Anda di halaman 1dari 14

HUKUM PEMBUKTIAN

Rudhi Mukhtar S.H., M.Kn


 PENTINGNYA BUKTI
- BARANG SIAPA YANG MENDALILKAN
DIA HARUS MEMBUKTIKAN
(1865 KUHPer)

Hal-hal yang tidak perlu dibuktikan


 Hukum Obyektif
 Fakta Yang Tidak Dibantah
 Fakta Yang Diketahui Umum / Pengetahuan
Umum
PEMBUKTIAN DALAM PERDATA

1. PEMBUKTIAN TERTULIS

 AKTA OTENTIK
surat yang dibuat oleh dan/atau dihadapan
pejabat umum yang ditentukan oleh undang-
undang. Contoh : akta notaris, putusan hakim,
proses verbal penyitaan, buku nikah, akta
kelahiran, dsb
merupakan bukti yang sempurna

 AKTA DIBAWAH TANGAN


Surat yang dibuat sendiri oleh para pihak tanpa
pejabat umum
merupakan bukti yang sempurna sepanjang
diakui para pihak
2. SAKSI-SAKSI
 alat bukti yang tidak dapat dipercaya (pasal 1905
jo 1945 KUHPer)
 Satu saksi bukan Saksi (pasal 1905 KUHPer)
 Saksi : orang yang memberikan keterangan yang
ditangkap oleh pancainderanya
 Larangan ber-SAKSI :
i. Pihak yang berperkara sendiri;
ii. Orang yang belum 15 tahun;
iii. Dungu/Sakit Jiwa/Gelap Mata/dibawah
Pengampuan
iv. Anggota keluarga sedarah dan semenda
dalam garis lurus dan suami/istri sekalipun
sesudah perceraian
Yang dapat meminta dibebaskan dari kewajiban menjadi SAKSI :

a) Siapa yang ada pertalian kekeluargaan darah dalam garis


samping dalam derajat kedua atau semenda dengan salah satu
pihak;

b) Siapa yang ada pertalian darah dalam garis lurus tak terbatas dan
dalam dalam garis samping dalam derajat ke dua dengan suami
atau istri salah satu pihak;

c) Siapa karena kedudukannya/pekerjaannya/jabatannya menurut


UU, diwajibkan merahasiakan sesuatu.

TESTIMONIUM de AUDITU (Kesaksian tentang yang didengar)


PEMBUKTIAN DALAM PIDANA
 Hakim dalam menjatuhkan pidana harus dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah
(pasal 183 KUHAP)

 Alat Bukti Yang Sah (pasal 184 ayat (1) KUHAP)

1. Keterangan Saksi

2. Keterangan Ahli

3. Surat

4. Petunjuk

5. Keterangan Terdakwa
1. Keterangan Saksi
 1 saksi bukan saksi (185 KUHAP)

2. Keterangan Ahli : apa seorang ahli nyatakan di sidang Pengadilan

3. Surat : lihat keterangan dalam pembuktian Perdata

4. Petunjuk : perbuatan, kejadian, atau keadaan yang karena


persesuaiannya baik antara satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu
tindakan pidana dan siapa pelakunya.

Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 81 K/Kr/1965


“jika terdakwa di sidang pengadilan negeri telah mengaku atas segala
yang didakwakan kepadanya, maka oleh karena itu hakim cukup
mendengar seorang saksi saja"

5. Keterangan Terdakwa : apa yang terdakwa nyatakan di sidang


tentang perbuatan yang dia lakukan atau yang dia ketahui sendiri
atau alami sendiri.
INFORMASI ELEKTRONIK SEBAGAI
ALAT BUKTI
 Informasi elektronik dan/atau dokumen
dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti
yang sah.
 Pasal 5 ayat 1 Undang-undang Nomor.11
tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (“UU ITE”).
 Bukti Elektronik sudah diakui oleh UU No.20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, UU No.15 Tahun 2002
Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, UU
No.15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme.
INFORMASI ELEKTRONIK
Satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka,
Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang
memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.

DOKUMEN ELEKTRONIK
Setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem
Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna
atau arti dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Pembatasan Penggunaan Bukti Elektronik
sebagai alat bukti

 Intersepsi/Penyadapan dalam rangka


penegakan hukum atas permintaan kepolisian,
kejaksaan dan/atau institusi penegak hukum
lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-
undang. (Putusan MK No. 20/PUU-XIV/2016
tanggal 22 Juni 2016)
Photokopi sebagai Bukti

 Dalam hukum perdata tidak dapat dijadikan


bukti (vide pendapat Prof Sutan Remy Sjahdeni & Dr.Todung
Mulya Lubis)

 Bisa dijadikan sebagai bukti hanya dengan


otentifikasi dari Notaris atau Panitera
Pengadilan dengan merujuk surat aslinya
(Photokopi sesuai asli)
Photokopi sebagai Bukti
 Dalam Hukum Pidana dapat dijadikan Bukti
Petunjuk.

 Dapat menambah keyakinan hakim & harus


dilengkapi dengan saksi-saksi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai