Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INTERVENSI KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN

KECEMASAN PADA IBU MENYUSUI DENGAN GANGGUAN PROSES


LAKTASI DI RT.01 RW.08 LENTENG AGUNG
JAKARTA SELATAN TAHUN 2019

Ketua Pelaksana
Retno Sugesti, S.ST, M. Kes
Hidayani, SKM, MKM

Kelompok 19 Kelas B3
Anggota :
1. Sinda Mercy Safitri 07190200025
2. Baeti Ida R. 07190200026
3. Nadia Friska T. 07190200032
4. Tanti Triswanti 07190200033

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kecemasan Pada Ibu Menyusui Dengan Gangguan


Proses Laktasi
Nama Lengkap : Retno Sugesti, S.ST, M. Kes
a. NIP/NIDN : 9100100432 / 0404078203
b. Jabatan Fungsional : LEKTOR / ASISTEN AHLI
c. Program Studi :KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
d. Nomor Hp : 081288262051 / 08118460910
e. Alamat surel (e-mail) : reresayugi@gmail.com / hidayani.031@gmail.com
Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Sinda Mercy Safitri
b. NPM : 07190200025
c. Program Studi/Kelas : KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
TERAPAN/B3
Anggota (2)
a. Nama Lengkap : Baeti Ida Rukmanawati
b. NPM : 07190200026
c. Program Studi/Kelas : KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
TERAPAN/B3
Anggota (3)
a. Nama Lengkap : Nadia Friska Triyana
b. NPM : 07190200032
c. Program Studi/Kelas : KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
TERAPAN/B3
Anggota (4)
a. Nama Lengkap : Tanti Triswanti
b. NPM : 07190200033
c. Program Studi/Kelas : KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
TERAPAN/B3

i
Lokasi Kegiatan Mitra
a. Wilayah Mitra ( Desa/ Kecamatan) : Lenteng Agung, Jagakarsa
b. Kabupaten /Kota : Jakarta Selatan
c. Provinsi : DKI Jakarta
d. Jarak PT ke Lokasi Mitra : 100 Meter
Luaran yang dihasilkan : 1. Meningkatkan derajat kesehatan ibu
menyusui
2. Ibu menyusui tentang kecemasan
Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 hari
Biaya Total : Rp. 791.000,00,-
a. DIKTI : Rp.0
b. Sumber Lain : Rp.0
Jakarta, 14 November 2019

Mengetahui
Kepala Departemen Penanggung Jawab Mata Kuliah

Hidayani AM. Keb, SKM, M.KM Retno Sugesti, S. ST. M. Kes

NIDN. 0331078102 NIDN. 0404078203

Menyetujui
Ketua LP/LPPM

Irma Jayatmi, SST. M. Kes

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... iv
RINGKASAN PROPOSAL ............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Analisis Masalah ........................................................................ 1
B. Tujuan Kegiatan .......................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan ........................................................................ 2
D. Target dan Luaran........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
A. Definisi Kecemasan ..................................................................... 4
B. Hubungan Kecemasan Pada Ibu Menyusui Dengan Gangguan
Proses Laktasi .............................................................................. 4
C. Definisi Laktasi ........................................................................... 5
D. Proses Laktasi .............................................................................. 6
E. Faktor Yang Memengaruhi Produksi ASI ................................... 6
F. Cara Memperbanyak Jumlah Dan Persediaan ASI ..................... 8
G. Cara Menilai Kelancaran ASI ..................................................... 9
BAB III METODE PELAKSANAAN.......................................................... 11
A. Sasaran ......................................................................................... 11
B. Tempat Dan Waktu...................................................................... 11
C. Metode ......................................................................................... 11
D. Pengorganisasian ......................................................................... 11
E. Alat Peraga .................................................................................. 11
F. Strategi ......................................................................................... 11
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ...................................... 13
BAB V BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN .................................. 15
A. Biaya Pelaksanaan ....................................................................... 15
B. Jadwal Pelaksanaan ..................................................................... 16
BAB VI PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................... 18

iii
BAB VII PENUTUP ........................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
LAMPIRAN ..................................................................................................... 22
1. Formulir Pengajuan Kegiatan Pengabdian Masyarakat
2. Surat Ijin Tempat Pelaksanaan
3. Surat Undangan Untuk Peserta
4. Surat Balasan
5. Daftar Hadir Peserta
6. Materi Penyuluhan
7. Dokumentasi Kegiatan

iv
RINGKASAN PROPOSAL

Ibu yang cemas akan sedikit mengeluarkan ASI dibandingkan ibu yang
tidak cemas. Upaya agar ASI tetap lancar yaitu mulai dari keinginan ibu yang
kuat untuk memberikan nutrisi terbaik yaitu ASI pada bayinya. Motivasi yang
kuat akan berpengaruh terhadap fisik dan emosi ibu untuk menghasilkan ASI.
Dengan memiliki keinginan yangkuat dan kasih sayang yang tulus dan tinggi,
maka produksi ASI bisa terpacu. Salah satunya yaitu dukungan dari suami dan
keluarga, kerena dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi
kelancaran pengeluaran ASI dan terhindar dari kecemasan sehingga terciptakan
suasana yang nyaman di dalam keluarga dan ibu merasa rileks dan nyaman.
Dengan demikian ASI akan terproduksi dengan lancar. Jika suasana hati ibu
merasa nyaman dan gembira akan mempengaruhi kelancaran ASI, sebaliknya jika
ibu merasa cemas dan stress akan menghambat kelancaran pengeluaran ASI
Sehingga dengan kegiatan penyuluhan ini kepada ibu menyusui. Metode
yang dipakai dalam kegiatan ini adalah melakukan penyuluhan Rencana kegiatan
penyuluhan ini akan dilaksanakan di bulan Desember 2019 di Rt. 1 Rw. 8 lenteng
agung.

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Masalah
Air Susu Ibu adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu
berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi
yang diproduksi sejak masa kehamilan (Wiji, 2013). ASI merupakan makanan
yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6 bulan karena
mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal (Dinkes RI, 2015).
Peneliti dari Ikatan Alumni Magister Kedokteran Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr dr Ray Wagiu Basrowi
menyebut, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 angka pemberian
ASI eksklusif untuk bayi 0-6 bulan (prevalensi ASI eksklusif) di Indonesia
masih berkisar 32%. Angka itu jauh ketimbang negara-negara lain antara
50%-60%.
Posyandu RT 01 RW 08 merupakan salah satu bagian dari wilayah
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ada beberapa dari warga di RT 01 RW
08 yang sedang hamil yang berjumlah 2 orang dan juga terdapat ibu menyusui
yang berjumlah 8 orang. Dan terdapat 5 orang ibu menyusui yang mengalami
masalah dalam menyusui, mereka mengeluhkan bahwa produksi ASInya
kurang lancar. Ada beberapa faktor penyebab ketidaklancaran produksi ASI
salah satunya kesibukan ibu yang membuat ibu merasa kelelahan sehingga
waktu istirahat ibu berkurang dan juga kecemasan ibu dalam menyusui. Untuk
itu diperlukan suatu langkah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di RT
01 RW 08.
Ibu yang cemas akan sedikit mengeluarkan ASI dibandingkan ibu
yang tidak cemas. Berdasarkan hasil penelitian Iin Febrina (2011)
mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan
kelancaran pengeluaran ASI ibu post partum primipara. Upaya agar ASI
tetap lancar yaitu mulai dari keinginan ibu yang kuat untuk memberikan
nutrisi terbaik yaitu ASI pada bayinya. Motivasi yang kuat akan berpengaruh

1
terhadap fisik dan emosi ibu untuk menghasilkan ASI. Dengan memiliki
keinginan yangkuat dan kasih sayang yang tulus dan tinggi, maka produksi
ASI bisa terpacu. Salah satunya yaitu dukungan dari suami dan keluarga,
kerena dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi kelancaran
pengeluaran ASI dan terhindar dari kecemasan sehingga terciptakan suasana
yang nyaman di dalam keluarga dan ibu merasa rileks dan nyaman. Dengan
demikian ASI akan terproduksi dengan lancar. Jika suasana hati ibu
merasa nyaman dan gembira akan mempengaruhi kelancaran ASI,
sebaliknya jika ibu merasa cemas dan stress akan menghambat kelancaran
pengeluaran ASI (Qiftiyah, M, 2018).

B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman kepada ibu menyusui bahwa adanya
hubungan antara kecemasan dengan proses laktasi
2. Untuk memberikan pemahaman kepada ibu menyusui dalam menilai
kelancaran ASI
3. Untuk memberikan pemahaman kepada ibu menyusui bagaimana cara
memperbanyak jumlah dan persediaan ASI

C. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman ibu menyusui mengenai hubungan antara
kecemasan dengan proses laktasi
2. Meningkatkan pemahaman ibu menyusui dalam menilai kelancaran ASI
3. Meningkatkan pemahaman ibu menyusui terkait cara memperbanyak
jumlah dan persediaan ASI

2
D. Target dan Luaran
Adapun target dan luaran yang diadakan sebagai berikut :
1. Meningkatnya peran program studi sarjana terapan kebidanan dalam
memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat khususnya dalam
mengurangi kecemasan ibu menyusui
2. Meningkatkan pemahaman ibu menyusui mengenai kecemasan, hubungan
kecemasan dengan proses laktasi, cara memperbanyak jumlah ASI, dan
cara menilai kelancaran ASI.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kecemasan
Kecemasan merupakan reaktivitas emosional berlebihan, depresi yang
tumpul, atau konteks sensitif, respon emosional (Clift, 2011). Pendapat lain
menyatakan bahwa kecemasan merupakan perwujudan dari berbagai emosi
yang terjadi karena seseorang mengalami tekanan perasaan dan tekanan
batin. Kondisi tersebut membutuhkan penyelesaian yang tepat sehingga
individu akan merasa aman. Namun, pada kenyataannya tidak semua masalah
dapat diselesaikan dengan baik oleh individu bahkan ada yang cenderung di
hindari. Situasi ini menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan dalam
bentuk perasaan gelisah, takut atau bersalah (Supriyantini, 2010).
Menurut Rachmad (2009), kecemasan timbul karena adanya sesuatu
yang tidak jelas atau tidak diketahui sehingga muncul perasaan yang
tidak tenang, rasa khawatir, atau ketakutan. Ratih (2012) menyatakan
kecemasan merupakan perwujudan tingkah laku psikologis dan berbagai
pola perilaku yang timbul dari perasaan kekhawatiran subjektif dan
ketegangan.

B. Hubungan Kecemasan Pada Ibu Menyusui Dengan Gangguan Proses


Laktasi
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya
beberapa faktor, antara lain faktor perubahan sosial budaya, faktor psikologis,
faktor fisik ibu, meningkatnya promosi susu formula, faktor petugas
kesehatan, makanan ibu, berat badan lahir bayi, penggunaan alat kontrasepsi.
Perubahan sosial budaya dimana ibu-ibu yang bekerja atau ibu-ibu yang
mempunyai kesibukan lainnya, meniru teman atau tetangga yang
menggunakan susu botol, merasa ketinggalan zaman jika menyusui. Kelancaran
ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan karena perasaan ibu dapat

4
mengahmbat atau meningkatkan pengeluaran oksitosin (Hardiani, R.S,
2017).
Proses menyusui terdapat dua proses penting yaitu proses
pembentukan air susu (the milk production reflex) dan proses pengeluaran air
susu (let down reflex) yang kedua proses tersebut dipengaruhi oleh hormon
yang diatur oleh hypothalamus (Badriah, 2011). Sebagaimana pengaturan
hormon yang lain, hypothalamus akan bekerja sesuai dengan perintah otak dan
bekerja sesuai emosi ibu (Aprilia, 2011). Kondisi kejiwaan dan emosi ibu
yang tenang sangat memengaruhi kelancaran ASI. Jika ibu mengalami stres,
pikiran tertekan, tidak tenang, cemas, sedih, dan tegang akan mempengaruhi
kelancaran ASI (Riksani, 2012).

C. Definisi Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Setiap ibu
menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makan alami yang
disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang
benar merupakan sarana yang untuk membangun SDM yang berkualitas.
Seperti diketahui ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna
untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama (IDAI, 2008).
Selain itu, proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan
perkembangan jasmani, emosi maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya
(Saleha, 2009 ). Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI
eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara
baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami
(Ambarwati, dkk.2009). Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks.
Pada masa ini, ibu dan anak membentuk satu ikatan yang kuat (IDAI, 2008).
Protokol evidence based yang baru telah diperbaharui oleh WHO dan
UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan
bahwa bayi harus mendapat kontak kulit kekulit ibunya segera setelah lahir
selama paling sedikit satu jam, bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi

5
menyusu dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta
memberikan bantuan bila diperlukan, menunda semua prosedur lainnya yang
harus dilakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan inisiasi menyusu selesai
dilakukan (Ambarwati, 2009).
Dengan melakukan IMD, keberhasilan ASI eksklusif akan tercapai. ASI
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP
ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarwati,
2009).

D. Proses Laktasi
Menyusui merupakan gabungan kerja hormon, refleks dan perilaku
yang dipelajari ibu dan bayi baru lahir dan terdiri dari faktor-faktor berikut ini
(Sinclair, 2009).
a. Laktogenesis
Laktogenesis yaitu permulaaan produksi susu dimulai pada tahap
akhir kehamilan. Kolostrum disekresi akibat stimulasi sel-sel alveola
oleh laktogen plasenta, yaitu suatu substansi yang menyurapai
prolaktin. Produksi susu berlanjut setelah bayi lahir sebagai proses
otomatis selama susu dikeluarkan dari payudara.
b. Produksi susu
Kelanjutan sekresi susu terutama berkaitan dengan jumlah produksi
hormon prolaktin yang cukup dihipofisis anterior dan pengeluran susu
yang efisien. Nutrisi maternal dan masukan cairan merupakan faktor
yang mempengaruhi jumlah dan kualitas susu.
c. Ejeksi susu
Pergerakan susu di alveoli ke mulut bayi merupakan proses yang
aktif di dalam payudara. Proses ini tergantung pada refleks let-
downatau refleks ejeksi susu. Refleks let-downsecara primer
merupakan respon terhadap isapan bayi. Isapan menstimulasi kelenjar

6
hipofisis posterior untuk menyekresi oksitosin. Di bawah produksi
oksitosin, sel-sel disekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu
melalui sistem duktus ke dalam mulut bayi.
d. Kolostrum
Kolostrum berwarna kuning kental berfungsi untuk kebutuhan bayi
baru lahir. Kolostrum mengandung antibody vital dan nutrisi padat
dalam volume kecil, sesuai sekali untuk makanan awal bayi. Menyusui
dini yang efisien berkorelasi dengan penurunan kadar bilirubin darah.
Kolostrum secara bertahap berubah menjadi susu ibu antara hari ketiga
dan kelima masa nifas.
e. Susu ibu
Air susu ibu yang lebih awal keluar mengandung lebih sedikit lemak
dan mengalir lebih cepat daripada susu yang keluar pada bagian akhir
menyusui. Air susu ibu pada saat menjelang akhir pemberian makan,
susu ini lebih putih dan mengandung lebih banyak lemak. Kandungan
lemak yang lebih tinggi ini memberikan rasa puas pada bayi. Menyusui
dengan cukup lama, membuat satu payudara menjadi lebih lunak,
memberi cukup kalori yang dibutuhkan untuk meningkatkan berat
badan, menjarangkan jarak antar menyusui dan mengurangi
pembentukan gas dan kerewelanbayi karena kandungan lemak yang
lebih tinggi akan dicerna lebih lama, Woolridge, Fisher (1988 di dalam
Bobak 2004)
Bayi baru lahir yang cukup bulan dan sehat memiliki tiga refleks
yang diperlukan agar proses menyusui berhasil yaitu :
a. Refleks rooting, refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk
menemukan puting susu apabila diletakkan di payudara.
b. Refleks mengisap yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting
susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan
punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang , lidah dan pipi.
c. Refleks menelan yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menelan
areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi
(Saleha, 2009).

7
E. Faktor Yang Memengaruhi Produksi ASI
Air susu ibu merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan enenrgi dan zat yang dibutuhkan selama 6 bulan
pertama kehidupan bayi. Namun adakalanya ibu mengalami masalah dalam
memberikan ASI pada bayinya. Kendala yang utama adalah kerena produksi
ASI yang tidak lancar.
Apabila ASI yang diproduksi tidak dikeluarkan,maka laktasi akan
tertekan (mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakan alveoli dan sel
keranjang tidak dapat berkontraksi. ASI tidak dapat dipaksa masuk kedalam
duktus laktiferus. Rutinitas dan pola minum air susu ibu akan terbentuk dan
minumnya akan lebih jarang apabila laktasi tidak berfungsi (Siti Saleha. 2009).
Produksi ASI rendah adalah akibat dari:
1) Kurang seringnya menyusui, sebaiknya menyusui bayi sesuai kebutuhan,
jangan dijadwalkan. Kebutuhan bayi terpenuhi dengan menyusi tiap 2-3
jam atau paling sedikit 10 kali dalam 24jam/hari. Setiap menyusui,
dilakukan pada kedua payudara secara bergantian pada saat menyusui.
mengungkapkan bahwa pemberian ASI secara teratur 10 menit untuk
setiap sesi menghasilkan peningkatan berat badan signifikan
2) Bayi tidak bisa menghisap, diakibatkan struktur mulut dan rahang yang
kurang baik, tehnik perlekatan yang salah/posisi, kelainan endokrin,
jaringan payudara hipopasik dan kelainan metabolism pencernaan
3) Kurangnya gizi ibu, produksi ASI dapat meningkat atau menurun
bergantung pada stimulasi kelenjar payudara terutama pada minggu
pertama laktasi.

F. Cara Memperbanyak Jumlah Dan Persediaan ASI


Untuk mendapatkan ASI yang cukup banyak jumlahnya, sebaiknya
dilakukan hal-hal berikut:
1. Susuilah bayi ½ jam pertama setelah lahir/setelah dibersihkan jalan
napasnya dan dipotong tali pusatnya.
2. Susuilah bayi sesering mungkin sesuai dengan permintaannya.
Biasanya setiap 2 jam sekali.

8
3. Susuilah 10 menit pada payudara pertama dan 10 menit pada payudara
kedua.
4. Usahakan tidak memberikan dot atau susu botol pada bayi sebelum ia
mantap dalam menyusu, sebab dapat membingungkan bayi
5. Ibu menyusui dianjurkan minum 8-12 gelas setiap hari, berarti segelas
setiap menyusui!
6. Makanlah lebih banyak makanan yang bergizi
7. Tidurlah sekurang-kurangnya 8 jam sehari, tidur siang baik bagi
kesehatan.
8. Pakailah BH atau kutang yang sesuai dengan besarnya buah dada serta
baju atau kaos yang longgar.
9. Susuilah bayi dalam suasana santai dengan posisi yang enak.
10. Melaksanakan perawatan payudara, baik pada masa hamil maupun
masa nifas.

G. Cara Menilai Kelancaran ASI


Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang
dipakai sebagai patokan untuk mengetahui jumah ASI lancar atau tidak adalah
(Soetjiningsing, 2004) :
1) ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting.
2) Sebelum disusukan payudara terasa tegang
3) Berat badan bayi naik dengan memuaskan sesuai umur :
a) 1-3 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 700 gr/bulan)
b) 4-6 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 600 gr/bulan)
c) 7-9 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 400 gr/bulan)
d) 10-12 bulan ( kenaikan berat badan rata-rata 300 gr/bulan)
4) Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur /tenang selama 3-4
jam.
5) Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari.
Bayi yang mendapatkan ASI memadai umumnya lebih tenang, tidak
rewel dan dapat tidur pulas. Tanda pasti bahwa ASI memadai dapat terlihat
pada penambahan berat badan bayi yang baik. Dalam keadaan normal usia

9
0-5 hari biasanya berat badan bayi akan menurun. Setelah usia 10 hari
berat badan bayi akan kembali seperti lahir. Secara alamiah ASI
diproduksi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar seringkali sulit
menyusui banyinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan
anastesi umum, ibu relatif tidak sadar untuk dapat mengurus bayi di jam
pertama setelah bayi lahir, meskipun ibu mendapat efidural yang
membuatnya tetap sadar, kondisi luka operasi di bagian perut relatif
membuat proes menyusui sedikit terhambat. Sementara itu bayi mungkin
mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu terutama jika ibu mendapat
obat-obatan penghilang rasa sakit sebelum operasi. Beberapa jenis
anastesi mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada
ibunya, juga meningkatkan temperatur tubuh bayi dan tangisan
bayi(Ranjo-Arvidson et.al, 2001).

10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan yaitu seluruh ibu hamil dan menyusui yang ada di
RT 01 RW 8 Lenteng Agung, Jakarta Selatan mengenai pentingnya
Mengenal Kecemasan Pada Ibu Menyusui Dengan Gangguan Proses
Laktasi.
B. TEMPAT DAN WAKTU
Hari/ tanggal : 14 Desember 2019
Tempat : Mushola Al-Insyiro Rt. 1 Rw. 8 Lenteng Agung
Waktu : Jam 11.00 – 12.00 WIB
C. METODE
Metode yang digunakan :
Leaf leat, Ceramah dan Tanya jawab
D. PENGORGANISASIAN
Leader
Observer
Fasilitator
E. ALAT PERAGA
Leaf leat dan Lembar Balik
F. STRATEGI
1. Persiapan
- Berkoordinasi dengan kader posyandu ijin penyuluhan dan jadwal
- Membuat satuan penyuluhan Kecemasan pada ibu menyusui dengan
gangguan proses laktasi

11
Tabel 3.1 Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan Acara
1 10 menit Pembukaan
 Memberi salam
 Menjelaskan kegiatan penyuluhan
 Menyebutkan materi atau pokok bahasa
yang akan disampaikan
2 30 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan Materi
1. Definisi Kecemasan
2. Hubungan Kecemasan Pada Ibu
menyusui Dengan Gangguan Proses
Laktasi
3. Definisi Laktasi
4. Proses Laktasi
5. Faktor yang Mempengaruhi
Produksi ASI
6. Memperbanyak Jumlah dan
persediaan ASI
7. Cara Menilai Kelancaran ASI
 Melakukan Tanya Jawab
3 15 menit Penutup :
 Memberikan pertanyaan dan menyuruh
mengulang tentang materi singkat,
meminta saran dan kritik selama
dilakukan penyuluhan
 Menutup pertemuan dan mengucapkan
terima kasih

12
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diusulkan oleh 2 orang dosen


dan 4 orang mahasiswa dengan kualifikasi bidang kebidanan yang
memiliki kemampuan dalam hal penyuluhan kepada ibu menyuusui
tentang kecemasan ibu menyusi dengan proses gangguan laktasi di rt
01/rw 08 Lenteng Agung.
Tabel 4.1 kualifikasi Tim Pengabdian Masyarakat
No Nama dan Gelar Bidang Keahlian
1 TANTI TRISWANTI Bidan
2 BAETI IDA RUKMANAWATI Bidan
3 SINDA MERCY SAFITRI Bidan
4 NADIA FRISKA Bidan

Kualifikasi kesehatan masyarakat merupakan salah satu bidang


keilmuan yang memiliki kemampuan pendidikan kesehatan dan ilmu
perilaku, kemampuan dalam menyuluh dan mengukur tingkat pengetahuan
inilah yang akan dimanfaatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat
berupa penyuluhan persiapan dalam menghadapi sosial ekonomi dan
lingkungan prakonsepsi, dan untuk mengetahu tingkat kecemasan dalam
menghadapi social ekonomi dan lingkungann prakonsepsi, selain itu
seorang ahli kesehatan juga berperan dalam memperdayakan masyarakat.
Kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat (LPM)
Universitas STIKIM sebagai lembaga yang menaugi seluruh kegiatan
dosen dan mahaibu hamil dalam pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat diantaranya adalah:
1. Lembaga pengabdian masyarakat menginformasikan setiap informasi
pengajuan proposal, sumber dana dikit dan acara pengusulannya
sesuai dengan panduan.

13
2. Lembaga pengabdian masyarakat menyeleksi usulan proposal yang
masuk ke lambaga pengabdian masyarakat dan yang memenuhi syarat
diusulkan.
3. Lembaga pengabdian masyarakat mengkoordinasikan pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat secara melembaga, baik secara
administrasi maupun keuangan.
4. Lembaga pengabdian masyarakat memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di lapangan.
Sumber daya manusia yang terlihat dalam kegiatan ini adalah dosen
yang memiliki kepakaran untuk menyelesaikan persoalan mitra dan
mahaibu hamil yang membantu aspek teknis.

14
BAB V
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

a. Biaya Pelaksanaan
1. Ringkasan Anggaran Biaya Program

NO ITEM JUMLAH
1. Kesektariatan

Print Proposal Rp. 62.000,00

Jilid Proposal Rp. 6.000,00

Foto Copy Rp. 20.000,00

Leaflet Rp. 150.000,00

Spanduk Rp. 76.000,00

TOTAL Rp. 314.000,00

2. Konsumsi

Peserta Snack Rp. 175.000,00

TOTAL Rp. 175.000,00

3. Kebersihan Rp. 50.0000,00

4. Souvenir Rp. 252.000,00

15
TOTAL Rp. 302.000,00

TOTAL PENGELUARAN Rp. 791.000,00

B. Jadwal Pelaksanaan
Hari/ tanggal : 14 Desember 2019
Tempat : Mushola Al Insyiro Rt.01 Rw.08 Lenteng Agung Jakarta
Selatan
Waktu : Jam 11:00 WIB sd selesai

No Waktu Acara Kegiatan


1 11.00-11.10 Pembukaan
 Memberi salam
 Menjelaskan kegiatan penyuluhan
 Menyebutkan materi atau pokok bahasa yang
akan disampaikan
2 11.10-11.40 Pelaksanaan :
 Menjelaskan Materi
1. Definisi Kecemasan
2. Hubungan Kecemasan Pada Ibu
Menyusui Dengan Gangguan Proses
Laktasi
3. Definisi Laktasi
4. Proses Laktasi
5. Faktor yang Mempengaruhi Produksi
ASI
6. Memperbanyak Jumlah dan persediaan
ASI

16
7. Cara Menilai Kelancaran ASI
 Melakukan Tanya Jawab
3 11.40-12.00 Penutup :
 Memberikan pertanyaan dan menyuruh
mengulang tentang materi singkat, meminta
saran dan kritik selama dilakukan penyuluhan
 Menutup pertemuan dan mengucapkan terima
kasih

17
BAB VI
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksaan Kegiatan
Penyuluhan tentang Kecemasan Pada Ibu Menyusui Dengan Gangguan Proses
Laktasi dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal : 14 Desember 2019
Tempat : Mushola Al-Insyiro Rt. 1 Rw. 8 Lenteng Agung
Waktu : Jam 11.00 – 12.00 WIB
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kepada warga RT 01 RW
08 Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Daftar hadir pada kegiatan tersebut ada di
lampiran.
Materi penyuluhan disampaikan dengan menggunakan lembar balik. Kegiatan
ini disampaikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Intervensi Kesehatan
Reproduksi Dalam Siklus Kehidupan. Dokumentasi kegiatan ada di lampiran.

B. Hasil Kegiatan
1. Tercapainya Tujuan
Pada saat pelaksanaan penyuluhan terlihat antusiasme peserta dengan
materi yang disampaikan dan juga banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh
peserta mengenai materi tersebut.
2. Tercapainya Manfaat
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat
yang signifikan untuk peserta berupa peningkatan pengetahuan sehingga
peserta dapat mengurangi kecemasan yang berlebihan dalam menyusui yang
dapat mengganggu proses laktasi.
3. Tercapainya Sasaran
Dalam kegiatan penyuluhan ini yang menjadi sasaran adalah ibu
menyusui dan ibu hamil di RT 01 RW 08 Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Penyuluhan tentang Kecemasan Ibu Menyusui Dengan Gangguan Proses
Laktasi dihadiri oleh 90% dari total sasaran.
4. Tercapainya Target
Tercapainya target kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat
ditunjukkan dengan pertanyaan yang diberikan kepada peserta dan peserta
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar yang menandakan
bahwa peserta paham dengan materi yang sudah disampaikan.

C. Evaluasi
Evaluasi ktiteria evaluasi tentang kecemasan ibu menyusui dengan gangguan
proses laktasi :
 Seluruh peserta mendengarkan penyuluhan sampai selesai
 Seluruh peserta sangat antusias dengan materi peyuluhan dan dapat ikut aktif
dalam diskusi serta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar.
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan selama sehari,
mendapat sambutan yang baik dari peserta. Keadaan ini dapat dilihat dari kehadiran
peserta 90% dari sasaran. Dan juga meningkatnya pengetahuan dan pemahaman peserta
penyuluhan mengenai kecemasan ibu menyusui dengan gangguan proses laktasi.
Demikian laporan pengabdian ini disusun untuk menjadi bahan pijakan dalam
mengurangi kecemasan saat menyusui. Disadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
masih banyak kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan, maka
melalui kesempatan ini, penulis mengharap masukan demi perbaikan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati E & Wulandari D. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta.


Cendekia Press.
Bobak dkk., (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Coad & Dunstall. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk bidan. Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2016). Profil KesehatanIndonesia 2014.http://www.dpkes.go.id;Diakses
Agustus 2017; Pukul 15.00 WIB.
HandayaniA. (2010). Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara
dalam Menghadapi Proses Persalinan diKlinik Bersalin Mariani dan Risna.
KTI Universitas Sumatra Utara.
IDAI. (2008) Buku Ajar Respirologi anak, edisi pertama. Jakarta: Badan Penerbit
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kristiyanasari. (2012). Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Linkages.Pemberian ASI Eksklusifatau ASI Saja: Satu-satunya Sumber Cairan yang
dibutuhkan Bayi Usia Dini[serial online];2002[cited 2011 August 15];1(1);[10
secreens]. Available from : url: hiperlink http://www.fkui.ac.id
Nasedul. (2000). Nasedul H.Cara Sehat Mengasuh Anak. 1st. Jakarta: Puspa Swara.
Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sinclair. (2009) Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wulandari S. R. & Handayani, S. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Nifas.Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai