Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling
Dosen : Dr. Ipah Saripah, M.Pd
Disusun Oleh :
Setiap segala sesuatu dan perbuatan pasti tidak akan selamanya sempurna,
pasti ada suatu kesalahan. Sama halnya dengan makalah ini yang jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
dari siapa pun, dimana pun. Dan penyusun akan senantiasa menerima kritik juga
saran dengan baik dan penuh terima kasih supaya kedepannya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Pendekatan remedial
Pendekatan remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan
kepada individu yang mengalami kelemahan atau kekurangan. Tujuan
bimbingan ini adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/kelemahan
yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan
tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu dan selanjutnya berupaya
untuk memperbaikinya.
Pendekatan remidial banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
behavioristik. Psikologi behavioristik menekankan prilaku individu di sini dan
saat ini. Saat ini, prilaku dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini
pula. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata
lingkungan yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
3. Pendekatan preventif
Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada
antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan sampai masalah
tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti
informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Pendekatan preventif tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus.
Pendekatan ini mempunyai banyak teknik, tetapi hanya sedikit konsep.
4. Pendekatan perkembangan
Pendekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan
kekuatan yang ada pada individi secara optimal. Setiap individu memiliki
potensi dan kekuatan-kekuatan tertentu melalui penerapan berbagai teknik
bimbingan potensi, kemudian kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan.
Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu,
bukan hanya individu yang menghadapai masalah. Bimbingan perkembangan
dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui
layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran
minat dan bakat.
2.Strategi Bimbingan dan Konseling
2.2. Strategi Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling
2.2.1 Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan
a.Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Semua program yang
direnacanakan oleh konselor harus diadakan kontak dengan siswa secara
langsung. Hal itu sangat bermanfaat bagi siswa. Pada awalnya dilaksanakan
saat awal pelajaran, dan diperuntukkan bagi siswa baru, sehingga memiliki
pengetahuan tentang sekolah barunya. Kepada siswa diperkenalkan
kurikulum, jadwal pelajaran, perpustakaan, dan fasilitas serta berbagai macam
tentang sekolah. Bimbingan dilaksanakan di kelas dengan berkontak langsung
dengan siswa serta melaksanakan jadwal bimbingan secara rutin. Bimbingan
juga dapat dilakukan dengan diskusi di kelas juga dengan pencurahan
pendapat.
1. Bimbingan kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada peserta didik melalui
kelompok kecil. Bimbingan untuk merespon kebutuhan minat dan bakat
siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah
masalah yang bersifath umum. Seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-
kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
2. Kolaborasi dengan orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua
peserta didik. Kerjasama ini sangat penting bagi proses bimbingan peserta
didik. Interaksi ini tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, namun juga
dapat dilakukan di rumah. Untuk dapat melakukan kolaborasi dengan
orang tua dapat dilakukan beberapa upaya : 1. Kepala sekolah/madrasah
atau komite sekolah/madrasah mengundang para orang tua, hal itu dapat
dilakukan dengan cara pembagian rapot. 2. Sekolah/madrasah memberikan
informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau
masalah peserta didik. 3. Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan
anaknya di rumah ke sekolah/madrasah, terutama menyangkut kegiatan
belajar dan kehidupan sehari-harinya.
3. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran
Konselor berkolaborasi dengan guru dalam rangka mencari
informasi tentang peserta didik seperti prestasi belajar, kemampuan, serta
kepribadiannya. Kolaborasi ini juga dapat memecahkan masalah peserta
didik, mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya : (1) menciptakan iklim
sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik. (2)
memahami karakter peserta didik yang unuk dan beragam. (3) menandai
peserta didik yang diduga bermasalah. (4) membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching. (6)
memberikan informasi yang terbaru tentang mata pelajaran dengan bidang
kerja yang diminati peserta didik. (7) memahami perkembangan dunia
industri atau perusahaan sehingga dapat memberikan informasi yang luas
kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana
kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja). (8) menampilkan pribadi yang
matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal
ini penting karena guru merupakan “figur central bagi peserta didik). Dan
(9) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran
yang diberikan secara efektif.
2.2.2 Strategi Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta
didik/konseli yang menghadapi masalah dan membutuhkan
pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak
mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Layanan responsif ini memiliki tujuan untuk
membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah
tertentu seperti masalah pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Untuk menjalani pemberian bantuan ini, guru/konselor memiliki
beberapa strategi agar layanan responsif tercapai, yaitu :
2.2.2.1 Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada
guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam
rangka membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada para siswa.
2.2.2.2 Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk
membantu para siswa yang mengalami kesulitan,
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien)
dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab
masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah,
dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan
untuk membantu siswa memecahkan masalahnya
melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini,
masing-masing siswa mengemukakan masalah yang
dialaminya, kemudian satu sama lain saling
memberikan masukan atau pendapat untuk
memecahkan masalah tersebut.
2.2.2.3 Referral (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah klien, maka
sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien
kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti
psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang
sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki
masalah, seperti depresi, tindak kejahatan
(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit
kronis.
2.2.2.4 Bimbingan teman sebaya (peer guidance)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang
dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya.
Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya
diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.
Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai
mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, baik
akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia
juga berfungsi sebagai mediator yang membantu
konselor dengan cara memberikan informasi tentang
kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang
perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau
konseling.
2.2.3 Strategi Pelayanan Perancanaan Individul
Menurut Yusuf layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai
layanan bantuan kepada individu agar mampu membuat dan
melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman
akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini
meliputi rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadi sehingga rencana
tersbut diharapkan dapat diimplementasikan oleh individu
bersangkutan sesuai dengan kemampuan.
Konseling
Nasihat Ragam
Teknik
Bimbingan
Bimbingan Kelompok
3.1.7 Konsultasi.
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting
sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani
secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum
dipandang sebagai nasihat dari seorang profesional. Pengertian konsultasi
dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan
bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor lainnya
dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi
efektivitas murid atau sekolah. Brown dkk. menegaskan bahwa konsultasi
itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan
layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak
langsung melayani murid melalui bantuan yang diberikan orang lain.
Adapun yang menjadi tujuan konsultasi adalah:
a. Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi
murid, orang tua, dan administrasi sekolah.
b. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di
antara orang yang penting.
c. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang
bermacam-macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar.
d. Memperluas layanan dari para ahli.
e. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
f. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
g. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen
lingkungan belajar yang baik.
h. Menggerakkan organisasi yang mandiri.
Ada lima langkah proses konsultasi yaitu :
a. Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada
murid.
b. Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana
kegiatan.
c. Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan.
d. Melakukan pemecahan masalah.
e. Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.
3.1.8 Kolaborasi dengan Personel Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat
Pada saat merencanakan dan melaksanakan program layan dasar
bimbingan di sekolah, konselor dapat bekerjasama dengan kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, orang tua, dan masyarakat
sekitarnya. Pada saat mengevaluasi program layanan dasar bimbingan,
konselor dapat bekerja sama dengan pihak sekolah maupun orang tua
peserta didik. Konselor dapat meminta pendapat peserta didik, kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, orang tua, tentang
perencanaan dan pelaksanaan program BK. Mereka dapat diminta untuk
efektifitas program BK dan keterlibatan personel sekolah dan peserta didik
dalam pelaksaan BK.
3.1.9 Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok
peserta didik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal
mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan, dengan melalui suatu proses interaksi berencana,
terorganisasi, terarah, terkoordinasi, terkontrol, dengan lebih
memerhatikan taraf kesesuaian terhadap keragaman kondisi objektif
individu dan atau kelompok peserta didik yang bersangkutan serta daya
dukung sarana dan lingkungannya (Abin Syamsuddin Makmun, 1998 :
228)
Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara
preventif, kuratif, dan pengembangan. Tindakan pengajaran remedial
dikatakan bersifat kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama
selesai diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada peserta
didik ertentu yang diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap
pelajaran yang akan ditempuhnya. Pendekatan pengembangan merupakan
tidak lanjut dari upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsung
program PBM.
Saran ima