HIPERTENSI
HIPERTENSI
TENTANG HIPERTENSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
(KMB 1)
Daftar Isi..............................................................................................................................i
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASA
2.1 Definisi Hipertensi................................................................................................3
2.2 Tanda dan Gejala Hipertensi.................................................................................4
2.3 Penyebab Hipertensi ............................................................................................5
2.4 Pengobatan Hipertensi..........................................................................................7
2.5 Cara Mencegah Hipertensi....................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Atas dasar nikmat tersebut
itulah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hipertensi “ tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, saya dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikannya.
Khususnya kepada dosen Keperawata Medikal Bedah (KMB 1).
Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Penyusun,
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnyanya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,ginjal,
dan pembuluh darah dan semakin tinggi tekanan darah semakin tinggi resikonya. (Silvia
A.price)
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang
mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang
ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan
penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
1
2
Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis
meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala
atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang
merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang
berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara
waktu.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
3
4
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnyanya 90 mmHg. Hipertensi tidajk hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,ginjal,
dan pembuluh darah dan semakin tinggi tekanan darah semakin tinggi resikonya. (Silvia
A.price)
Sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on
Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997 klafisikasi
hipertensi yaitu :
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi
medis
Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan
jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah.
Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan tekanan darah
diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara
perlahan/bahkan menurun drastis.
2.2 Tanda dan Gejala Hipertensi
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertendi mrliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
a. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronism
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
7
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi, dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastoliklebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadi perbahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Kutub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas prmbuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.4 Pengobatan Hipertensi
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga
isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran
darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk
mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
8
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Pengobatan hipertensi meliputi terapi non
farmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non farmakologi berupa modifikasi gaya hidup
meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan pembatasan konsumsi alkohol.
Terapi farmakologis dapat diberikan antihipertensi tunggal maupun kombinasi. Pemilihan
obat anti hipertensi dapat didasari ada tidaknya kondisi khusus (komorbid maupun
komplikasi).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
A. Pengobatan non obat ( non farmakologis)
a) Penurunan berat badan. Target penurunan berat badan perlahan hingga mencapai
berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis dan peningkatan aktivitas fisik
dengan latihan jasmani.
b) Mengurangi asupan garam. Garam sering digunakan sebagai bumbu masak serta
terkandung dalam makanan kaleng maupun makanan cepat saji. Diet tinggi garam
akan meningkatkan retensi cairan tubuh. Asupan garam sebaiknya tidak melebihi 2 gr/
hari.
c) Diet. Diet DASH merupakan salah satu diet yang direkomendasikan. Diet ini pada
intinya mengandung makanan kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak.[3]
Pemerintah merekomendasikan diet hipertensi berupa pembatasan pemakaian garam
dapur ½ sendok teh per hari dan penggunaan bahan makanan yang mengandung
natrium seperti soda kue. Makanan yang dihindari yakni otak, ginjal, paru, jantung,
daging kambing, makanan yang diolah menggunakan garam natrium (crackers, kue,
kerupuk, kripik dan makanan kering yang asin), makanan dan minuman dalam kaleng
(sarden, sosis, kornet, buah-buahan dalam kaleng), makanan yang diawetkan, mentega
dan keju, bumbu-bumbu tertentu (kecap asin, terasi, petis, garam, saus tomat, saus
sambal, tauco dan bumbu penyedap lainnya) serta makanan yang mengandung
alkohol (durian, tape).
d) Perbanyak makanan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
e) Perbanyak makanan yg mengandung serat
f) Menjaga berat badan
g) Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
h) Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis
dapatmengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
9
i) Olah raga. Rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga secara teratur sebanyak 30
menit/hari, minimal 3 hari/ minggu.
j) Mengurangi konsumsi alkohol.Pembatasan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 gelas
per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita dapat menurunkan hipertensi.
k) Berhenti merokok. Merokok termasuk faktor risiko penyakit kardiovaskular. Oleh
karena itu penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok demi menurunkan
risiko komplikasi penyakit kardiovaskular.
B. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat
ini.
Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
a) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
b) Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
c) Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah
yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-
hati.
d) Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah :
10
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian
obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
e) Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat
Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang
mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f) Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g) Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan
yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan
dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka
angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
2.5 Cara Mencegah Hipertensi
Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya
terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut
lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan
jantunterpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita.
2. Pertahankan gaya hidup sehat
3. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan
lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
4. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stres
5. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah
dan menjadikannya tebal dan kaku
6. Pertahankan berat badan ideal dan olahraga teratur
7. Hindari konsumsi alcohol dan periksa tekanan darah teratur
8. Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya karena
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya
dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang
tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
a. Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
b. Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
c. Rajin berolahraga.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31537693/Makalah_Hipertensi
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/penatalaksanaan