Anda di halaman 1dari 27

KEPERWATAN JIWA PADA IBU HAMIL

DOSEN: JUWITA MELDASARI, S.KEP., NS., M.EDM

DI SUSUN OLEH KELOMPOK II:

1. ALFRYANA TOWESU 6. UMI KALUM

2. DEVI FANESA PAKAYA 7. YELCI KALOAN

3. IMBRAHIM KADIR 8. YHEFIN SAMPE PARENDEN

4. MOH. DUR SULE

5. RAHMA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih yang maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkanRahmat, hidayat, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Keperwatan Jiwa Pada Ibu Hamil”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Keperwatan Jiwa Pada
Ibu Hamil” untuk pembaca ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Palu, 15 Maret 2020

Penyusun

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi...........................................................................................................
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Masa Kehamilan...................................
C. Masalah Emosi Selama Kehamilan................................................................
D. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan dan Penanganannya...................................
E. Tanda dan Gejala Pada Ibu Hamil.................................................................
F. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan
Psikologis/Perilaku..................................................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas
kadangkadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan
Layanan Kemanusiaan telahn melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan
mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada
wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual
diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan,
peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya
reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak
menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan
keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II
pada kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit,
dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara
dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah
pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada
pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas
dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat
gangguan emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan
perkembangan psikosial pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan
wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun
emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu
takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
1. Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk
beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.
b. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan
cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan
mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya
menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi
kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya.
Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian
ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya
beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi,
termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
c. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam
peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu
titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan
aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk
kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar
persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang
berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
d. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak
saat ini sampai bayinya lahir kelak.
2. Perubahan psikologis selama kehamilan:
a. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
1) Ibu merasa tidak sehat  dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan
kesedihan. Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil
saja.
3) Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang
lain atau malah mungkin dirahasiakannya.
6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
b. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi.
2) Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3) Merasakan gerakan anak.
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5) Libido meningkat.
6) Menuntut perhatian untuk cinta.
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8) Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,
dan persiapan untuk peran baru.
c. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh
kewaspadaan)
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir  akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8) Libido menurun.
C. Masalah Emosi Selama Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan
merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan
dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri,
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kegiatan sosial   ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek
sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi,
kendali nyeri dan asuhan neonatal), Hubungan episode kehamilan dengan
reaksi psikologis yang terjadi.:
1. Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini 
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
2. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih
terfokus pada berbagai  perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang
dikandungannya.
3. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau
mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
D. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya
Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk
penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil
dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik
sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi
psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi
interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.
Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin
yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan
dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku
menghindar serta kecemasan yang berulang.
a. Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi
kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan
ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya:
gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom
misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin,
pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.
b. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran
yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa
menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan panik
terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang
berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang
hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala
yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik,
jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang,
perasaan gatal, takut mati dan kehilangan kontrol.
c. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang
cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi
adalah ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk
akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-
ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku
kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang
nyata pada wanita hamil.
2. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk
mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan
kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang
mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala
kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam
hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan
hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi
menetap dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin
diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan
dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual
imagery, latihan kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah
relaksasi otot dan ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama,
karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan
mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat
anti cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila
kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas
golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil
dengan adanya gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam
dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya
akan memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan
reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin
dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala :
hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan
Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan
penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat
menghisap. Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital
selam 6 minggu. Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang
menggunakan benzodiazepin sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat
anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital masih kontroversi.
Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama
kehamilan meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
E. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil
Tanda dan gejalanya adalah :
1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
6. Senantiasa berfikiran negatif.
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupa
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri
F. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan  
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan
bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan
heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena
adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang
hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu
menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi
psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat
menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis
saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi
rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan
yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi.
Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan
psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang
mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan
otak janin.
5. Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau
jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi. 
7. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih
otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga
memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi
dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu
dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.      
9. Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.

G. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku


1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah
pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali
ini :
1) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
4) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan
perdarahan.
6) Komplikasi pada bayi.
7) Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi,
dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena
itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada
persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok
risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel,
talasemia).
2) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
3) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan
jantung.
4) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan
pinggang).
5) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
6) Riwayat dan perawalan anemia.
7) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
8) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan
minuman ringan.
9) Merokok (Jumlah batang per hari).
10) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat
meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
11) Alergi dan sensitif dengan obat.
12) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
13) Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk
penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus
dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat
kongenital yang perlu dikumpulkan.
14) Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan
berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami
komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan
tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan
kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar
posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan
darah yang didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi
diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan
keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan
masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises.
Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang
dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat
menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode
Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi
seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan
kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah
muda menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu
terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi
ibu untuk melakukan perawatan gigi
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
a. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina,
penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
b. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan
normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar
membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang
berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
a. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut
pada perineum.
c. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.

3. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan.

b. Ketakutan b.d ketidak biasaan


c. Gangguan pola tidur b.d faktor psikologis
d. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri atau status peran sekunder
akibat kehamilan
4. Intervensi dan Rasional

No. Diagnosa Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Gangguan citra a. Terima persepsi diri klien a. Untuk memvalidasi
tubuh b.d dan berikan jaminan bahwa perasaannya.
perubahan ia dapat mengatasi krisis b. untuk meningkatkan rasa
penampilan. ini. kemandirian.
b. Dorong klien melakukan c. Keterlibatan dapat
perawatan diri. memberikan rasa kontrol dan
c. Kaji kesiapan klien, meningkatkan harga diri.
kemudian libatkan klien d. agar klien dapat
dalam pengambilan mengungkapkan keluhannya
keputusan tentang dan memperbaiki
perawatan bila kesalahpahaman.
memungkinkan. e. untuk mendukung adaptasi
d. Berikan kesempatan dan kemajuan yang
kepada klien untuk berkelanjutan
menyatakan perasaan
tentang citra tubuhnya.
e. Bimbing dan kuatkan fokus
klien pada aspek-aspek
positif dari penampilannya
dan upayanya dalam
menyesuaikan diri dengan
perubahan citra tubuhnya.
f. Berikan informasi sesuai
tingkat pemahaman atau
penerimaan klien.
g. Orientasikan klien ke
lingkungan sekitar.
2. Ketakutan b.d a. Berikan informasi sesuai a. Untuk mengurangi ansietas
ketidakbiasaan tingkat pemahaman atau klien dan meningkatkan kerja
penerimaan klien. sama.
b. Orientasikan klien ke b. Untuk berorientasi terhadap
lingkungan sekitar. waktu, tempat, orang,
c. Orientasikan keluarga pada kejadian.
kebutuhan khusus klien dan c. Tindakan ini dapat membantu
izinkan anggota keluarga memberikan dukungan yang
berpartisipasi dalam efektif.
memberikan perawatan. d. Untuk membantu klien
d. Atur anggota keluarga mengurangi ketakutannya.
untuk tinggal bersama
klien.

3. Gangguan pola a. Berikan kesempatan klien a. Mendengar aktif dapat


tidur b.d faktor untuk mendiskusikan membantu menentukan
psikologis keluhan yang mungkin penyebab kesulitan tidur.
menghalangi tidur. b. Tindakan ini memungkinkan
b. Rencanakan asuhan asuhan keperawatan yang
keperawatan rutin yang konsisten dan memberikan
memungkinkan pasien tidur waktu untuk tidur tanpa
tanpa terganggu selama terganggu.
beberapa jam. c. Susu dan beberapa kudapan
c. Berikan bantuan tidur, tinggi protein, seperti keju dan
kepada klien, seperti kacang, higiene pribadi secara
bantal, mandi sebelum rutin, yang dapat
tidur, makanan atau mempermudah tidur.
minuman, dan bahan d. Tindakan ini dapat mendorong
bacaan. istirahat dan tidur.
d. Ciptakan lingkungan e. Upaya relaksasi yang
tenang yang kondusif untuk bertujuan biasanya dapat
tidur. membantu meningkatkan
e. Berikan pendidikan tidur.
kesehatan kepada klien
tentang teknik relaksasi.

4. Ansietas b.d a. Kaji tingkat ansietas a. Untuk mengurangi tingkat


ancaman terhadap (ringan, sedang, berat, kecemasan.
konsep diri atau panik). b. Untuk mengurangi rasa
status peran b. Beri kenyamanan dan khawatir klien.
sekunder akibat ketentraman hati pada c. Agar klien menjadi lebih
kehamilan klien. tenang.
c. Singkirkan stimulasi yang
berlebihan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada
kehamilan lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan. Post
partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%.
Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang
multifaktorial.Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal,
neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan
kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut.
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan
cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan
wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit
psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan
dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.
Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat
pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien
dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang
dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita
hamil. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,
psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi
suportif.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada
ibu hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Janiwarty, B dan Pieter, H. Z. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan

Suatu Teori dan Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing

Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Asuhan Prenatal dan Pasca Partum.

Jakarta: EGC

Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Sujono

Riyadi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anda mungkin juga menyukai