Anda di halaman 1dari 2

Rancangan Undang-Undang Pertanahan (Draft September 2019)

Perkenalan dan Potensi Permasalahannya

1. Rancangan Undang-Undang Pertanahan (“RUU Pertanahan”) di ajukan kepada Dewan


Perwakilan Rakyat pada September 2019;

2. RUU Pertanahan ini dibuat (seakan-akan) sebagai pelengkap atas Undang-Undang No. 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria ;

3. Dasar Pemikiran pembentukan RUU Pertanahan ini adalah sebagai berikut:

a) Adanya kekuasaan negara atas bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya;

b) Keberadaan Tanah mempunyai nilai ekonomis, sosial, budaya, religius dan ekologis
didalam kehidupan bermasyarakat;

c) Kebutuhan akan suatu administrasi pertanahan yang baik, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan;

d) Peraturan perundang-undangan saat ini tidak dapat diandalkan untuk mengurangi


atau menyelesaikan konflik Pertanahan baik vertikal maupun horizontal.

4. Dari Dasar Pemikiran tersebut lahir pengaturan baru terkait pertanahan, diantaranya
sebagai berikut:

a) Sistem Administrasi Pertanahan Terpadu

Terobosan untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pengelolaan penataan ruang.


Sistem Administrasi Pertanahan Terpadu ini meliputi informasi batas hak, batas
perizinan dan batas kawasan serta batas administrasi wilayah.

Dalam pelaksanaannya Sistem Administrasi Pertanahan Terpadu ini dilaksanakan


oleh Menteri ATR dan sebagian kewenangannya di laksanakan oleh pemerintahan
daerah;

Yang menarik dalam Sistem Administrasi Pertanahan Terpadu adalah adanya forum
penyelesaian sengketa batas pemanfaatan dan penguasaan tanah, ruang dan
kawasan yang di selengarakan oleh Kementerian Koordinator terkait, yang mana
hasil penyelesaiannya bersifat mengikat.

b) Bank Tanah

Disebut sebagai Badan Hukum Khusus yang dibentuk oleh Pemerintah (Badan
Hukum Publik) dengan kekayaan terpisah dari Keuangan Negara;
Berfungsi melaksanakan kegiatan pengadaan tanah untuk kepentungan umum atau
investasi (perolehan, penyediaan dan pendistribusian tanah secara nasional dan
terpadu) serta berwenang untuk memperoleh, mengelola, menyediakan,
mendistribusikan tanah kepada pihak ketiga;

Organ Bank Tanah terdiri dari Komite Bank Tanah (Menteri), Dewan Pengawas
(Profesional, perwakilan kementerian) dan Dewan Pelaksana

c) Batasan dan Kewajiban atas Kepemilikan Hak atas Tanah

d) Penyelesaian Sengketa Pertanahan

Dibentuknya Pengadilan Pertanahan dengan ruang lingkup perkara perdata, tata


usaha negara dan pidana.

Anda mungkin juga menyukai