Anda di halaman 1dari 15

Referat

Gambaran Radiologi Pneumothorax

Disusun oleh:

Regina Diah Putri, S.Ked 04011381520099


Yuni Anjarwati, S.Ked 04084821921063
Ayu Kartika Putri, S.Ked 04011381621196

Pembimbing:
dr. Musla Ningsih, Sp.Rad, M.Kes

DEPARTEMEN RADIOLOGI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Referat
Gambaran Radiologi Pneumothorax

Oleh :
Regina Diah Putri, S.Ked 04011381520099
Yuni Anjarwati, S.Ked 04084821921063
Ayu Kartika Putri, S.Ked 04011381621196

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di Departemen RadiologiKedokteran Universitas Sriwijaya RSUP Dr.
Mohammad. Hoesin Palembang Periode 30 Maret-6 April 2020

Palembang, Maret 2020

Dr. MuslaNingsih, Sp.Rad, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah referat kami dengan judul
“Gambaran Radiologi Pneumothorax” sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya/ RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dr.Musla
Ningsih, Sp.Rad, M.Kes selaku pembimbing yang telah membantu memberikan
bimbingan dan masukan sehingga tugas ilmiah ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ilmiah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikian penulisan tugas ilmiah ini,
semoga bermanfaat.

Palembang, Maret 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................
BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Paru-paru merupakan unsur elastis yang akan mengempis dan


mengempiskan udara melalui trakea yang dipengaruhi tekanan ruang untuk
mempertahankan keberlangsungan pernafasan. Paru-paru sebenarnya mengapung
dalam rongga toraks, dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang
menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru di dalam rongga. Jadi pada keadaan
normal rongga pleura berisi sedikit cairan dengan tekanan negatif yang ringan.1

Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga


pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan
menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak dapat
mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernafas.
Pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumotoraks
spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks
traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non iatrogenic.2

Ada tiga jalan masuknya udara ke dalam rongga pleura, yaitu :3

1) Perforasi pleura viseralis dan masuknya udara dari dalam paru.


2) Penetrasi dinding dada (dalam kasus yang lebih jarang perforasi esofagus
atau abdomen) dan pleura parietal, sehingga udara dari luar tubuh masuk
dalam rongga pleura.
3) Pembentukan gas dalam rongga pleura oleh mikroorganisme pembentuk
gas misalnya pada empiema.

Kejadian pneumotoraks pada umumnya sulit ditentukan karena banyak


kasus-kasus yang tidak di diagnosis sebagai pneumotoraks karena berbagai
sebab. Johnston & Dovnarsky memperkirakan kejadian pneumotoraks berkisar
antara 2,4-17,8 per 100.000 per tahun. Beberapa karakteristik pada pneumotoraks
antara lain: laki-laki lebih sering daripada wanita (4: 1); paling sering pada usia
20-30tahun.1,4

5
Pneumotoraks spontan yang timbul pada umur lebih dan 40 tahun sering
disebabkan oleh adanya bronkitis kronik dan empisema. Lebih sering pada
orang-orang dengan bentuk tubuh kurus dan tinggi (astenikus) terutama pada
mereka yang mempunyai kebiasaan merokok. Pneumonotoraks kanan lebih sering
terjadi dan pada kiri.1,2

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
2.1.1 Paru
Paru-paru adalah organ penting dari respirasi, jumlahnya ada dua, terletak di
samping kanan dan kiri mediastinum, dan terpisah satu sama lain oleh jantung dan
organ lainnya dalam mediastinum. Paru-paru memiliki area permukaan alveolar
kurang lebih seluas 40 m2 untuk pertukaran udara. 5

Gambar 1. Anatomi Paru5

Karakteristik paru-paru yaitu berpori, tekstur kenyal ringan; mengapung di


air, dan sangat elastis. Permukaan paru-paru halus, bersinar, dan membentuk
beberapa daerah polihedral, yang menunjukkan lobulus organ: masing-masing
daerah dibatasi oleh garis-garis yang lebih ringan (fisura). Paru kanan dibagi oleh
fisura transversa dan oblik menjadi tiga lobus: atas, tengah, dan bawah. Paru kiri
memiliki fisura oblik dan dua lobus. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru

7
kiri, terdiri dari pulmo sinister lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus
terdiri atas belahan-belahan yang lebih kecil bernama segmen.
Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen, yaitu:
 5 buah segmen pada lobus superior
 5 buah segmen pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen, yakni:
 5 buah segmen pada lobus inferior
 2 buah segmen pada lobus medialis
 3 buah segmen pada lobus inferior
Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang
bernama lobulus. Diantara lobulus yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh
jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-saraf,
dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus
ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus.
Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2–0,3
mm. 5,6

Gambar 2. Segmen Paru5

8
Paru-paru juga dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh mediastinum.
Setiap paru mempunyai: 6
a) Apeks, Ujung superior yang tumpul dari paru-paru letaknya lebih tinggi
dari costa 1 sampai akar leher yang dilapisi oleh pleura cervikal.
b) Basis, permukaan bawah paru-paru yang bentuknya cekung.
c) Dua atau tiga lobus, dipisahkan oleh fissura
d) Tiga permukaan ( costal, mediastina, dan diaphragmatica)
e) Tiga border ( anterior, inferior, dan posterior)
Paru-paru kanan terdapat fissura oblique dekstra dan horisontalis yang
memisahkan menjadi 3 lobus dekstra : superior, media dan inferior. Paru-paru
kanan lebih berat dan lebih besar dari yang kiri. Tetapi lebih pendek dan lebih
lebar karena diaphragma kanan lebih tinggi dan jantung serta perikardium lebih ke
kiri. Paru-paru kiri memiliki sebuah fissura ablique sinistra yang memisahkan
menjadi 2 lobus sinistra, yaitu lobus superior dan inferior.Paru-paru kanan dan
kiri terpisah oleh jantung dan pembuluh besar dalam mediastinum medius.

Paru-paru memiliki 3 permukaan, yaitu: 6

a) Facies costalis, terhampar pada sternum, cartilago costalis, dan costa


b) Facies mediastinalis, ke medial berhubungan dengan mediastinum, dan ke
dorsal dengan sisi vertebra
c) Facies diaphragmatika bertumpu pada kubah diaphragma yang cembung.
Cekungan terdalam terdapat pada paru-paru kanan, karena letak kubah
sebelah kanan lebih tinggi.

Paru-paru memiliki 3 tepi, yaitu:6

a) Margo anterior, yaitu terpi pertemuan facies costalis dengan facies


mediastinalis disebelah ventral.
b) Margo inferior, membentuk batas lingkar facies diaphragmatica paru dan
memisahkan facies diaphragmatica dari facies costalis dan facies
mediastinalis.

9
c) Margo posterior, yaitu tepi pertemuan facies costalis dengan facies
mediastinalis dibagian dorsal.

Gambar 3. Segmen Paru6

2.1.2 Pleura
Paru-paru masing-masing dilapisi oleh sebuah kantong pleura yang
terdiri dari dua selaput serosa yaitu pleura parietalis yang melapisi dinding thoraks
dan pleura viseralis yang meliputi paru-paru, termasuk permukaannya dalam
fissura. 6

10
Pleura viseralis melapisi semua permukaan paru-paru, termasuk fissura
oblique dan horizontal . sedangkan pleura parietalis melekat pada dinding thoraks,
mediastinum dan diaphragma. Pleura parietalis mencakup bagian-bagian berikut :
- Pleura kostal meliputi permukaan dalam dinding thoraks ( sternum,
cartilago costalis, costa, m. Intercostalis, dan sisi-sisi vertebra thoracica)
- Pleura mediastinal menutupi mediastinum
- Pleura diaphragmatika menutupipermukaan thorakal diaphragma
- Pleura servikal menjulang sekitar 3 cm ke arah leher, dan puncaknya
membentuk kubah seperti mangkuk di atas apex pulmonis.

Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum
pleura. Pada keadaan normal kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga
paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat)
yang berguna unuk meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan
antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu bernafas bergerak.5,6
Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri, hanya
dilekatkan ke mediastinum oleh radiks pulmonalis.

Paru-paru terletak pada kavum thorak yaitu suatu rongga yang dibatasioleh: 5
- Superior : Aperture thorak superior; vertebra thorak, costa I,
manubrium sterni.
- Dorsal : Vertebra thorak I-XII.
- Ventral : Os sternum.
- Lateral : Costa I-XII.
- Inferior : Diafragma, aperture thorak inferior; vertebra thorak XII,
costa XII ujungcosta XII, cartilage costarum dan p.
xphyoideus

11
Gambar 4. Segmen Paru6

12
2.2 Anatomi
2.2.1 Definisi
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam
pleura akibat robeknya pleua atau suatu keadaan dimana udara terkumpul di
dalam kavum pleura sehingga memisahkan rongga viceralis dengan parietalis
yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena.7

Gambar 5. Segmen Paru7

2.2.2 Epidemiologi

Insidensi pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang


tidak diketahui8. Namun dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan
menunjukkan bahwa pneumotoraks lebih sering terjadi pada penderita dewasa
yang berumur sekitar 40 tahun. Laki-laki lebih sering daripada wanita, dengan
perbandingan 5 : 1. 2
Di Amerika Serikat, insidens pneumotoraks spontan primer pada laki-laki
adalah 7,4 kasus per 100.000 orang tiap tahunnya sementara pada wanita
insidensnya adalah 1,2 kasus per 100.000 orang. Sedangkan insidens
pneumotoraks spontan sekunder pada laki-laki adalah 6,3 kasus per 100.000 orang
dan wanita 2,0 per 100.000 orang. Pneumotoraks traumatik lebih sering terjadi
daripada pneumotoraks spontan dengan laju yang semakin meningkat. 9

13
Pneumotoraks spontan primer terjadi pada usia 20 – 30 tahun dengan
puncak insidens pada usia awal 20-an sedangkan pneumotoraks spontan sekunder
lebih sering terjadi pada usia 60 – 65 tahun. 9

14
Daftar Pustaka

1. Guyton, Arthur, C. Hall, John, E. Ventilasi paru. Dalam : Buku Ajar


Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC; 2007. P. 495-500.
2. Hisyam, B. Budiono, Eko. Pneumothoraks spontan. Dalam : Sudoyo, Aru,
W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati,
Siti (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta :
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2006. P. 1063-1068.
3. Reed, James, C. Kelainan-kelainan rongga pleura. Dalam : Radiologi
Thoraks. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. 1995. P. 63-64.
4. Noppen M, 2010. Spontaneus pneumothorax: epidemiology,
pathophysiology and cause. Journal volume 19 no. 117
5. Syaifuddin. 2010. Anatomi Fisiologi. Edisi 2.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
6. Moore K, et al. 2010. Moore, Clinical Oriented Anatomy:6th Edition.
Elsevier Saunders. P.105-113
7. Schiffman, George. Stoppler, Melissa, Conrad. Pneumothorax (Collapsed
Lung).
8. Alhameed, F.M. Pneumothorax imaging. Cited on [7 April 2020].
Available from www.emedicine.com
9. Bascom, R. Pneumothorax. Cited on [7 April 2020]. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/827551
10.

15

Anda mungkin juga menyukai