Anda di halaman 1dari 16

Tugas Individu

EKOLOGI HUTAN

Praktikum Suksesi Tumbuhan Pada Masjid Kampus Universitas


Hasanuddin

NAMA : NURUL ISMI ISLAMIAH


NIM : M011181328
KELOMPOK/KELAS : 3/C
ASISTEN : 1. ALIEF FACHREZA

2. A. ANISYA ANINDYA

LABORATORIUM KONSERVASI
SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
A. Tabel Tally Sheet Praktikum Ekologi Di Samping Mesjid Kampus
Universitas Hasahuddin

No.
Pekan
Sub No. Nama jenis Jumlah Keterangan
ke-
Plot
1. 1. Linum cartharticum L 43 Sebelum perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 18 Sebelum perlakuan

Minggu 3. Mentha pulegium L. 13 Sebelum perlakuan

I 4 Ipomoea pulegium L. 11 Sebelum perlakuan


5 Medicago polymorpha L. 18 Sebelum perlakuan
6 Lycium europaeum L. 16 Sebelum perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 17 Sebelum perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 9 Sebelum perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 6 Sebelum perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 2 Sebelum perlakuan
11. Cyprus rotundus 44 Sebelum perlakuan
12. Mimosa pudica 15 Sebelum perlakuan
2. 1. Linum cartharticum L 56 Sebelum perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 19 Sebelum perlakuan
3. Mentha pulegium L. 17 Sebelum perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 21 Sebelum perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 12 Sebelum perlakuan
6. Lycium europaeum L. 9 Sebelum perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 14 Sebelum perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 9 Sebelum perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 5 Sebelum perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 15 Sebelum perlakuan
11. Cyprus rotundus 38 Sebelum perlakuan
12. Mimosa pudica 16 Sebelum perlakuan
3. 1. Linum cartharticum L 58 Sebelum perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 14 Sebelum perlakuan
3. Mentha pulegium L. 11 Sebelum perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 7 Sebelum perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 19 Sebelum perlakuan
6. Lycium europaeum L. 8 Sebelum perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 5 Sebelum perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 12 Sebelum perlakuan
9. Cyprus rotundus 34 Sebelum perlakuan
10. Mimosa pudica 5 Sebelum perlakuan
4. 1. Linum cartharticum L 69 Sebelum perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 18 Sebelum perlakuan
3. Mentha pulegium L. 11 Sebelum perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 14 Sebelum perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 6 Sebelum perlakuan
6. Lithospermum officinale L 10 Sebelum perlakuan
7. Cyprus rotundus 49 Sebelum perlakuan
5. 1. Linum cartharticum L 4 Sebelum perlakuan
2. Cyprus rotundus 89 Sebelum perlakuan
1. 1. Linum cartharticum L 5 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 4 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 3 Setelah perlakuan
4 Ipomoea pulegium L. 2 Setelah perlakuan
5 Medicago polymorpha L. 3 Setelah perlakuan
6 Lycium europaeum L. 4 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 3 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 2 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 1 Setelah perlakuan
10 Lithospermum officinale L. 3 Setelah perlakuan
11. Cyprus rotundus 5 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 4 Setelah perlakuan
2. 1. Linum cartharticum L 6 Setelah perlakuan
Minggu 2. Hydrastis canadensis L. 3 Setelah perlakuan
II 3. Mentha pulegium L. 2 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 2 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 3 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 1 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 3 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 2 Setelah perlakuan
9. Cyprus rotundus 7 Setelah perlakuan
10. Mimosa pudica 4 Setelah perlakuan
3. 1. Polygonum aviculare L. 9 Setelah perlakuan
2. Lithospermum officinale L. 4 Setelah perlakuan
3. Linum cartharticum L 1 Setelah perlakuan
4. Hydrastis canadensis L. 3 Setelah perlakuan
5. Mentha pulegium L. 2 Setelah perlakuan
6. Cyprus rotundus 8 Setelah perlakuan
4. 1. Ipomoea pulegium L. 5 Setelah perlakuan
2. Medicago polymorpha L. 1 Setelah perlakuan
3. Lycium europaeum L. 2 Setelah perlakuan
4. Moehringia trinervia L. 3 Setelah perlakuan
5. Cyprus rotundus 8 Setelah perlakuan
5. 1. Parietaria Judaica L. 8 Setelah perlakuan
2. Cyprus rotundus 9 Setelah perlakuan
Minggu 1. 1. Linum cartharticum L 11 Setelah perlakuan
III 2. Hydrastis canadensis L. 9 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 7 Setelah perlakuan
4 Ipomoea pulegium L. 6 Setelah perlakuan
5 Medicago polymorpha L. 6 Setelah perlakuan
6 Lycium europaeum L. 7 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 8 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 4 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 3 Setelah perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 6 Setelah perlakuan
11. Cyprus rotundus 7 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 6 Setelah perlakuan
2. 1. Linum cartharticum L 8 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 7 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 5 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 7 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 8 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 3 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 9 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 4 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 2 Setelah perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 1 Setelah perlakuan
11. Cyprus rotundus 12 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 7 Setelah perlakuan
3. 1. Linum cartharticum L 15 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 6 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 5 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 2 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 6 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 3 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 5 Setelah perlakuan
8. Cyprus rotundus 14 Setelah perlakuan
4. 1. Parietaria Judaica L. 11 Setelah perlakuan
2. Linum cartharticum L 3 Setelah perlakuan
3. Hydrastis canadensis L. 2 Setelah perlakuan
4. Mentha pulegium L. 3 Setelah perlakuan
5. Ipomoea pulegium L. 5 Setelah perlakuan
6. Medicago polymorpha L. 5 Setelah perlakuan
7. Cyprus rotundus 10 Setelah perlakuan
5. 1. Lycium europaeum L. 4 Setelah perlakuan
2. Cyprus rotundus 16 Setelah perlakuan
1. 1. Linum cartharticum L 9 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 4 Setelah perlakuan
Minggu 3. Mentha pulegium L. 2 Setelah perlakuan
IV 4 Ipomoea pulegium L. 3 Setelah perlakuan
5 Medicago polymorpha L. 5 Setelah perlakuan
6 Lycium europaeum L. 4 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 6 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 3 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 1 Setelah perlakuan
10. Cyprus rotundus 4 Setelah perlakuan
11. Mimosa pudica 4 Setelah perlakuan
2. 1. Lithospermum officinale L. 6 Setelah perlakuan
2. Linum cartharticum L 3 Setelah perlakuan
3. Hydrastis canadensis L. 2 Setelah perlakuan
4. Mentha pulegium L. 4 Setelah perlakuan
5. Ipomoea pulegium L. 6 Setelah perlakuan
6. Medicago polymorpha L. 1 Setelah perlakuan
7. Lycium europaeum L. 6 Setelah perlakuan
8. Moehringia trinervia L. 2 Setelah perlakuan
9. Cyprus rotundus 9 Setelah perlakuan
10. Mimosa pudica 6 Setelah perlakuan
3. 1. Parietaria Judaica L. 11 Setelah perlakuan
2. Polygonum aviculare L. 4 Setelah perlakuan
3. Lithospermum officinale L. 2 Setelah perlakuan
4. Linum cartharticum L 2 Setelah perlakuan
5. Hydrastis canadensis L. 1 Setelah perlakuan
6. Mentha pulegium L. 3 Setelah perlakuan
7. Cyprus rotundus 11 Setelah perlakuan
4. 1. Ipomoea pulegium L. 8 Setelah perlakuan
2. Medicago polymorpha L. 1 Setelah perlakuan
3. Lycium europaeum L. 3 Setelah perlakuan
4. Moehringia trinervia L. 2 Setelah perlakuan
5. Cyprus rotundus 7 Setelah perlakuan
5. 1. Parietaria Judaica L. 13 Setelah perlakuan
2. Cyprus rotundus 11 Setelah perlakuan
1. 1. Linum cartharticum L 16 Setelah perlakuan
Minggu
V 2. Hydrastis canadensis L. 10 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 8 Setelah perlakuan
4 Ipomoea pulegium L. 5 Setelah perlakuan
5 Medicago polymorpha L. 9 Setelah perlakuan
6 Lycium europaeum L. 8 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 10 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 6 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 4 Setelah perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 3 Setelah perlakuan
11. Cyprus rotundus 21 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 10 Setelah perlakuan
2. 1. Linum cartharticum L 12 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 6 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 5 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 9 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 6 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 7 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 6 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 4 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 2 Setelah perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 3 Setelah perlakuan
11. Cyprus rotundus 23 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 11 Setelah perlakuan
3. 1. Linum cartharticum L 17 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 6 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 5 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 3 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 6 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 3 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 5 Setelah perlakuan
8. Cyprus rotundus 15 Setelah perlakuan
4. 1. Parietaria Judaica L. 14 Setelah perlakuan
2. Linum cartharticum L 3 Setelah perlakuan
3. Hydrastis canadensis L. 2 Setelah perlakuan
4. Mentha pulegium L. 4 Setelah perlakuan
5. Ipomoea pulegium L. 7 Setelah perlakuan
6. Medicago polymorpha L. 4 Setelah perlakuan
7. Cyprus rotundus 21 Setelah perlakuan
5. 1. Lycium europaeum L. 21 Setelah perlakuan
2. Cyprus rotundus 26 Setelah perlakuan
1. 1. Linum cartharticum L 22 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 13 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 11 Setelah perlakuan
4 Ipomoea pulegium L. 9 Setelah perlakuan
5 Medicago polymorpha L. 11 Setelah perlakuan
6 Lycium europaeum L. 12 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 8 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 9 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 7 Setelah perlakuan
Minggu 10. Lithospermum officinale L. 6 Setelah perlakuan
VI 11. Cyprus rotundus 14 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 13 Setelah perlakuan
2. 1. Linum cartharticum L 18 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 10 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 9 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 12 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 9 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 11 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 9 Setelah perlakuan
8. Parietaria Judaica L. 6 Setelah perlakuan
9. Polygonum aviculare L. 5 Setelah perlakuan
10. Lithospermum officinale L. 7 Setelah perlakuan
11. Cyprus rotundus 23 Setelah perlakuan
12. Mimosa pudica 11 Setelah perlakuan
3. 1. Linum cartharticum L 23 Setelah perlakuan
2. Hydrastis canadensis L. 8 Setelah perlakuan
3. Mentha pulegium L. 7 Setelah perlakuan
4. Ipomoea pulegium L. 6 Setelah perlakuan
5. Medicago polymorpha L. 10 Setelah perlakuan
6. Lycium europaeum L. 5 Setelah perlakuan
7. Moehringia trinervia L. 7 Setelah perlakuan
8. Cyprus rotundus 34 Setelah perlakuan
9. Mimosa pudica 5 Setelah perlakuan
4. 1. Parietaria Judaica L. 22 Setelah perlakuan
2. Linum cartharticum L 5 Setelah perlakuan
3. Hydrastis canadensis L. 6 Setelah perlakuan
4. Mentha pulegium L. 7 Setelah perlakuan
5. Ipomoea pulegium L. 9 Setelah perlakuan
6. Medicago polymorpha L. 6 Setelah perlakuan
7. Cyprus rotundus 49 Setelah perlakuan
5. 1. Lycium europaeum L. 31 Setelah perlakuan
2. Cyprus rotundus 89 Setelah perlakuan
B. Grafik Jumlah Individu Dan Jumlah Jenis Spesies Tumbuhan Suksesi Di
Samping Masjid Kampus Universitas Hasanuddin

Jumlah Individu Linum cartharticum L


300
Hydrastis canadensis L
250 Mentha pulegium L

Ipomoea pulegium L
200
Medicago polymorpha L

150 Lycium europaeum L

, Moehringia trinervia L
100
Parietaria Judaica L

50 Polygonum aviculare L

Cyprus rotundus
0
Mimosa pudica
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 5 6 Lithospermum officinale L

Grafik 1.jumlah individu suksesi tumbuhan samping masjid kampus

Jumlah Jenis
14

12

10 plot 1

8 plot 2
plot 3
6
plot 4

4 plot 5

0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Grafik 2.jumlah jenis suksesi tumbuhan samping masjid kampus


C. Pembahasann

Pada praktikum ini dilakukan selama enam pekan berlokasi di samping


Masjid Kampus Universitas Hasanuddin, hal pertama yang dilakukan adalah
membersihkan lahan dengan cara mencangkul rumput-rumputan yang hidup
dilahan yang akan digunakan Hal tersebut bertujuan untuk memposisikan lahan
untuk suksesi yang dalam kondisi 0 artinya lahan tersebut benar-benar dalam
kondisi steril dan nantinya populasi yang terbentuk merupakan populasi baru
dilahan tersebut. Selanjutnya membuat Plot ukuran 1 x 5 m dan sub plot ukuran 1
x 1 m dan menggunakan pembatas tali rapia, hal ini bertujuan sebagai pembatas
daerah yang ada di luar suksesi. Pada praktikum suksesi ini, diakukan pengamatan
jumlah dan jenis tanaman pada masing-masih sub plot tiap minggunya. Pada
pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil mengenai tumbuhan yang
tumbuh pada plot suksesi dan hasil sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.
Sebelum dan Setelah perlakuan terdapat beberapa jenis spesies yaitu Linum
cartharticum L, Hydrastis canadensis L, Mentha pulegium L, Ipomoea pulegium
L, Medicago polymorpha L, Lycium europaeum L, Moehringia trinervia L,
Parietaria Judaica L, Polygonum aviculare L, Cyprus rotundus, Mimosa pudica
dan Lithospermum officinale L.

Pengamatan Sebelum Perlakuan Perlakuan pada minggu I sub plot


pertama jumlah spesies adalah 212 dengan jumlah jenis spesies yaitu 12, pada
sub plot 2 jumlah spesies adalah 254 dengan jumlah jenis spesies yaitu 12, pada
sub plot 3 jumlah spesies adalah 173 dengan jumlah spesies yaitu 10, pada sub
plot 4 jumlah spesies adalah 197 dengan jumlah jenis spesies yaitu 7, pada sub
plot 5 jumlah spesies adalah 89 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 2.
Pengamatan Setelah Perlakuan pada minggu II sub plot pertama jumlah
spesiesnya adalah 42 dengan jumlah jenis spesies yaitu 12, sub plot kedua jumlah
spesiesnya 33 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 10, sub plot ketiga jumlah
spesiesnya 27 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 6, sub plot keempat jumlah
spesiesnya 19 dengan jumlah jenis spesiesnya 5, sub plot kelima jumlah
spesiesnya 17 dengan jumlah jenis spesiesnya 2. Pengamatan Setelah Perlakuan
pada minggu III sub plot pertama jumlah spesiesnya adalah 79 dengan jumlah
jenis spesies yaitu 12, sub plot kedua jumlah spesiesnya 75 dengan jumlah jenis
spesiesnya yaitu 12, sub plot ketiga jumlah spesiesnya 60 dengan jumlah jenis
spesiesnya yaitu 8, sub plot keempat jumlah spesiesnya 39 denjan jumlah jenis
spesiesnya 7, sub plot kelima jumlah spesiesnya 32 dengan jumlah jenis
spesiesnya 2. Pengamatan Setelah Perlakuan pada minggu IV sub plot pertama
jumlah spesiesnya adalah 47 dengan jumlah jenis spesies yaitu 11, sub plot kedua
jumlah spesiesnya 45 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 10, sub plot ketiga
jumlah spesiesnya 40 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 7, sub plot keempat
jumlah spesiesnya 21 dengan jumlah jenis spesiesnya 5, sub plot kelima jumlah
spesiesnya 24 dengan jumlah jenis spesiesnya 2. Pengamatan Setelah Perlakuan
pada minggu V sub plot pertama jumlah spesiesnya adalah 78 dengan jumlah jenis
spesies yaitu 12, sub plot kedua jumlah spesiesnya 104 dengan jumlah jenis
spesiesnya yaitu 12, sub plot ketiga jumlah spesiesnya 60 dengan jumlah jenis
spesiesnya yaitu 8, sub plot keepat jumlah spesiesnya 55 denjan jumlah jenis
spesiesnya 7, sub plot kelima jumlah spesiesnya 47 dengan jumlah jenis
spesiesnya 2. Pengamatan Setelah Perlakuan pada minggu VI sub plot pertama
jumlah spesiesnya adalah 134 dengan jumlah jenis spesies yaitu 12, sub plot
kedua jumlah spesiesnya 122 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 12, sub plot
ketiga jumlah spesiesnya 107 dengan jumlah jenis spesiesnya yaitu 9, sub plot
keempat jumlah spesiesnya 104 dengan jumlah jenis spesiesnya 7, sub plot
kelima jumlah spesiesnya 120 dengan jumlah jenis spesiesnya 2.
Suksesi yang diamati pada praktikum ini yaitu jenis suksesi sekunder
dikarenakan adanya pembentukan kembali suatu komunitas ke bentuk kondisi
awal setelah lokasi atau plot dibersihkan secara sengaja. Akan tetapi pada lokasi
laju pertumbuhan spesies mengalami perubahan karena disebabkan oleh beberapa
hal misalnya faktor iklim seperti suhu, sinar matahari dan presipitasi dan juga
disebabkan oleh faktor biotis seperti manusia atau hewan. Hal ini sesuai dengan
teori menurut (Sutomo,2009), bahwa suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi
jika suatu komunitas mendapat gangguan, tetapi hanya mengakibatkan rusaknya
sebagian komunitas, pada komunitas ini substrat lama dan sebagian kehidupan
lama masih ada, suksesi ini dapat terjadi oleh gangguan alami maupun oleh
campur tangan manusia.
Berdasarkan data pada tabel dan grafik dapat diketahui bahwa pada
minggu kedua setelah diberi perlakuan pertumbuham vegetasi belum
menunjukkan hasil yang signifikan dimana pertumbuhan vegetasi paling banyak
terdapat pada sub plot pertama yaitu sebanyak 39 spesies dengan jumlah jenis
spesies sebanyak 12 jenis. Pada minggu ketiga hingga minggu keenam
pertumbuhan vegetasi mulai meningkat dengan pesat pada beberapa jenis spesies
seperti Linum cartharticum L,Sp 1, Cyperus rotundus, serta Lycium europaeum.
Dimana jumlah Linum cartharticum dari kelima pekan sebanyak 68, jumlah
Cyperus rotundus dari kelima pekan sebanyak 219 dan jumlah Lycium europaeum
dari semua plot sebanyak 59. Namun pada minggu ketiga spesiesnya berkurang,
hal ini disebabakan adanya persaingan memperoleh zat hara dan cahaya matahari
dalam ruang yg sempit atau biasa di sebut dengan kompetisi, seperti yang
dikemukakan oleh (Elfidasari, 2007) kompetisi dapat didefinisikan sebagai salah
satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumberdaya
alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan
dampak negative terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau
lebih, sumberdaya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang
tumbuh.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses suksesi


ekologi dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, diantaranya (Wirakusumah,
2003):
a. Luas habitat asal yang mengalami kerusakan.
b. Jenis-jenis tumbuhan disekitar ekosistem yang terganggu.
c. Kehadiran pemencar benih (serangga, burung, dan hewan-hewan lainnya).
d. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu dalam
penyebaran buju, spora, dan benih serta hujan yang sangat berpengaruh
dalam proses perkecambahan.
e. Jenis substrat baru yang terbentuk.
Daftar Pustaka

Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis
kuntul saat mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Serang Dua,
Provinsi Banten. Jurnal Biodiversitas 8: 266-269.
Saharjo, B.H, Gago, C. 2011. Suksesi Alami Paska Kebakaran pada Hutan
Sekunder di Desa Fatuquero, Kecamatan Railaco, Kabupaten Ermera-
Timor Leste. Jurnal Silvikultur Tropika 2 (1) :40-45.

Sutomo, 2009. Kondisi Vegetasi dan Panduan Inisiasi Restorasi Ekosistem Hutan
di Bekas Areal Kebakaran Bukti Pohen Cagar Alam Batukahu Bali(Suatu
Kajian Pustaka). Jurnal Biologi XIII (2):45-50.
Wirakusumah, S.2003. Dasar-Dasar Ekologi: Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu
Lingkungan,Ui Press, Jakarta
Respon

1. Jelaskan proses suksesi yang terjadi pada plot pengamatannmu?


2. Jelaskan proses kompetisi yang terjadi pada tumbuhanmu?
3. Menurut kalian apakah proses suksesi dan kompetisi sudah bisa dilakukan
selama 6 pekan ?
4. Selama masa pandemi, siapa saja yang pergi mengecek plot pengamatan?
5. Bagaimana pendapat saudara mengenai praktikum ekologi hutan yang
dibatalkan sebagian kasus karena pandemi covid 19?berikan saran anda
6. Menurut anda, hal apa saja yang mesti dilakukan dalam menyikapi kondisi
sekarang yang sangat berbeda dengan sebelumnya karena kasus covid 19
ini?
Jawaban
1. Proses suksesi yang terjadi adalah jenis suksesi sekunder dikarenakan
adanya pembentukan kembali suatu komunitas ke bentuk kondisi awal
setelah lokasi atau plot dibersihkan secara sengaja. Akan tetapi pada lokasi
laju pertumbuhan spesies mengalami perubahan karena disebabkan oleh
beberapa hal misalnya faktor iklim seperti suhu, sinar matahari dan
presipitasi dan juga disebabkan oleh faktor biotis seperti manusia atau
hewan.
2. Proses kompetisi yang terjadi pada plot pengamatan adalah bentuk
interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumberdaya alam
yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan
dampak negativ terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan
atau lebih, sumberdaya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2,
dan ruang tumbuh. Sehingga pada plot 3 mengalami pengurangan jumlah
dan jenis Spesies.
3. Ya, proses suksesi dan kompetisi sudah bisa dilakukan selama 6 pekan
karna sudah terjadi proses suksesi pada minggu 3 sampai minggu 6 sudah
mulai ada perubahan yang signifikan karena jumlah dan jenis spesiesnya
sudah mulai bertambah, dan pada minggu ketiga mengalami penurunan
jenis dan jumlah spesies maka dari itu terjadilah kompetisi dimana Proses
kompetisi yang terjadi pada plot pengamatan adalah bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumberdaya alam yang tersedia
terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negativ
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih,
sumberdaya alam tersebut,
4. Selama masa pandemi, yang pergi mengecek plot pengamatan pada
minggu kelima adalah Sri Irwandi, Fauzia Osyana Haq, Nurul Ismi
Islamiah, Fikri Farti, Hesty Pratiwi Putri, Dan Septin Ektin Nindy
Tandipau. Pada pengamtan minggu ke enam yang mengecek plot adalah
Asmawati.
5. Pendapat saya mengenai praktikum ekologi hutan yang dibatalkan
sebagian kasus karena pandemi covid 19, sebenarnya sudah keputusan
yang bijak, karna kita juga harus memikirkan kedepannya bagaimana
dampak covid 19.
6. Yang mesti dilakukan dalam menyikapi kondisi sekarang yang sangat
berbeda dengan sebelumnya karena kasus covid 19 yaitu kita dituntut
untuk belajar sendiri, banyak berdoa agar covin 19 ini bisa hilang dan
semua keadaan segera pulih dan tetap stay home.

Anda mungkin juga menyukai