Anda di halaman 1dari 1

1.

Coba Anda utarakan sikap Anda mengenai penggunaan bahasa Indonesia di media
sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram yang cenderung menggunakan bahasa
Indonesia yang banyak singkatan, angka, tanda baca berlebih, bahasa alay, dan yang
menyinggung SARA.
2. Untuk bunyi suara dari hewan tentu tiap negara berbeda seperti hewan anjing di
Indonesia gonggongannya berbunyi “guk guk’ di Jepang “wang wang’, serta di Korea
“mang mang.” Penyebab perbedaan bunyi onomatope tersebut menurut Anda adalah....

Jawab :

1. Dewasa ini dalam media sosial kita temukan ketimpangan komunikasi antara penulis
dan pembaca karena penggunaan bahasa bahkan tak jarang kita dapati kebablasan
berkomunikasi tersebab pengolahan pesan yang tak terkendali atau yang sengaja
dibenturkan. Sehingga tidak saja berakibat pada rusaknya sendi-sendi bahasa, tetapi
juga hancurnya nilai-nilai persaudaraan antarkomunikan. Penggunaan bahasa di media
sosial memang tidak sekaku penggunaan bahasa dalam karya ilmiah. Ada gaya
selingkung atau ragamnya tersendiri demi keluwesan dalam berbahasa. Meskipun
demikian, bukan berati kita bebas menggunakan bahasa sesuka hati kita. Prinsip-prinsip
penggunaan bahasa yang baik dan benar perlu menjadi perhatian para penulis.
Penggunaan bentuk-bentuk singkatan yang tidak konvensional yang cenderung
merusak bahasa justru sangat dilarang. Pemakaian kosakata yang tidak terkodifikasi di
dalam kamus standar juga tidak dibenarkan. Penerapan kalimat-kalimat yang tidak logis
atau salah truktur pun tidak dibolehkan. Pengembangan paragraf yang tidak memenuhi
syarat kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan jangan sampai terjadi. Karena itu marilah
kita memperbaiki diri dalam menggunakan media sosial agar penggunaan bahasa
Indonesia kembali kepada kaidah yang sebenarnya.

2. Onomatope merupakan sekelompok kata yang menirukan bunyi atau suara dari sumber
yang digambarkannya, baik menggambarkan makhluk hidup maupun benda mati. Pada
dasarnya, onomatope adalah kata-kata yang terbentuk berdasarkan hasil tiruan bunyi
yang dilakukan oleh manusia. Namun kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi
ini tidaklah persis sama, hanya mirip saja. Hal ini disebabkan benda atau binatang yang
mengeluarkan bunyi itu tidak memiliki alat ucap fisiologis seperti manusia

Anda mungkin juga menyukai