Anda di halaman 1dari 6

LARUTAN PENYANGGA [Year]

LARUTAN PENYANGGA
Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal
2012/2013

MARI BELAJAR……
Indikator
Produk
1. Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis.
2. Menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga dengan berpikir kritis.
3. Menghitung pH atau pOH larutan penyangga dengan berpikir kritis.
4. Menghitung pH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau dengan pengenceran
dengan berpikir kritis.
5. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dengan berpikir kritis.
Proses
1. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga dengan penuh rasa ingin tahu melalui percobaan secara
obyektif dan penuh kejujuran.
2. Menganalisis komponen pembentuk larutan penyangga dengan penuh rasa ingin tahu melalui percobaan secara
obyektif dan penuh kejujuran.
3. Menganalisis pengaruh penambahan sedikit asam, sedikit basa, dan pengenceran pada larutan penyangga dengan
penuh rasa ingin tahu melalui percobaan secara obyektif, tanggung jawab, dan penuh kejujuran.

A. Definisi Larutan Penyangga


Larutan penyangga disebut juga larutan penahan, larutan buffer atau larutan dapar.
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan atau mempertahankan harga pH jika
ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan pengenceran. Larutan penyangga bekerja paling
baik dalam mengendalikan pH pada harga pH yang hampir sama dengan pKa komponen
asam atau basa, yaitu ketika garam sama dengan asam, bisa juga dipergunakan jika
[asam]/[garam] atau [basa]/[garam] antara 0,1-10. Angka 0,1-10 ini disebut daerah buffer
yaitu daerah yang masih efektif untuk menahan pH.
Kapasitas buffer didefinisikan sebagai jumlah mol per liter asam atau basa monobasa
kuat yang diperlukan untuk menghasilkan peningkatan atau penurunan satu unit pH didalam
larutan. Kapasitas buffer dipengaruhi oleh dua hal yaitu:
1) Jumlah mol komponen penyangga
Semakin banyak jumlah mol komponen penyangga, semakin besar kemampuan untuk
mempertahankan pH.
2) Perbandingan mol komponen penyangga
Perbandingan mol antara komponen-komponen penyangga sebaiknya antara 0,1-10.

B. Komponen Larutan Penyanga


Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
1) larutan penyangga asam.
Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa
konjugasinya (A-). Basa konjugasi merupakan basa yang berasal dari asam setelah
kehilangan H+.
Contoh:
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO-(aq) + H+ (aq) + H2O(aq)
CH3COONa(aq) CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Dalam reaksi tersebut, CH3COOH merupakan asam lemah sedangkan CH3COO-
merupakan basa konjugasi. Campuran asam lemah CH3COOH dan basa konjugasinya,
yaitu ion CH3COO- membentuk larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan

1
penyangga ini, ion CH3COO- dapat berasal dari garam CH3COONa, CH3COOK, atau
(CH3COO)2Ba, atau garam lain dari campuran basa konjugasi dengan basa kuat.
2) larutan penyangga basa.
Larutan penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya (BH+).
Contoh:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+ (aq) + OH-(aq)
NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)
Campuran basa lemah NH4OH dan asam konjugasinya yaitu ion NH4+ membentuk
larutan penyangga. Dalam pembentukan larutan penyangga, ion NH4+ dapat berasal dari
garam seperti NH4Cl, NH4Br, (NH4)2SO4 , atau garam dari campuran asam konjugasi
dengan asam kuat.

C. Prinsip Kerja Larutan Penyangga


Jika kedalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam, asam tersebut akan bereaksi
dengan zat yang bersifat basa. Begitu juga sebaliknya, jika ditambahkan sedikit basa, basa
tersebut akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam.
1) Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap larutan penyangga
Sebagai contoh, larutan penyangga yang terbentuk dari campuran asam lemah CH 3COOH
dam basa konjugasinya (ion CH3COO-).
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl, akan
terjadi reaksi berikut,
CH3COO-(aq) + HCl(aq) CH3COOH(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH 3COO-) akan berkurang dan
asam lemah CH3COOH akan bertambah. Mekanisme penambahan asam ke dalam larutan
penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi
asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit basa NaOH akan terjadi
reaksi berikut,
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COO-(aq) + Na+(aq) + H2O(l)
Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan berkurang dan
basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Seperti pada penambahan sedikit asam,
perubahan inipun tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.
Contoh lain, larutan penyangga dari campuran basa lemah NH4OH dan asam
konjugasinya (ion NH4+). Setiap penambahan asam akan bereaksi dengan zat yang
bersifat basa dan setiap penambahan basa akan bereaksi dengan zat yang bersifat asam.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan sedikit asam, misalnya HCl akan
terjadi reaksi sebagai berikut:
NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Jika kedalam campuran tersebut ditambahkan basa, misalnya NaOH akan terjadi
reaksi berikut:
NH4+(aq) + NaOH(aq) NH4OH(aq) + Na+(aq)
Pengaruh penambahan sedikit asam atau sedikit basa terhadap campuran basa
lemah dan asam konjugasinya, praktis tidak mengubah pH larutan penyangga tersebut

2
selama penambahan asam atau basa tersebut tidak sampai menghabiskan salah satu
komponen buffer (Sutresna, 2006: 107-108).
2) Pengaruh pengenceran terhadap larutan penyangga
Derajat keasaman atau pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponen-
komponennya. Dalam perhitungan pH larutan penyangga, komponen-komponen tersebut
membentuk perbandingan tertentu. Jika campuran tersebut diencerkan, harga
perbandingan komponen-komponen tersebut tidak berubah sehingga pH larutan
penyangga juga praktis tidak berubah. Berapapun tingkat pengenceran larutan penyangga,
secara teoritis tidak akan mengubah harga pH.

D. Perhitungan pH Larutan Penyangga


Contoh larutan penyangga yang terbentuk dari campuran asam lemah CH 3COOH dan
basa konjugasinya yaitu ion CH3COO-. Ion CH3COO- berasal dari garam yang mengandung
asetat seperti CH3COONa. Dalam air kedua senyawa tersebut mengalami ionisasi;
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
CH3COONa (aq) CH3COO- (aq) + Na+ (aq)

Persamaan tetapan kesetimbangan (Ka):

Ka =

[H+] =
Secara umum persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut,

[H+] =
Atau

[H+] =
Selanjutnya konsentrasi asam lemah ditulis [a] dan konsentrasi anion yang berasal dari
garam ditulis [g], tetapi besarnya bergantung pada jumlah anion yang diikat.
Rumus pH untuk penyangga asam:

[H+] = atau
Jika volume sama, maka:

[H+] =
Karena pH = -log [H+], maka

-log [H+] =

pH = pKa – log
dengan: Ka = tetapan disosiasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

3
Rumus pH untuk penyangga basa:

[OH-] = atau

Jika volume sama, maka:

[OH-] =
Karena pOH = -log [OH-], maka:

-log [OH-] =

pOH = pKb -
dengan: Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah.
g = jumlah mol asam konjugasi

E. Fungsi Larutan Penyangga


Sistem larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia. Misalnya,
reaksi kimia yang banyak digunakan dalam bidang kesehatan dan dalam tubuh manusia,
dalam reaksi kimia tersebut dibutuhkan pH yang stabil. Berikut beberapa fungsi larutan
penyangga:
1) Fungsi Larutan Penyangga dalam Bidang Kesehatan
Pada bidang farmasi, banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan pH stabil.
Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilang sama
sekali. Contohnya: obat tetes mata digunakan campuran asam borat (H 2BO3) dan natrium
borat (NaHBO3). Obat tetes mata harus memiliki pH yang sesuai dengan pH air mata agar
tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Pada minuman
isotonik maupun sari buah digunakan campuran asam sitrat dan natrium sitrat.
2) Fungsi Larutan Penyangga dalam Tubuh
Pada tubuh manusia, sistem larutan penyangga terdapat dalam sel, cairan antar sel dan
dalam darah. Sistem larutan penyangga dalam sel, contohnya adalah campuran asam
dihidrogen fosfat (H2PO4-) dan basa konjugasinya yaitu monohidrogen fosfat (HPO 42-).
Sistem larutan penyangga dalam cairan antar sel, contohnya adalah campuran asam
karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya yaitu ion bikarbonat (HCO3-). Sistem larutan
penyangga dalam darah, contohnya yaitu campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa
konjugasinya (ion bikarbonat HCO3-) serta campuran asam hemoglobin HHb dan basa
konjugasinya HbO2-.

4
Daftar Pustaka

Imam S, Kasmadi, dan Gatot L. 2008. Kimia Dasar II. Semarang: Unnes Press.

Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 2: SMA/MA Untuk Kelas XI, Semester 1 dan 2
Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Purba, M. 1994. Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sutresna, Nana. 2006. Kimia untuk SMA kelas II Semester 2. Bandung: Grafindo Media
Pratama.

Utami, Budi dkk. 2009. Kimia 2: untuk Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai