Anda di halaman 1dari 3

1.

Faktor yang mempengaruhi Ereksi


1. Secara umum factor yang mempengaruhi ereksi :
 System saraf pusat, otonom dan somatic
contoh : Sebagian ereksi diperantarai rekleks saraf arkus sakralis
(contohnya ereksi dapat terjadi pada saat tidur). Tapi pada pasien
yang terjaga, stimulasi sensori seksual yang memediasi ereksi
melalui susunan saraf pusat. Stimulasi ini termasuk bertemu
partner, mendengar kata-kata manis, menghidu bau tertentu, atau
merasakan sentuhan ynag menyenangkan, dengan akibat ereksi.
Pada kasus ini otak pasien memproses informasi tersebut dan
impuls dibawa dari medula spinalis ke saraf kholinergik perifer
yang mempersarafi corpora dan menyebabkan ereksi
 System pembuluh darah vena dan arteri alat kelamin
 Kontraksi otot otot sekitar organ seks
 Poros hipotalamus-hipofise-testis

2. Pemicu ereksi :
 Erotik : rangsangan fisik yang mengenai glens penis
 Rangsangan erotic psikogenik : dari pandangan, suara, bau,
lamunan, fikiran dan mimpi
 Non erotic : karena adanya rangsangan pada alat kelamin bagian
dalam vesika seminalis,prostat,epididymis atau kandung kemih
yang penuh. Rangasangan ini akan diteruskan ke reflex ereksi.

3. Factor lainnya :
Unsur rangsangan psikis : hanya dengan memikirkan atau berkhayal
dapat menyebabkan ereksi hingga ejakulasi
Integrasi di medulla spinalis : ereksi dan ejakulasi dihasilkan dari
mekanisme reflex bawaan yang terintegrasi di medulla spinalis sacral dan
lumbalis. Dengan itu mekanisme dapat dipicu, baik oleh rangsangan
psikis dari otak maupun organ2 seks. Tetapi biasanya berupa kombinasi
dari keduanya
4. Ereksi dapat juga disebabkan oleh pengaruh obat sildenafil (Viagra),
disini obat ini tidak menyebabkan terjadinya ereksi scr langsung tetapi
obat ini memperkuat dan memperlama respons ereksi yang dipicu oleh
rangsangan biasa (respons dr nitrat oksida dan pengaktifan cgmp
penyebab-ereksi)
Cara kerja : Nitrat oksida yang dibebaskan sebagai respons terhadap
stimulasi parasimpatis mengaktifkan enzim terikat-membran, soluble
guanylate cyclase (SGC), di dlm otot polos arteriol yang berdekatan.
Enzim ini akan mengaktifkan cyclic guanosine monophosphate (CGMP
atau cyclic GMP) yang nantinya akan menyebabkan relaksasi otot polos
arteriol penis, menyebabkan vasodilatasi local yang mencolok. Pada
ereksi yang normal, stlh cgmp tetap aktif dan menyebabkan ereksi,
messenger ini akan diuraikan oleh PDE5 (fosfodiesterasi 5). Nah, kerja
dari obat sildenafil ini adalah untuk menghambat si PDE5, dan nantinya
cgmp tetap aktif lebih lama shg vasodilatasi arteriol penis berlanjut dan
ereksi di pertahankan cukup lama bagi pria yang semula impoten untuk
melaksanakan kegiatan seks.
5. Rangsang seksual secara umum dapat berasal dari 2 cara yaitu:
 Rangsang psikis melalui otak (pikiran) : terjadi karena ingatan,
imaginasi, dan fantasi seksual dengan membayangkan hal-hal yang
erotis. Letak pusat rangsang berada di daerah hipotalamus dan
sistem limbic. Stimulus rangsang ini melibatkan saraf panjang
simpatis.
 Rangsang fisik atau refleksogenik melalui panca indera.
Rangsang fisik dan refleksogenik melalui panca indera dapat
timbul melalui beberapa cara yaitu: visual, dengan melihat sesuatu
yang erotik; auditorik, mendengar sesuatu yang ditangkap oleh
otak sebagai rangsang seksual misalnya desahan erotis; olfaktoris,
membaui sesuatu yang membangkitkan gairah taktil DAN
merasakan rabaan. Impuls rangsang ini melibatkan persarafan
parasimpatis. Regio medial dan anterior hipotalamus merupakan
pusat parasimpatik sedangkan bagian lateral dan posterior
merupakan pusat simpatik. Kedua pusat ini mengatur berbagai
fungsi fisilogis melalui pusat batang otak (reticular formation).
Impuls aferen dari emosi yang menuju pusat di korteks serebri
akan melalui dan berkomunikasi dengan hipotalamus.
6. Dalam menimbulkan ereksi, asetilkolin mungkin bekerja melalui 2 jalur
berbeda. Bila ada stimulasi seksual terhadap jaringan, asetilkolin melalui
satu jalur meningkatkan produksi nitrat oksida pada sel endothelial dan
neuron nonadrenergik nonkholinergik. Nitrat oxide meningkatkan
aktivitas guanilat siklase, yang meningkatkan konversi CGTP mjdi
CGMP. CGMP menurunkan kadar kalsium intrasel dalam sel otot polos
arteri penis dan sinus cavernosus. Akibatnya terjadi relaksasi otot polos
yang meningkatkan aliran darah ke dalam corpora berakibat ereksi.
Asetilkolin berperan sebagai neurotransmiter ketika saraf simpatis
mengaktivasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesikula seminalis,
dan vas deferens. Refleks ejakulasi berasal dari kontraksi otot
bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta dikontrol oleh saraf
pudendus. Singkatnya, ejakulasi terjadi karena mekanisme refleks yang
dicetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus
yang terhubung dengan persarafan tulang belakang (T12-L2) dan korteks
sensorik (salah satu bagian otak).

Anda mungkin juga menyukai