Perindo Sap 8
Perindo Sap 8
1. Subsitusi impor yang dimasudkan supaya banyak barang-barang baru yang di hasilkan
didalam negeri yang semula di impor.
2. Diversifikasi ekspor yang dimaksudkan akan memperbanyak macam barang yang diekspor.
Negara-negara berkembang dalam menyelenggarakan pembangunan ekonomi terutama
industrilisasi ini, Negara berkembang membutuhkan valuta asing atau devisa yang banyak
untuk mengimpor barng-barang capital dari ngara yang telah maju industrinya. Sumber-
sumber devisa antara lain: Sektor ekspor, Pinjaman dari luar negeri, dan Bantuan luar negeri.
a. Kenaikan volume ekspor selalu menghadapi berbagai macam kekuatan persaingan yang
makin besar baik yang datang dari Negara eksportir maupun importir yang telah mampu
menciptkan barang sintesis.
b. Nilai tukar (Term of trade) barang ekspor Negara sedang berkembang yang umumnya
berwujud barang produksi primer, selalu mengalami penurunan dalam menghadapi
barang-barang produksi yang terutama dihasilkan oleh Negara maju.
c. Seringnya terjadi fluktuasi harga produksi primer dipasar dunia baik yang di sebabkan
oleh naik atau turunya permintaan maupun penawaran produksi primer.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dibidang pendapatan devisa dan penggunaanya, dapat
menggunakan subsitusi impor dan diversifikasi ekspor. Untuk dapat mengimpor beberapa
macam barang harus tersedia jumlah devisa yang cukup, dan sumber devisa terbesar adalah
berasal dari ekspor. Dengan diversifikasi ekspor suatu Negara tidak hanya tergantung pada
beberapa macam barng ekpor saja, sehingga apabila terjadi kerugian pada salah satu macam
barang dapat diimbangi oleh keuntungan dari barang lain.
Sebab-sebab rendahnya elastisitas pendapatan terhadap impor produksi impor dinegara maju
antara lain:
1. Semakin besarnya jumlah penduduk dan dan berlakunya efek pamer di Negara-negara
tersebut.
2. Kebutuhan akan barang industri untuk pelaksanaan pembangunan ekonomi seamakin
besar jumlahnya.
3. Usaha dalam meningkatkan hasil produksi primer itu sendiri guna meningkatkan
pendapatan devisa, maka Negara tersebut juga memerlukan barang-barang industri yang
lebih banyak.
4. Adanya dorongan untuk mendirikan industri subsitusi impor dan ekspor justru akan
meningkatkan kebutuhan akan barang-barang industri.
b) Motif-Motif Substitusi Impor
Untuk mengadakan subtitusi impor, antara negara yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda, dan saatnya pun berbeda pula.
1. Bagi negara sedang berkembang, dimana negara-negara tersebut biasanya mengalami
kesulitan dalam neraca pembayarannya, maka subtitusi impor dimaksudkan untuk
mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Devisa merupakan faktor yang langka
dan sangat dibutuhkan di negara-negara yang sedang melaksanakan pembangunan
ekonomi. Dalam hal impor negara tersebut belum dapat menghasilkan sendiri secara
cukup barang-barang kapital atau barang-barang konsumsi pokok yang perlu dalam
jangka pendek, selalu bertambh besar. Bila devisa yang tersedia terbatas, maka rencana-
rencana pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik. Subtitusi impor tidak
dimaksudkan untuk mengurangi total impor melainkan hanya untuk menghemat devisa,
guna mengimpor barang-barang kapital yang belum dapat dihasilkan sendiri.
2. Subtitusi impor sering timbul bila pemerintah suatu negara berusaha memperbaiki Neraca
Pembangunannya, baik dengan cara pembatasan impor (kuota) maupun tarif. Yang
mengakibatkan berkurangnya barang-barang impor , sedangkan permintaan akan barang
tersebut masih besar. Sehingga mendorong pemerintah sendiri maupun wiraswasta untuk
menghasilkan barang –barang yang dibatasi impornya. Jadi timbulnya subtitusi impor
dalam bidang industri sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah didalam usahanya
memperbaiki Neraca Pembayaran yang defisit.
3. Ada juga suatu negara yang mengadakan industrialisasi dengan tujuan dapat memenuhi
kebutuhan sendiri akan berbagai barang industri dank arena semangat kemerdekaan yang
timbul di negara yang sedang berkembang. Keadaan ini mendorong timbulnya industry
subtitusi impor baik yang menghasilkan barang-barang konsumsi pokok maupun barang-
barang kapital yang perlu bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi.
4. Alasan lain dengan adanya industri subtitusi impor ialah karena pemerintah
bertujuanuntuk memajukan memperkembangkan kegiatan ekonomi didalam negeri.
Untuk memajukan perekonomian dan mendorong timbulnya industri-industri yang pokok
didalam negeri, negara tersebut terpaksa menjalankan suatu politik proteksi dan
memberikan berbagai fasilitas pada pengusaha-pengusaha swasta. Maka keuntungan
yang diperoleh para pengusaha swasta dapat meningkat dan dapat mendorong kegiatan
ekonomi lebih lanjut.
Setelah disinggung mengenai beberapa motif subtitusi impor, yang bagi negara berkembang
umumnya lebih condong pada motif penghematan devisa. Dengan adanya industry subtitusi
impor itu dapat memperoleh keuntungan. Akan tetapi walaupun dalam teori mendapatkan
keuntungan, namun kenyataannya hasil yang dicapai sangat sedikit, tidak seperti yang
diharapkan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh adanya masalah-masalah yang cukup rumit
yang dihadapi negara yang sedang berkembang didalam menghasilkan barang-barang subtitusi
impor guna menghadapi persaingan barang-barang itu sendiri.
Sumber devisa yang utama dari sektor ekspor barang dan jasa serta dari pinjaman luar negeri.
Bagi negara berkembang kemampuan untuk mendapatkan devisa sangat kecil. Karena, barang
yang diekspor terutama berwujud produksi primer, sehingga nilai tukar yang dipunyainya relatif
rendah bahkan selalu menurun. Menurunnya nilai tukar karena menurunnya permintaan akan
prdouksi primer tersebut, sedangkan penawaran meningkat karena bertambahnya produksi
primer dibeberapa negara penghasil, dan juga bertambah banyaknya barang-barang sintetis.
Untuk itu karena ekspor produksi primernya tidak mencukupi sedangkan pembangunan tetap
harus dilaksanakan maka negara tersebut terpaksa mencari jalan lain yaitu berupa pinjaman luar
negeri yang dapat digunakan untuk melaksanakan industrialisasi terutama dibidang industri
substitusi impor. Kemudian, pembayaran kembali pinjaman luar negeri itu dapat dibiayai dengan
behasilnya pendirian industri substitusi impor. Dapat pula pembayaran kembali pinjaman luar
negeri melalui pinjaman dari negeri lain, tetapi ini tidak efektif, tidak mempunyai efek yang
positif bagi kestabilan dan pembangunan ekonomi negara. Pinjaman luar negeri dapat pula
dibiayai dengan penarikan pajak oleh pemerintah yang dalam prosesnya akan mengurangi
penguranagn tingkat konsumsi atau tingkat investasi.
Ekspor dan pinjaman luar negeri saling mengisi, dan pembangunan ekonomi negara
berkembang selalu membutuhkan kapital dari luar negeri. Bila pertambahan impor tidak dapat
ditutup dengan hadiah dan pinjaman luar negeri maka negara tersebut harus meaikkan volume
ekspornya. Bagi negara sedang berkembang disamping mengekspor produks primer yang
semakin besar jumlahnya, juga harus mengembangkn ekspor dalam bentuk barang yang telah
diproses. Tetapi kesulitannya, selalu ada proteksi tarif dari negara yang lebih maju dalam
mengimpor barang dari negara yang sedang berkembang.
Strategi industri pendorong ekspor, yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan
industri nasional lebih berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri.
Ekspor komoditi primer secara langsung berangsur-angsur diganti dengan ekpor komoditi yang
sudah diolah di dalam negeri. Strategi pendorong ekspor dilandasi oleh pemikiran bahwa laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk – produk yang dibuat
didalam negeri dijual dipasar X .
Faktor-faktor yang dapat mendorong produsen atau pelaku usaha melakukan kegiatan ekspor
antara lain:
1. Komoditas Tradisional
Biasanya sebuah perusahaan memproduksi suatu komoditas sebagai lanjutan atau sisa-
sisa peninggalan ekonomi jaman kolonial seperti karet, kopi, teh, lada, tengkawang,
timah, tembaga dan hasil tambang sejenis lainnya. Hal ini kemungkinan berlanjut
menjadi kegiatan ekspor sekarang ini
2. Optimalisasi Laba
Selain menjual suatu produk dalam negeri, dengan ekspor, sebuah perusahaan mampu
memperluas daerah penjualan sampai ke luar negeri, selain itu jenis barang yang
ditawarkan menjadi tidak terbatas untuk konsumen dalam negeri saja
3. Penelusuran Pasar
Bagi perusahaan yang mempunyai pasar domestik yang kuat, ekspor merupakan
peluang untuk melakukan diversifikasi pasar yang dapat memperkuat kedudukan
komoditas yang diperdagangkan
4. Pemanfaatan kelebihan kapasitas (Excess Capacity)
Jika kapasitas produksi suatu industri masih belum melebih kapasitas mesin maka sisa
kapasitasnya (idle capacity) dapat digunakan untuk memenuhi pasar ekspor
5. Export Oriented Products
Terdapat industri-industri padat karya yang sengaja dipindahkan dari Negara-negara
industri seperti Jepang, Korea, Taiwan atau Singapura ke Indonesia dengan tujuan
relokasi industri pabrik sepatu, garment, dan sejenisnya
6. Wisma Dagang atau Trading House
Saat ini Pemerintah mengembangkan konsep trading house, seperti yang
dikembangkan Jepang, sehingga akan memudahkan eksportir dalam melakukan
penetrasi pasar Internasional. Trading House ini akan membantu eksportir menganalisis
pasar atau mengidentifikasi Pembeli dan memberikan informasi lainnya yang
bermanfaat terkait dengan kondisi pasar di Negara di mana wisma tersebut berada
7. Komoditas Berdaya Saing Tinggi
Produk-produk yang berbahan asli Indonesia dan mempunyai keunggulan tersendiri
(absolute advantage) atau produk lain yang memiliki keunggulan komparatif
(comparative advantage) memiliki peluang untuk pasar ekspor. Misalnya bahan-bahan
seperti karet alam, kayu hutan tropis, agrobisnis, kerajinan dan lainnya, semua
memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar ekspor.
Pada dasarnya teknolgi juga mempunyai dampak negatif bagi manusia, karena makin
berkembangnya IPTEK menyebabkan manusia berfikir praktis, sealalu mengerjakan tugas
dengan cara meng – copy tugas orang lain sehingga manusia tidak mempunyai skill yang
dibutuhkan perusahaan atau tempat berkerja lainnya. Hal itu menyebabkanterjadinya
pengangguran. Perkembangan IPTEK membuahkan revolusi industri yang menindas kelas
pekerja dan melahirkan komunisme, selain itu juga menyebabkan kerusakan ekosistem alam
akibat dari kemajuan IPTEK. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemapuan produktivitas
dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan
reinvastasi yang berlangsung secara besar – besaran yang akan semakin meninngkatkan
produktivitas dunia ekomoni, di masa depak perkembangan teknologi di dunia industri akan
semakin penting. Tanda – tanda telah menunjukkan bahwa akan segara muncul teknologi bisnis
yang memungkinkan konsumen secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi dan yang
lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
Dampak positif
1. Penciptakan peluang usahan dan pekerjaan
2. Ketersediaan saranan dan prasarana
Dampak Negatif
1. Pencemaran lingkungan
2. Potensi Komflik
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Arsyad Rustam. Analisis Industri Pengganti Impor. Diakses pada tanggal 26
Oktober 2019 pada halaman : https://www.scribd.com/document/345678793/Analisis-
Industri-Pengganti-Impor-Pendukung-Ekspor
Dania Purbawati. 2015. Perekonomian Indonesia. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2019
pada halaman : http://daniapurbawati.blogspot.com/2015/03/perekonomian-indonesia-
bab-2.htm