Anda di halaman 1dari 1

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

Respiratory Distress Syndrome (RDS) merupakan kumpulan gejala yang terdiri atas dispnea,
frekuensi pernafsan yang lebih dari 60 kali per menit, adanya sianosis, adanya rintihan pada saat
ekspirasi (expiratory grunting), serta adanya retraksi suprasternal, interkostal, dan epigastrium
saat inspirasi. Penyakit ini merupakan penyakit membran hialin, di mana terjadi perubahan atau
berkurangknya komponn sulfaktan pulmonar. Surfaktan adalah suatu zat aktif pada alveoli yang
dapat mencegah kolaps paru. Fungsi surfaktan itu sendiri adalah untuk menurunkan tegangan
permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir
ekspirasi. Penyakit ini terjadi pada bayi prematur, mengingat produksi surfaktan yang kurang.
Pada penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu dan
alveolus akan kembali kolaps. Pada setiap akhir ekspirasi pada pernafasan berikutnya dibutuhkan
tekanan negatif intratoraks yang lebih besar dengan cara inspirasi yang lebih kuat . keadaan
kolaps paru dapat menyebabkan gangguan ventilasi yang akan menyebabkan hipoksia dan
asidosis. Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk
menjalankan fungsi normalnya. Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam
tubuh sangat tinggi. Ditandai dengan beberapa gejala, misalnya nafas pendek, linglung, atau sakit
kepala.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan keperawatan, pada klien ini sebagai berikut :
1. Mempertahankan stabilitas jantung paru yang dapat dilakukan dengan mengadakan
pemantauan mulai dari kedalaman, kesimetrisan dan irama pernafasan, kecepatan,
kualitas dan suara jantung, mempertahankan kepatenan jalan nafas, memantau reaksi
terhadap pemberian atau terapi medis, serta memantau PaO2. Selanjutnya melakukan
kolaborasi dalam pemberian surfaktan eksogen (surfaktan dari luar). Sesuai dengan
indikasi.
2. Memantau urine; memantau serum elektrolit, mengkaji status hidrasi, seperti turgor,
membran mukosa, dan status fontanela anterior. Apabila bayi mengalami kepanasan
berikan selimut kemudian berikan cairan melalui intra vena sesuai dengan indikasi.
3. Mempertahankan intake kalori secara intravena; total parenteral nutrition dengan
memberikan 80-120 Kkal/; kg setiap 24 jam; memertahankan gula darah dengan
memantau dengan adanya hipoglikemia; mempertahankan intake dan output; memantau
gejala komplikasi gastrointestinal, seperti adanya konstipasidiare, seringnya mual, dan
lain-lain.
4. Mengoptimalkan oksigenasi, oksigenasi yang optimal dilakukan dengan mempertahankan
kepatenan pemberian oksigen, melakukan penghisapan lendir yang sesuai dengn
kebutuhan, dan mempertahankan stabilitas tubuh.

Anda mungkin juga menyukai