Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR PRETES PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI – FITOKIMIA 2020

NAMA SAMPEL : Akar Kelembak (Rhei Officinalis Radix)


MATERI PRAKTIKUM : Kromatografi Lapis Tipis Kualitatif

NAMA MAHASISWA : Annisa Rahma Qonita B 2018/ 1 /

DOSEN PENGUJI : Dr. rer. nat. Yosi Bayu Murti, M.Si, Apt.

Ttd:..................................
HASIL STUDI PUSTAKA :

A. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan


komponen kimia berdasarkan prinsip partisi dan adsorpsi antara fase diam (adsorben)
dan fase gerak (eluen) dimana komponen kimia bergerak naik mengikuti cairan
pengembang karena daya serap adsorben (silika gel) terhadap komponen-komponen
kimia tidak sama, sehingga komponen dapat bergerak dengan kecepatan yang
berbeda-beda berdasarkan tingkat kepolarannya yang dapat menyebabkan terjadinya
pemisahan.
Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben
seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut
berperan sebagai fase diam, sedangkan fase gerak yang digunakan disebut dengan
eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya campuran
dari beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan
tertentu. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang
diperoleh (Ikan, 1991).

B. Jalur Identifikasi Senyawa Bahan


Hildebert Wagner, dalam bukunya “Plant Drug Analysis : A Thin Layer 
Chromatography Atlas”, menyebutkan bahwa senyawa metabolit sekunder dalam
Rhei Radix diekstraksi dalam dua tahap, yaitu ekstraksi dengan etil asetat-
metanol-air (100 : 13,5 : 10) untuk senyawa glikosida dan dengan petroleum-etil
asetat-asam formiat (75 : 25 : 1) untuk senyawa aglikonnya. Pendeteksiannya
dilakukan dengan 4 cara, yaitu :
1. Tanpa penambahan bahan kimia  UV-365 nm
2. Reagen asam fosfomolibdat/H2SO4  vis
3. Tanpa penambahan bahan kimia  UV-254 nm
4. Tanpa penambahan bahan kimia  UV 365 nm

Identifikasi Pada Tanaman Mengkudu

Bahan yang diperiksa Akar Kelembak (Rhei Officinalis Radix)


Kandungan yang diperiksa antron
Fase diam Silica gel F254
Fase gerak Toluen – etil setat – metanol (5:1,5:3, 5
v/v)
Deteksi 1. UV365 nm berwarna kuning
terang
2. Uap monia berwarna merah
3. KOH etanolik 10% visibel dan
UV 365nm
Larutan percobaan Satu gram serbuk simplosia diekstraksi
dengan 10mL metanol dan dipanasi
dinwaterbath selama 5 menit, saring.
Bagi dua filtrat. Satu bagian diuapkan
hingga tinggal ½ volume. Satu bagian
dihidrolisis.
Pembanding tron 5mg dilarutkan dalam
5mL etanol, dibotolkan 5 μl P)

Jenis Senyawa

a. Senyawa Golongan Antrakinon (senyawa utama)


Golongan ini aglikonnya adalah sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil
pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10) atau hanya C9 (antron) dan Cg
ada gugus hidroksil (antranol). Adapun strukturnya adalah sebagai berikut:

(Gambar 1. Struktur dasar antrakinon)


b. Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Golongan Antrakinon
Senyawa antrakinon dan turunannya seringkali bewarna kuning sampai merah sindur
(orange), larut dalam air panas atau alkohol encer. Untuk identifikasi digunakan reaksi
Borntraeger. Antrakinon yang mengandung gugus karboksilat (rein) dapat diekstraksi dengan
penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat. Hasil reduksi antrakinon adalah
antron dan antranol, terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida. Antron bewarna kuning
pucat, tidak menunjukkan fluoresensi dan tidak larut dalam alkali, sedangkan isomernya,
yaitu antranol bewarna kuning kecoklatan dan dengan alkali membentuk larutan berpendar
(berf1uoresensi) kuat. Oksantron merupakan zantara (intermediate) antara antrakinon dan
antranof. Reaksi Borntraeger modifikasi Fairbairn, yaitu dengan menambahkan hidrogen
peroksida akan menujuk-kan reaksi positif. Senyawa ml terdapat dalam Frangulae cortex.
Diantron adalah senyawa dimer tunggal atau campuran dan molekul antron, hasil oksidasi
antron (misalnya larutan dalam aseton yang diaerasi dengan udara). Diantron merupakan
aglikon penting dalam Cassia, Rheum, dan Rhamnus; dalam golongan ini misalnya senidin,
aglikon senosida. Reidin A, B, dan C yang terdapat dalam sena dan kelembak merupakan
heterodiantron.
Selain itu,terdapat senyawa lain di dalamnya, yaitu :

Aloe-imodin
gallotanin antrakinon

katekin physcion prosianidin glikosida

2. Glikosida

Rhei radix dikarakterisasi pada UV-365nm dengan memberikan


fluoresensi kuning mencolok pada daerah aglikon antrakuinon
(emodin, aloe-emodin, physcion, krisfanol). 8-O-monoglukosida
bermigrasi sebagai pita berwarna coklat kemerahan pada Rf  0,45-
0,55. diglikosida yang terkandung didalamnya berada dalam jumlah
sangat sedikit pada range Rf  0,1-0,3. Aglikonpolar, Rhein, pada Rf ~0,4 tertutup oleh zona
fluoresensi warna biru.

3. Aglikon
Campuran aglikon yang diperoleh dengan hidrolisis ekstrak
Rheummenggunakan HCl dipisahkan ke pelarut lipofilik
dan dievaluasi pada UV-254 nm dan UV-365 nm. Semua
aglikon menunjukkan fluoresensi pemadaman pada UV-254
nm dan berfluoresensi kuning atau jingga kecoklatan pada
UV-365 nm. Aloe-emodin dan rhein (Rf  0,15-0,25),
emodin (Rf ~0,3), krisofanol dan physcion (Rf 0,6-0,7) merupakan aglikon yang paling
umum terkarakterisasi.(Wagner, 1996).

CARA KERJA

Disiapkan Larutan Uji dan

Hidrolisis (yang membutuhkan hidrolisi). Diuapkan sisa pelarut hingga tinggal ± 0,5 mL,
dimasukkan ke tabung reaksiditutup lubang
tabung dengan kapas basah,ditambahkan HCl 0,5 N sebanyak 4,5 mLhidrolisis selama 30 menit di tangas air. Partisi hasil dengan etil

Disiapkan fase gerak (sesuai ukuran bejana dan pelat


KLT) kedalam bejana KLT dandidiamkan selama 10 menit untukdijenuhi bejana
dengan uap fase gerak.

Senyawa Jalur Sikimat-> Senyawa Alkaloid -> Kinolin,


Senyawa Jalur Asetat-Malonat Senyawa Jalur Asetat
Skopoletin, Gliserol, Xantin, Indol (Strichnin dan
(asam-asam lemakdan Mevalonat (Terpenoid)->
Kurkuminoid, dan Reserpin), Tropan, dan
poliketida) -> Aloin dan Emodin Thymol dan Menthol, Sineol,
Geraniol danSitronella, dan
Keteranganselengkapnya ada

Ditotolkan volume tertentu larutan uji danlarutan pembanding sampel uji dengan jarak

Ditetapkan jarak rambat 5 cm dari titik penotolan


dan ditandailah dengan pensil garis pendek disamping

Dimasukkan lempeng KLT pada bejana yang sudah dijenuhi fase


gerak dengan hati-

Dibiarkan fase gerak bergerak keatas pada permukaan lempeng


hingga mencapai batas jarak rambat.Dikeluarkan lempeng dan

Dideteksi di sinar tampak, UV (254 nm), dan UV (366 nm).


Bila perlu gunakan pereaksi penampakbercak. Dihitung harga Rf.

Jika senyawa belum terdeteksi atau belum diperoleh pemisahan yang baik,
dilakukan analisis KLTdiulang dengan fase gerak
yang berbeda. Dipisahkan komponen-komonen senyawa dalamsampel secara KLT,dihitung harga Rf dan amati visualisasi
DAFTAR PUSTAKA

ESCOP. 2003.  ESCOP Monographs : The Scientific Foundation for Herbal Medicinal
Products. The European Scientific Cooperative on Phytotherapy. United Kingdom.
Gandjar, Ibnu Gholib., Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Ikan, Raphael. 1991. Natural Produk : A Laboratory Guide. Academic Press. UK.

Anda mungkin juga menyukai