5. RAHMA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih yang maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkanRahmat, hidayat, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Keperwatan Jiwa Pada Ibu Hamil”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Keperwatan Jiwa Pada
Ibu Hamil” untuk pembaca ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi...........................................................................................................
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Masa Kehamilan...................................
C. Masalah Emosi Selama Kehamilan................................................................
D. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan dan Penanganannya...................................
E. Tanda dan Gejala Pada Ibu Hamil.................................................................
F. Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan
Psikologis/Perilaku..................................................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas
kadangkadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan
Layanan Kemanusiaan telahn melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan
mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada
wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual
diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan,
peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya
reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak
menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan
keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II
pada kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit,
dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara
dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah
pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada
pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas
dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat
gangguan emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan
perkembangan psikosial pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan
wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun
emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu
takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
1. Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk
beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
a. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.
b. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan
cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan
mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya
menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi
kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya.
Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian
ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya
beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi,
termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
c. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam
peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu
titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan
aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk
kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar
persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang
berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
d. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak
saat ini sampai bayinya lahir kelak.
2. Perubahan psikologis selama kehamilan:
a. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan
kesedihan. Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil
saja.
3) Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang
lain atau malah mungkin dirahasiakannya.
6) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
b. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi.
2) Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3) Merasakan gerakan anak.
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5) Libido meningkat.
6) Menuntut perhatian untuk cinta.
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8) Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,
dan persiapan untuk peran baru.
c. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh
kewaspadaan)
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8) Libido menurun.
C. Masalah Emosi Selama Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan
merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan
dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri,
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek
sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi,
kendali nyeri dan asuhan neonatal), Hubungan episode kehamilan dengan
reaksi psikologis yang terjadi.:
1. Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
2. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih
terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang
dikandungannya.
3. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau
mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
D. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya
Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk
penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil
dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik
sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi
psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi
interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.
Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin
yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan
dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku
menghindar serta kecemasan yang berulang.
a. Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi
kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan
ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya:
gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom
misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin,
pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.
b. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran
yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa
menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan panik
terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang
berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang
hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala
yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik,
jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang,
perasaan gatal, takut mati dan kehilangan kontrol.
c. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang
cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi
adalah ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk
akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-
ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku
kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang
nyata pada wanita hamil.
2. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk
mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan
kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang
mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala
kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam
hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan
hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi
menetap dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin
diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan
dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual
imagery, latihan kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah
relaksasi otot dan ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama,
karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan
mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat
anti cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila
kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas
golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil
dengan adanya gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam
dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya
akan memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan
reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin
dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala :
hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan
Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan
penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat
menghisap. Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital
selam 6 minggu. Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang
menggunakan benzodiazepin sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat
anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital masih kontroversi.
Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama
kehamilan meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
E. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil
Tanda dan gejalanya adalah :
1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
6. Senantiasa berfikiran negatif.
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupa
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri
F. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan
bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan
heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena
adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang
hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu
menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi
psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat
menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis
saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi
rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan
yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi.
Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan
psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang
mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan
otak janin.
5. Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau
jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
7. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih
otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga
memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi
dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu
dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
9. Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.
3. Diagnosa Keperawatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada
kehamilan lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan. Post
partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%.
Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang
multifaktorial.Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal,
neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan
kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut.
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan
cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan
wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit
psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan
dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.
Pada masing–masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat
pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien
dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang
dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita
hamil. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,
psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi
suportif.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada
ibu hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Asuhan Prenatal dan Pasca Partum.
Jakarta: EGC