dan Terminal
Penyakit Kronik
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama
sampai bertahun-tahun,bertambah berat,menetap,dan sering kambuh. (Purwaningsih dan
Karbina, 2009).
Penyakit Terminal
Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.
(Carpenito ,1995 ).
Pasien Terminal adalah : Pasien–pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk
,hal 282, 1999 ).
Progresif
Menetap
Kambuh
1. Denial (penyangkalan)
Respon dimana klien tidak percaya atau menolak terhadap apa yang dihadapi atau
yang sedang terjadi.
2. Anger (Marah)
Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa dipertahankan. Rasa kemarahan ini
sering sulit dipahami oleh keluarga atau orang terdekat oleh karena dapat terpicu oleh hal-
hal yang secara normal tidak menimbulkan kemarahan. Rasa marah ini sering terjadi karena
rasa tidak berdaya, bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja tetapi umumnya terarah
kepada orang-orang yang secara emosional punya kedekatan hubungan.
3. Bargaining (menawar)
Klien mencoba untuk melakukan tawar menawar dengan tuhan agar terhindar dari
kehilangan yang akan terjadi, ini bisa dilakukan dalam diam atau dinyatakan secara terbuka
4. Depresi
Tahap keempat dalam model Kubler-Ross dilihat sebagai tahap di mana pasien
kehilangan kontrolnya.
5. Penerimaan (acceptance)
Pada tahap ini pasien sudah terlalu lemah untuk merasa marah dan memikirkan
kematian.
1. Anak
Konsep kematian masih abstrak dan tidak dimengerti dengan baik oleh anak-anak.
Sampai umur 5 tahun, anak masih berpikir bahwa kematian adalah hidup di tempat
lain dan orang dapat datang kembali. Mereka juga percaya bahwa kematian bisa
dihindari.
2. Remaja atau Dewasa muda
Walaupun remaja dan dewasa muda berpikir bahwa kematian pada usia muda cukup
tinggi, mereka memimpikan kematian yang tiba-tiba dan kekerasan.
3. Dewasa madya dan dewasa tua
Penelitian membuktikan bahwa dewasa muda menjadi semakin tidak takut dengan
kematian ketika mereka bertambah tua. Mereka menyadari bahwa mereka mungkin
akan mati karena penyakit kronis.
Komunikasi, dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi atau
berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua karena dengan orang tua
mengajak anak berkomunikasi /berbicara anak merasa bahhwa ia tidak sendiri dan ia
merasa ditemani.
Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit
tersebut.
Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau ikut
berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat
Social support meningkatkan koping
gan tingginya kadar protein pada urine akibat bocornya protein dari ginjal, peningkatan
lemak dan kolesterol dalam darah yang disebut hiperlipidemia, serta edema atau bengkak
seluruh badan yang disebabkan oleh turunnya kadar albumin pada darah. Sindrom Nefrotik
perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia, penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, dan gagal ginjal.
faktor risiko sindrom Nefrotik antara lain adalah:
Sindrom Nefrotik terjadi karena rusaknya ginjal (Sindrom Nefrotik Primer), atau oleh
penyakit lain (Sindrom Nefrotik Sekunder). Pada kedua kondisi ini, terjadi kerusakan pada
sistem penyaringan pada ginjal yang disebut glomerulus. Sistem tersebut merupakan
pembuluh darah kecil yang bertugas mengeliminasi zat-zat yang tidak diperlukan tubuh dan
kelebihan cairan. Saat glomerulus rusak, tidak hanya produk sisa dan kelebihan cairan yang
dikeluarkan oleh ginjal, tetapi juga protein-protein yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
albumin.
Albumin merupakan protein yang menjaga volume cairan dalam pembuluh darah.
Jika terjadi kebocoran albumin, darah kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dari
sel-sel tubuh ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan edema. Kebocoran albumin diukur
dari kadar protein dalam urine. Glomerulus yang rusak dapat mengeluarkan albumin 20 kali
lebih banyak dari normalnya, yaitu sekitar 3 gram atau lebih.
Penyebab sindrom Nefrotik Primer umumnya dikaitkan dengan kelainan genetik juga
dan biasanya disebabkan oleh formasi jaringan parut pada glomerulus. Kondisi ini disebut
Focal Segmental Glomerulosclerosis (FSGS). Penyakit ginjal umum lainnya yang
menyebabkan sindrom Nefrotik adalah nefropati membranosa atau terdapat deposit molekul
imun pada glomerulus yang menyebabkan penebalan pada glomerulus dan mengganggu
fungsinya.
Penyakit perubahan minimal (minimal changes disease) dapat ditandai dengan fungsi
ginjal yang jadi tidak normal. Meski saat diamati di bawah mikroskop, glomerulus tampak
normal atau hampir normal. Kondisi inilah yang menjadi penyebab terbanyak sindrom
Nefrotik pada anak.
Sindrom Nefrotik sekunder paling sering disebabkan oleh penyakit diabetes, lupus,
dan amiloidosis. Kurang lebih setengah dari sindrom Nefrotik disebabkan oleh penyakit lain
yang mendasari.
Tanda dan gejala dari sindrom Nefrotik meliputi bengkak seluruh tubuh yang disebut
edema anasarca. Edema biasanya paling jelas terlihat di mata dan pergelangan kaki. Gejala
lainnya yaitu urine yang berbusa karena banyaknya protein dalam urine dan peningkatan
berat badan karena adanya retensi atau penumpukan cairan dalam tubuh. Pengidap juga
mengeluhkan kelemahan atau kelelahan dan turunnya nafsu makan.
Diagnosis Sindrom Nefrotik
Tes urine
Tes darah
Biopsi ginjal