Anda di halaman 1dari 33

Minggu-5

STASE PIO
Annisa Rahma Qonita (22/507366/FA/13663)
Kegiatan
02 04
01 03
Diskusi Edukasi dan
Informasi ke
Cara penyerahan Skrining Pasien
Diskusi sediaan khusus
Resep &
Obat Syaraf, Sistem Penyerahan
Hormon, ARV
Obat Sistem
Saraf
Obat sedatif – hipnotik
- Golongan barbiturat : Fenobarbital
- Golongan benzodiazepin: Diazepam, Alprazolam, Triazolam

Obat anestetik (umum dan lokal)


- Pada operasi besar (lama) dibutuhkan anestesi umum (bius total). contoh: ketamin, dan
propofol
- Pada operasi kecil (ringan) sering digunakan anestesi lokal. Contoh : benzokain, prokain

Obat antidepresan
- Antidepresan trisiklik : amitriptilin
- Heterosiklik : amoksilin
- SSRI: fluoksetin,sertralin
- MAO inhibitor : fenelzin
- Penggunaan secara klinis: Depresi, Panic disorder, Obsessive compulsive disorder, Nyeri
kronis, Eating disorder
D. Obat antipsikotik/neuroleptik
Tipikal: Chlorpromazin, Flufenazin, Haloperidol, Loxapin
Atipikal: Clozapine, Risperidon, Olanzapin

E. Analgesik opiat
Contoh : Morfin, Fentanil, Codein
Obat ARV
Tujuan Terapi ARV :
- Memperbaiki kualitas hidup
- Mencegah infeksi oportunistik
- Mencegah progresi penyakit
- Mengurangi transmisi kepada yg lain

Konseling Pengobatan ARV (pendampingan) :


- Pengobatan HIV untuk mengurangi keluhan pasien
- ARV tidak menyembuhkan infeksi HIV
- Selama pengobatan ARV, virus masih dapat ditularkan. Untuk itu diperlukan hubungan
badan yg aman dan suntikan yg aman.
- Pengobatan seumur hidup
- Harus ada pendamping dalam meminum obat ARV
Paduan ARV Lini Pertama 2 NRTI + 1 NNRTI
Skrining &
Penyerahan
Obat
Tahapan

1. Petugas memanggil nama pasien dan nomor urut pasien.


2. Petugas mengonfirmasi identitas dengan menanyakan nama dan alamat, dan poli.
3. Petugas menanyakan keluhan yang dirasakan dan alergi obat.
4. Petugas menanyakan mengenai three prime question.
5. Petugas menanyakan apakah pasien sedang menggunakan obat selain yang diresepkan.
6. Memberikan informasi kepada pasien mengenai indikasi obat, aturan pakai, dosis,
frekuensi, dan cara pakai.
7. Jika pasien sudah pernah pake obat yang sama sebelumnya maka ditanyakan apakah ada
keluhan selama pemakaian obat.
8. Melakukan konfirmasi apakah informasi yang diberikan sudah jelas.
9. Meminta tanda tangan sebagai bukti penerimaan obat da nomor telepon
Skrining resep 1
Diagnosis : CHF, DM, DM neuropati

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Acarbose : antidiabetes, 3x1 bersama satu suapan makan


- Clopidogrel (antiplatelet): CHF, 1x1 sesudah makan (pagi)
- Asam folat : DM Neuropati, 1x1 sesudah makan (pagi)
- Furosemid (diuretik): CHF, 1x1/2 tablet, sesudah makan (pagi)
- Gabapentin : DM Neuropati, 1x1 Sesudah makan (malam)
- Lansoprazole : mengatasi tukak lambung akibat NSAIDs (meloxicam), 1x1
sebelum makan
- Meloxicam : kelanjutan DM neuropati, 2x1 sesudah makan
- Ramipril (ace inhibitor): CHF, 1x1, sesudah makan (malam)
- Relaxon : kelaanjutan DM neuropati, 3x1, sesudah makan
- Ryzodeg : DM (short acting) 2x16 unit, disuntikkan setelah makan
- spironolakton (diuretik) : CHF, 1x1, setelah makan (pagi)
- v blox : carvedilol, CHF, 1x1, setelah makan
- vitamin B 12 : 1x1, setelah makan
Interaksi Obat:
1. Spironolakton-Ramipril (MAJOR)
- Menginduksi hiperkalemia yang membahayakan nyawa pada pasien yang menderita CHF,
CKD, usia lanjut, dan diabetes.
- Intervensi: kadar kalium dalam darah, cek fungsi ginjal (urinalisis, GRF,dan/atau serum
kreatinin), efek samping hiperkalemia (lemas, denyut jantung tidak beraturan, kebingungan),
dan tidak perlu suplementasi kalium

Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari langsung,
tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Untuk penyimpanan insulin di kulkas (apabila sebelum digunakan), dan disimpan dalam suhu
ruang setelah digunakan.

Edukasi : cara pemakaian insulin pen -> terkait cara penyuntikan, BUD, penyimpanan, dan jumlah
pemakaian maksimal 1 jarum insulin
Skrining resep 2
Diagnosis : Epilepsi

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Phenytoin 100 mg, 2x2 setelah makan


- asam folat, 1x1, setelah makan
- depakote ER 500 mg.1x1, setelah makan
- Carbamazepine 200 mg, 2x2 setelah makan
- Clobazam 1000 mcg, 2x2, setelah makan

Interaksi Obat:
1. Carbamazepine-Phenytoin (MODERATE)
- Hydantoins dapat menurunkan kadar carbamazepine, dan carbamazepine mungkin memiliki
efek variabel pada kadar hydantoin..
- Intervensi: Pasien harus disarankan untuk memberi tahu dokter mereka jika mereka
mengalami kehilangan kontrol kejang atau gejala toksisitas hidantoin (mengantuk, gangguan
penglihatan, perubahan status mental, mual, atau ataksia).

2. Anticonvulsants-Folic Acid (MODERATE)


- Antikonvulsan telah terbukti mengganggu penyerapan folat dan meningkatkan metabolisme
folat yang bersirkulasi.
- Intervensi : Perhatian disarankan ketika terapi folat diberikan bersama dengan antikonvulsan.
Pasien harus disarankan untuk memberi tahu dokter mereka jika mereka mengalami
kehilangan kontrol kejang.

Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari langsung,
tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Skrining resep 3
Diagnosis : CHF (Congestive Heart Failure, gagal jantung kongestif), AF (Atrial fibrillation, aritmia)
,HHD (Hypertensive heart disease, penyakit jantung karena tekanan darah tinggi)

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Candesartan 8 mg (ARB),: AF 1x1 sesudah makan (malam)


- furosemide, : CHF. 1x1/2, sesudah makan (pagi)
- Nitrokaf (vasodilator), : nyeri dada 1x1, sesudah makan (pagi)
- Paracetamol, 3x1, sesudah makan
- Spironolactone, : CHF, 1x1, sesudah makan (pagi)
- warfarin sodium 2mg, HHD, 1x1, sesudah makan (malam) -> bisa s
- sukralfat syr, 3x1, 2 jam sesudah makan dan konsumsi obat yang lain

Interaksi Obat:
1. Spironolactone-Candesartan(MAJOR)
- Menginduksi hiperkalemia yang membahayakan nyawa pada pasien yang menderita
CHF, CKD, usia lanjut, dan diabetes.
- Intervensi: kadar kalium dalam darah, cek fungsi ginjal (urinalisis, GRF,dan/atau serum
kreatinin), efek samping hiperkalemia (lemas, denyut jantung tidak beraturan,
kebingungan), dan tidak perlu suplementasi kalium.

Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari langsung,
tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.
Skrining resep 4

Diagnosis : Epilepsi, serumen

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Asam Valproat 250mg/5ml, 1x1


- Forumen, 3x1 telinga kanan dan kiri

Interaksi Obat:
-

Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari
langsung, tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak
maupun hewan peliharaan.

Edukasi :
Cara pemakaian obat tetes telinga
Skrining resep 5 Diagnosis : PPOK, HT

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Furosemid, 1x1 (pagi)


- Ramipril 10mg, 1x1 (malam)
- Seretide 50 MDI, 2x1
- Spironolakton 25, 1x1 (siang)

Interaksi Obat:
- Spironolactone x Ramipril (MAJOR): Penggunaan ACE inhibitor dan diuretik
secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko hiperkalemia.
- Monitoring : Kadar kalium pasien, cek fungsi ginjal, efek samping hiperkalemia
(lemas, denyut jantung tidak beraturan, kebingungan), dan tidak perlu
suplementasi kalium.

Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari
langsung, tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak
maupun hewan peliharaan.

Edukasi :
Cara pemakaian Seretide 50 MDI
Cara pakai Seretide 50 MDI
1. Cuci tangan sebelum menggunakan inhaler
2. Buka penutup inhaler dengan menarik tutup untuk melepaskannya.
3. Pegang inhaler secara tegak lurus. Jika Anda baru menggunakan inhaler / inhaler baru, sebelum
digunakan, pastikan inhaler tidak tersumbat. Caranya: buka penutup mouthpiece, kocok inhaler 3
– 4 kali, kemudian semprot inhaler menjauhi wajah Anda. Bila inhaler dapat menyemprotkan obat
(tidak tersumbat), inhaler siap digunakan. Bila inhaler tampak tersumbat (tersumbat),
semprotkan beberapa kali untuk memastikan inhaler tidak tersumbat.
4. Tarik napas panjang lalu hembuskan napas perlahan melalui mulut.
5. Letakkan “mouthpiece” inhaler di antara bibir atas dan bibir bawah dan condongkan kepala ke
belakang.
6. Mulailah menarik napas perlahan lewat mulut sambil menekan tabung inhaler.
7. Lepaskan inhaler dari mulut, tahan napas hingga 5-10 detik. Hembuskan napas perlahan dari
mulut, lalu bernapaslah dengan normal. Jika dosis lain diperlukan, tunggulah 1 menit sebelum
mengulangi langkah 4 – 7.
8. Bersihkan “mouthpiece” menggunakan tissue kering atau kain kering. Tutup kembali inhaler.
9. Berkumur dengan air. Setelah berkumur, buanglah air tersebut dan jangan ditelan.
Skrining resep 6
Diagnosis : PPOK, Asma

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Symbicort turbuhaler, 2x1


- Salbutamol 2, 3x1
- MTP 4, 3x1
- NAC, 3x1

Interaksi Obat:
-

Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari
langsung, tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak
maupun hewan peliharaan.

Edukasi :
Cara pemakaian symbicort turbuhaler
Cara pakai Symbicort Turbuhaler
1. Putar dan buka tutupnya, posisikan turbuhaler tegak lurus sambil memutar pegangan dan putar
kembali sampai terdengar klik.
2. Bernapas dengan pelan.
3. Meletakan mouthpiece diantara gigi tanpa menutup bibir sehingga mouthpiece tertutup rapat.
4. Tarik napas dengan kuat dan dalam dan tahan 5 – 10 detik.
5. Keluarkan turbuhaler dari mulut, bersihkan bagian mouthpiece dengan tisu kering, kemudian
tutup kembali turbuhaler.
6. Berkumur setelah menggunakan turbuhaler.
Skrining resep 7
Diagnosis : CHF, HHD, HT, PPOK

Indikasi Obat dan aturan pakai (dosis sudah tepat, DIH)

- Bisoprolol, 1x1/2 (pagi)


- Candesartan, 1x1 (malam)
- Clopidogrel, 1x1 (pagi)
- Furosemid, 1x1 (pagi)
- ISDN, 2x1/2 (bila nyeri dada, letakkan di bawah lidah)
- MTP 4, 3x1
- paracetamol , 3x1 (bila demam, pusing)
- Rethaphyl SR, 1x1 (malam)
- Seretide discuss 250, 2x1
- Simvastatom, 1x1 (malam)

Interaksi Obat:
- Rethaphyl x bisoprolol (MAJO: efek farmakologis teofilin dan beta-blocker
berlawanan. Nonselektif dan dosis tinggi beta-blocker kardioselektif dapat
menyebabkan bronkospasme parah atau fatal dengan melawan bronkodilatasi
yang diinduksi teofilin.
- Intervensi : pantau secara ketat untuk peningkatan kadar teofilin serum dan
penurunan efektivitas bronkodilator.
Penyimpanan Obat: Disimpan dalam suhu ruang, jauhkan dari sinar matahari langsung,
tempat/ruangan panas dan lembab, jauhkan dari jangkauan anak-anak maupun hewan peliharaan.

Edukasi :
Cara pemakaian seretide discus 250
Cara pakai Seretide Discus 250
1. Cuci tangan sebelum menggunakan diskus.
2. Pegang diskus dengan satu tangan, letakkan ibu jari tangan yang lain pada pegangan ibu jari.
Bukalah diskus dengan menekan pegangan ibu jari ke arah kanan hingga mouthpiece diskus
terlihat keluar.
3. Dorong tuas diskus hingga berbunyi “klik” untuk mengeluarkan 1 dosis.
4. Hembuskan napas melalui mulut.
5. Letakkan “mouthpiece” diskus di antara bibir atas dan bibir bawah, dan condongkan kepala ke
belakang.
6. Mulailah menarik napas perlahan lewat mulut tanpa perlu menekan apapun.
7. Lepaskan diskus dari mulut, tahan napas selama 5-10 detik. Hembuskan napas perlahan dari
mulut, lalu bernapaslah dengan normal. Jika dosis lain diperlukan, tunggulah 1 menit sebelum
mengulangi langkah 3 – 7.
8. Bersihkan “mouthpiece” menggunakan tissue kering atau kain kering.Tutup kembali diskus
dengan mendorong pegangan ibu jari ke arah kiri.
9. Berkumurlah dengan air. Setelah berkumur, buanglah air tersebut dan jangan ditelan.
Edukasi &
Informasi ke
Pasien
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai