2. RUU Pertanahan ini dibuat (seakan-akan) sebagai pelengkap atas Undang-Undang No. 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria ;
a) Adanya kekuasaan negara atas bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya;
b) Keberadaan Tanah mempunyai nilai ekonomis, sosial, budaya, religius dan ekologis
didalam kehidupan bermasyarakat;
c) Kebutuhan akan suatu administrasi pertanahan yang baik, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan;
4. Dari Dasar Pemikiran tersebut lahir pengaturan baru terkait pertanahan, diantaranya
sebagai berikut:
Yang menarik dalam Sistem Administrasi Pertanahan Terpadu adalah adanya forum
penyelesaian sengketa batas pemanfaatan dan penguasaan tanah, ruang dan
kawasan yang di selengarakan oleh Kementerian Koordinator terkait, yang mana
hasil penyelesaiannya bersifat mengikat.
b) Bank Tanah
Disebut sebagai Badan Hukum Khusus yang dibentuk oleh Pemerintah (Badan
Hukum Publik) dengan kekayaan terpisah dari Keuangan Negara;
Berfungsi melaksanakan kegiatan pengadaan tanah untuk kepentungan umum atau
investasi (perolehan, penyediaan dan pendistribusian tanah secara nasional dan
terpadu) serta berwenang untuk memperoleh, mengelola, menyediakan,
mendistribusikan tanah kepada pihak ketiga;
Organ Bank Tanah terdiri dari Komite Bank Tanah (Menteri), Dewan Pengawas
(Profesional, perwakilan kementerian) dan Dewan Pelaksana