Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut Tarwoto (2012), pengkajian pada gangguan kelenjar pituitari sering
mengalami kesulitan karena tanda dan gejalanya sangat bervariasi. Hampir
seluruh sistem tubuh mengalami gangguan akibat pengaruh dari hromon,
sehingga tanda dan gejala ada yang spesifik dan tidak spesifik. Untuk membantu
mengidentifikasi gangguan pituitari  maka diperlukan pengkajian riwayat
keperawatan tanda dan gejala spesifik dan tes diagnostik.

1. Identitas Diri Klien

Nama : Ny. R
Tempat/tanggal lahir : Timika, 04 – April 1998
Umur : 21 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : JL. Lamadukelleng
Sts.perkawinan : Belum Kawin
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak memiliki pekerjaan
Lama kerja :-
Tgl. Masuk RS : 02 Februari 2020

2.      Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sangat penting dikaji, termasuk diantaranya


riwayat penyakit sekarang yang dialami, riwayat keluarga, psikososial,
gaya hidup. Riwayat kesehatan perlu dikaji untuk menggali informasi
mengenai adanya faktor penyebab, keturunan atau faktor lain yang
berkaitan dengan keluhan yang dirasakan. Riwayat penyakit terdahulu
seperti riwayat trauma kepala, pembedahan kepala, infeksi otak, riwayat
penggunaan hormon dan obat-obatan seperti glukokortikoid dosis besar.

26
3.  Riwayat Keluarga
Perlu dikaji riwayat keluarga yang berkaitan dengan penyakit
endokrin misalnya riwayat penyakit diabetes melitus, penyakit tiroid,
hipertensi, hipotensi, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tumor
otak.
4.   Keluhan Utama
Keluhan pasien pada gangguan pituitari ada yang bersifat umum dan
khusus.
a.       Gejala Umum
1)      Adanya kelemahan
2)      Nyeri kepala
3)      Depresi
4)      Gangguan tidur
b.      Gejala Spesifik, yang terkait sesuai dengan jenis hormon yang
mengalami gangguan, namun secara spesifik dapat dilihat dari
berbagai sistem tubuh:
1)      Perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh dan nadi
terjadi pada pasien dengan hipertiroid, penurunan suhu
tubuh dan nadi lambat biasanya terjadi pada hipotiroid.
Tekanan darah mungkin turun pada insufisiensi ADH karena
dehidrasi dan meningkat pada over produksi ADH.
2)      Kardiovaskuler, adanya palpitasi pada hipertiroid dan
phenochromocytoma.
3)      Integumen, adanya perubahan warna seperti adanya
hiperpigmentasi dipersendian pada penyakit Addison, kulit
kering, kasar, keras dan bersisik, seperti pada pasien
dengan hipotiroidisme atau hipoparatirod. Edema juga dapat
terjadi pada hipotiroid (myxedema). Adanya kerontokan
rambut aksila dan pubis.
4)      Muskuloskeletal, kelemahan, nyeri pada persendian
seperti pada hiperparatiroid, kerdil, gigantisme atau
akromegali pada kelainan GH.
5)      Perkemihan, adanya batu ginjal pada hiperparatiroid,
sering miksi pada gangguan ADH, diabetes insifidus.

27
6)      Persarafan, adanya perubahan status mental, depresi,
penurunan kesadaran, tremor, kejang, gangguan sensorik,
motorik, dan refleks, gangguan saraf kranial.
7)      Sistem gastrointestinal, adanya pembesaran bola lidah,
kemrahan pada lidah (glossitis), penurunan berat badan,
poliplagia, poliuria, polidipsi biasanya terjadi pada pasien
DM, inkontinensia bowel dan konstipasi biasanya terjadi
pada pasien dengan gangguan tiroid.

5. Pengkajian pola gordon

Konsep teori yang difunakan penulis adalah model


konseptual keperawatan dari Gordon. Menurut Gordon data dapat
dikelompokkan menjadi 11 konsep yang meliputi:

a) Persepsi Kesehatan – Pola Manajemen Kesehatan


Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan
perawatan di rumah.
b) Pola nutrisi – Metabolik
Pada pasien dengan hipopituitarisme akan mengalami
gangguan nutrisi metabolic seperti muntah,mual,penurunan
berat badan

c) Pola Eliminasi
Pada pasien. hipopituitarisme biasanya ditemukan penurunan
pengeluaran urin dan feses
d) Pola Aktivitas dan Latihan
1) Gejala :kelelahan,malaise,kelemahan,ketidakmampuan
Melakukan aktivitas

2) Tanda : kelelahan otot,peningkatan kebutuhan


. tidur
e) Pola Persepsi Kognitif
Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran,
penciuman, daya ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam

28
menjawab pertanyaan. Peningkatan ureum darah menyebabkan
kulit bersisik kasar  dan rasa gatal. Gangguan penglihatan
dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
f) Pola Tidur dan Istirahat
Klien tidak dapat tidur gatal karena keletihan, kelemahan otot
dan kehilangan tonus.
g) Konsep Diri dan Persepsi Diri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image,
body comfort. Terjadi perilaku distraksi, gelisah, dan penolakan.
Klien  cemas  dan takut karena urinenya berwarna merah dan
edema dan  perawatan yang  lama.
h) Peran dan Pola Hubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan
sesudah sakit. Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab
atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
Anak  tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh  serta
anak mengalami kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.
i) Pola Reproduktif dan Sexual
perubahan libido,perubahan aliran menstruasi
j) Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi
Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah
keuangan, rumah.
k) Pola Keyakinan dan Nilai
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya
dalam keseharian. Dengan ini diharapkan perawat dalam
memberikan motivasi dan pendekatan terhadap klien dalam
upaya pelaksanaan ibadah.

6.  Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum, kaji kesadaran pasien, memori dan pola
komunikasi. Observasi postur, proporsi tubuh, ukuran tubuh, berat
badan dan tinggi badan. Observasi tanda-tanda kecemasan.

29
b. Tanda vital, kaji perubahan tanda vital,  peningkatan suhu tubuh,
nadi, pernapasan, nadi dan perubahan tekanan darah sering
terjadi pada pasien dengan gangguan tiroid.
c. Pemeriksaan kulit, observasi tekstur dan distribusi rambut, catat
adanya kebotakan. Kaji warna, pigmentasi, strie, ekimosis.
Palpasi keadaan kulit, tendernes, tekstur, turgor.
d. Pemeriksaan kepala, catat keadaan kepala, bentuk dan proporsi
kepala, catat adanya ukuran penurunan bibir dan hidung,
penonjolan rahang, keadaan kulit kepala, keadaan rambut kepala.
Observasi ekspresi wajah, tanda- tanda kecemasan dan depresi.
e. Pemeriksaan mata, lihat dan palpasi alis mata, distribusi rambut,
observasi posisi mata, kesimetrisan, ketajaman, pergerakan bola
mata, keadaan bola mata (adakah eksotalmus), lapang pandang,
kelemahan palpebra.
f. Pemeriksaan mulut, catat adanya pertumbuhan gigi yang tidak
rata, inspeksi warna mukosa mulut dan ukuran lidah.
g. Pemeriksaan leher, perhatikan bentuk kesimetrisan dan posisi
garis tengah trakea, palpasi adanya pembesaran kelenjar tiroid.
Obeservasi adnya kesulitan menelan, nyeri menelan dan
perubahan suara.
h. Pemeriksaan dada, inspeksi pergerakan dada dan payudara,
palpasi pengembangan dada dan taktil fremitus, auskultasi bunyi
nafas dan suara jantung. Observasi adanya pernapasan cepat
dan dangkal, atropi mamae pada wanita dan ginekomastia.
i. Pemeriksaan abdomen, inspeksi bentuk abdomen, warna kulit
seperti hiperpigmentasi, massa, skar dan jejas, asites, nyeri tekan
catat, bising usus, pembesaran hati dan limpa.
j. Pemeriksaan genitalia, catat adnya atropi testis, klitoris, distribusi
rambut pubis.
k. Pemeriksaan ekstremitas, kaji bentuk dan kesimetrisan
ekstremitas, kekuatan otot, kelemahan tonus otot, pembesaran
tangan dan kaki, nyeri sendi dan trunkei obesitas (badan besar
ekstremitas kecil)

30
l. Pemeriksaan neurologi, lakukan pemeriksaan motorik, sensorik,
refleks dan fungsi saraf kranial. Adanya kelemahan, gangguan
sensori, emosional tidak stabil sering dijumpai pada pasien
gangguan pituitari.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya kelemahan otot.
2. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
3. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan menurunnya
progesteron dan estrogen
4. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
5. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kelemahan fisik.

31
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosa keperawatan NOC NIC
1. Intoleransi aktivitas Tujuan : 1. Observasi tingkat toleransi aktivitas
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatatab 1 x klien
menurunnya kelemahan 24 jam diharapkan pasien mengalami 2. Observasi kemampuan untuk
otot. peningkatan aktivitas berpartisipasi pada aktifitas yang di
inginkan atau dibutuhkan.
Kriteria hasil : 3. Berikan lingkungan yang tenang dan
Klien beraktivitas secara mandiri, klien tidak perlu istirahat
lemah 4. Anjurkan klien untuk beristirahat bila
pasien merasa lelah dan nyeri
5. Batasi aktivitas dengan penghematan
energi

2. Gangguan body image Tujuan : 1. Observasi perasaan klien tentang


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatatab 1 x gambaran dan harga diri
perubahan penampilan 24 jam diharapkan pasien memiliki kembali 2. Motivasi individu untuk bertanya
fisik citra tubuh yang positif. mengenai masalah , penanganan,
perkembangan dan prognosa
kesehatan
Kriteria hasil : 3. Tingkatkan komunikasi terbuka ,

32
Pasien menerima keadaan dirinya sesuai hindari kritik/penilaian terhadap
dengan kondisi sekarang prilaku klien.
4. Berikan dukungan klien untuk
mengungkapkan kekhawatirannya.
.
3. Disfungsi seksual Tujuan : 1. Pertahankan privasi dan kerahasiaan.
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatatab 1 x 2. Observasi pesien mengenai pola
perubahan 24 jam diharapkan pasien dapat menunjukan seksualitas yang biasa dilakukan dan
menurunnya peningkatan fungsi seksual bagaimana diagnosis saat ini dapat
progesteron dan mempengaruhi pola tersebut.
estrogen Kriteria hasil : 3. Dorong pasien untuk membagi pikiran
- Pasien mengungkapkan perasaan atau maslah dengan keluarga.
dapat keinginan/hasrat seksual. 4. Bangun kepercayaan dengan pasien.
- Pasien mengungkapkan fungsi seksual
meningkat
4. Ansietas berhubungan Tujuan : 1. Observasi sejauh mana klien
dengan koping individu Setelah dilakukan tindakan keperawatatab 1 x mengetahiu tenetang penyakitnya
tidak efektif 24 jam diharapkan ansietas teratasi. 2. Beri kesempatan klien untuk
mengekspresikan perasaannya.
Kriteria hasil : 3. Jelaskan pada klien tentang
klien tidak cemas lagi penyakitnya dan prosedur

33
pengobatannya
4. Kolaborasikan dengan tim medis
dengan pemberian obat anti ansietas,
misal diazepam

34

Anda mungkin juga menyukai