Anda di halaman 1dari 6

Nama : Raiya Tursina

NIM : PO7133217 032


Tingkat : Tingkat III
Jurusan : DIV Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair- B

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biakan tersuspensi (Suspended Growth


Proccesses) dan biakan melekat (attached Growth Processes) dalam proses
pengolahan limbah cair secara biologis…
Jawab :

a. Biakan tersuspensi (Suspended growth processes)


Merupakan proses pengolahan dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai zat
organikyang tersuspensi dalam limbah cair yang akan diolah. Didalam reactor
pertumbuhan tersuspensi mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan
tersuspensi secara menyeluruh dalam limbah cair. Yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain adalah lumpur aktif (activated sludge), kolam stabilisasi/oksidasi
(waste stabilization pond), step aerasi, dan lain-lain.

b. Biakan melekat ((attached Growth Processes)


Merupakan pengolahan dengan memanfaatkan mikroorganisme yang menempel pada
media yang membentuk lapisan film unruk menguraikan zat organic (Metcalf dan
Eddy,2003). Proses biakan meledak disebut juga biofilter atau fix-bed. Influen akan
melakukan kontak dengan media tersebut sehingga terjadi proses biokimia. Akibatnya
bahan organic yang terdapat dalam limbah cair dapat diturunkan kandungannya.
Yang termasuk dalam kelompok ini antara laintricling filter,rotating biological
contactor (RBC), Upflow Anaerobic Sludge Blanked(UASB), filter terendam dan
reactor fluidisasi. Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan
BOD sekitar 80-90%(Metcalf dan Eddy,2003;Eckenfelder,2000).

1
2. Berdasarkan posisi biofilter dalam reactor, system biakan melekat dibagi 3 bentuk
golongan, yaitu…
Jawab :

a. Proses pertumbuhan melekat dengan biakan tidak terendam (non-submerged)


merupakan proses pengolahan limbah secara biologis dimana media biakan tidak
terendam dalam bulk cairan. Unit proses yang termasuk ke dalam kelompok ini antara
lain adalah trickling filter (MetCalf dan Eddy , 2003).

b. Proses pertumbuhan tersuspensi dengan packing film tetap (suspended growth


process with fixed film packing) pada dasarnya merupakan proses pengolahan dengan
biakan tersuspensi sebagaimana halnya dalam sistim lumpur aktif. Akan tetapi
penempatan bahan packing yang tersuspensi ke dalam tangki menyebabkan
mikroorganisme yang terlibat melekat pada bahan packing tersebut, dengan demikian
dapat digolongkan ke dalam pertumbuhan melekat. (WEF, 2000). Unit proses yang
termasuk kelompok ini adalah rotating biological contactor (RBC) yang terendam
sebagian.

c. Proses pertumbuhan melekat dengan biakan terendam (submerged) merupakan proses


pengolahan limbah secara biologis dimana media biakan terendam sepenuhnya dalam
bulk cairan. Unit proses yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain adalah
reaktor biologis unggun-tetap aliran ke atas (upflow) dan aliran ke bawah
(downflow), unggun terfluida (fluidized bed), upflow anaerobic sludge
blanket(UASB), dan lain-lain (MetCalf & Eddy, 2003).

3. Jelaskan dua keuntungan pengolahan limbah cair dengan system biofilter atau
biakan melekat..
Jawab :
a. Dengan adanya air limbah yang melalui media tempat tumbuhnya mikroorganisme
sebagai biofilter, akan menghasilkan lapisan lendir yang menutupi media tumbuh atau
disebut biological film. Air limbah yang masih mengandung bahan organik yang

2
belum teruraikan pada bak pengendap, bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami
proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak
limbah dengan mikroorganik yang menempel pada permukaan media filter. Makin
luas bidang kontak, maka efisiensi penurunan konsentrasi bahan organik (BOD)
makin besar, Selain menurunkan konsentrasi BOD dan COD, sistem ini juga dapat
menurunkan konsentrasi padatan tersuspensi, detergen (MBAS), ammonium dan
fosfor (BPPT, 1997a dan 1997b).

b. Biofilter juga berfugsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini,
sehingga konsentrasi suspended solid dan Eschericia Coli akan berkurang. Sistem
biofilter upflow akan menghasilkan efisiensi penyaringan yang lebih besar, karena
sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat
pada air limbah, dimana partikel yang tidak terbawa aliran keatas akan mengendap di
dasar bak filter.

4. Jelaskan 4 faktor yang berperan dalam mekanisme pembentukan biofilm atau


biofilter
Jawab :
Mekanisme pembentukan biofilm diawali ketika sel melekat pada sel lainnya atau
padatan organik inert. Beberapa faktor yang berperan dalam proses pelekatan sel pada
permukaan suatu media antara lain,
 Transportasi sel, pada tahap ini beberapa sel planktonic mikroba akan berpindah dari
cairan ke prmukaan benda padat dimana permukaan tersebut sudah memiliki kondisi
yang memungkinkan untuk penempelan adsorbs senyawa organik
 adsorpsi reversible, yaitu adsorbsi bakteri oleh permukaan. Pada tahap ini sel
planktonic terabsorbsi ke permukaan untuk jangka waktu yang terbatas kemudian
lepas kembali ke suspensi cairan. Tahap ini disebut penempelan dapat balik atau
adsorpsi reversible
 adhesi irreversible, pada tahap ini sel planktonic bakteri yang tidak mengalami
pelepasan akan tetap menempel untuk jangka waktu yang lama.

3
 penggandaan sel yaitu cara bakteri memperbanyaak diri.
Proses pelekatan sel mikroorganisme diawali dari terbentuknya butiran perintis berupa
satuan sel yang sangat kecil dan selanjutnya tumbuh menjadi sekumpulan mikroorganisme
(Callander dan Barford, 1983 dalam Agustian, 2003). Sel yang tumbuh pada permukaan media
belum permanen, masih dapat lepas dan bergerak. Setelah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya sel melekat erat pada permukaan media dan berkembang membentuk koloni.
Kecepatan pelekatan sel pada permukaan media tidak selalu sama, tergantung pada struktur
media dan daya rekatnya (Marrshall, 1992 dalam Jamilah et al, 1998).

5. Jelaskan 6 faktor lingkungan yang mempengaruhi biodegradasi aerobic…


Jawab :
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi adalah :

a. Efek Temperatur
Variasi temperatur mempengaruhi semua proses biologis.Berdasarkan daerah
aktivitas temperatur bagi kehidupan mikroorganisme dibagi atas tiga golongan
(Eckenfelder, 2000; Soeparman dan Suparmin, 2001; Lee, 1992).
 Mikroorganisme psikorofilik, adalah golongan mikroorganisme yang dapat
tumbuh pada daerah temperatur antara 300C, dengan temperatur optimum 150C.
Kebanyakan dari golongan ini tumbuh di tempat-tempat dingin baik di darat
maupun di air.
 Mikroorganisme mesofilik, adalah golongan mikroorganisme yang dapat tumbuh
pada daerah temperatur optimum antara 25 – 370C, minimum 15 0c dan
maksimum 55 0C.
 Mikroorganisme termofilik, adalah golongan mikroorganisme yang dapat tumbuh
pada daerah temperatur tinggi, optimum antara 55 – 60 0C, minimum 40 0C dan
0
maksimum 75 C.

b. Efek pH
Bakteri memerlukan nilai pH antara 6,5 – 7,5. Berdasarkan daerah aktivitas pH bagi

4
kehidupan mikroorganisme dibedakan atas tiga golongan (Eckenfelder, 2000;
Soeparman dan Suparmin , 2001; Lee, 1992).
 Mikroorganisme asidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0 –
5,0.
 Mikroorganisme mesofilik (Neutrofilik), yaitu jasad yang dapat tumbuh pada
pH antara 5,5 – 8,0.
 Mikroorganisme alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 8,4 –
9,5.

c. Toksisitas
Toksisitas dalam sistem oksidasi biologis menurut Eckenfelder ( 2000 ), disebabkan oleh
beberapa hal yaitu :
 Bahan anorganik, seperti fenol juga merupakan toksis pada konsentrasi tinggi, tetapi
dapat diturunkan secara biologis pada konsentrasi rendah.
 Bahan seperti logam berat Hg, Ag, Cu, Au, Zn, Li dan Pb juga toksid pada kadar
rendah, terhadap mikroorganisme karena ion-ion logam berat dapat bereaksi dengan
gugusan senyawa sel tergantung pada kondisi operasi.
 Garam-garam anorganik dan ammonium, yang menunjukkan suatu penghambatan pada
konsentrasi tinggi.

d. Bahan Makanan (Nutrien)


Fungsi utama bahan makanan bagi mikroorganisme ialah sebagai sumber energi,
bahan pembangunan sel dan sebagai aseptor elektron di dalam reaksi bioenergetik
(reaksi yang menghasilkan energi). Bahan makanan yang diperlukan terdiri dari : air,
sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan dan nitrogen (Metcalf dan Eddy, 2003).

e. Cell residence Time (CRT)


Cell Residence Time (CRT) atau umur lumpur didefinisikan, adalah rata-rata
lamanya waktu mikroorganisme berada di dalam aerator (Eckenfelder, 2000). Untuk
mendapatkan hasil yang baik pada proses pengolahan secara biologis CRT

5
merupakan landasan desain dan parameter operasi dalam proses aerobik. Menurut
Metcalf dan Eddy (2003), secara umum CRT dalam proses aerobik antara 6-15 hari
untuk memperoleh hasil kinerja pengolahan yang efektif.

f. Hydraulic Retention Time (HRT)


Hydraulic Retention Time (HRT) adalah waktu rata-rata penahanan air limbah
berada pada tangki aerasi. Untuk mendapatkan hasil yang baik pada proses
pengolahan secara biologis, HRT juga merupakan landasan desain dan parameter
operasi dalam proses aerobik. Semakin lama air limbah dalam tangki aerasi,
mengakibatkan waktu kontak antara biomassa dalam reaktor dengan substrat dalam
aliran umpan semakin lama. Dengan demikian diharapkan proses degradasi biologis
aerob berlangsung efektif. Secara umum untuk limbah cair industri dengan proses
biologis aerobik sebaiknya air limbah berada pada tangki aerasi antara 6 – 8 jam
(Sugiharto, 1994 ; Gumbira, 1994), untuk memperoleh efisiensi pengolahan yang
efektif.

Anda mungkin juga menyukai