NIM : M011181328
Kelas : Silvikuktur C
TUGAS 2
5. Gambarkan kurva tegakan yang dijarangi dengan (a) penjarangan tajuk (b)
penjarangan rendah (c) penjarangan mekanik
Jawab :
a. Kurva Penjarangan Tajuk
Keterangan
n : Jumlah pohon,
d : diameter,
pd : pohon yang ditebang
6. Tuliskan tiga sistem silvikultur yang dipakai untuk pengelolaan hutan dengan
tegakan seumur !
Jawab :
Tiga sistem silvikultur yang dipakai untuk pengelolaan hutan dengan tegakan
seumur yaitu tebang habis, metode pohon induk, dan metode tegakan
penaung.dan adapun sistem silvikultur tegakan seumur sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat 2 huruf a, dilakukan dengan sistem:
1. Tebang habis dengan permudaan buatan (THPB)
2. Tebang habis dengan permudaan alam (THPA)
3. Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
8. Apakah yang dimaksud dengan hutan rendah ? Sistem silvikultur apa yang
dapat diterapkan untuk hutan yang demikian ?
Jawab :
Hutan rendah merupakan tegakan yang terbentuk berasal dari pohon-pohon
yang bertunas kembali setelah tebangan. Sistem silvikultur yang dapat
diterapkan untuk.hutan tersebut adalah sistem pangkas sederhana dan sistem
pangkas dengan standar.
10. Keberhasilan permudaan pada metoda pohon induk dinilai berdasarkan (1)
kecukupan jumlah anakan pohon yang tumbuh dalam areal (jumlah
anakan/ha) dan (2) permudaaan yang terbentuk menyebar merata di seluruh
areal. Jelaskan.
Jawab :
Metode tebang pilih telah dilakukan di Indonesia sejak jaman Belanda.
Sistem ini dilaksanakan dengan menebang habis tegakan dengan
mengecualikan pohon pi. Sebelum dilaksanakan perlu diadakan kegiatan
inventarisasi tegakan demi mengetahui jenis-jenis yang ada di dalam areal
serta mengetahui volume dan potensi pertumbuhan. Rotasi ini ditetapkan
selama 30 tahun dengan pohon induk yang disisakan sehanyak 40 pohon per
ha. Diameter minimal 20cm yang tersebar merata dengan jarak kurang lebih
17 meter. Pohon yang ditebang berdiameter kurang dari 10 cm.
11. Pada formasi hutan apa Metoda Pohon Induk di Indonesia diterapkan ? Berapa
jumlah pohon-pohon induk per ha yang dipersyaratkan. Berapa daurnya ?
Jawab :
Tegakan tidak seumur dalam sistem tebang pilih adalah tebangan yang
dilakukan pada pohon yang telah matang atau memasuki masa tebang yang
menyebar secara individu berkelompok dalam suatu areal. Tebangan
dilakukan dengan interval waktu singkat dan berulang untuk
mempertahankan tegakan tidak seumur.
12. Apakah yang dimaksud dengan tegakan tidak seumur pada penerapan sistim
tebang pilih (tebang seleksi) ?
Jawab :
Yang dimaksud dengan tegakan tidak seumur pada penerapan sistem tebang
pilih (tebang seleksi) adalah tebangan dilakukan terhadap pohon-pohon masak
tebang yang umumnya adalah pohon-pohon tua yang besar yang menyebar
secara individu berkelompok dalam areal. Tebangan dilakukan secara
berulang-ulang dalam interval waktu yang singkat sehingga menghasilkan
permudaan yang dapat mempertahankan tegakan yang tidak seumur.
13. Bagaimana pola distribusi diameter atau kelas-kelas diameter dari tegakan
seumur yang ideal sehingga sistim tebangn pilih (tebang seleksi) dapat
diterapkan dengan benar ? Gambar grafiknya.
Jawab :
Tebangan dan pengangkutan kayu yang ditebang dapat secara bebas dilakukan
tanpa merusak pepohonan yang tersisa dari tegakan, kondisi lingkungan akibat
penebangan lebih mempermudah proses permudaan dan pohon dapat
membentuk tegakan seumur dengan lebih rapih dan memungkinkan
terbentuknya batang secara optimum.
Jumlah pohon per hektar
Jumlah pohon per hektar
10
20
30 40
50
X X
14. Apakah keuntungan tebang pilih dalam jalur atau kelompok dibandingkan
dengan tebang pilih berdasarkan individu pohon ?
Jawab :
Keutungan tebang pilih dalam jalur atau kelompok dibandingkan dengan
tebang pilih berdasarkan individu pohon yaitu tebangan dan pengeluaran
kayu dapat dilakukan dengan bebas tanpa merusak tegakan tinggal dan
permudaan, kondisi lingkungan yang diciptakan akibat penebangan
memungkinkan proses permudaan berjalan dengan baik.
15. Bagaimana menetapkan luas tebangan pada sistim tebang pilih dalam
kelompok agar tidak sama dengan luas tebangan pada sistim tebang habis,
sehingga tercipta iklim mikro yang berbeda dengan yang terjadi pada areal
tebang habis ?
Jawab:
Keuntungan tebang pilih dalam kelompok agar tidak sama dengan luas tebang
pada sistem tebang habis, sehingga tercipta iklim mikro yang berbeda dengan
yang terjadi pada areal tebang habis adalah dimana setiap unit dalam suatu
areal harus memiliki pohon-pohon yang mewakili setiap kelas umur, mulai
dari umur satu tahun sampai ke pohon yang masa tebangnya mencapai umur
rotasi
16. Apakah fungsi pohon-pohon inti pada TPTI ? Berapa jumlahnya per ha ?
Jawab :
Fungsi pohon-pohon inti pada TPTI yaitu berperan sebagai penyusun utama
dari tegakan pada rotasi selanjutnya. Jumlah pohon inti per ha dalam TPTI
yang ditinggal adalah sebanyak 25 batang pohon.
17. Faktor apa yang berpengaruh menetapkan limit (batas) diameter tebangan
pada TPTI ?
Jawab :
Faktor yang berpengaruh menetapkan limit (batas) diameter tebangan pada
TPTI adalah rotasi. Limit diameter 50 cm untuk rotasi 35 tahun, 40 cm untuk
rotasi 45 dan 30 cm apabila rotasi ditetapkan selama 55 tahun.
19. Sifat apa yang harus dimiliki oleh jenis pohon tegakan penyusun hutan yang
permudaaannya berdasarkan coppice system ? Untuk tujuan penggunaan apa
kayu yang diproduksi dari coppice system ?
Jawab :
Sifat yang harus dimiliki oleh jenis pohon tegakan penyusun hutan yang
permudaaannya berdasarkan coppice system adalah jenis pohon yang mudah
bertunas atau diperbanyakan secara vegetative seperti jati dan akasia.
Penggunaan kayu yang diproduksi dari coppice system bertujuan untuk
mencapai ukuran yang lebih besar pada rotasi yang lebih pendek, dengan
demikian rotasi yang pendek akan lebih menguntungkan.
20. Jelaskan perbedaan coppice system (system pangkasan biasa) dengan coppice
with standard (sistem pangkasan dengan standar) !
Jawab :
a) Sistem pangkas (coppice system) adalah bentuk tegakan yang pohon-
pohonnya terbentuk dari tunas-tunas tunggak atau tunas-tunas akar.
Bentuk tegakan semacam ini adalah salah satu bentuk permudaan
secara vegetativ yang paling banyak digunakan dalam pembuatan
hutan untuk tujuan pemanfaatan kayu dengan ukuran kecil utamanya
kayu bakar.
b) Sistem pangkasan dengan standar (with standard) adalah hutan yang
tersusun dari standar berupa sejumlah kecil poho-pohon yang bagus
yang menyebar dalam areal. Pohon-pohon ini dinamakan standar
tumbuh di bagian atas dari species yang sama atau berbeda namun
berasal dari tunas-tunas.