Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling
Dosen : Dr. Ipah Saripah, M.Pd

Disusun Oleh :

Dhiya Annisa I 1803910


Faisal Ahmad Aziz Rizaldi 1803740
Futri Uswatun Khasanah 1806961
Halimatun Nihayah 1808544
Inggita Alhuuri Salam 1800165
Khalidah Ziah Ul Haq 1801048
Salsabila Firdasa 1804089

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yakni
Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia, sehingga makalah yang
berjudul “Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling” ini dapat selesai walaupun
banyak kekurangan.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan


dan Konseling. Penyusun mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya pada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Setiap segala sesuatu dan perbuatan pasti tidak akan selamanya sempurna,
pasti ada suatu kesalahan. Sama halnya dengan makalah ini yang jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
dari siapa pun, dimana pun. Dan penyusun akan senantiasa menerima kritik juga
saran dengan baik dan penuh terima kasih supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan atau masalah yang silih berganti.
Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun
kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan
pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan
bila tidak dibantu orang lain.
Manusia adalah sasaran pendidikan. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Peserta
didik merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses berkembang
kearah kematangan. Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik pribadi
yang unik. Dalam arti terdapat perbedaan individual diantara mereka, seperti
menyangkut aspek kecerdasan, emosi, sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan
kemampuan penyesuaian diri. Dalam dunia pendidikan, peserta didikpun tidak
jarang mengalami masalah-masalah, sehingga tidak jarang dari peserta didik yang
menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku yang merentang dari
kategori ringan sampai dengan berat.
Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, dan
pada saat inilah proses konseling terjadi. Konselor mendengarkan peserta didik
serta bekerja sama dengan peserta didik untuk menemukan alternatif yang terbaik
untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Pada proses
tersebutlah konselor harus bisa menggunakan pendekatan, strategi dan teknik
yang tepat terhadap peserta didik, sehingga bisa tahu akar permasalahan dan dapat
menyelesaikan permasalahan speserta didik tersebut dengan cepat dan tepat dan
tanpa menemui hambatan yang begitu berarti. Di dalam melakukan bimbingan
dan konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan
suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin
tersusunnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi
sasaran, serta realistik.
Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik tersebut,
maka penyusun membuat makalah yang berjudul “Konsep Dasar Bimbingan dan
Konseling (Pendekatan,Strategi,Teknik)” ini dengan tujuan untuk memberikan
informasi kepada Konselor mengenai hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam
pendekatan, strategi dan teknik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa saja pendekatan dalam bimbingan dan konseling?
1.2.2 Apa saja strategi dalam bimbingan dan konseling?
1.2.3 Apa saja teknik yang ada dalam bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pendekatan dalam bimbingan dan konseling
1.3.2 Untuk memahami startegi dalam bimbingan dan konseling
1.3.3 Untuk mengetahui teknik yang ada dalam bimbingan dan konseling

1.4 Manfaat Penulisan


Agar pembaca dapat mengetahui definisi pendekatan dalam bimbingan dan
konseling, teknik bimbingan dan konseling, dan strategi bimbingan dan
konseling.
BAB 2
PEMBAHASAN

1.Pendekatan Bimbingan dan Konseling


A. Pengertian Pendekatan Bimbingan dan Konseling
Kata pendekatan terdiri dari kata dasar dekat dan mendapat imbuhan Pe-an
yang berarti hal, usaha atau perbuatan mendekati atau mendekatkan. Jadi
pendekatan Bimbingan dan Konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seorang konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan
masalahnya.
B. Ragam Pendekatan Bimbingan
Bimbingan dibedakan atas empat pendekatan, yaitu pendekatan krisis,
pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan perkembangan.
1. Pendekatan krisis
Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan upaya
bimbingan yang diarahkan kepada indidvidu yang mengalami krisis atau
masalah. Bimbingan ini bertujuan mengatasi krisis atau masalah-masalah yang
dialami individu. Dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu individu
yang datang. Selanjutnya, mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah
yang dirasakan individu.
Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis. Psikoanalisis
menekankan pengaruh peristiwa-peristiwa masa lampau sebagai hal yang
menentukan bagi berfungsinya kepribadian individu saat ini. Pengalaman-
pengalaman masa lima atau enam tahum pertama kehidupan individu menurut
psikoanalisis dapat menjadi akar dari krisis individu yang bersangkutan pada
masa kini.

2. Pendekatan remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan
kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan
bimbingan ini adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/kelemahan
yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan
tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan selanjutnya berupaya
untuk memperbaikinya.
Pendekatan remidial banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
behavioristik. Psikologi behavioristik menekankan prilaku individu di sini dan
saat ini. Saat ini, prilaku dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini
pula. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata
lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
3. Pendekatan preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada
antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah
tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti
informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Pendekatan preventif tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus.
Pendekatan ini mempunyai banyak teknik, tetapi hanya sedikit konsep.
4. Pendekatan perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan
kekuatan yang ada pada individi secara optimal. Setiap individu memiliki
potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik
bimbingan potensi, kemudian kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan.
Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu,
bukan hanya individu yang menghadapai masalah. Bimbingan perkembangan
dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui
layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran
minat dan bakat.
2.Strategi Bimbingan dan Konseling
2.2. Strategi Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling
2.2.1 Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan
a.Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Semua program yang
direnacanakan oleh konselor harus diadakan kontak dengan siswa secara
langsung. Hal itu sangat bermanfaat bagi siswa. Pada awalnya dilaksanakan
saat awal pelajaran, dan diperuntukkan bagi siswa baru, sehingga memiliki
pengetahuan tentang sekolah barunya. Kepada siswa diperkenalkan
kurikulum, jadwal pelajaran, perpustakaan, dan fasilitas serta berbagai macam
tentang sekolah. Bimbingan dilaksanakan di kelas dengan berkontak langsung
dengan siswa serta melaksanakan jadwal bimbingan secara rutin. Bimbingan
juga dapat dilakukan dengan diskusi di kelas juga dengan pencurahan
pendapat.
1. Bimbingan kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik melalui
kelompok kecil. Bimbingan untuk merespon kebutuhan minat dan bakat
siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah
masalah yang bersifath umum. Seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-
kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
2. Kolaborasi dengan orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua
peserta didik. Kerjasama ini sangat penting bagi proses bimbingan peserta
didik. Interaksi ini tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, namun juga
dapat dilakukan di rumah. Untuk dapat melakukan kolaborasi dengan
orang tua dapat dilakukan beberapa upaya : 1. Kepala sekolah/madrasah
atau komite sekolah/madrasah mengundang para orang tua, hal itu dapat
dilakukan dengan cara pembagian rapot. 2. Sekolah/madrasah memberikan
informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau
masalah peserta didik. 3. Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan
anaknya di rumah ke sekolah/madrasah, terutama menyangkut kegiatan
belajar dan kehidupan sehari-harinya.
3. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran
Konselor berkolaborasi dengan guru dalam rangka mencari
informasi tentang peserta didik seperti prestasi belajar, kemampuan, serta
kepribadiannya. Kolaborasi ini juga dapat memecahkan masalah peserta
didik, mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya : (1) menciptakan iklim
sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik. (2)
memahami karakter peserta didik yang unuk dan beragam. (3) menandai
peserta didik yang diduga bermasalah. (4) membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching. (6)
memberikan informasi yang terbaru tentang mata pelajaran dengan bidang
kerja yang diminati peserta didik. (7) memahami perkembangan dunia
industri atau perusahaan sehingga dapat memberikan informasi yang luas
kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana
kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja). (8) menampilkan pribadi yang
matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal
ini penting karena guru merupakan “figur central bagi peserta didik). Dan
(9) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran
yang diberikan secara efektif.
2.2.2 Strategi Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang menghadapi masalah dan membutuhkan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Layanan responsif ini memiliki tujuan untuk
membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah
tertentu seperti masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Untuk menjalani pemberian bantuan ini, guru/konselor memiliki
beberapa strategi agar layanan responsif tercapai, yaitu :
2.2.2.1 Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada
guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam
rangka membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada para siswa.
2.2.2.2 Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan,
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien)
dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab
masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah,
dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan
untuk membantu siswa memecahkan masalahnya
melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini,
masing-masing siswa mengemukakan masalah yang
dialaminya, kemudian satu sama lain saling
memberikan masukan atau pendapat untuk
memecahkan masalah tersebut.
2.2.2.3 Referral (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah klien, maka
sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien
kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti
psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang
sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki
masalah, seperti depresi, tindak kejahatan
(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit
kronis.
2.2.2.4 Bimbingan teman sebaya (peer guidance)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang
dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya.
Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya
diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.
Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai
mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik
akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia
juga berfungsi sebagai mediator yang membantu
konselor dengan cara memberikan informasi tentang
kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang
perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau
konseling.
2.2.3 Strategi Pelayanan Perancanaan Individul
Menurut Yusuf layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai
layanan bantuan kepada individu agar mampu membuat dan
melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman
akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini
meliputi rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadi sehingga rencana
tersbut diharapkan dapat diimplementasikan oleh individu
bersangkutan sesuai dengan kemampuan.

2.2.3.1 Penilaian Individual atau Kelompok


Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor
Bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan,
minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat
juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa
menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu
yang menyangkut penyampaian tugas-tugas
perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial,
belajar dan karier.
2.2.3.2 Individual or smart group advisement
Konselor memberikan nasehat kepada siswa untuk
menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian
tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial,
Pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1)
merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan
(alternative kegiatan) yang menunjang pengembangan
dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakuakan
kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan
yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan
yang telah dilakukannya.
2.2.4 Stategi untuk Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah manajemen yang bertujuan menetapkan,
memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas, penelitian dan pengembangan.
2.2.4.1 Pengembangan professional
Konselor secara terus menerus berusahauntuk “meng-
update” pengetahuan dan keterampilannya melalui (1)
in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi,
(3) aktif dalam keiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar dan workshop (lokakarya), atau (4)
melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi
(Pascasarjana).
2.2.4.2 Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi
dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan
pihak institusi di luar sekolah (pemerintah dan swasta)
untuk memperoleh informasi, dan umpan balik
tentang layanan bantuan yang telah diberikannya
kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan
referal, serta meningkatkan kualitas program
bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi
ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin
kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang
dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan
bimbingan

3.Teknik Bimbingan dan Konseling


3.1 Ragam teknik bimbingan
Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk membantu
perkembangan individu,yaitu diantaranya :
3.1.1 Konseling
Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutik yang diarahkan
untuk mengubah sikap dan perilaku individu.Konseling dilaksanakan melalui
wawancara (konseling) langsung dengan individu.Konseling ditujukan kepada
individu yang normal,bukan yang mengalami kesulitan kejiwaan,melainkan hanya
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dalam pendidikan,pekerjaan,dan
kehidupan sosial.
Dalam konseling terdapat hubungan yang akrab dan dinamis.Individu
merasa diterima dan dimengerti oleh konselor.dalam hubungan tersebut konselor
menerima individu secara pribadi dan tidak memberikan penilaian.Individu
(konseli) merasakan ada yang mengerti masalh pribadinya,mau mendengarkan
keluhan dan curahan perasaannya.
Dalam konseling berisi proses belajar yang ditujukan agar konseli
(individu) dapat mengenal diri,menerima,mengarahkan dan menyesuaikan diri
secara realistis dalam kehidupannya di kampus ataupun diluar kampus.dalam
konseling tercipta hubungan pribadi yang unik dank has,dengan hubungan
tersebut individu diarahkan agar dapat membuat keputusan,pemilihan dan rencana
yang bijaksana serta dapat berkembang dan berperan lebih baik di
lingkungan.Konseling membantu individu agar lebih mengerti dirinya
sendiri,mampu mengeksplorasi dan memimpin diri sendiri serta menyelesaikan
tugas-tugas kehidupannya.Proses konseling lebih bersifat emosional diarahkan
pada perubahan sikap,perubahan pola-pola hidup sebab hanya dengan perubahan-
perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan penyelesaian
masalah.
3.1.2. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh
konselor ataupun pembimbing.Pemberian nasihat hendaknya memerhatikan hal-
hal sebagai berikut :
(1) Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh klien
(individu)
(2) Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi.
(3) Nasihat yang diberikan bersifat alternative yang dapat dipilih oleh
individu,disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan,
(4) Penentuan keputusandiserahkan kepada individu,alternative man ayang
akan diambil,serta
(5) Hendaknya,individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan
keputusan yang diambilnya.
3.1.3.Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang
dilaksanakan dalam situasi kelompok.Bimbingan kelompok dapat berupa
penyampaian informasi ataupun aktifitas kelompok membahas masalah-masalah
pendidikan,pekerjaan,pribadi dan sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok yaitu kelompok
kecil (2-6 orang),kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20
orang) ataupun kelas (20-40 orang).Pemberian informasi dalam bimbingan
kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang
kenyataan,aturan-aturan dalam kehidupan,dan cara-cara yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan tugas,serta meraih masa depan dalam studi,karier, ataupun
kehidupan.Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbauiki dan
mengembangkan pemahaman lingkungan,penyesuaian diri, serta pengembangan
diri.
Pemberian informasi banyak mengguankan alat-alat dan media
pendidikan,seperti OHP,kaset audio-video,film,bulletin,brosur,majalah,buku dan
lain-lain,konselor mendatangkan ahli tertentu untuk memberikan ceramah
(informasi) tentang hal-hal tertentu.
Pada umumnya,aktivitas kelompok menggunakan prinsip dan proses
dinamika kelompok seperti dalam kegiatan diskusi,sosiodrama,bermain
peran,simulasi dan lain-lain.Bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif
karena selain peran individu lebih aktif,jug amemungkinkan terjadinya pertukaran
pemikiran,pengalaman,rencana dan penyelesaian masalah.

3.1.4 Konseling Kelompok


Konseling Kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada
pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.Konseling
kelompok bersifat pencegahan dalam arti,bahwa individu yang bersangkutan
mempunyai kemampuan normal atau berfungsi seacra wajar dalam
masyarakat,tetapi memiliki beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga
menggangu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.Konseling kelompok
bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu,dalam arti memberikan kesempatan,dorongan,juga pengarahan kepada
individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilaku selaras
dengan lingkungannya.
Konseling kelompok merupakan proses antarpribadi yang dinamis,terpusat
pada pemikiran dan perilaku sadar,serta melibatkan fungsi-fungsi terapi,seperti
melibatkan fungsi-fungsi terapi,seperti sifat permisif,orientasi pada
kenyataan,katarsis,saling mempercayai,saling memperlakukan dengan
hangat,saling pengertian,saling menerima dan mendukung.Fungsi-fungsi terapi itu
diciptakan dan dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling
mempedulikan diantara para peserta konseling kelompok.Individu dalam
konseling kelompok pada dasarnya adalah individu normal yang memiliki
berbagai kepedulian dan kemampuan serta persoalan yang dihadapi bukanlah
gangguan kejiwaan yang tergolong sakit,hanya kekeliruan dalam penyesuaian
diri.Individu dalam konseling kelompok menggunakan interkasi kelompok untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan
untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak tepat.
Berikut ini digambarkan ragam teknik bimbingan.

Konseling

Nasihat Ragam
Teknik
Bimbingan
Bimbingan Kelompok

Belajar bernuansa bimbingan

3.1.5. Mengajar bernuansa bimbingan


Murid akan berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan
prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas
bimbingan pada waktu mengajar yang dapat dilakukan oleh guru
menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar,
karakteristik mata pelajaran yang diberikan, dorongan untuk berpretasi,
membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi individu, penyelesaian
tugas, merencanakan masa depan, memberikan fasilitas belajar,
memberikan kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.
Secara umum, bimbingan yang dapat diberikan guru sambil mengajar
adalah :
1. mengenal dan memahami murid secara mendalam.
2. memberikan perlakuan dengan memperhatikan perbedaan individual.
3. memperlakukan murid secara manusiawi.
4. memberi kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal.
5. menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
Susunan kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-
prinsip/ bernuansa bimbingan tampak sebagian berikut :
1. tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan
menempatkan murid sebagai subjek pengajaran.
2. Adanya arahan/ orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif,
baik dalam bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam
keseluruhan proses belajar mengajar.
3. Menerima dan memperlakukan murid sebagai individu yang
mempunyai harga diri dengan memahami kekurangan, kelebihan dan
masalah-masalahnya
4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan proses belajar mengajar
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan murid.
5. Membina hubungan yang dekat dengan murid, menerima murid yang
akan berkonsultasi dan meminta bantuan.
6. Guru berusaha mempelajari dan memahami murid untuk menemukan
kekuatan, kelemahan, kebiasaan dan kesulitan yang dihadapinya
terutama dalam hubungannya dengan bidang studi yang diajarkannya.
7. Memberikan bantuan kepada murid yang menghadapi kesulitan,
terutama yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
8. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan
jabatan/ karir.
9. Memberikan bimbingan kelompok dikelas.
10. Membimbing murid agar mengembangkan kebiasaan belajar yang
baik.
11. Memberikan layanan perbaikan bagi murid yang memerlukannya.
12. Bekerja sama dengan guru lainnya dalam memberikan bantuan yang
dibutuhkan oleh murid.
13. Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi.
14. Memberikan pelayanan rujukan (referal) bagi murid yang memiliki
kesulitan yang tidak dapat diselesaikannya sendiri
3.1.6 Konseling individual.
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi dalam wawancara seorang konselor dengan seorang
konseli. Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat
dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai
petugas yang profesional dalam jabatannya dengan keterampilan dan
pengetahuan psikologi. Konseling ditunjukan kepada individu yang
normal, yang menhadapi kesukaran dalam masalah pendidikam, pekerjaan,
dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. oleh
karena itu, konseling hanya ditujukan kepada individu-individu yang
sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusu
karena dalam interaksi tersebut konseli merasa diterima dan dimengerti
konselor. Dalam hubungan ini konselor dapat menerima konseli secara
pribadi dan tidak memberikan penilaian. Konseli merasa ada orang lain
yang dapat mengerti masalah pribadinya dan mau membantu
memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dalam pengalaman
hubungan yang bersifat khusus dan pribadi ini.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar peserta didik
dapat menenali diri sendiri, menerima diri sendiri serta realitas dalam
proses penyesuaian dalam lingkungannya. Konseling juga bertujuan
membantu individu untuk mengadakan interpretasi fakta-fakta, mendalami
arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang. Konseling memberikan
bantuan kepada individu untuk mengembangkan kesehatan mental,
perubahan sikap, dan tingkah laku. Konseling menjadi strategi utama
dalam proses bimbingan dan merupakan teknik standar serta merupan
tugas pokok seorang konselordi Pusat Pendidikan.
Banyak teknik yang digunakan dalam konseling individual yaitu :
1. Menghampiri klien 12. Memimpin
2. Empati 13. Memfokus
3. Refleksi 14. Konfrontasi
4. Eksplorasi 15. menjernihkan
5. Menangkap pesan utama 16. Memudahkan
6. Bertanya untuk membuka percakapan 17. Diam
7. Bertanya tertutup 18. Mengambil inisiatif
8. Dorongan minimal 19. Memberi nasihat
9. Interpretasi 20. Memberi informasi
10. Mengarahkan 21. Merencanakan
11. Menyimpulkan sementara 22. Menyimpulkan

3.1.7 Konsultasi.
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting
sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani
secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum
dipandang sebagai nasihat dari seorang profesional. Pengertian konsultasi
dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan
bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi
efektivitas murid atau sekolah. Brown dkk. menegaskan bahwa konsultasi
itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan
layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak
langsung melayani murid melalui bantuan yang diberikan orang lain.
Adapun yang menjadi tujuan konsultasi adalah:
a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi
murid, orang tua, dan administrasi sekolah.
b. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di
antara orang yang penting.
c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang
bermacam-macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar.
d. Memperluas layanan dari para ahli.
e. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
g. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen
lingkungan belajar yang baik.
h. Menggerakkan organisasi yang mandiri.
Ada lima langkah proses konsultasi yaitu :
a. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada
murid.
b. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana
kegiatan.
c. Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan.
d. Melakukan pemecahan masalah.
e. Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.
3.1.8 Kolaborasi dengan Personel Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat
Pada saat merencanakan dan melaksanakan program layan dasar
bimbingan di sekolah, konselor dapat bekerjasama dengan kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, orang tua, dan masyarakat
sekitarnya. Pada saat mengevaluasi program layanan dasar bimbingan,
konselor dapat bekerja sama dengan pihak sekolah maupun orang tua
peserta didik. Konselor dapat meminta pendapat peserta didik, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, orang tua, tentang
perencanaan dan pelaksanaan program BK. Mereka dapat diminta untuk
efektifitas program BK dan keterlibatan personel sekolah dan peserta didik
dalam pelaksaan BK.
3.1.9 Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok
peserta didik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi berencana,
terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol, dengan lebih
memerhatikan taraf kesesuaian terhadap keragaman kondisi objektif
individu dan atau kelompok peserta didik yang bersangkutan serta daya
dukung sarana dan lingkungannya (Abin Syamsuddin Makmun, 1998 :
228)
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara
preventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial
dikatakan bersifat kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama
selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada peserta
didik ertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap
pelajaran yang akan ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan
tidak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung
program PBM.

3.1.10 Penggunaan Teknologi dalam berlangsung program PBM


a. Penggunaan Teknologi Komputer
Salah satu layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan
tekonologi komputer khususnya internet adalah E-counseling. Konseling
melalui email sering disebut juga dengan email therapy, online therapy,
cyber counseling atau e-counseling. Email counseling merupakan proses
terapeutik yang didalamnya termasuk menulis selain pertemuan secara
langsung dengan konselor.
Email merupakan cara baru untuk berkomunikasi secara cepat dan
efektif melalui internet. Hal ini tidak bermaksud untuk menggantikan
konseling tatap muka, tetapi dapat menjadi salah satu cara dalam membatu
klien memecahkan masalahnya pada jarak jauh tanpa bertemu langsung
dengan konselor. Email counseling merupakan satu kesempatan untuk
berkomunikasi antara klien dengan konselor yang didalamnya dibahas
mengenaik masalah-masalah yang dihadapi klien
b. Penggunaan Teknologi Telepon
Perubahan tatanan kehidupan masyakarat global menuntut
pemberian layanan bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah
diakses klien, konseling melalui telepon. Ada etika dan paduan
operasional dalam penggunaan tekonologi telepon dalam layanan
konseling.
Bab 3
PENUTUP
Kesimpulan dhiya

Saran ima

Daftar pustaka faisal

Anda mungkin juga menyukai