )

D3-4B

KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

TAHUN 2020
A. Pengertian virus corona

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan,
pneumonia akut, sampai kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih


dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia,
ibu hamil, maupun ibu menyusui.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.


Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu.
Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).

B. Gejala Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami


gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala
penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang
bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)


2. Batuk
3. Sesak napas

Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2


minggu setelah terpapar virus Corona. Beberapa orang yang terinfeksi virus memilikinya
dilaporkan mengalami gejala non-pernapasan lainnya. Lain orang, yang disebut sebagai
kasus tanpa gejala, pernah mengalaminya namun tidak ada gejala sama sekali. Menurut
CDC, gejala COVID-19 dapat muncul di sedikitnya 2 hari atau selama 14 hari setelah
paparan.

C. Penyebab Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu


kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu.
Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

D. Penularan virus corona

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.
Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-
19
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya
atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit,
atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Mungkin saja seseorang bisa mendapatkan
COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau objek yang terinfeksi SARS-CoV-2 di
atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri,
tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus. namun orang-orang
dianggap paling menular ketika mereka paling banyak menjunjukkan gejala simptomatik
(mis. mengalami demam, batuk, dan / atau sesak nafas).
E. Diagnosis Virus Corona

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan


menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien
bepergian ke daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala
muncul.Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan
lanjutan berikut:

1. Uji sampel darah


2. Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak
3. Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
4. Pengobatan Virus Corona
F. Pencegahan COVID-19
WHO menyarankan penggunaan masker yang rasional untuk menghindari kesia-
siaan sumber daya yang berharga dan penggunaan masker yang keliru.

1. Gunakan masker bila batuk atau bersin-bersin


2. Masker hanya efektif bila dikombinasikan dengan sering mencuci tangan pakai
sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan (min alkohol 60%)
3. Bila menggunakan masker, maka gunakan secara benar dan membuangnya secara
benar pula.

Masker digunakan oleh orang yang batuk atau bersin atau sedang merawat suspek
COVID-19. WHO memberikan panduan sbb.

1. Sebelum memasang masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau cairan
pembersih tangan (minimal alkohol 60%)
2. Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung dan pastikan tidak ada sela
antara wajah dan masker
3. Hindari menyentuh masker saat digunakan. Bila tersentuh, cuci tangan pakai
sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan (minimal alkohol 60%)
4. Ganti masker yag basah dengan masker baru dan jangan gunakan kembali masker
yang sudah dipakai
5. Untuk membuka masker: lepaskan dari belakang. Jangan sentuh bagian depan
masker; buang segera di tempat sampah tertutup atau kantong plastik; cuci tangan
pakai sabun dan air mengalir atau bila tidak tersedia, gunakan cairan pembersih
tangan (minimal alkohol 60%).

G. Epidemiologi virus corona

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke
wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Pandemi korona virus
di Indonesia diawali dengan temuan kasus pertama di Depok pada 2 Maret 2020. Dua
perempuan warga negara Indonesia, masing-masing berumur 64 dan 31 tahun, terjangkit
penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) dari kontak dengan seorang warga Jepang saat
mengikuti acara di suatu klub dansa.Warga Jepang tersebut terdeteksi mengidap virus
penyebab COVID-19 di Malaysia, setelah meninggalkan Indonesia. Kedua pasien
dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara.Sampai
tanggal 18 Maret 2020, telah terkonfirmasi 227 kasus positif COVID-19. Dalam situs
web resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus dinyatakan tersebar di 10
provinsi: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,
Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, dan Kepulauan Riau. Sementara itu, Provinsi Sumatra
Utara, Riau, Lampung, dan Kalimantan Timur juga disebutkan dalam konferensi pers
yang dilakukan oleh Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk koronavirus.

Sebaran kasus COVID-19 di Indonesia

No. Provinsi Kabupaten/Kota Kasus positif Sembuh Meninggal

1 Bali Kota Denpasar 1 1

27 1 1
Kabupaten Tangerang
2 Banten
Kota Tangerang
Kota Tangerang Selatan
3 Jakarta 210 13 17
Jakarta Barat
Jakarta Pusat
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jakarta Utara
4 Jawa Barat 26 1 1
Kabupaten Bekasi
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Purwakarta
Kota Bandung
Kota Bekasi
Kota Depok
5 Jawa Tengah 12 3
Kabupaten Magelang
Kota Semarang
Kota Surakarta
6 Jawa Timur Kota Surabaya 9 1
7 Kalimantan Barat Kota Pontianak 2
8 Kalimantan Timur 3
9 Kepulauan Riau Kota Tanjungpinang 3
10 Lampung 1
11 Riau 2
12 Sumatra Utara 2 1
13 Sulawesi Utara Kota Manado 1
14 Sulawesi Tenggara 3
15 Sulawesi Selatan 2
16 Yogyakarta Kabupaten Sleman 5
Jumlah 309 15 25

a. Februari[
a. 2 Februari: Pemerintah Indonesia mengevakuasi 243 warga negara Indonesia
dari Wuhan, Tiongkok. Mereka kemudian ditempatkan di Kepulauan
Natuna untuk dikarantina. Semua warga negara Indonesia tersebut dinyatakan
negatif terjangkit virus.
b. 24 Februari: Sembilan orang Indonesia yang berada di kapal Diamond
Princess dinyatakan positif terkena virus dan dipindahkan ke fasilitas perawatan
di Jepang. Pemerintah Indonesia memulangkan dan kemudian mengarantina 68
awak yang tersisa, ditambah 188 orang dari kapal World Dream, ke Pulau Sebaru
Kecil yang tidak berpenghuni di Kepulauan Seribu di lepas pantai Jakarta.
b. Maret
a. 2 Maret: Presiden Joko Widodo membenarkan dua kasus pertama COVID-19 di
Indonesia dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. Menurut Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto, para pasien tertular virus dari warga negara
Jepang yang kemudian dinyatakan positif di Malaysia. Kedua pasien yang tinggal
di Depok kemudian dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti
Saroso, Jakarta Utara.
b. 6 Maret: Pemerintah mengumumkan tambahan dua kasus positif, sehingga
totalnya adalah empat kasus.
c. 7 Maret: Salah satu kru yang dievakuasi dari kapal Diamond Princess dan
ditempatkan di Pulau Sebaru diduga terjangkit koronavirus. Ia kemudian
dipindahkan ke unit isolasi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.
d. 8 Maret:
1) Seorang wanita berusia 50 tahun dari Jakarta dites positif COVID-19
di Melbourne, Australia. Ia terbang dari Jakarta ke Perth pada 27 Februari
dan mulai menunjukkan gejala dua hari setelahnya. Pada 4 Maret, ia
berkonsultasi kepada dokter umum di Melbourne pada 2 Maret. Wanita ini
diduga tertular di Indonesia.
2) Pemerintah mengumumkan dua kasus yang dikonfirmasi sehingga
totalnya adalah enam kasus. Satu pasien terinfeksi dari kontak erat dengan
kasus 1, pasien lainnya adalah anggota kru Diamond Princess.

e. 9 Maret: Pemerintah mengonfirmasi 13 kasus baru sehingga keseluruhan


kasus berjumlah 19. Dua orang di antaranya adalah warga negara asing
(WNA). Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak mengungkapkan
lokasi deteksi pasien dan rumah sakit tempat mereka dirawat.
f. 10 Maret:
1) Dua pasien yang sebelumnya dikonfirmasi positif (kasus 6 dan kasus 14)
telah dinyatakan negatif terhadap virus. Keduanya akan keluar dari rumah
sakit jika pengujian selanjutnya masih menunjukkan bahwa mereka
negatif terhadap virus.
2) Pemerintah mengonfirmasi delapan kasus baru infeksi COVID-19, dua di
antaranya adalah WNA. Total kasus yaitu 27.
g. 11 Maret:
1) Pemerintah mengonfirmasi tujuh kasus baru infeksi COVID-19, semuanya
merupakan kasus impor. Total kasus yaitu 34.
2) Kasus 25 meninggal karena komplikasi. Korban adalah warga
negara Britania Raya dan meninggal di RSUP Sanglah, Denpasar.
3) Seorang suspek COVID-19 meninggal di RSUD Moewardi, Surakarta. Uji
laboratorium menunjukkan hasil positif pada 13 Maret, ia pun dinyatakan
sebagai kasus 50.
4) Empat pasien dinyatakan negatif COVID-19: Dua pasien (kasus 6 dan
kasus 14) yang dirawat di RSUP Persahabatan, serta dua pasien (kasus 3
dan kasus 10) yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso.

h. 12 Maret: Kasus 36 meninggal dunia di RSPI Sulianti Saroso.


i. 13 Maret:
1) Pemerintah mengonfirmasi 35 kasus baru infeksi COVID-19, belum ada
rincian dari kasus terbaru tersebut. Total kasus yaitu 69.
2) Kasus pertama dinyatakan negatif COVID-19.
3) Kasus 35 yang berasal dari Banten meninggal dunia. Total korban
meninggal yaitu empat orang.
4) Untuk pertama kalinya, seorang tenaga medis meninggal dunia akibat
COVID-19. Nomor kasus pasien tersebut tidak diungkapkan
j. 14 Maret:

1) Pemerintah Indonesia mengonfirmasi 27 kasus baru COVID-19, sehingga


total kasusnya adalah 96. Lokasi kasus terkonfirmasi yaitu Provinsi DKI
Jakarta, Tangerang di Banten, Bandung di Jawa Barat, Surakarta di Jawa
Tengah, Yogyakarta di DIY, Pontianak di Kalimantan
Barat, Manado di Sulawesi Utara, dan Bali.
2) Tiga penderita dinyatakan sembuh, sehingga totalnya adalah delapan
orang.
3) Satu penderita meninggal dunia, sehingga totalnya adalah lima orang.
4) Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi dinyatakan
positif mengidap COVID-19 sebagai kasus ke-76. Beberapa hari
sebelumnya, pada 10 Maret 2020, ia didiagnosis menderita demam
tifoid setelahbepergianke Wakatobi, TanaToraja, Luwuk, Makassar, Parep
are, Kertajati, dan Indramayu. Catatan perjalanannya termasuk ke Bandara
Internasional Kertajati Jawa Barat pada tanggal 1 Maret yang digunakan
sebagai pusat evakuasi bagi awak kapal Diamond Princess yang
dipulangkan. Salah satu awak kapal tersebut dinyatakan positif COVID-19
pada 8 Maret 2020.

k. 15 Maret: Pemerintah Indonesia mengumumkan tambahan 21 kasus COVID-


19, sehingga total kasusnya adalah 117; sebanyak 19 kasus berada di Jakarta
dan 2 orang di Jawa Tengah.
l. 16 Maret: Indonesia mengonfirmasi 17 kasus baru sehingga total kasusnya
adalah 134; sebanyak 14 kasus berada di Jakarta dan tiga kasus lainnya
masing-masing di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
m. 17 Maret: Pemerintah mengumumkan tambahan 38 kasus positif, sehingga
totalnya adalah 172. Sebanyak 12 kasus dikonfirmasi pada tanggal 15 Maret;
Badan Litbang Kesehatan kemudian mengonfirmasi 20 kasus dan Universitas
Airlangga sebanyak 6 kasus, sehingga total 38 kasus tambahan diumumkan
secara resmi pada 17 Maret.
n. 18 Maret: Pemerintah mengumumkan 55 tambahan kasus sehingga totalnya
adalah 227 kasus. Sebanyak 19 pasien meninggal dan 11 pasien dinyatakan
sembuh.
o. 19 Maret : Pemerintah mengumumkan ada penambahan kasus positif corona
yang sudah diakumulasi menjadi 309 kasus, 15 sembuh, 25 meninggal dunia.
Beberapa kasus meninggal adalah pada bentang usia 45-65 tahun, hampir
seluruhnya ada penyakit pendahulu sebagian besar diabet, hipertensi, jantung
kronis beberapa diantaranya adalah penyakit paru obstruksi menahun.
H. Perhitungan Angka Kejadian
CFR (Case Fatality Rate)
Adalah presentase angka kematian oleh sebab penyakit tertentu, untuk menentukan
kegawatan / keganasan penyakit tersebut. Dilihat dari sebaran Corona di Indonesia,
diketahui jumlah kasus positif sebanyak 309 orang, jumlah pasien sembuh sebanyak 15
orang, dan jumlah yang meninggal yaitu 25 orang.

Jadi, presentase angka kematian oleh penyakit Corona di Indonesia sebanyak 8,09%.
I. HAE virus corona

Secara gamblang dan rinci Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono menjelaskan
Indonesia sudah bekerja maksimal mendeteksi dan mengantisipasi virus corona yang
berasal dari Wuhan, Cina.

Anung menjabarkan dalam konteks penyakit atau virus seperti ini ada 3 hal yang
harus diperhatikan yakni host (orang), agent (penyakit atau virus), dan environment
(lingkungan).

1. Jika berbicara host atau orang Indonesia, seperti diungkap Menteri Kesehatan
Terawan Agus Putranto, daya tahan tubuh setiap orang berbeda-beda. Termasuk
juga etnis yang diterpa penyakit di tiap daerah berbeda-beda dengan kemampuan
daya tahan tubuhnya.
2. Faktor kedua, yakni terkait agent atau virus maupun penyakitnya. Corona
diketahui termasuk virus baru. Meski begitu sudah banyak diketahui ciri dan sifat
virus ini. Seperti mati pada suhu di atas 70 derajat, cara penularan, cara
mendeteksi, dan sebagainya.
3. Selanjutnya environment atau faktor lingkungan di Indonesia misalnya, memiliki
suhu tropis atau panas dan hampir banyak orang keluar rumah dan terpapar
matahari, juga bisa jadi salah satu penyebaran virus tidak mudah.

Anda mungkin juga menyukai