TINJAUAN PUSTAKA
dipelajari oleh ilmu pertanian yaitu tataniaga, ekonomi produksi pertanian dan
lain-lain.
yang penting merupakan suatu alat analisa ilmiah untuk membahas dan
Ruang lingkup ekonomi pertanian sangat luas, namun pada prinsip ruang
produktivitas ini terjadi karena adanya faktor yang sulit diatasi petani seperti
adanya teknologi yang tidak dapat dipindahkan dan adanya perbedaan lingkungan
seringkali berlainan untuk daerah satu dengan daerah lainnya. Pertanian dataran
tinggi akan berbeda dengan situasi pertanian didataran rendah (misalnya varitas
padi yang ditanam didaerah dataran tinggi akan berbeda dengan varitas padi yang
menjadi dua, yaitu kebijaksanaan harga dan non harga. Kebijaksanaan harga,
mendekatkan lokasi koperasi unit desa (KUD) ke lokasi sentra produksi atau ke
Pertanian Lapangan (PPL) di tiap wilayah unit desa, menempatkan kios saran
produksi dan bank juga tersedia disetiap wilayah unit desa adalah sangat penting
lama-kelamaan beralih pada bidang industri serta jasa. Ini mngakibatkan banyak
lahan pertanian beralih fungsi menjadi tempat untuk pengembangan industri dan
usaha lain yang sama sekali tidak punya hubungan dengan dunia pertanian, maka
lahan pertanian menjadi berkurang. Selain itu perkembangan ilmu ekonomi juga
kurang mendapat perhatian, sampai terjadi krisis moneter pada tahun 1998 sampai
pertanian mendapat perhatian dari pemerintah lagi. Namun yang menjadi masalah
adalah hanya yang punya modal besarlah yang mampu menjadi subjek dari
pembangunan bidang pertanian ini. Nasib petani kelas kecil sama sekali jauh dari
peruntungan. Ini terjadi karena basis pengembangan ilmu ekonomi pertanian juga
bertumpu pada ideologi kapitalisme yang sama sekali tidak sesuai dengan
kepribadian dari bangsa kita yang sesungguhnya. Indonesia adalah salah satu
pendapatan dari hasil pertanian mereka. Untuk itu ilmu ekonomi pertanian harus
dirubah arahnya, menjadi salah satu cabang ilmu ekonomi yang pro pada rakyat
pembangunan pertanian.
2.1.3 Peranan Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi
andalan sebagai sumber devisa negara non migas, penciptaan lapangan kerja dan
Pertanian, Departemen Pertanian luas areal kebun kelapa sawit Indonesia sampai
dengan tahun 2006 telah mencapai 6,07 juta Ha. Dengan rasio penggunaan tenaga
kerja sebesar 0,5 TK/Ha, maka jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 3,5
juta orang, ini belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai sub
Saat ini Indonesia telah menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia
kemudian Malaysia di urutan kedua. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa
sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Produksi minyak sawit (CPO)
Indonesia tahun 2006 sebesar 15,9 juta ton, dimana terjadi peningkatan rata-rata
sebesar 52,9% dibandingkan produksi pada tahun 2003 yang hanya mencapai 10,4
juta ton.
Sumber : Pusat Data dan Informasi Pertanian
dasar, yakni:
pembinaan ketenagakerjaan
yang secara langsung dan tidak langsung akan menunjang dan ditunjang oleh
masyarakat pertanian.
Mengikuti analisis klasik dari Kuznets (1964 ), pertanian di negara-negara
pakaian jadi, barang-barang dari kulit, dan farmasi. Kuznets menyebut ini
membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar (permintaan) domestik
tenaga kerja) tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin
terbatas dari Arthur Lewis, dalam proses pembangunan jangka panjang terjadi
d. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi
pendapatan yang adil dan merata. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini
sedangkan masyarakat pedesaan atau pinggiran mendapat porsi yang kecil dan
pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun
Raya Bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan
(orang Belgia), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schadt yang
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan sawit maju pesat sampai bisa
perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada
sehingga produksi minyak sawit pun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton
pada tahun 1948/1949, padahal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000
(Buruh Militer) yang merupakan kerjasama antara buruh perkebunan dan militer.
keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit
pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan
mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan
rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program
olahannya. Ekpsor minyak sawit (CPO) indonesia antara lain ke Belanda, India,
Cina, Malaysia dan Jerman, sedangkan untuk produk minyak inti sawit (PKO)
1. Akar
Susunan akar terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan
horisontal kesamping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder
ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi
sekunder berdiameter sekitar 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar
tersier yang berdiameter 0.7-1.5 mm dan bercabang lagi membentuk akar kuartier.
Akar kuartier panjangnya hanya 1-4 mm dengan diameter 0,1-0,3 mm. Akar
kuartier ini diasumsikan sebagai akar absorpsi utama. Dari akar tersier juga ada
Akar tersier dan kuartier memiliki jumlah yang sangat banyak dan membentuk
masa yang sangat lebat dekat permukaan tanah. Tanaman kelapa sawit tidak
2. Batang
Batang pada kelapa sawit memiliki ciri yaitu tidak memiliki kambium dan
umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah pafe muda terjadi
sebagai sistem pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan bagi
kelapa sawit.
Gambar 2.2 Batang Kelapa Sawit. Ukuran batang bagian bawah relatif lebih
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.
Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap
sinar mantahari (Vidanarko,2011). Pada daun tanaman kelapa sawit memiliki ciri
yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar.
Daun-daun kelapa sawit disanggah oleh pelepah yang panjangnya kurang lebih 9
meter. Jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helai sesuai dengan
jenis tanaman kelapa sawit. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning
pucat. Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang
melingkari batang dan membentuk spiral. Pohon kelapa sawit yang normal
biasanya memiliki sekitar 40-50 pelepah daun. Pertumbuhan pelepah daun pada
tanaman muda yang berumur 5-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada
tanaman yang lebih tua antara 20-25 helai. Semakin pendek pelepah daun maka
semakin banyak populasi kelapa sawit yang dapat ditanam persatuan luas
Gambar 2.3 Daun Kelapa Sawit. Tulang daunnya menyerupai lidi dengan
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga
jantan dan betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama.
Tanaman kelapa sawit dapat menyerbuk silang ataupun menyerbuk sendiri karena
memiliki daun jantan dan betina. Biasanya bunganya muncul dari ketiak daun.
mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk
Buah kelapa sawit termasuk buah batu dengan ciri yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian luar (epicarpium) disebut kulit luar, lapisan tengah
(mesocarpium) atau disebut daging buah, mengandung minyak kelapa sawit yang
disebut Crude Palm Oil (CPO), dan lapisan dalam (endocarpium) disebut inti,
mengandung minyak inti yang disebut PKO atau Palm Kernel Oil.
matang kurang lebih 6 bulan. Dalam 1 tandan terdapat lebih dari 2000 buah
(Risza,1994). Biasanya buah ini yang digunakan untuk diolah menjadi minyak
nabati yang digunakan oleh manusia. Buah sawit (Elaeis guineensis) adalah
sumber dari kedua minyak sawit (diekstraksi dari buah kelapa) dan minyak inti
kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60% dari produksi minyak.
Tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang aktif
dapat dibuat dengan melalui proses karbonisasi pada suhu 550ºC selama kurang
lebih tiga jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui proses tersebut
memenuhi SII, kecuali kadar abu. Tingkat keaktifan arang cukup tinggi. Hal ini
berbeda. Jenis biji dura panjangnya sekitar 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4
gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13
gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji
sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat
Gambar 2.5 Buah Kelapa Sawit. Menandakan siap panen apabila buah
Lembaga (embrio) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua
arah. Arah tegak lurus ke atas mengikuti cahaya (fototropi), disebut plumula yang
selanjutnya akan menjadi batang dan daun. Arah tegak lurus ke bawah mengikuti
arah gravitasi (geotropi) disebut radikula yang selanjutnya akan menjadi akar.
Plumula tidak keluar sebelum radikula tumbuh sekitar 1 cm. Akar-akar adventif
kelapa sawit memerlukan waktu tiga bulan untuk memantapkan dirinya sebagai
dalam tanah.
Bahan tanaman atau bibit kelapa sawit dihasilkan oleh lembaga resmi yang
bahan tanaman dalam bentuk benih kecambah dari biji. Setiap pembelian benih
harus hati-hati karena banyak beredar benih yang palsu. Pembelian benih dari
Gambar 2.6 Benih Kelapa Sawit. Harus berasal dari lembaga resmi yang telah
kedelai, lobak, kopra, dan minyak bunga matahari masing-masing 0,34, 0,51,
yang berbahan baku CPO, terutama di beberapa negara maju seperti Amerika
1. Minyak kelapa sawit untuk industri pangan, minyak kelapa sawit antara lain
digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin, butter, dan bahan untuk
membuat kue-kue.
2. Minyak kelapa sawit untuk industri non-pangan, dalam hal ini minyak kelapa
sawit antara lain digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi,
kandungan minor antara lain karoten dan tokoferol sangat berguna untuk
sebagai bahan baku oleokimia; sebagai bahan baku industri kosmetik, aspal,
dan detergen.
3. Minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif, Palm Biodiesel mempunyai sifat
kimia dan fisika yang sama dengan minyak bumi (Petroleum Diesel) sehingga
efek rumah kaca, polusi tanah, serta melindungi kelestarian perairan dan
4. Manfaat kelapa sawit lainnya yaitu tempurung buah kelapa sawit untuk arang
aktif, batang dan tandan sawit untuk pulp kertas, batang kelapa sawit untuk
perabot dan papan partikel, dan batang dan pelepah kelapa sawit untuk pakan
ternak.
2.3 Lahan
hewan
ternak. Lahan pertanian merupakan salah satu sumber daya utama pada usaha
pertanian. Lahan pertanian tidak mencakup lahan yang tidak mampu ditanami
seperti hutan, pegunungan curam, dan perairan. Lahan pertanian mencakup 33%
total daratan yang ada di dunia, dengan lahan yang mampu digarap sepertiganya
atau 9.3% total daratan dunia. Dalam konteks zonasi lahan, lahan pertanian
merujuk kepada lahan yang digunakan untuk aktivitas pertanian dan tidak
lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut adalah :
1. Survei dan blocking area. Pembangunan kebun kelapa sawit pada intinya
adalah pembuatan petak-petak lahan kerja berupa blok untuk ditanami benih
dan bibit kelapa sawit. Blok adalah manajemen terkecil dari suatu kebun yang
dengan kondisi dan situasi setempat, seperti lahan berbukit, lahan datar dan
lahan rendahan. Pembukaan lahan bisa dilakukan dengan tiga cara, yaitu
menentukan titik penanaman kelapa sawit dengan pola segitiga sama sisi.
Pancang dibuat dari kayu kecil atau bambu setinggi 1 m, kompas dan tali atau
4. Membuat lubang tanam dan penanaman. Lubang tanam dibuat dengan ukuran
pancang yang sudah ada. Lubang tanam dibuat satu minggu sebelum
ditanami.
5. Parit. Perlu dibuat parit dan drainase agar air yang tergenang dapat dialirkan
keluar kebun. Apalagi pada areal gambut yng umumnya dekat sungai besar.
Jumlah parit yang dibuat tergantung pada kondisi lahan, keadaan banjir, dan
merupakan hal penting pada perkebunan kelapa sawit. Jalan ini akan dipakai
untuk pengangkutan pupuk, karyawan, bibit, dan hasiuil (TBS), serta untuk
pabrik atau pusat kebun dan keluar kebun. Lebar jalan ini sekitar 6-8 m
akan dilalui oleh kendaraan dengan muatan TBS mencapai berat 5-6 ton
atau lebih.
(TPH) terletak di tepi jalan ini. Jalan ini lebih kecil lebih kecil
dibandingkan jalan utama, dengan lebr 5-6 m. Saat musim panas, jalan ini
diperlukan oleh asisten, asisten kepala, atau manajer. Biasanya jalan ini
buah dari pohon ke TPH. Bagi karyawan, jalan ini berfungsi untuk
pertanian dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tidak bergerak (modal tetap)
dan modal tidak tetap. Faktor produksi seperti lahan, bangunan dan mesin-mesin
sering dimasukkan dalam kategori modal tetap, dengan demikian modal tetap
dapat didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang
tidak habis dalam sekali proses produksi. Sebaliknya modal tidak tetap dapat
didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis
dalam satu kali proses produksi tersebut. Fungsi modal yang paling penting adalah
Usahatani pada skala usaha yang lluas pada umumnya bermodal besar,
usahatani skala kecil pada umumnya bermodal kecil pada umumnya bermodal
pas-pas an, teknologi tradisional, lebih bersifat usahatani sederhana dan sifat
Modal masyarakat itu tidak hanya menambah produksi saja tetapi juga
(bagian keuntungan perusahaan yang dibagi) sedangkan saham ini tidak ikut serta
1. Modal tetap, yaitu modal yang dapat dipakai dalam beberapa kali proses
produksi.
2. Modal lancar, yaitu modal yang habis dalam satu kali proses produksi.
yang ikut dalam proses produksi. Pengukuran pendapatan untuk tiap-tiap jenis
faktor produksi yang ikut dalam usahatani tergantung pada tujuannya. Pada
penerimaan (TR) dengan total biaya (TC) atau dapat dituliskan dengan rumus
sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Dimana :
Pd = Pendapatan
TR = Total penerimaan
2.5 Produksi
untuk menciptakan dan menambah nilai atas barang–barang itu berguna bagi
manusia atau dengan kata lain usaha yang akhirnya dapat menambah faedah dari
rakyat, seperti halnya perkebunan sawit. Namun, petani rakyat ini sebagian besar
perlu beberapa faktor lain seperti tenaga kerja, modal, keahlian dan lahan.
diperlukan biaya yang tidak sedikit. Pada tanaman sawit, penggunaan tenaga
kerja, modal, dan keahlian yang tidak optimal akan menyebabkan pengeluaran
biaya menjadi tinggi. Bila ingin menggunakan ketiga faktor ini sampai optimal,
maka lahan hendaknya ditambah agar bisa seimbang dengan produksi dan
pendapatannya.
2.5.2 Faktor-faktor Produksi
usahatani. Pemilikan lahan yang semakin luas memberikan potensi yang besar
1. Lahan
Lahan merupakan sumber daya alam gabungan tanah, iklim, dan vegetasi
yang ada dimana lahan berperan sebagai alat produksi perkebunan yang
Gambar 2.7 Lahan. Lahan kosong yang belum dibersihkan atau belum siap
tanam
2. Tenaga Kerja
kualitas tenaga kerja, tenaga kerja musiman dan upah tenaga kerja.
3. Bibit
pembibitan yang benar. Karena pemilihan benih dan proses pembibitan akan
Gambar 2.8 Bibit. Bibit kelapa sawit dengan usia tanaman 6 bulan
4. Pupuk
5. Herbisida
pentingnya, sebab hanya struktur biaya yang dikelola dan dikontrol dengan tepat,
usahatani kelapa sawit akan memperoleh hasil keuntungan yang lebih baik.
beberapa group biaya. Adapun group biaya itu sendiri terdiri atas beberapa
yaitu :
1. Fixed Cost
a. Rawat Tanaman Menghasilkan (TM), Biaya aktualnya per hektar atas seluruh
tidak dilakukan kontrol yang ketat terhadap hasil kerja rawat ini, maka beban
biaya akan tetap sama. Artinya hasil kerja rawat nol, beban tetap ada. Fluktuasi
biaya rawat per hektar dalam per tahun terutama di pemupukan yang
b. Overhead, Biaya aktual overhead secara mayoritas adalah fixed cost, dengan
gaji dan social expenses untuk karyawan kebun dibebankan pada overhead
harian, bulanan, borongan. Untuk selanjutnya biaya aktual overhead per hektar
2. Variable Cost.
a. Panen dan Angkutan, Biaya panen per Kg TBS adalah tergantung kepada
output tiap pemanen, gaji dan premi pemanen, sedangkan biaya angkutan TBS
tergantung kepada output angkutan dan biaya operasi alat angkut (Truk atau
Traktor). Total biaya panen dan angkutan per Kg TBS sangat bervariasi
tergantung besarnya jumlah TBS yang dipanen. Secara progresif biaya panen
dan angkutan TBS per Kg TBS akan naik apabila upah panen naik dan biaya
Unit Biaya Produksi ditentukan oleh besarnya Output Produksi dan Input
Biaya Produksi, sehingga terhadap kedua hal tersebut perlu selalu di analisa.
1. Faktor Internal
efsiensi)
- Infrastruktur
2. Faktor Eksternal
- Inflasi
Kelapa Sawit dalam Pembangunan Wilayah (Studi Kasus PTPN II Kebun Bandar
Klippa)” menghasilkan bahwa semakin luas lahan tanaman kelapa sawit akan
suatu wilayah dan pengaruh PTPN II Kebun Bandar Klippa terhadap penyerapan
tenaga kerja, dampak pemanfaatan lahan dan ekonomi lokal yang sangat
menghasilkan bahwa Faktor produksi luas lahan, bibit, berpengaruh sangat nyata
terhadap produksi kelapa sawit. Faktor produksi tenaga kerja, pupuk urea dan
herbisida berpengaruh tidak nyata terhadap produksi kelapa sawit, dan Kontribusi
petani contoh adalah sebesar Rp. 7.718.341,66 ha/th atau 76,89 persen.
pendapatan lain seperti berdagang, dan menanam tanaman yang lain misalnya
bibit, pupuk dan herbisida) yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan output berupa tandan buah segar (TBS). Agar usahatani kelapa
produksi yang dapat menunjang kegiatan modal usahatani kelapa sawit tersebut
yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk dan herbisida. Ada beberapa
masalah yang dihadapi petani kelapa sawit dalam penyediaan input produksi yang
kurang lancar akibat sarana transportasi ke sentra produksi kelapa sawit yang
kurang memadai.
sudah optimal sehingga produktivitas kelapa sawit juga akan meningkat. Namun
yang menjadi masalah secara umum, seringnya terjadi pencurian buah kelapa
penjualan kelapa sawit dengan harga pupuk yang tersedia. Disamping itu, harga
atau tidak tetap karena tergantung pada siklus musimam panen kelapa sawit.
Konsekuensinya adalah pendapatan bersih dari usahatani kelapa sawit tidak dapat
sawit pada akhir musim tanam, dapat diketahui seberapa besar keuntungan yang
didapat, ditinjau dari besarnya modal awal yang dikeluarkan dengan hasil
pendapatan usahatani yang dipengaruhi oleh hasil output (TBS) yaitu dengan cara
penyemprotan, dan melakukan penunasan. Hal ini dilakukan dengan baik maka
akan dapat meningkatkan hasil output (TBS), sehingga pendapatan juga akan
meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka pemikiran berikut
ini :