1Teknik Komputer Kontrol, Jurusan Teknik Politeknik Negeri Madiun, Madiun 63133, Indonesia E-
mail: dirvi@pnm.ac.id
2Teknik Listrik, Jurusan Teknik Politeknik Negeri Madiun, Madiun 63133, Indonesia E-mail:
asyik@pnm.ac.id
Abstrak
Pembangunan jalan sering kali tidak sejalan dengan jumlah kendaraan yang ada, jalan sudah tidak
mampu untuk menampung laju kendaraan. Selain itu, perilaku dalam berkendara masyarakat
memiliki andil yang besar dalam kemacetan. Pihak polisi jalan raya mengalamai kesulitan dalam
menghitung kecepatan kendaraan dan pihak DLLAJ kesulitan dalam menghitung jumlah
kendaraan yang melaju pada jalan tersebut. Dengan menggabungkan kamera pengawas jalan dan
metode optical flow, maka akan diperoleh suatu sistem yang dapat menghitung jumlah dan
kecepatan laju kendaraan. Pada kasus ini diujikan pada jalan raya dengan lajur jalan sebanyak 3.
jumlah kendaraan yang melaju pada suatu ruas Berdasarkan brightness constancy constraint
jalan. Pemasangan sensor elektronik dapat akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
membantu dalam mengatasi masalah tersebut, (1)
akan tetapi memiliki kelemahan dalam pe-
masangan dan integrasinya. Salah satu solusi METODE
lainnya yaitu dengan memanfaatkan kamera
pengawas jalan inputan dan metode optical Secara garis besar sistem ini dapat
flow sebagai metode untuk memproses video disajikan dalam bentuk diagram blok yang
untuk mendapatkan kecepatan dan jumlah ken- ditunjukan pada gambar 2.
daraan yang melintas. Sistem tersebut sering
disebut sebagai sistem traffic monitoring.
Sistem ini akan diujikan pada jalan Prof. Dr. frame yang sudah dimasukkan. Hasil re-Mustopo
Surabaya. Jalan ini dipilih di- konstruksi latar belakang ini disimpan ke dalam karenakan jalan
tersebut memiliki 3 buah ruas suatu variabel Imback. Hasil yang didapatkan jalan. Sedangkan untuk
kendaraan yang me- dari proses tersebut berupa background dari lintas tidak dibatasi baik berupa
tipe jenis objek yang bergerak, dimana pada sistem ini kendaraan, ukuran kendaraan maupun
warna yang menjadi objek adalah kendaraan sedang-dari kendaraan tersebut. Sehingga pengujian
kan backgroundnya berupa jalan itu sendiri. Hal dikondisikan sesuai dengan kondisi nyata dari ini
dapat dilihat pada gambar 5. jalan tersebut.
citra keabuan, maka langkah selanjutnya adalah hitungan manual sebanyak 35 kendaraan yg
mengubah citra keabuan menjadi citra biner. melewati daerah yang ditandai, sedangkan sis-
Citra biner yang didapat akan dierosi supaya tem menghitung sebanyak 39 kendaraan. Ber-
menghasilkan citra yang lebih bersih. Sebelum dasarkan perbandingan tersebut diperoleh
melakukan proses erosi, mobil yang masuk ke keakuratan sistem yang dibangun yaitu sebesar
dalam daerah cakupan kamera akan diberi 89,7%. Hal ini disebabkan adanya kendaraan
tanda (gambar 7). yang melewati begitu dekat dengan pinggir tepi
daerah yang dibatasi. Hal ini ditunjukan pada
gambar 9
menghitung kecepatan dilakukan dengan mem- Gambar 11. Truk meninggalkan ROI dan hasil
bandingkan perhitungan kecepatan secara pengukuran kecepatan truk ketika melaju.
manual dengan hasil perhitungan sistem. Wak- Pada pengujian terhadap truk berwarna
tu tempuh pada perhitungan manual mengacu
kuning diperoleh hasil perhitungan sistem se-
pada waktu tempuh kendaraan untuk melintasi
besar 50 Km/jam, sedangkan berdasarkan per-
ROI (t) yang dicatat dengan menggunakan stop-
hitungan manual diperoleh kecepatan sekitar
wacth berbarengan dengan ketika pengambilan
48 Km/jam.
video sedang berlangsung, sedangkan waktu (t)
pada sistem mengacu pada persamaan 4 di-
mana waktu diperoleh dengan membagi jum-
lah frame yang dibutuhkan kendaraan untuk
melintasi ROI dengan jumlah frame yang
dihasilkan dalam 1 detik. Sistem diujikan
dengan berbagai jenis kendaraan dengan warna
yang berbeda-beda.
Gambar 12. Pengujian pada sepeda motor.
65
D.E. Juliando, dkk / VOLT - Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro 1 (1) (2016) 61-66
DAFTAR PUSTAKA
66