Anda di halaman 1dari 12

Hubungan filsafat ilmu dengan metodologi penelitian.

Pendahuluan

Sejak lama manusia telah memikirkan hal-hal yang mendasar dalam fenomena
kehidupannya secara kritis. Hal tersebut secara alamiah menjadi fitrah seorang manusia.
Manusia selalu ragu terhadap segala sesuatu, selalu memiliki rasa ingin tahu, selalu mencari
kebenaran yang hakiki, dan mencari solusi dalam kehidupannya. akhir dari proses tersebut
disebut proses berfilsafat. Pada perkembangan filsaat sebagai ilmu atau ilmu filsafat, terdapat
hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut
merupakan Ontology, Epistemologi dan Aksiologi. Ontologi adalah teori dari cabang filsafat
yang membahas tentang realitas. Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada
suatu kebenaran. Bedanya realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan :
apakah sesungguhnya hakikat dari realitas yang ada ini; apakah realitas yang ada ini sesuatu
realita materi saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah realita ini monoisme, dualisme,
atau pluralisme. Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali, segala yang ada yang mungkin
ada, yang boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai (yang dicarinya ialah hakikat
pengetahuan dan hakikat nilai). Nama lain untuk teori hakikat ialah teori tentang keadaan.
Hakikat ialah realitas, realitas ialah kerealan, real artinya kenyataan yang sebenarnya, jadi
hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan
sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah

1. Epistemologi berasal dari kata Episteme yaitu pengetahuan dan juga logos yang
bermakna ilmu, uraian atau alasan sehingga secara etimologi, epistemologi dapat
diartikan sebagai teori tentang ilmu pengetahuan atau Theory of Knowledge.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari benar atau tidaknya suatu
pengetahuan
2. Epistemologi merupakan sebuah kajian ilmu yang sangat populer dan menjadi
hal yang paling menarik. Secara sederhana Epistemologi merupakan pokok
bahasan yang mengkaji tentang pengetahuan serta kaitannya dengan kebenaran
yang hakiki.
Epistemologi menjadi pembahasan menarik ketika dikaitkan dengan ketuhanan
karena kebenaran yang hakiki hanya akan dimiliki oleh Tuhan, oleh karena itu hakikat dari
kebenaran hakiki yang dijadikan subjek dalam Epistemologi menjadi hal yang mustahil untuk
didapatkan oleh pemikiran dan rasa dari manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai sub
sistem filsafat, epistemologi mempunyai banyak sekali pemaknaan atau pengertian yang
kadang sulit untuk dipahami. Dalam memberikan pemaknaan terhadap epistemologi, para ahli
memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga memberikan pemaknaan yang berbeda ketika
mngungkapkannya.

3. Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan
bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika 4. Ada 3 bagian yang
membedakan di dalam aksiologi, yakni moral conduct, esthetic conduct,dan socio-political life.
Moral 1 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 28 2 Nina W.
Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama, 2010), cet 1, hlm
229 3 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam: dari Metode Rasional Hingga Metode
Kritik, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 2 4 Susriasumantri, Jujun S.. Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer.(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan) 1987 .
Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika,
Estetic Expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan, Sosio-political
life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial politik 5. Gambaran di
atas merupakan gambaran filsafat sebagai ilmu, atau ilmu filsafat. Lain halnya apabila susunan
kata tersebut dibalik, menjadi filsafat ilmu, maka akan memberikan konsekuensi pemaknaan
yang lain. Sebagai contoh penulis memberikan beberapa pengertian filsafat ilmu dari para ahli :
1. Menurut Berry dalam buku A. Susanto 6, Filsafat Ilmu adalah penelaahan tentang
logika intern dan teori teori ilmiah dan hubungan hubungan antara percobaan dan teori, yakni
tentang metode ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu adalah ilmu yang di pakai untuk menelaah
tentang logika, teori teori ilmiah serta upaya pelaksanaannya untuk menghasilkan suatu
metode atau teori ilmiah.
2. Robert Ackermann filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat
pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat pendapat lampau yang
telah dibuktikan atau dalam rangka ukuran ukuran yang dikembangkan dari pendapat pendapat
demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik
ilmiah senyatanya.
3. Menurut Beerling, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri ciri mengenai
pengetahuan ilmiah dan cara cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Filsafat ilmu erat
kaitannya dengan filsafat pengetahuan atau epistemologi yang secara umum menyelidiki syarat
syarat serta bentuk bentuk pengalamn manusia juga mengenai logika dan metodologi.
4. Jujun S, Suriasumantri menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu
pengetahuan atau epistemologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah
tak lagi merupakan misteri, secara garis besar, Jujun menggolongkan pengetahuan menjadi tiga
kategori umum, yakni 1) pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk yang disebut juga
dengan etika 2) pengetahuan tentang indah dan jelek, yang disebut dengan estetika atau seni 3)
pengetahuan tentang yang benar dan salah, yang disebut dengan logika.
5. Stephen R. Toulman dalam H endang komara 10, filsafat ilmu adalah sebagai suatu
cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam
proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan,
metodemetode penggantian dan perhitungan, peranggapan-peranggapan metafisis dan
seterusnya menilai landasan-landasan bagi kesalahnnya dari sudut tinjauan logika formal,
metodologis praktis, dan metafisika. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab
pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi ontologis, epistemologis maupun
aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. 5 Ibid, Mujamil Qomar, hal. 2 6 A.
Susanto, Filsafat Ilmu (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 49 7 Ibid, A.susanto, hal. 50 8 Ibid, A.
Susanto, hal. 50 9 Jujun S Sumantri, Filsafat Ilmu (Jakarta: Pustaka Sinara Harapan, 1995), hal.
33. 10 H. Endang Komara, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2011), hal. 15.
Kemudian didalam pengertian filsafat ilmu di atas terdapat hal yang mendasar dalam
filsafat ilmu, yakni filsafat ilmu bertindak sebagai alat uji kritis ilmu pengetahuan, sehingga ilmu
pengetahuan tidak terjebak menjadi dogma. Dalam rangka menguji ilmu pengetahuan, filsafat
ilmu menggunakan metodologi yang logis dan kritis. Dengan demikian konsekuensi filsafat ilmu
selalu berhubungan dengan metodologi penelitian, dimana metodologi penelitian menjadi alat
uji bagi ilmu pengetahuan sehingga dianggap terstruktur rapi, sistematis dan logis dan dapat
disebut ilmu (science). Dalam makalah ini akan digambarkan secara lebih mendalam hubungan
antara filsafat ilmu dengan metodologi penelitian.

Bagaimana hubungan antara filsafat ilmu dengan metodologi penelitian

Tujuan Untuk mengetahui hubungan filsafat ilmu dengan metodologi penelitian


adalah mencari keterkaitan antara filsafat ilmu dengan metode penelitian jelas ada, serta sulit
dibantah. Filsafat ilmu jelas merupakan dasar keilmuan, yang banyak dijadikan fondasi metode
penelitian. Metode penelitian merupakan jalur andal bagi filsafat ilmu untuk menemukan
kebenaran. Menurut Bahtiar, filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-
dasar ilmu. Ilmu tidak akan lepas dari sebuah metode penelitian. Metode penelitian merupakan
upaya untuk pengembangan ilmu. Ilmu pula yang melandasi pengetahuan tertentu dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang
secara spesifik mengkaji hakikat ilmu untuk mencapai suatu kebenaran.
Metodologi penelitian adalah berarti ilmu tentang metode. Sedang penelitian adalah
kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif. Jadi metodologi penelitian ilmu yang
mempelajari, menelusuri, mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa
dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh suatu kebenaran yang
objektif. Secara terminology, metodologi penelitian atau metodologi riset (science research
atau method), metodologi berasal dari kata methodology, maknanya ilmu yang menerangkan
metode-metode atau cara-cara.
Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research yang terdiri dari kata re
(mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelusuran, penyelidikan atau penelitian)
maka research berarti berulang melakukan pencarian. Metodologi penelitian merupakan
bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil
kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.

Data-data tersebut digali, diolah, disintesiskan menggunakan prinsipprinsip berfikir filsafat.


Berfikir filsafat selalu mengikuti penalaran yang logic dan mendasar. Tujuan berfilsafat adalah
menemukan kebenaran yang sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara
sistematis, jadilah ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu biasanya terbagi atas tiga
cabang besar filsafat, yaitu: (1) teori pengetahuan, (2) teori hakikat dan (3) teori nilai. Itulah
sebab sebuah penelitian perlu memerhatikan ketiga cabang berfikir filsafat itu untuk
menemukan sebuah kebenaran. Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan, objek
yang dipikirkan oleh filsuf ialah segala yang ada dan yang mungkin ada. Jadi filsafat sebagai
suatu proses berfikir bebas, sistematis, radikal dan mencapai dataran makna yang mempunyai
cabang ontologi, epistimologi dan aksiologi. Cabang-cabang ini apabila diikuti oleh langkah
metodologi penelitian, tentu akan menghasilkan kebenaran sejati. Paling tidak dalam sebuah
penelitian akan memunculkan hasil yang mendekati realitas.

Penelitian membutuhkan pemikiran ontology, yaitu sebagai teori hakikat. Teori hakikat ini
sangat luas, segala yang ada mungkin ada, yang boleh juga mencakup pengetahuan-
pengetahuan dan nilai (yang dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan hakikat nilai). Setiap
cabang penelitian, pasti terkait dengan persoalan yang sedang diteliti. Di dalam ontology
membahas dua bidang yaitu: (1) kosmologi membicarakan hakikat asal, hakikat susunan,
hakikat berada, juga hakikat tujuan, kosmos. (2) Metafisik atau antropologi secara etimologis
berarti dibalik atau di belakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada
dibalik dari ala mini atau suatu yang tidak Nampak. Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang
mengelidiki hakikat asal, susunan, tujuan alam besar, yang dibicarakan di dalam cabang ini
missal hakikat kosmos, bagaimana caranya ia menjadi (how does it come to being) dan lain-lain.
Dalam metode penelitian, secara tegas akan mengaitkan persoalan apa fenomena yang diteliti,
ada apa dibalik fenomena itu, dan sejauhmana eksistensi fenomena yang diteliti. Hal ini, dalam
konteks filsafat ilmu sering dibahas dalam epistemology.

Menurut Bahtiar, tujuan filsafat adalah: (1) Mendalami unsur-unsur pokok


ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber hakikat dan tujuan ilmu, (2)
Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai bidang,
sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
Metodologi bisa juga diartikan ilmu yang membahas konsep berbagai metode, tentang apa
kelebihan dan kekurangan, dan bagaimana seseorang memilih suatu metode. Sedangkan
penelitian bertujuan menghimpun data yang akurat yang kemudian diproses sehingga
menemukan kebenaran atau teori atau ilmu dan mungkin pula mengembangkan kebenaran
terdahulu atau menguji kebenaran tersebut. Jadi metode ilmiah untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang benar diperlukan cara-cara yang benar pula. Meurut para pakar, mencari
kebenaran, cara-cara memperoleh kebenaran ilmiah disebut metode ilmiah, yang terdiri dari
proses (1) mencari masalah, (2) menentukan hipotesis, (3)

menghimpun data, (4) menguji hipotesis, (5) prinsip ini berlaku untuk semua sains
operasionalisasi Metode ilmiah itu dikatakan pada bidang studi metodologi penelitian. Dari sini
tampak dengan jelas hubungan antara filsafat ilmu dengan metodologi penelitian. Keterkaitan
antara filsafat ilmu dan metode penelitian. Keduanya samasama hendak menemukan
kebenaran ilmiah. Filsafat ilmu menjadi landasan berfikir, sedangkan metode penelitian sebagai
realisasi berfikir ilmiah. Adapun metodologi merupakan hal yang mengkaji langkah-langkah
yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah.
Untuk memahami prinsip-prinsip metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsur-
unsur metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf 11. A.
Pengertian Ilmu dan pengetahuan merupakan dua istilah yang berbeda. Soetriono dan SRDm
Rita Hanafie mengemukakan bahwa ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan
adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungan atau
menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman
yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan universal. Ilmu
adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas dari suatu objek menurut metode
tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis 12. Beberapa pengertian filsafat ilmu dari
para ahli telah ditampilkan dia atas, berikut penulis kutip beberapa pengertian lainnya agar
dapat lebih memahami tentang makna filsafat ilmu dan juga pengertian metode penelitian.
Amsal Bahtiar berpendapat : filsafat Ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-
dasar Ilmu 13. Dengan demikian filsafat Ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara
spesifik mengkaji hakekat Ilmu untuk mencapai suatu kebenaran. Kemudian metode penelitian
adalah berarti Ilmu tentang metode 14. Sedang penelitian adalah penelitian adalah kegiatan
mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif 15. Jadi metodologi penelitian Ilmu yang mempelajari,
menyelusuri, mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan
menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh suatu kebenaran yang
obyektif. Secara terminology, metodologi penelitian atau metodologi riset (science researct
atau method), metodologi berasal dari kata methodology, maknanya Ilmu yang menerangkan
metodemetode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa inggris research yang
terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengajaran, penelusuran, penyelidikan
atau penelitian) maka research berarti berulang melakukan pencarian.metodologi penelitian
bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil
kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 16. 11 suwardi Endraswara, Filsafat
Ilmu, PT Buku Seru, Jakarta, 2013, hlm.229 12 Dr.Ir. Soetriono dan SRDm Rita Hanafie, Filsafat
Ilmu dan Metodologi Penelitian edisi revisi, ANDI, 13 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Raja
Grafindo Persada. Jakarta 2004, hal: 17 14 EM Zul Fajri. Ratu Aprilia Senja. Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia. Difa Publiher, hal: 565 15 Ibid, EM Zul Fajri. Ratu Aprilia Senja, Hal. 803 16
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu dakwa, perpustakaan Nasional 1997, hal: 1

B. Kedudukan Filsafat Ilmu Dan Penelitian Sesungguhnya berubungan atau tidaknya filsafat ilmu
pengetahuan dan penelitian merupakan masalah rumit, yang tidak mungkin dijawab dengan
sekedar ada hubungan atau tidak ada hubungan dari keduanya. Filsafat ilmu pengetahuan pada
dasarnya merupakan salah satu cara untuk mebuktikan kebenaran, sedangkan penelitian juga
merupakan wahana untuk menguji kebenaran. Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu
pengetahuan dapat dimaknai sebagai filsafat yang berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat
ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri
merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk
memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan, maka
diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang
istilah tersebut. Sedangkan penelitian adalah suatu penyelidikan yang sistematis dan metodis
atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut dan menambah hazanah
pengetahuan. Filsafat ilmu pengetahuan dan penelitian jelas ada hubungannya kalau kita
melihat dari tujuan keduanya. Hubungannya ialah, dimana penelitian memerluka pengetahuan
dari filsafat ilmu pengetahuan dalam mencari kebenaran yang pasti dengan melakukan
berbagai sureve. Dan juga filsafat ilmu pengetahuan memerlukan penelitian untuk
mendapatkan atau mebuktikan kebanaran. Contohnya :Pertama, Ketika kita meninjau ulang
dan mensistesiskan pengetahuan yang ada kita memerlukan penelitian dan filsafat ilmu
pengetahuan. Kedua, Menyelidiki beberapa masalah atau situasi yang ada. Tujuan berfilsafat
ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun
secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat, sistematika filsafat itu biasanya terbagi atas tiga
cabang besar filsafat yaitu: teori pengetahuan, teori hakekat dan teori nilai. Isi filsafat
ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan, obyek yang difikirkan oleh filosof ialah segala yang
ada dan yang mungkin ada. Jadi filsafat sebagai suatu proses berfikir bebas, sistematis, radkal
dan mencapai dataran makna yang mempunyai cabang ontology, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi dinamakan sbagai teori hakekat, teori hakekat ini sangat luas, segala yang ada yang
mungkin ada, yang boleh juga mencakup penetahuan pengetahuan dan nilai (yang di carinya
ialah hakekat penegetahuan dan hakekat nilai). Didalam ontology membahas dua bidang yaitu:
1. Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat
tujuan kosmos. 2. Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang
fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu
yang tidak nampak 17. Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat asal,
susunan, tujuan alam besar, yang dibicarakan didalam cabang ini missal hakekat kosmos,
bagaimana caranya ia menjadi (how daes it come to being) dan lain-lain. Mungkin ada orang
yang beranggapan bahwa teori kosmologi itu merupakan teori astronomi, sebenarnya bukan,
astronomi adalah sains sedangkan kosmologi adalah filsafat. Sedangkan metafisika adalah
membicarakan hakekat 17 Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. PT Remaja Rosda Karya Bandung,
2003, hal: 28-29

manusia dari sgi filsafat, umpamanya apa manusia itu? dan dari mana asalnya, apa akhir atau
tujuannya?. Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan 18. atau suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses,
syarat, batas dan validitas dan hakekat pengetahuan. Sistematika dan logika sangat berperan
dalam epistemologi demikian pila metode-metode berfikir seperti deduktif dan induktif.
epistemologi dari sini dapat disimpulkan bahwa bila ontology memahami sesuatu adalah
tunggal maka cara memperoleh kebenarannya dengan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif, akan tetapi bila ontologynya memahami sesuatu secara jamak, maka digunakan
jenis penelitian kualitatif. Aksiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai (value),
tindakan moral melahirkan nilai etika, ekspresi keindahan yang melahirkan nilai esthetika dan
kehidupan sosiolah yang menjelaskan apa yang di anggap baik dalam tingkah laku manusia, apa
yang di maksud indah dalam seni. Demikian pula apakah yang benar dan diinginkan didalam
organisasi sosial kemasyarakatan dan kenegaraan 19. Dalam aksiologi ini di pengaruhi oleh
ontology yang digunakan, ontology yang memahami sesuatu itu tunggal, penelitiannya jenis
kuantitatif, maka Ilmu yang dibentuknya disebut nomotetik dan bebas nilai, sedangkan
ontology yang memahami sesuatu itu jamak dan penelitiannya jenis kualitatif. Maka Ilmu yang
di hasilkan disebut ideografik dan bermuatan nilai. Menurut Jujun S. Suria Sumantri filsafat Ilmu
merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
hakekat Ilmu dan pengetahuan ilmiah 20. Sedangkan menurut tim Dosen filsafat Ilmu UGM,
filsafat imu secara sistematis merupakan cabang dari rumpun kajian epistemologi. Epistemologi
sendiri mempunyai dua cabang yaitu filsafat pengetahuan (theory of knowledge) dan filsafat
Ilmu (theori of science) objek material flsafat pengetahuan yaitu gejala pengetahuan, sedang
objek material filsafat yaitu mempelajari gejala-gejala Ilmu menurut sebab secara pokok 21.
Metodologi penelitian adalah seperangkat penegetahuan tentang langkah-langkag sistematis
dan logis tentang pencarian data, pengolahan data, analisa data, pengambilan kesimpulan dan
cara pemecahan. Didalam menjalankan fungsinya metodologi menggunakan cara dan di
buktikan kebenarannya adalah metode ilmiah. Menurut JUjun S. Suria Sumantri: Jadi
metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari pelaturan-pelaturan yang terdapat dalam
metode ilmiah. Metode in secara filsafati termasuk dalam apa yang di namakan epistemologi.
Epistemologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapat pengetahuan,
apakah sumber-sumber pengetahuan? apakah hakekat, jangkauan dan ruang lingkup
pengetahuan? apakah manusia di mungkinkan untuk mendapat pengetahuan? sampai tahap
mana pengetahuan yang mungkin untuk di tangkap manusia 22. Dari sini dapat kita ketahui
bahwa metode ilmiah merupakan bagian dari metodologi ilmiah, bahwa filsafat Ilmu dan
metodologi penelitian mempunyai kedudukan yang sama dalam cabang filsafat yaitu masuk
dalam golongan epistemologi. Menurut Amsal Bahtiar tujuan filsafat Ilmu adalah: 18 Ibid,
Ahmad Tafsir, hal: 23 19 Mohammad Noor Syam. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat
Pendidikan Pancasila. Usaha Nasional. Surabaya, 1983, hal: 28-35 20 Jujun S. Suriasumantri.
Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Filsafat, Pustaka Sinar Harapan, 2001,hal: 33 21 Tim Dosen
filsafat Ilmu Fakultas filsafat UGM. Filsafat Ilmu, Liberty. Yogyakarta, 2001, hal: 45-46 22 Jujun S.
Sumantri, Opcit, hal: 119
1. Mendalami unsur-unsur pokok Ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami
sumber hakekat dan tujuan Ilmu 2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan
kemajuan Ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses Ilmu
kontemporer secara histories 23. Metodologi bisa juga diartikan Ilmu yang membahas konsep
berbagai metode, apa kelebihan dan kekurangan dari suatu, kemudian bagaimana seseorang
memilih suatu metode. Sedangkan penelitian bertujuan menghimpun data yang akurat yang
kemudian diproses sehingga menemukan kebenaran atau teori atau Ilmu dan mungkin pula
mengembangkan kebenaran terdahulu atau menguji kebenaran tersebut 24. Jadi metode
ilmiah untuk memperoleh Ilmu pengetahuan yang benar di perlukan caracara yang benar pula.
Menurut para pakar, mencari kebenaran, cara-cara memperoleh kebenaran ilmiah diebut
metode ilmiah, yang terdiri mencari masalah, menentukan hipotesis, menghimpun data,
menguji hipotesis, prinsip ini berlaku untuk untuk semua sains oprasionalisasi, metode ilmiah
itu dilakukan bidang studi metodologi penelitian. dari sini tampak dengan jelas hubugan antara
filsafat Ilmu dengan metodologi penelitian Jadi dapat kita simpulkan bahwa: Filsafat Ilmu
merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang termasuk dataran epistemologi Filsafat Ilmu
membahas tentang ontology, epistemologi, dan aksiologi Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat
juga termasuk dalam tataran epistemologi Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian menduduki
posisi yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu pada tataran epistemologi Dan untuk mencapai hasil
penelitian yang valid, metodologi harus di landasi filsafat Ilmu. Filsafat Ilmu dan penelitian
Ontologi Epistemologi Aksiologi 23 Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Raja Findo Persada. Jakarta
2004, hal: 20 24 Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwa, Pustakaan Nasional 1997,
hal: 3

- Membahas apa yang ingin diketahui - Suatu pengkajian mengenai teori tentang ada - Objek
yang di telaah Ilmu adalah sesuatu yang berberada dalam jangkauan pengalaman manusia yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang di uji indra manusia yang berorientasi empiris -
Kuantitatif dan kualitatif - Membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam
usaha untuk memperoleh pengetahuan - Ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses metode -
Hakekat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan dengan sifat terbuka dan
menjunjung tinggi kebenaran diatas segala-galanya - Metode ilmiah, logico hypotico verivicative
dan deducto hypotetici verivicative - Membahas tentang manfaat yang di peroleh manusia dari
pengetahuan yang didapatkanya - Analisa tentang penerapan hasil-hasil temuan Ilmu
pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai