Anda di halaman 1dari 2

KARAKTERISTIK KONSELING REALITA

Bebarapa karakteristik yang mendasari pelaksanaan konseling Realita:


1) Penekanan pada pilihan dan tangung jawab
Konselor realita menekankan pada pentingnya pilihan dan tangung jawab individu dalam
berperilaku. Karena individu memilih apa yang ia lakukan berarti bahwa individu tersebut
hendaknya bertangung jawab terhadap perilaku yang dipilihnya. Untuk itu konselor hendaknya
membantu individu menyadari adanya fakta bahwa individu tersebut bertangung jawab terhadap
apa yang dilakukanya.
2) Penolakan terhadap transferensi
Konselor realita berupaya menjadi dirinya sendiri dalam proses konseling. Untuk itu, ia dapat
mengunakan hubungan untuk mengajar para konseli bagaima berinteraksi dengan orang lain
dalam hidup mereka. Transferensi merupakan cara konselor dan konseli menghindar untuk
menjadi diri mereka sendiri dan memiliki apa yang dikerjakan saat ini. Hal tersebut tidak realistis
bagi konselor untuk menjadi orang lain dan bukan menjadi dirinya sendiri.
3) Penekanan konseling pada saat sekarang
Beberapa konseli datang ke konseling yakin bahwa masalahnya berawal dari masa lalu dan
mereka harus merevisi masa lalu tersebut agar mereka dapat terbantu melalui konseling. Glasser
menyakini bahwa kita adalah produk dari masa lalu tetapi kita bukan korban masa lalu kecuali
kita memilih untuk menjadi korban masa lalu tersebut. Glasser tidak menyetujui pandangan
bahwa kita harus memahami dan merevisi masa lalu agar dapat berfungsi dengan baik saat ini.
Menurutnya, kesalahan apapun yang dibuat pada masa lalu tidaklah berhubungan dengan masa
sekarang. Kita dapat memuaskan kebutuhan kita pada saat sekarang. Walaupun demikian
konseling realita tidak menolak sepenuhnya masa lalu. Jika konseli ingin bicara tentang
keberhasilan masa lalunya atau hubungan yang baik pada masa lalu, konselor akan
mendengarkan karena hal tersebut mungkin diulang pada masa sekarang. Konselor akan
mengunakan waktu hanya secukupnya bagi kegagalan masa lalu konseli untuk menyakinkan
para konseli bahwa konselor tidak menolajk mereka.
4) Penghindaran dari pemusatan perilaku bermasalah
Pemusatan pada gejala-gejala perilaku bermasalah akan melindungi konseli dari kenyataan
hubungan saat ini yang tidak memuaskan. Oleh kerena itu konselor realita meluangkan waktu
sesedikit mungkin terhadap gejala-gejala perilaku bermasalah tersebut karena hal tersebut hanya
berlangsung selama gejala-gejala tersebut diperlukan untuk menangani hubungan yang tidak
memuaskan atau ketidakpuasan pemenuhan kebutuhan dasar.
5) Penentangan pandangan tradisional tentang penyakit mental
Konselor realita menolak pandangan tradisional bahwa orang yang memiliki gejala masalah fisik
dan psikologis adalah orang sakit secara mental. Glasser memperingatkan orang-orang untuk
berhati-hati terhadap psikiatri yang dapat membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental.
Disamping itu, ia mengkritik penetapan psikiatrik yang banyak bersandar pada klasifikasi dan
statistik ganguan mental untuk diagnosis dan pemberian bantuanya.

PERAN DAN FUNGSI KONSELOR


1. Motivator, yang mendorong konseli untuk: (a) menerima dan memperoleh keadaan nyata,
baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya; dan (b) merangsang klien untuk
mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu
dalam ketergantungan yang dapat menyulitkandirinya sendiri.
2. Penyalur tanggung jawab, sehingga: (a) keputusan terakhir berada di tangan konseli; (b)
konseli sadar bertanggung jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri.
3. Moralist; yang memegang peranan untuk menetukan kedudukan nilai dari tingkah laku
yang dinyatakan kliennya. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab
atas perilakunya, sebaliknya akan memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab terhadap
perilakunya.
4. Guru; yang berusaha mendidik konseli agar memperoleh berbagai pengalaman dalam
mencapai harapannya.
5. Pengikat janji (contractor); artinya peranan konselor punya batas-batas kewenangan, baik
berupa limit waktu, ruang lingkup kehidupan konseli yang dapat dijajagi maupun akibat yang
ditimbulkannya.
Sedangkan konseli dalam konseling realita adalah konseli yang:
1. Memusatkan pada tingkah laku
2. Membuat dan menyepakati rencana
3. Mengevaluasi tingkah laku sendiri
4. Belajar kecanduan positif
Sumber
https://hariadimemed.blogspot.com/2017/12/konseling-realita-william-glasser

Anda mungkin juga menyukai