Anda di halaman 1dari 7

BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

“Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar”


DOSEN PENGAMPU : Massnurima Heriansyah, S Pd, M Pd

Disusun Oleh

Christian Labo (1805095041)


BK A 2018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
KISI-KISI WAWANCARA PELENGKAP
NO PROSEDUR KONSEP/VARIABEL/SUB VARIABEL ITEM NO

1 Tujuan Untuk mengetahui bagaimana kesulitan belajar siswa

2 Fokus Kesulitan belajar siswa


3 Penjelasan Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan
Studi Pustaka kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata,
namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam
belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses
persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta
pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi
sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003).
Berdasarkan pandangan Clement tersebut maka pengertian
kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom
multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan
belajar spesifik (spesific learning disabilities),
hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas dan masalah
emosional
Dari sini timbullah apa yang disebut kesulitan
belajar (learning difficulty) yang tidak hanya menimpa
siswa berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh
siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu kesulitan
belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan
rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu
yang menghambat tercapainya kinerja akademik yang
sesuai dengan harapan.
kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya
kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan
berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman,
berkelahi, sering tidak masuk kuliah, dan sering minggat
dari sekolah.
     Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya
kesulitan belajar terdiri atas dua macam.
1.     Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan
yang muncul dari dalam siswa sendiri.
2.     Faktor ektern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan
yang datang dari luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan
keadaan yang antara lain tersebut dibawah ini.
A.       Faktor intern siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau
ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
1.      Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain
seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi
siswa;
2.      Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain
seperti labilnya emosi dan sikap;
3.      Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara
lain seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)
a.       Fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu
sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya
akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga
proses menerima pelajaran, memahami pelajaran
menjadi tidak sempurna.
b.       Psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang
berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada
dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita
ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan
sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman.
B.     Faktor ektern siswa
Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan
kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung
aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi
menjadi 3 macam:.
1.      Lingkungan keluarga, contohnya:
ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu,
dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2.      Lingkungan perkampungan/masyarakat,
contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum
area), dan teman sepermainan (peer group) yang
nakal.
3.      Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak
gedung yang buruk seperti dekat pasar, kondisi
guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Adapun faktor-faktor ekternnya adalah sebagai
berikut:
a. Social. Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik
anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak
yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup
tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang
cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang
terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga
bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah
harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan
terpisah.
b. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada
kebiasaan belajar anak
Non-social Faktor-faktor non-sosial yang dapat
menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan
belajar adalah factor guru di sekolah, kurikulum
dan sebagainya.
Sumber :

Ham, Z, H. 2018. Belajar dan Pembelajaran (Konsep, Teori, dan Praktek). Yogyakarta : Kalika
Sleman.

 Asrori, Mohammad, M. Pd. Psikologi Pembelajaran. Bandung. CV Wacana Prima. Cet. II,


2008.

 Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Prestasi


Putra. Jakarta:. 2002.
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

A. Identifikasi Siswa
Identitas siswa
Nama siswa : Fajar
TTL : Samarinda / 27 Mei 2004
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Lempake
Sekolah : SMA Negeri 9 Samarida
Kelas : 10
Jumlah saudara : 3 Orang
Anak ke : 1 (pertama)
Tinggal bersama : Nenek

B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar


1. Faktor internal
Kelemahan intelegensi; minat, bakat, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar.
Diri pribadi; sering tidak makan pagi, penakut, pemalu, dan penggugup.

2. Faktor eksternal
a. Keadaan hubungan keluarga; dirumah sering tidak senang, dirumah merasa tidak
disayangi, dan dirumah tidak dapat belajar karena membantu orang tua.
b. Hubungan sosial; kekurangan teman bermain, sering diejek kawan.
c. Pendidikan dan pembelajaran; termasuk anak yang kurang pandai, takut akan ada ulangan
atau ujian, memerlukan bantuan dalam belajar, mengalami kesukaran dalam bidang matematika,
tidak menyukai satu mata pelajaran, tulisan jelek, takut akan tinggal kelas, nilai banyak yang
buruk, sering tidak masuk sekolah, di dalam kelas sering merasa mengantuk, takut berbicara di
depan umum, sering tidak mengerti yang diterangkan guru, pelupa, sering melalaikan pelajaran,
malas mengulang pelajaran, dan kekurang alat pelajaran.

C. Menetapkan Kemungkinan Bantuan yang Diberikan


Setelah didentifikasi faktor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat ditentukan
perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, yaitu dengan melakukan pengajaran
perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk materi pelajaran yang dianggap sulit
bagi siswa yaitu berupa:
1. Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
2. Memberikan latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang
telah diajarkan.
Selanjutnya memberikan informasi kepada :
1. Siswa : tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya
mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua jawaban atas
tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya keseriusan belajar
didalam kelas, serta yang paling penting adalah rajin beribadah, karena kunci keberhasilan itu
adalah berusaha, berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan motivasi/
penguatan kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu
latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam belajar.
2. Orang tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian terhadap
belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan penting bagi
perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan yang paling utama bagi
anak adalah dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada orang
tua mengenai cara menyikapi anak dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh
siswa.
3. Guru Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
D. Pelaksanaan Bantuan
Bantuan yang telah diberikan adalah :
1. Kepada siswa
a. Melakukan pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang kurang/tidak
dipahami oleh kedua siswa..
b. Memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti waktu belajar
yang efektif.
c. Memberikan informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah agar materi yang
diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat selalu.
d. Memberikan informasi kepada siswa akan pentingnya belajar dengan serius di dalam kelas
agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
2. Kepada guru kelas yaitu memberikan informasi tentang letak kesulitan belajar siswa, pada
pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

E. Evaluasi dan Tindak Lanjut


1. Evaluasi
a. Siswa : setelah diberikan pengajaran perbaikan dan informasi tentang bagaimana belajar
yang baik, anak mulai memperhatikan pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan tugas
dengan benar.
b. Orang tua : orang tua mulai mengubah sikap pada anaknya lebih mengontrol dan
memperhatikan anaknya terutama dalam belajar.
c. Guru kelas : guru kelas lebih memperhatikan siswa dalam belajar dengan memberikan
penjelasan ketempat duduk siswa ketika siswa tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan.

2. Tindak lanjut
a. Kepada siswa : memberikan penguatan positif berupa semangat dan dukungan terhadap
hasil belajar yang dicapai siswa.
b. Kepada Orang tua : orang tua memperhatikan kebutuhan belajar anaknya, seperti menyuruh
anak belajar dengan teratur setiap hari dan lebih memberikan motivasi kepada anaknya agar anak
lebih bersemangat dalam belajar.
c. Kepada wali kelas : wali kelas diharapkan lebih memperhatikan kedua siswanya ini dalam
belajar sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal

Anda mungkin juga menyukai