Anda di halaman 1dari 3

Diunggah pada 27-03-2020 Sumber INDOZONE.

ID
Beberapa di antaranya seperti Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam
Pengawasan (PDP), suspect, dan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Arti Istilah ODP, PDP, Suspect, dan OTG
1. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Sekretaris Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P),
Achmad Yurianto, menjelaskan semua orang yang baru bepergian dari negara
terjangkit COVID-19, maka orang tersebut harus memeriksakan kesehatan begitu
kembali ke Tanah Air. Hal itu dikarenakan orang-orang tersebut masuk dalam kriteria
orang dalam pemantauan atau pengawasan (ODP).
Maka dapat disimpulkan, ODP merupakan orang yang sempat bepergian ke
negara atau daerah lain yang merupakan pusat penyebaran virus corona. Selain itu,
seseorang yang pernah berkontak langsung dengan orang atau pasien positif corona
juga dapat dikatakan sebagai ODP. Menurut Yurianto, orang-orang yang berstatus
ODP biasanya belum menunjukkan gejala sakit. 
"Tidak semua ODP diterjemahkan sakit. Ini kita pantau. Tracking kita lakukan ke
mana saja dia selama di Indonesia. Ini penting kalau suatu saat dia jadi sakit dan
sebagainya kita bisa melacak dengan cepat," tutur Achmad Yurianto.
2. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Kemudian, apabila ODP mengalami keluhan gejala influenza sedang, orang
tersebut akan langsung dirawat di ruang isolasi. Dalam hal ini, Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) adalah orang yang masuk dalam kategori sudah dirawat oleh
tenaga kesehatan (menjadi pasien).
"Kalau sudah dirawat, maka statusnya berubah menjadi Pasien Dalam
Pengawasan (PDP). Jadi namanya pasien, orang tersebut harus dirawat," tambah
Yurianto.
Seseorang dikatakan PDP juga apabila terlihat menunjukkan gejala sakit, seperti
demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Selanjutnya, PDP akan dipantau kembali
dengan teliti apakah orang tersebut memiliki riwayat kontak dengan orang positif
COVID-19.
3. Suspect
Manakala PDP ternyata memiliki riwayat kontak yang diyakini dengan
orang positif COVID-19, maka orang itu dimasukkan dalam kriteria 'suspect'. Istilah
suspect merujuk pada orang yang sudah menunjukkan gejala corona. Mereka diduga
kuat sudah melakukan kontak dekat dengan pasien positif corona. Pasien dalam
kategori suspect akan diperiksa menggunakan dua metode, yaitu Polymerase Chain
Reaction (PCR) dan Genome Sequencing. Dua metode pemeriksaan itu akan
dilakukan untuk melihat status infeksi corona pada tubuh orang dalam kategori
'suspect', apakah positif atau negatif.
"Begitu dia masuk dalam kriteria suspect, maka kita harus konfirmasi virus,
sehingga kalau kemudian diperiksa dan hasilnya positif maka kita sebut sebagai
confirmed positive Covid-19. Normalnya seperti itu," imbuh Yurianto.
Pada umumnya, ketiga kelompok tersebut akan mendapat instruksi untuk
menjalani karantina selama 14 hari. Bagi orang yang termasuk kategori ODP, harus
melakukan isolasi diri dengan berdiam di rumah selama 14 hari atau disebut karantina
mandiri. Sementara, isolasi atau karantina bagi Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
seharusnya dilakukan di rumah sakit.
4. Orang Tanpa Gejala (OTG)
Selain ODP, PDP, dan suspect, ada juga istilah yang berkaitan dengan situasi
virus corona ini yaitu Orang Tanpa Gejala (OTG). OTG merupakan individu yang
tidak menunjukkan gejala virus corona. Kendati demikian, OTG memiliki risiko
tertular dari orang positif COVID-19.
"Inilah yang paling ditakuti para ahli kesehatan jika virus tidak menunjukkan
gejala namun masih bisa menular, karena mengontrol virus jenis ini jauh lebih sulit,"
ungkap para ahli kesehatan, dilansir dari Xinhua.
Adapun tanda terinfeksi corona tanpa gejala salah satunya dapat dilihat dari
nenghilangnya kemampuan mencium bau. Hal itu diungkapkan oleh Profesor Nirmal
Kumar, konsultan ahli THT. Ia mengatakan bahwa hidung menjadi pintu masuk
utama saat orang bernapas. Jika demikian, ini menunjukkan bahwa virus bisa saja
sedang berdiam di sekitar area hidung.
"Pada pasien muda tidak ada gejala signifikan misalnya batuk dan
demam, tetapi mereka mungkin bisa kehilangan kemampuan mengecap
rasa dan mencium bau, yang menunjukkan virus berdiam di hidung,"
ujar Nirmal, melansir Sky News.
Dosen klinis di King's College London, Dr. Nathalie MacDermott, mengatakan
bahwa infeksi biasa terjadi lewat hidung atau tenggorokan. Itu bisa menyebabkan
hilangnya kemampuan indera penciuman dan juga indera pengecap. Gejala baru ini
diketahui belum tersebar di komunitas medis.
Di Korea Selatan, China dan Italia, banyak orang yang positif virus
corona dilaporkan mengalami kondisi anosmia atau kehilangan kemampuan
penciuman. Orang yang mengalami kondisi ini disarankan untuk mengisolasi diri
selama 7 hari untuk mencegah penyebaran virus.

Anda mungkin juga menyukai