Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DEWI JUNITA

NPM : 19160004

ARTIKEL
PENANGANAN COVID-19 OLEH PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Bebrapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti
Middle East Syndrome (SARS).Coronavirus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-19.
Apa itu COVID-19 ?
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak
dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan,Tiongkok,bulan Desember 2019.
Indonesia sebagai salah satu negara yang terjangkit virus Corona dengan
persentase kematian tertinggi.Ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan.
Lalu apakah kebijakan dari pemerintah baik pusat ataupun daerah lakukan dalam
menangani covid-19 ?
Ketika informasi mengenai covid-19 semakin tinggi maka desakan dari
masyarakat yang menginginkan lockdown pun mencuat. Namun, pemerintah pusat
memiliki opsi lain dalam menagani penyebaran covid-19 yaitu dengan social
distancing.
Apa itu Social distancing ?
Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian
infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi
kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini,
istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh
pemerintah.Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan
untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi
dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi
menderita COVID-19.
Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum
dilakukan pemerintah, yaitu:
 Bekerja dari rumah (work from home)
 Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
 Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti
konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat
konferensi video atau teleconference
 Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui
telepon atau video call
Setelah melakukan sosial distancing pemerintah mengeluarkan kebijakan baru
yaitu PSBB(pembatasan sosial bersekala besar). Dalam rangka percepatan
penanganan corona virus disease 2019 (covid-19).
Syarat mengenai PSBB dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar.Dalam rangka percepatan penanganan corona virus disease. Salah
satu lingkup PSBB adalah peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum,
pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan sosial dan budaya, serta
pembatasan kegiatan lain khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan. PSBB
mengedepankan keselamatan dan kepentingan masyarakat baik di tingkat nasional
dan daerah.
Kaitan dengan sistem politik di Indonesia
Pengertian sistem politik di Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum
termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan
keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Sistem politik Indonesia
terdiri dari tiga cabang, yitu lembaga eksekutif,lembaga legislatif,dan lembaga
yudikatif. Dalam menanagani wabah covid-19 seluruh petinggi,anggota
POLRI,tenaga medis (tentunya) dan seluruh lapisan masyarakat bekerja sama
dalam menenagani kasus covid-19. Pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu
dengan malakukan sosisal distancing dan pemberlakuan PSBB(Pembatasan Sosial
Berskala besar) di berbagai daerah. dan tentunya kita sebagai warga negara wajib
untuk mematuhi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Meskipun,
nyatanya masih terdapat sebagian masyarakat yang enggan mematuhi kebijakan
tersebut. Dalam hal ini sistem politik tidak berjalan dengan baik tanpa dukungan
penuh dari masyarakat itu sendiri dalam memutuskan rantai penyebaran covid-19.
Secara politik, pemerintah perlu memiliki mekanisme kerja yang jelas, agar tujuan
pemerintahannya sukses tercapai, mereka perlu memiliki manajemen isu,agar
tidak membuat publik kebingungan. Pada akhirnya pemerintah memiliki
kewajiban dalam memberikan rasa aman terhadap masyarakatnya.
Dalam konteks negara Indonesia, pemerintahannya menganut sistem
desentralisasi, sehingga pemerintah daerahpun memiliki peran vital dalam
mewujudkan Indonesia yang damai, adil,dan makmur.
Perbandingan penanganan covid-19 di negara Komunis dan Liberal

Tiongkok merupakan salah satu dari negara komunis, berikut adalah penangan
yang dilakukan oleh negara tersebut :

1. lockdown
Sebagai pusat penyebaran virus corona, Kota Wuhan di China menerapkan
lockdown sejak 23 Januari lalu. Semua transportasi umum, termasuk bus, kereta,
penerbangan, hingga perjalanan kapal feri dihentikan sementara. Penduduk di
Wuhan juga dilarang keluar kawasan tanpa izin dari pihak berwenang.
Dua belas kawasan lain yang terhubung langsung dengan Wuhan juga
menerapkan hal serupa yaitu, lockdown. Pemerintah China juga memperluas
aturan dengan menutup semua perusahaan tak strategis dan seluruh sekolah di
Provinsi Hubei setidaknya samapai 10 Maret.
2. Teknologi
China tak terlepas dari pembicaraan soal teknologi canggih. Robot diperbantukan
untuk mengantar makanan di rumah sakit, adanya kamera yang bisa mengenali
wajah dan mengukur suhu tubuh atau drone yang memaksa karantina dan
penutupan wilayah. China memiliki sistem pengawasan canggih yang bisa
melacak warga negara mereka, baik secara daring maupun luring.
3. Penduduk meninggalkan jejak data lewat KTP
Warga membutuhkan kartu tanda pengenal nasional ini untuk melakukan segala
sesuatunya di China. Mulai dari membeli telepon genggam hingga menggunakan
aplikasi tertentu, warga China akan meninggalkan jejak data yang bisa dilacak
hingga ke KTP mereka.
4. Mengawasi penduduk dengan telepon genggam dengan penanda warna
Di wilayah yang diberlakukan penutupan, data lokasi telepon digunakan untuk
mengawasi pergerakan manusia dan memaksakan jam malam. Jika seorang pasien
harus dikarantina, petunjuk lokasi geografis (geo location) di telepon mereka akan
memberi peringatan kepada pemerintah seandainya orang ini keluar dari tempat
karantinanya. Lokasi data telepon juga digunakan untuk memetakan secara persis
tempat-tempat yang dikunjungi seseorang selama dua minggu terakhir sebelum
didiagnosa. Gabungan dari analisa manusia dan analisa komputer bisa
menentukan siapa saja yang mungkin terinfeksi oleh mereka. Jika pasien ini naik
kereta dan berpeluang menginfeksi orang, pesan teks akan dikirimkan melalui
sebuah aplikasi yang digunakan banyak orang untuk memberi peringatan adanya
risiko penularan.
Setiap orang diberi kode QR berwarna, tergantung risiko yang mereka miliki.
 Hijau - tanpa risiko.
 Oranye - mereka sempat memasuki daerah berpotensi penyebaran virus.
 Merah - mereka dites dengan hasil positif dan berisiko menularkan.

Dengan lockdown dan sederet upaya lain oleh pemerintah China, tingkat


peningkatan jumlah infeksi virus corona di Wuhan menurun drastis.
kebijakan lockdown harus ditetapkan oleh pemerintah karena ketimpangan
informasi, sumber daya, peralatan kesehatan, hingga tenaga medis. Pemerintah
sudah semestinya lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat
dibandingkan stabilitas ekonomi.
Korea Selatan merupakan merupakan salah satu dari negara Liberal, berikut
adalah penangan yang dilakukan oleh negara tersebut :

poin utama cara kerja pemerintah Korea Selatan dalam melawan Covid-19 bisa
disingkat menjadi TRUST, yakni transparency (transparansi), robust screening
and quarantine (skrining dan karantina yang kuat), universally applicable testing
(tes yang universal), strict control (kontrol yang ketat) dan treatment (perawatan).

Dalam penanganan Covid-19, pemerintah Korea Selatan juga membentuk gugus


tugas seperti Indonesia. Gugus tugas ini dipimpin langsung oleh Perdana Menteri
dan melibatkan seluruh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi. Lewat kerja
sama yang terpusat ini, pemerintah Korea Selatan bisa dengan sigap
mengalokasikan sumber daya sesuai kebutuhan.
1. Pengetesan yang agresif "Inilah inti dari pertarungan kami.Korea Selatan
bisa mengetes hingga 20.000 kasus per hari.
Luar biasanya, Korea Selatan hanya menggunakan PCR dengan sampel yang
diambil secara swab, bukan rapid test seperti di Indonesia, karena PCR dinilai
jauh lebih akurat dalam mengidentifikasikan infeksi. Untuk meningkatkan
kecepatan dan kenyamanan tes PCR, Korea Selatan mengadakan pengetesan drive
through di mana seseorang diambil sampelnya dalam keadaan masih di dalam
mobil. Seluruh proses pengambilan sampel secara drive through hanya butuh
waktu kurang dari 10 menit. Keunggulan lainnya dari tes drive through adalah
lokasinya tidak perlu didisinfeksi setiap saat.
2. Pelacakan yang menyeluruh dan sigap Dalam melakukan pelacakan
kontak,
Korea Selatan mengandalkan teknologi, seperti sejarah transaksi kartu
kredit,rekaman CCTV, aplikasi dan GPS. Informasi yang relevan, seperti riwayat
perjalanan orang yang terinfeksi, kemudian dibuka ke publik lewat pengumuman
via pesan singkat, aplikasi dan secara online agar orang yang berkontak bisa
menjalani pengetesan. Ini Pelajaran dari Strategi di Italia hingga China
3. Perawatan pasien bahwa pemerintah Korea Selatan menyadari bahwa
pasien Covid-19 bisa tidak bergejala (asimptomatik). Oleh sebab itu, deteksi dini
dan perawatan intensive seawal mungkin menjadi kunci penting dalam upaya
penanganan wabah. Setelah terdeteksi, pasien dibagi menjadi empat tergantung
gejalanya: ringan, menengah dan sangat parah. Pasien dengan gejala ringan
diakomodasi di 139 pusat perawatan yang mirip asrama, sementara pasien
bergejala menengah ke atas dirawat di 69 rumah sakit khusus Covid-19
4. Melibatkan publik secara aktif Kim berkata bahwa transparansi pemerintah
dan kepercayaan publik yang tinggi sangat menentukan keberhasilan upaya
pencegahan, seperti social distancing. Jika masyarakat memiliki kepercayaan yang
tinggi terhadap pemerintah, maka mereka akan mau bersikap bertanggung jawab
dan rasional untuk kebaikan bersama.
semakin transparan pemerintah, semakin tinggi kepercayaan publik. "Sejak hari
pertama, masyarakat Korea Selatan telah menunjukkan tanggung jawab sipil yang
luar biasa. Mungkin ini karena keterbukaan, transparansi informasi dan kecepatan
perilisan data oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai