MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Bahasa
Indonesia yang diberikan oleh Bapak Marto, S. Pd.
Disusun oleh :
Adinda / XIIF-2
Felicia / XIIF-12
Maria / XIIF-27
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kami
telah menyelesaikan makalah “Kemacetan Lalu Lintas di Bandung” yang semata-
mata untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh guru kami
tercinta, Bapak Marto, S.Pd.
Makalah ini memuat tentang solusi kemacetan lalu lintas di Bandung dan
sengaja dipilih karena menarik perhatian kami untuk dicermati dan perlu
mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap lancarnya lalu lintas
di Bandung.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan orang tua dan juga orang –
orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….... i
Daftar Isi……………………………………………………………………… ii
Abstrak……………………………………………………………………….. iii
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………...... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ……………………………………………………... 1
II. Pembahasan
2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………... 2
2.2 Isi ………………………………………………………………………... 5
III. Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 8
3.2 Saran …………………………………………………………………....... 8
ii
ABSTRAK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk memberikan beberapa solusi untuk
mengatasi kemacetan di Bandung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Persimpangan, peluang macet lebih besar ketika tidak ada pengaturan lalu
lintas yang tepat di tempat tersebut.
Letak jalan yang berdekatan dengan pasar, biasanya lebar jalan telah
menyempit karena adanya pedagang kaki lima.
Kolong jembatan, atau di bawah jalan fly over yang sering digunakan
pengendara sepeda motor untuk berteduh sehingga menyebabkan
kemacetan.
Jalan yang sering di jadikan kendaraan-kendaraa angkutan umum
menunggu penumpangnya.
2
2.1.1 Komponen lalu lintas
Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai pengguna,
kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang
memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan
lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut
lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan
geometrik.
3
2.1.2 Kegiatan perencanaan lalu lintas
Maksud rencana dan program perwujudan dalam ketentuan ini antara lain
meliputi:
Penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas jalan dan
persimpangan,
Usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan ditetapkan pada setiap ruas
jalan dan persimpangan,
Usulan pengadaan dan pemasangan serta pemeliharaan rambu rambu lalu
lintas,
Alat pemberi isyarat lalu lintas,
Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan;
Usulan kegiatan atau tindakan baik untuk keperluan penyusunan usulan
maupun penyuluhan kepada masyarakat.
4
2.2 Isi
Pedagang kaki lima yang menempati trotoar dan bahu jalan juga menjadi
penyebab kemacetan. Seringkali para pedagang ini menempati ruas jalan yang
seharusnya digunakan oleh kendaraan bermotor. Kurangnya kesadaran pejalan
kaki yang menyebrang sembarangan di tempat-tempat umum juga menghambat
laju lalu lintas.
5
Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi
lebih tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
Meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan,
Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans atau
pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.
6
Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun
jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai
busway,
Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai
metro di Prancis, subway di Amerika, MRT di
Singapura,
Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Jakarta,
Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan
pajak kendaraan bermotor.
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus
dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrim sebagai berikut:
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kelancaran lalu lintas hanya akan tercapai bila keinginan untuk mencapai
hal tersebut tumbuh dari dalam masyarakat yang terlibat dan tidak bisa hanya
terus– menerus tergantung pada pemerintah saja. Kesadaran masyarakat berperan
sangat penting di sini. Sebaiknya masyarakat dan pemerintah tidak saling
menyalahkan dalam hal pembangunan sebab hal tersebut tidak bisa lepas dari
kerja sama kedua pihak.
8
DAFTAR PUSTAKA
Manalu Munaria, Marani Enok. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi. Jakarta:
Erlangga.
http://www.gatra.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan
http://calenger.blogspot.com/2010/01/kemacetan-lalu-lintas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas