Anda di halaman 1dari 15

Nama : Christian Labo

Nim : 1805095041
Kelas : Bk A 2018
ANGKET

Tujuan : Mengetahui kemandirian siswa dalam memilih karir

Fokus : Kemandirian siswa dalam memilih karir

Penjelasan Pustaka :

A. Pengertian
Menurut Miller dalam Roosdi Achmad Syuhada (1998:15) Bimbingan
didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam
mencapai pemahaman dan pengarahan diri (Guidance is the proces of helping
individualis achieve the self understanding and self and direction) sedangkan karier
diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan
yang mengarah pada dunia kerja (Dewa Ketut Sukardi, 1987:18), sedangkan bimbingan
karier dapat didefinisikan suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu
dalam mencapai penanaman dan pengarahan diri pada pekerjaan, jabatan dan kedudukan
yang miliki oleh individu.
Bimbingan karier adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar dapat
memahami diri, memahami nilai-nilai, memahami lingkungan, mengenal masalah dan
cara mengatasi, serta dapat merencanakan masa depan (Depdikbud Provinsi Jateng;
1991:4). Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi (1987:22), mendefinisikan Bimbingan
Karier adalah bantuan layanan yang diberikan kepada individu-individu untuk memilih,
menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta
memperoleh kebahagiaan daripadanya. Berkaitan dengan sekolah, bimbingan karier dapat
dipandang sebagai suatu proses perkembangan yang berkesinambungan yang membantu
terutama dalam hal perencanaan karier, pembuatan keputusan, perkembangan
ketrampilan/ keahlian informasi karier, dan pemahaman diri.
Dari definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan, bahwa bimbingan karier adalah
suatu proses bantuan, layanan informasi dan pendekatan terhadap individu/ kelompok
individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja untuk
menentukan pilihan karier, mampu untuk mengambil keputusan karier dan mengakui
bahwa keputusan tersebut adalah yang paling tepat/ sesuai dengan keadaan dirinya
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan karier yang akan ditekuninya.
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemandirian siswa dalam memilih karir
Sikap mandiri yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan pilihan karier yang
sesuai dengan pemahaman dirinya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada dalam diri
siswa dan diluar diri siswa. Hal ini menjadi dorongan tersendiri ketika siswa memutuskan
dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya tanpa adanya campur tangan
dari pihak lain.
1) Faktor Endogen
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak sendiri yang meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan diri siswa yang
terlihat/ badani. Misal bentuk tubuh siswa yang langsing, tinggi semampai mendorong
siswa untuk
memutuskan memilih karier sebagai seorang peragawan-peragawati atau pramugara-
pramugari. Sedangkan faktor psikologis meliputi keadaan diri siswa yang tidak dapat
dilihat namun dapat dirasakan perubahannya, misalnya inteligensi, bakat, minat, sikap,
kepribadian, nilai, hobi/ kegemaran, prestasi ketrampilan penggunaan waktu senggang,
pendidikan sambungan, pengalaman kerja, pengetahuan tentang dunia kerja, kemampuan,
keterbatasan dan penampilan fisik, masalah dan keterbatasan pribadi. Dalam suatu contoh
kematangan secara psikologi (inteligensi) membuat seseorang memiliki kemampuan
dalam memahami orang lain mendorong seseorang untuk memutuskan memilih karier
sebagai seorang psikolog.
2) Faktor Eksogen
merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak yaitu keluarga, sosial ekonomi
keluarga, pergaulan teman sebaya, sekolah dan masyarakat. Faktor yang berasal dari
keluarga misalnya, status social ekonomi dan pola asuh orangtua yang sangat
berpengaruh dalam menumbuhkan sikap kemandirian anak. Misal anak yang hidup
dengan pola asuh tipe perintah, maka dengan sendirinya anak tersebut ketika ingin
mencari kariernya akan memilih bekerja pada suatu sistem yang menerapkan tipe
commando. Faktor yang berasal dari lingkungan sekolah, hal ini ditimbulkan dari
keteladanan dan kondisi lingkungan sekolah yang bergerak pada bidang pendidikan.
Misal anak yang terbiasa dengan melihat guru mengajar, lama-kelamaan dalam dirinya
akan timbul keinginan untuk menjadi seorang guru juga. Sedangkan faktor yang berasal
dari lingkungan masyarakat, merupakan faktor yang ditimbulkan dari adanya pengaruh
pola hidup yang diterapkan orang-orang disekitarnya. Misal bila disekitar kita banyak
yang bekerja di Pabrik, secara otomatis kita akan menjadi terdorong untuk bekerja di
Pabrik pula.
C. Ciri – ciri siswa yang memiliki kemantapan diri dalam memilih karir
a. Percaya terhadap kemampuan yang ada pada dirinya
Perasaan yakin terhadap kemampuan yang dimiliki, membuat siswa menjadi mantap
dalam menekuni bidang kejuruan yang ditekuni dan bidang karier yang akan dipilih.
Bimbingan karier memberikan dorongan positif kepada siswanya dalam menumbuhkan
rasa percaya dengan kemampuan diri ini. Rasa percaya tersebut menunjukkan adanya
sikap kemandirian dari siswa yang telah memahami diri dan kemampuannya. Dengan
rasa percaya diri mampu memberikan dorongan yang positif kepada siswa dalam memilih
bidang karier yang sesuai dengan keinginannya.
b. Merasa senang dengan karier yang akan dipilihnya.
Perasaan senang, ringan dan penuh minat yang tumbuh dalam diri siswa ketika
memilih bidang kejuruan sedang ditekuni, membuat siswa mudah dalam mendalaminya.
Dengan perasaan ini siswa mampu dalam menyelesaikan segala konsekwensi yang ada
pada jurusan tersebut. Melalui bimbingan karier, siswa diselaraskan antara kemampuan
yang dimiliki dengan minat yang ada. Siswa yang mampu dalam menyelaraskan bakat,
minat dan cita-citanya terhadap bidang kejuruannya, akan mampu dalam memilih karier
yang sesuai dengan kondisinya tersebut. Rasa senang dan penuh minat siswa dalam
memilih bidang karier yang akan ditekuni, menandakan bahwa siswa tersebut telah
memiliki kemandirian dalam memilih karier yang mampu memenuhi kebutuhannya.
c. Memiliki rasa optimis terhadap karier yang akan dipilihnya.
Keinginan siswa untuk berhasil dan memiliki keyakinan untuk maju terhadap karier
yang akan dipilihnya, mendorong siswa untuk berfikir maju dan mengembangkan
kariernya. Bimbingan karier memberikan arahan dan dorongan yang positif kepada siswa
untuk menumbuhkan rasa optimis dalam merencanakan karier yang akan ditekuni.
Dengan rasa optimis menjadikan diri siswa semakin berani dan yakin dalam menentukan
pilihan karier yang sesuai dengan dirinya. Rasa optimis inilah sebagai bentuk sikap
kemandirian siswa dalam memilih kariernya yang diharapkan mampu memberikan apa
yang dibutuhkan dan menjadi kebutuhannya.
d. Tanggung Jawab terhadap Karier yang Akan Dipilihnya.
Merupakan suatu bentuk sikap siswa dimana menunjukkan usaha yang sungguh-
sungguh dalam menekuni bidang kejuruan yang sedang ditekuni dan karier yang akan
dipilih karena sadar akan diri dan masa depannya agar kehidupan yang akan dijalani
sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Dalam hal ini siswa menunjukkan suatu usaha yang keras dan sungguh-sungguh
dalam menekuni bidang karier yang saat ini ditekuni dengan belajar dan selalu berusaha
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bidang kejuruannya.
Siswa bersedia melakukan usaha yang berhubungan dengan bidang karier kejuruannya
karena sadar akan tujuan/ cita-cita yang ingin diwujudkan sesuai dengan harapannya.
Karena kesadaran tersebut mampu melahirkan dorongan dan semangat yang tentunya
akan memberikan dampak yang positif terhadap bidang kejuruan yang sedang ditekuni
dan terhadap bidang karier yang akan dipilihnya. Karena adanya motivasi yang positif
terhadap karier yang akan ditekuni menunjukkan adanya tanggung jawab terhadap bidang
karier yang akan dipilihnya. Kondisi tersebut jelas menunjukkan adanya kemandirian
siswa dalam memlih karier yang sesuai dengan kondisi diri dan harapannya agar
kehidupan karier
yang diinginkan akan menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Gani, Ruslam A. 1987. Bimbingan Karier. Bandung: PT Angkasa.
Ginzberg. 1998. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Ghalia Indah.
Prayitno dan Anti, Erman.1996. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Gramedia.
Holstein, Herman. 1988. Kemandirian dalam Belajar. Jakarta Erlangga.
N Jumlah
Variabel Indikator Deskriptor No Item
O item
1 Kemandirian siswa Keputusan 1. Dapat mengambil keputusan
dengan tepat 2 1,2
2. Tidak mudah terpengaruh
dengan orang lain
Bertanggung 1. Berani bertangung jawab
jawab terhadap keputusannya 2 3,4
2. Dapat menyelesaikan
pekerjaan sendiri
Karir 1. Tidak mudah putus asa 2 5,6
2. Mantap akan cita – cita

Angket Bimbingan Karir

Nama :…………………………………….

Kelas :……………………………………..

Jenis Kelamin :…………………………………….

Pertanyaan-pertanyaan

1.Saya dapat mengambil keputusan sendiri ?

a. ya
b. tidak

2.Saya mampu bersosialisasi dengan orang lain?

a. ya

b. tidak
3.Saya mampu mengambil keputusan saya sendiri?

a. ya

b. tidak

4.Saya mampu menyelesaikan tugas tepat waktu?

a. ya

b. tidak

5.Saya tidak mudah menyerah

a. ya

b. tidak

6.Saya mampu menentukan masa depan?

a. ya

b. tidak
KISI-KISI PANDUAN WAWANCARA PRIMER

NO PROSEDUR KONSEP/VARIABEL/SUB VARIABEL ITEM NO


1 Tujuan Mengetahui kegiatan siswa saat diskusi di kelas
2 Fokus Kegiatan siswa saat diskusi di kelas
3 Penjelasan dari studi a. Pengertian Diskusi Kelompok
pustaka Diskusi berasal dari bahasa Latin discussion
atau discusium, yang artinya bertukar pikiran.
Pada dasarnya diskusi merupakan suatu
bentuk bertukar pikiran yang teratur dan
terarah, baik dalam kelompok kecil maupun
dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan,
dan keputusan bersama-sama mengenai suatu
masalah (Tarigan, 1986: 4.2). Dikusi adalah
suatu bentuk kegiatan berbicara kelompok
yang membahas suatu masalah untuk
memperoleh alternative-alternatif pemecahan
masalah tersebut. Lebih lanjut, diskusi juga
bisa berupa kegiatan berbicara untuk bertukar
pikiran tentang suatu hal dalam mencari
persamaan persepsi terhadap hal yang
didiskusikan itu (Syafi’ie, 1993: 38)
b. Bentuk-bentuk Diskusi
Suryosubroto (2002: 180) mengemukakan
diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-
macam bentuk (tipe) dan dengan bermacam-
macam tujuan. Berbagai bentuk diskusi yang
terkenal adalah sebagai berikut: 1. The social
problema meeting Para siswa berbincang-
bincang memecahkan masalah social di
kelasnya dengan harapan agar siswa akan
merasa “terpanggil” untuk mempelajari dan
bertingkah laku sesuai dengan baik. 2. The
open-ended meeting Para siswa berbincang-
bincang mengenai masalah apa saja yang
berhubungan dengan kehidupan mereka
sehari-hari dengan berbagai macam
permasalahan. 3. The educational-diagnosis
meeting Para siswa berbincang-bincang
mengenai pelajaran di kelas dengan maksud
untuk saling mengoreksi pemahaman mereka
atas pelajaran yang telah diterimanya.

Daftar Pustaka Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di


Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Syafi’ie, Imam. 1993. Terampil Berbahasa


4
Indonesia I. Petunjuk Guru Bahasa Indonesia
SMU Kelas I. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

PANDUAN WAWANCARA PRIMER

(Oleh : Christian Labo. Prodi Bimbingan dan Konseling UNMUL)


1. Tujuan Wawancara : Mengetahui kegiatan siswa saat diskusi di kelas
2. Subyek Wawancara : Siswa SMA
3. Interviewer : Christian Labo
4. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
b. Jam :
c. Tempat :
d. Kondisi subyek saat wawancara dilakukan :
5. Aspek-aspek
a. Ada/tidaknya pembahasan di dalam kelompok?
b. Ada/tidaknya permasalahan dalam kelompok?
c. Ada/tidaknya rasa tertarik kerjasama dengan orang lain?
6. Pertanyaan
a. Pertanyaan 1
Bagaimana cara anda menentukan kelompok diskusi?
b. Pertanyaan 2
Apa saja yang anda bahas ketika diskusi berlangsung?
c. Pertanyaan 3
Apakah dengan adanya diskusi dapat membantu dalam menyelesaikan masalah
belajar anda?

KISI-KISI PANDUAN WAWANCARA PELENGKAP


NO PROSEDUR KONSEP/VARIABEL/SUB VARIABEL ITEM NO
Tujuan Mengetahui kemandirian siswa dalam memilih
1
karir
2 Fokus kemandirian siswa dalam memilih karir
Penjelasan dari studi A. Pengertian
pustaka Menurut Miller dalam Roosdi Achmad Syuhada
(1998:15) Bimbingan didefinisikan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu-
individu dalam mencapai pemahaman dan
pengarahan diri (Guidance is the proces of helping
individualis achieve the self understanding and
self and direction) sedangkan karier diartikan
sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan,
jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah
pada dunia kerja (Dewa Ketut Sukardi, 1987:18),
sedangkan bimbingan karier dapat didefinisikan
suatu proses pemberian bantuan kepada individu-
3
individu dalam mencapai penanaman dan
pengarahan diri pada pekerjaan, jabatan dan
kedudukan yang miliki oleh individu
B. Ciri – ciri siswa yang memiliki kemantapan
diri dalam memilih karir
a. Percaya terhadap kemampuan yang ada
pada dirinya
b. Merasa senang dengan karier yang akan
dipilihnya.
c. Memiliki rasa optimis terhadap karier
yang akan dipilihnya.
d. Tanggung Jawab terhadap Karier yang
Akan Dipilihnya.
4 Daftar Pustaka Gani, Ruslam A. 1987. Bimbingan Karier. Bandung:
PT Angkasa.
Ginzberg. 1998. Program Bimbingan Karier di
Sekolah. Jakarta: Ghalia Indah.
Prayitno dan Anti, Erman.1996. Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Gramedia.
Holstein, Herman. 1988. Kemandirian dalam
Belajar. Jakarta Erlangga.

PANDUAN WAWANCARA PELENGKAP

(Oleh : Christian Labo. Prodi Bimbingan dan Konseling UNMUL)

1. Tujuan Wawancara : Mengetahui kemandirian siswa dalam memilih karir


2. Subyek Wawancara : Siswa SMA
3. Interviewer : Christian Labo
4. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
b. Jam :
c. Tempat :
d. Kondisi subyek saat wawancara dilakukan :
5. Aspek-aspek
a. Ada/tidaknya rasa kepercayaan diri
b. Ada/tidaknya rasa senang terhadap karir yang dipilih
c. Ada/tidaknya rasa optimis terhadap karir yang dipilih
d. Ada/tidaknya rasa tanggung jawab terhadap karir yang dipilih
6. Pertanyaaan
a. Pertanyaan 1
Apakah anda mempunyai rasa percaya diri terhadap karir yang akan anda pilih?
b. Pertanyaan 2
Bagaimana cara anda meningkatkan rasa kepercayaan diri?
c. Pertanyaan 3
Apakah anda sudah memiliki rancangan karir yang anda pilih?
d. Pertanyaan 4
Bagaimana pandangan anda terhadap karir yang anda pilih?
e. Pertanyaan 5
Apakah anda yakin terhadap karir yang anda pilih?
f. Pertanyaan 6
Bagaimana tanggung jawab anda dengan karir yang anda pilih?

KISI-KISI PANDUAN WAWANCARA KRITERIUM

NO PROSEDUR KONSEP/VARIABEL/SUB VARIABEL ITEM NO


1 Tujuan Mengetahui kebiasaaan belajar pada siswa
2 Fokus Kebiasaan belajar
3 Penjelasan dari studi 1. Definisi atau Pengertian Kebiasaan Belajar
pustaka Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang
ada pada diri siswa yang bersifat teratur dan
otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan sejak lahir,
melainkan kebiasaan itu dapat dibentuk oleh siswa
sendiri serta lingkungan pendukungnya. Suatu
tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin
dicapai dapat mendorong seseorang untuk
membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa
yang diinginkannya tercapai dengan baik.
Kebiasaan belajar yang baik akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya
kebiasaan belajar yang tidak baik cenderung
menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi
rendah.
Sebagaimana di kutip oleh Ummi Kultsum,
Menurut pendapat Good yg dikutip oleh Moh.
Irfan Burhani dalam hasil penelitiannya kebiasaan
belajar mengandung dua arti:
1. Kecenderungan individu untuk belajar apabila
diberikan kesempatan
2. Cara belajar individu, sistematis atau tidak,
efisien atau tidak.
Menurut pendapat tersebut terdapat terdapat dua
pola kebiasaan belajar yaitu kebiasaan belajar baik
dan kebiasaan belajar kurang baik. Sebagaimana
dikutip oleh Ummi Kultsum Menurut Moh. Iran
Burhani dalam hasil penelitiannya yang mengutip
pendapat Holtzman (1965) menyatakan bahwa
kebiasaan belajar yang baik tersebut mencakup
aspek aspek :
1. Kebiasaan menghindari keterlambat
mengikuti pelajaran , mengerjakan tugas dan
laporan
2. Kebiasaan mengembangkan metode belajar
yang tepat
3. Kebiasaan dalam mengembangkan sikap
terhadap guru dan dosen
4. Kebiasaan dalam mensikapi pendidikan
2. Factor yang mempengaruhi kebiasaan belajar
Sebagaimana dikemukakan oleh Alex Sobur
dalam bukunya Psikologi Umum adalah :
1. Factor endogen disebut pula factor internal
yakni semua factor dalam diri individu
2. Factor eksogen atau disebut atau disebut
juga factor eksternal, yakni semua factor
yang berada diluar diri individu misalnya
orang tua dan guru atau kondisi
lingkungan di sekitar individu

Daftar Pustaka Alfred,John dan James Julian M.


Menggoptimalkan Kemampuan Berfikir,
Bersikap, Berbicara, Bertindak, dan Berkarakter
4 Yogyakarta: Pustaka Baca, 2008.

Mudjiono, Dimiyati. Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

PANDUAN WAWANCARA KRITERIUM

(Oleh : Christian Labo. Prodi Bimbingan dan Konseling UNMUL)

1. Tujuan Wawancara : Mengetahui kebiasaaan belajar siswa


2. Subyek Wawancara : Siswa SMA
3. Interviewer : Christian Labo
4. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal :
b. Jam :
c. Tempat :
d. Kondisi subyek saat wawancara dilakukan :
5. Aspek-aspek
a. Ada/tidaknya keaktifan pada peserta didik
b. Ada/tidaknya peserta didik yang dapat mengatur waktu dalam belajar
c. Ada/tidaknya rasa tanggung jawab dengan pelajaran
d. Ada/tidaknya ketergantungan terhadap guru dalam belajar
e. Ada/tidaknya motivasi dalam belajar

Anda mungkin juga menyukai