Anda di halaman 1dari 18

PERUBAHAN PSIKOLOGI

MASA NIFAS
Masa nifas terjadi perubahan
hormonal, selain itu energy dan
kekuatan fisiknya menjadi terkuras
pada masa hamil dan bersalin
Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan psikologis
postpartum yang umum adalah
Baby blues
 Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung
hanya beberapa hari saja. Gejala berupa perasaan sedih,
gelisah, seringkali uring-uringan dan khawatir tanpa alasan
yang jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung dalam
waktu beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih
kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan
barunya.
Depresi post partum
 Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat
keparahannya yang membedakan ibu tidak bisa tidur atau
sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua minggu sampai setahun
setelah melahirkan
Psychosis post partum
 Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami
halusinasi, memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si
ibu yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan
 Fase awal, sering disebut sebagai “baby blues,”
terjadi dengan ringan dan dapat mempengaruhi
sebanyak 80% wanita setelah mereka melahirkan.
Dimulai setelah melahirkan dan biasanya sembuh
dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.

 fase lambat. disebut oleh banyak orang


sebagai depresi yang sebenarnya, bentuk yang
lebih parah ini biasanya terjadi beberapa minggu
setelah melahirkan. Secara keseluruhan, itu
mempengaruhi sekitar 10% -16% dari wanita.
Gejala depresi
postpartum
 Sulit tidur atau malah tidur lebih banyak dari
biasanya
 Perubahan nafsu makan
 kekhawatiran ekstrim dan khawatir tentang bayi
atau kurangnya minat atau perasaan untuk bayi
 Merasa tidak mampu mencintai bayi atau keluarga
 Kemarahan terhadap bayi, pasangan, atau
anggota keluarga lainnya
 Kecemasan atau serangan panik
 Takut merugikan bayi pengalaman ini mungkin
obsesif, mungkin takut ditinggal sendirian di rumah
dengan bayi .
 Kesedihan atau menangis berlebihan
 Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat
 Perasaan ragu, rasa bersalah, tak berdaya, putus asa, atau
gelisah
 Letargi atau kelelahan ekstrim
 Kehilangan minat pada hobi atau kegiatan biasa lainnya
 Perubahan suasana hati yang ditandai oleh tertinggi
berlebihan dan terendah
 Merasa mati rasa emosional
 Mati rasa atau kesemutan di lengan atau kaki
 Sesak napas
 Pikiran berulang tentang kematian, yang dapat mencakup
berpikir tentang atau bahkan berencana bunuh diri
 pikiran obsesif-kompulsif dan perilaku yang mengganggu
Bagaimana mencegah
depresi postpartum?
Karena depresi postpartum (PPD) mungkin terkait
dengan fluktuasi hormon setelah melahirkan,
pencegahan tidak mungkin dilakukan.

Minimal bisa dikurangi dengan :


belajar sebanyak mungkin tentang apa yang
diharapkan secara fisik dan psikologis selama
kehamilan, persalinan, dana pengasuhan anak.

Ambil kelas ibu hamil dan bersosialisasi dengan


wanita hamil lainnya dan ibu baru tentang
pengalaman mereka.
pengobatan untuk depresi / POST PARTUM BLUES

 Obat untuk depresi postpartum (baby blue


syndrome) Obat antidepresi biasanya cukup
efektif
 PSIKOTERAPI
 OLAHRAGA
 Cara terbaik adalah untuk mencari pengobatan
sesegera mungkin. Jika itu terdeteksi terlambat
atau tidak terdeteksi sama sekali, kondisi bisa
memburuk.
B. Kesedihan dan Duka
Cita
 Kesedihan dan Duka Cita Duka cita adalah respon fisiologis
terhadap kehilangan. Kegagalan duka cita pada umumnya
oleh karena suatu keinginan u/ menghindari sakit yg intens.
Duka cita sangat bervariasi tergantung pada apa yg hilang
& persepsi individu. Tingkat kehilangan dicerminkan melalui
respon diri. Bentuk kehilangan dapat beragam diantaranya
Infertil, keguguran, IUFD, kelainan kongenital, bayi
meninggal.
Terdapat tahapan dalam proses duka cita

1. Shock

Merupakan respon awal terhadap kehilangan, bentuk respon


fase shock ini diantaranya; menolak, tidak percaya, putus asa,
marah. Manifestasi perilaku dan perasaan shock diantaranya:
Kesendirian

 Takut

 Kesepian

 Merasa bersalah

 Terasa kosong/hampa Menangis


 Irrasional

 Merasa benci

 Kehilangan inisiatif

 Merasa frustasi

 Memberontak

 Kehilangan konsentrasi
2. REALITAS, PENERIMAAN

Merupakan fakta kehilangan dan penyesuaian/adaptasi


terhadap keyataan yang terjadi. Klien membuat
penyesuaian yang perlu direncanakan dalam kehidupan
karena kejadian itu. Sering timbul pertanyaan :
“mengapa:, “jika”, “bagaimana. Ketika pertanyaan ini
timbul akan meningkatkan perasaan marah, bersalah,
dan takut. Ekspresi secara utuh penting untuk
kesembuhan. (ex;menangis)
3. RESOLUSI

Di fase ini individu mulai aktif kembali, fase resolusi


merupakan tahap individu mulai menerima kehilangannya,
dan mulai membuat hubungan baru. Orang disekitarnya
sangat berperan, begitu pula dengan peran tenaga
kesehatan. Bidan sangat penting dalam membantu ibu
yang berduka. Seperti pada bayi yang lahir tidak sempurna
(kelainan kongenital), bidan berperan dalam memberi rasa
aman, memberi support, mendengarkan keluhan, tidak
menyalahkan, dan memberi support untuk berusaha
menerima bayinya.
Beri ibu kesempatan untuk menceritakan perasaan mereka
walaupun berulang-ulang, karena hal ini merupakan manifestasi
duka cita. Memberikan informasi ; penyebab dan kejelasan
tentang kelainan bayi mereka membantu ibu untuk melalui fase
duka cita

Anda mungkin juga menyukai