PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis fungsi dalam ilmu ekonomi
Dalam analisis ilmu ekonomi tentang hal-hal kuantitatif, terdapat beberapa
fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi permintaan (demand function) adalah hubungan fungsional antara
banyaknya barang yang diminta (dibeli) konsumen dengan tinkat harga barang
tersebut tiap unit ada pasar dan suatu saat tertentu, yang dinyatakan dalam
fungsi :
D : x = f(p) atau p = f(x)
Ket :
P = harga barang tiap unit
X = banyak barang yang dibeli
2. Fungsi penawaran ( supply function ) adalah hubungan fungsional antara
banyaknya barang yang ditawarkan suplier (penjual barang) dengan tingkat
harga barang tersebut tiap unit pada pasar dan saat tertentu yang dinyatakan
dengan fungsi :
S : x = f(p) atau p = f(x)
3. Fungsi penerimaan (total revenue) adalah hubungan fungsional antara jumlah
uang yang diterima penjual barang dengan banyaknya suatu jenis barang yang
terjual, yakni banyaknya barang dan TR = total revenue (f(x) tidak
mengandung factor konstan), contoh : TR = 5000x
4. Fungsi biaya ( total cost ) adalah hubungan fungsional antara jumlah seluruh
biaya untuk membuat suatu jenis barang dengan banyaknya barang yang
diproduksi dalam suatu jangka waktu tertentu, yakni TC=f(x), contoh TC =
3000x + 600.000
5. Fungsi produksi adalah hubungan fungsional antara banyaknya barang yang
diproduksi dengan banyaknya factor produksi, misalnya bahan baku yang
digunakan untuk menghasilkan barang tersebut, misalnya x = f (K,L,M).
6. Fungsi konsumsi adalah hubungan fungsional antara jumlah pengeluaran untuk
konsumsi sebesar C dengan tingkat pendapatan sebesar Y, yakni C = f (Y),
contoh : C = 0,8y + 200.000.
7. Fungsi tabungan adalah hubungan fungsional antara jumlah uang yang dapat
ditabung sebesar S dengan tingkat pendapatan sebesar Y dan tingkat bunga
sebesar i%, yakni S = f (Y,i)
B. FUNGSI PERMINTAAN (demand function)
Fungsi permintaan dapat berbentuk linier atau nonlinier dan berdasarkan
“hukum permintaan” maka kofaktor dari tiap bentuk fungsi harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, yakni, sebagai berikut :
1. Bentuk Linear
a) D : x = a + bP, a > 0, b ≤ 0
b) D : x = a + bx, a > 0, b ≤ 0
c) D : ax + bx = c, (implisit) a, b, c sama tandanya (pada umumnya diambil
bilangan positif)
d) D : x = konstan (sejajar sumbu P)
Contoh :
1. x 300 2 p
2. p 200 x
3. 3x 4 p 240
4. x 25
Pada bentuk fungsi demand yang linier seperti contoh1, 2, 3, dan 4
maka gradien dari garis ini (disebut juga dengan slope), menunjukkan tingkat
perbandingan antara besarnya perubahan harga barang dan besarnya barang
yang diminta konsumen, misalnya pada contoh fungsi demand,
1
x 300 2 p 2 p 30 x p 15 x
2
1
Gradien fungsi ini = 2 ini berarti kalau harga barang naik (terjadi
perubahan harga) misalnya sebesar 1 satuan rupiah, maka banyaknya barang
yang diminta konsumen akan berkurang 2 unit.
Sebaliknya kalau harga turun sebesar 3 satuan rupiah (misalnya dari Rp. 12,00
menjadi Rp. 9,00) maka banyaknya barang yang diminta konsumen akan naik
sebanyak 6 unit (dari 6 unit menjadi 12 unit)
2. Bentuk Kuadratis
D : x ap bp c , a < 0, b ≤ 0, c > 0
2
a. x p p 12
2
b. p x 9 x 20
2
x a a
D: p atau p x , a harus positif
ap b ax b
x p
D: p atau x , a < 0 dan b > 0
ap b ax b
x p
D : mp n atau mx n , an – bm < 0 atau a berlawanan tanda
dengan b, m, dan n
Contoh :
p8
x 10 x
a. D : p ; p
x 20
p
b. D : x4
4. Bentuk Eksponensial (logaritmik)
nx
D : p a.e atau ln p nx ln a , a>0
Contoh
p 6.e 2 x (perhatikan : untuk x =0, p = 6 dan p = 0 kalau x tak terhingga
1) x 2 p 16
1 2
p x 7 x 24
2) 2
1 2
x p p 24
3) 2
Jawab :
Dengan demikian, batas-batas kuantitas x dan tingkat harga p pada fungsi ini ialah
a) 0 x 16
X
b) 0 p 8
Untuk menggambar kurva demand yang linier cukup dibuat dua pasangan
urut (x,p) yang non negatif, sedangkan untuk kurva demand yang nonlinear harus
dibuat lebih dari 2 pasangan urut (x,p) yang memenuhi fungsi demand.
p 1 x 2 7 x 24
2) Kurva 2
Fungsi ini merupakan kurva non linier yang parabolis. Untuk itu, perlu
diperhatikan sifat kurva ini dengan menetapkan titik-titik utama yang memenuhi
fungsi tersebut dalam batas-batas yang memenuhi fungsi permintaan, yakni :
p 1 x 2 7 x 24
Kurva fungsi 2 akan memotong sumbu P dititik (0,24),
akan memotong sumbu x dititik (6,0) dan (8,0), yang dihitung dari persamaan
p 1 x 2 7 x 24 1 ( x 2 14 x 48) 1 ( x 6)( x 8) 0
2 sehingga 2 2 : ®
x = 6 dan x = 8 dipilih ialah harga positif terkecil sesuai dengan batas-batas x.
Kurvanya akan terbuka ke atas dan cembung terhadap titik asal ) (convex
toward the origin).
Dan batas-batas variabel ialah :
0 x6
0 p 24
p 1 x 2 7 x 24
Tabel dan kurva fungsi 2 ialah :
P
X P
0 24 Pmax
2 12
3 71
2
4 4
5 11
2
6 0
X
x 1 p 2 p 24
3) Kurva 2
Karena c adalah sumbu mendatar dan p adalah sumbu tegak maka kurva
fungsi ini adalah parabola yang terbuka ke kiri.
Untuk menggambarkan kurva fungsi ini perlu ditentukan titik-titik tertentu
sebagai berikut.
Kurva fungsi ini akan memotong sumbu p jika x = 0
Jadi :
1 p 2 p 24) 0 p 2 2 p 48 0
2
Atau : (p + 8) (p – 6) = 0
Karena p nonnegatif, harga p yang memnuhi ialah p = 6, yakni p maksimal
yang diperoleh saat x = 0, jadi koordinat titik potong dengan sumbu p ialah
(0,6).
Titik potong kurva dengan sumbu x ialah kalau p = 0, sehingga x = 24 dan
koordinat titik potong (24,0).
Karena kurva fungsi ini nonlinier, maka perlu dibuatkan tabel dengan
pasangan urut levih dari dua pasang urut (x, p) dan untuk fungsi ini kita
lengkapi degan tabel .
X P
0 6
12 4
20 2
24 0
S : x ax 2 bx b a 0, b 0, x 0
Contoh :
x p2 p 6
1
p .x 2 4
2
3. Bentuk Eksponensial
S : p 10.e ax atau ln p ln p ln a mx ( > 0 dan m > 0)
Contoh :
1
x
S : x 10.e 2
Kurva S ini akan memotong sumbu P dititik (0,10) sebab kalau x = 0, maka
p=10.e 0=10.1=10 (ingat!!! e 0 = 1).
Contoh :
1. Fungsi S : p 14 x
Untuk x =0 p = 14, sehingga titik (0, 14) adalah titik minimum. Agar kita
dapat menggambarkan kurva fungsi ini kita buat lagi satu pasangan urut
misalnya x = 6 p = 20