Anda di halaman 1dari 9

Kurangnya Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Daring

Muhammad Akbar Tanjung#1, Nur Usni Adam#2, Nur Khalifah#3


1muhammadakbartanjung17@gmail.com
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakulitas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Parepare

ABSTRAK

Penggunaan energi listrik untuk keperluan penerangan harus sesuai dengan SNI yang membahas tentang
Daya Penerangan Ruangan. Hingga saat ini masyarakat yang bermukim di desa belum banyak mengetahui
tentang penggunaan listrik untuk keperluan penerangan dan cara pengukuran konsumsi energi listrik.
Kekuatan cahaya harus diukur menggunakan pengukur Lux. Setelah dilakukan pengukuran, diputuskan
untuk menggunakan lampu dengan daya yang sesuai dari beberapa pilihan lampu seperti lampu bohlam,
lampu TL atau LED berdasarkan konsumsi konsumsi energi yang dipilih. Oleh karena itu, diperlukan
upaya yang signifikan untuk mengedukasi masyarakat desa untuk mengukur daya penerangan dan
pengukuran penggunaan energi listrik serta upaya yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan
konsumsi energi listrik. Sasaran kegiatan ini adalah para warga masyarakat Desa Poleonro Kecamatan
Gilireng Kabupaten Wajo. Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 10, Oktober, 2020 yang diikuti
oleh salah satu warga masyarakat Desa Poleonro. Acara dimulai dengan metode ceramah yang dilanjutkan
dengan mendemonstrasikan bagaimana pengukuran cahaya dan daya energi yang dikonsumsi oleh lampu
hemat energi dan lampu LED.

Kata kunci : Hemat Energi,Lampu,Led

ABSTRACK

The use of electrical energy for the purposes of lighting should be in accordance with the SNI that
discusses the Power of Lighting Room. Until now, people who live in the village have not much knowledge
about the use of electricity for lighting purposes and how to measurement of electrical energy
consumption. The power of light should be measured using a Lux meter. After measurement, it is decided
to use lamps with the appropriate power from several lamp options such as bulb lamps, TL lamps or LEDs
based on the consumption of selected energy consumption. Therefore, significant efforts are needed to
educate the villagers to measure the power of lighting and the measurement of the use of electrical energy
and the efforts that can be done to save the use of electric energy consumption. in The target of this activity
is the community members of Poleonro Village, Gilireng District, Wajo Regency. activity was held on
Saturday 10th October 2020 which was attended by one of the residents of Poleonro Village. The event
begins with a lecture method followed by demonstrating how the measurements of light and energy power
consumed by energy saving lamps and LED lights.

Keywords : saving energy, lamps, LED

PENDAHULUAN Sampai dengan saat ini, masyarakat di desa


belum banyak mengetahui tentang penggunaan
listrik untuk keperluan penerangan dan  Mitra lebih memahami macam-macam
bagaimana melalukan pengukuran konsumsi energi listrik rumah tangga
energi listrik. Penggunaan energi listrik untuk  Mitra mengerti tarif dasar listrik per
keperluan penerangan berbagai kebutuhan harus kWh untuk setiap daya yang terpasang
sesuai dengan ketentuan SNI tentang Kekuatan di rumah
Penerangan Cahaya. Pada berbagai kebutuhan 2. Mengenalkan Mengenalkan SNI kekuatan
yang berbeda dibutuhkan kekuatan cahaya yang cahaya untuk berbagai keperluan
berbeda. Kekuatan cahaya tersebut harus diukur  Mitra memahami pencahayaan yang
dengan menggunakan Lux meter. Setelah efisien untuk ruangan-ruangan tertentu,
dilakukan pengukuran, baru diputuskan untuk misalnya ruang kamar, ruang tamu,
menggunakan lampu penerangan dengan daya dapur, kamar mandi, dan lain
yang sesuai dari beberapa pilihan lampu semisal sebagainya
lampu bohlam, lampu TL ataupun LED
berdasarkan pemakaian konsumsi energi yang 3. Mengenalkan beberapa cara untuk
dipilih. Konsumsi energi listrik ini harus diukur menhemat listrik
dengan menggunakan KWh meter.  Mitra memahami cara menghemat
Pemahaman yang jelas pada masyarakat listrik dengan adanya poster yang
akan konsumsi energi listrik yang digunakan terpasang di dinding masyarakat
akan memberikan kesadaran baru bagi mereka
4. Mengukur konsumsi pemakaian energi
akan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk
listrik
penghematan energi. Dengan demikian, akan  Mitra mengetahui alat ukur energi
terwujud upaya-upaya yang signifikan untuk listrik
melakukan penghematan energi listrik ditingkat  Mitra mengetahui cara mengukur energi
pedesaan. Sedangkan, penghematan penggunaan listrik menggunakan kWh meter
energi listrik yang bisa dilakukan, akan sangat  Selain nilai energi, mitra juga
membantu meringankan beban pengeluaran mengetahui biaya listrik yang
ekonomi rumah tangga. dibayarkan untuk pemakaian energi
Untuk itu diperlukan upaya yang signifikan listrik dalam sekian jam
melalukan sosialisasi kepada masyarakat di desa 5. Upaya alternatif untuk menghemat energi
untuk mengukur kekuatan cahaya penerangan  Umumnya masyarakat umum
yang berbasis aktivitas, pengukuran penggunaan menghemat energi dengan cara
energi listrik dan upaya- upaya yang bisa mematikan perangkat listrik jika tidak
dilakukan untuk menghemat penggunaan dipakai, padahal terdapat cara lain
konsumsi energi listrik. Sasaran pengabdian misalnya mengganti lampu daya tinggi
masyarakat adalah Penduduk Desa dengan daya lebih rendah intensitas
Poleonro,Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo. penerangan sama.
6. Biaya pengeluaran masyarakat untuk
membayar tagihan listrik menjadi lebih
ringan dan masyarakat lebih memahami cara
menghemat penggunaan energi listrik.

TARGET DAN LUARAN METODE PELAKSANAAN


Adapun target luaran yang diharapkan dari
1. Lokasi Kegiatan
pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, yaitu.
Pelaksanaan kegiatan dilaksankan melalui
1. Mengenalkan macam-macam energi
google form di beberapa masyarakat yang
listrik di rumah tangga
terletak Kecamatan Paleteang, Kabupaten tahapan research questions untuk mendapatkan
Pinrang. Pelaksanaan ini kepada orang tua dan narasi yang baik dan jelas untuk menjelaskan
siswa untuk mengevaluasi pendidikan pendidikan karakter selama pembelajaran jarak
karakter jauh dari rumah pada masa pandemic COVID-19
2. Partisipasi Kegiatan ini.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan oleh
Tim yang terdiri dari satu Dosen sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembimbing, dan tiga mahasiswa. Mahasiswa
sebagai tim survey di masyarakat Kecamatan Berlakunya Peraturan Mernteri Pendidikan dan
Paleteang. Kebudayaan Indonesia No. 4 Tahun 2020 tentang
3. Alat dan Bahan-bahan pembelajaran jarak jauh guna mencegah penyebaran
Alat dan bahan-bahan yang digunakan COVID-19, mengisyaratkan pembelajaran yang
pada kegiatan Survey Evaluasi Pendidikan mengkolaborasikan peran guru, siswa dan orang tua
Karakter Selama Pandemi COVID-19 adalah dalam proses pembelajaran. Selain itu, di masa
sebagai berikut : pandemi COVID-19 sekarang ini, kebijakan
1) Smartphone pemerintah dalam menerapakan social distancing
2) Laptop bagi seluruh mayarakat menyebabkan segala
3) Kouta Internet kegaiatan di luar rumah di kurangi dan pekerjaan
4) Angket dilakukan dari rumah (work from Home). Tentu hal
ini membuat waktu bersama keluarga di rumah
4. Metode Penyelesaian Masalah menjadi lebih banyak dan wajib dimanfaatkan
Berdasarkan permasalahan diatas untuk dengan baik. Dari kaca mata pendidikan, dimasa
mengetehui kurangnya pendidikan karakter pandemi seperti sekarang ini adalah kesempatan baik
yang terjadi selama masa pandemi covid-19, untuk orang tua terlibat secara langsung dalam proses
maka dilaksanakan dengan tahapan sebagai pembelajaran anaknya. Peran orang tua dalam
berikut: pembelajaran memiliki peranan yang sangat startegis
Ada satu metode atau strategi utama dalam dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang hendak
pengumpulan data, yaitu pengambilan data dicapai. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang melibatkan orang tua dalam proses pembelajarannya
dibuat menggunakan google form, dan disebar diharapakan mampu menekankan pembentukan nilai-
melalui whatsapp guru wali kelas dengan nilai karakter bagi siswa.
orang tua siswa. Kuesioner tersebut terdiri dari Pengukuran terhadap pengembangan nilai-nilai
dua jenis, yaitu kuesioner untuk orang tua dan karakter anak selama pandemi COVID-19 dilakukan
siswa, serta kuesioner untuk guru. Isian menggunakan kuesioner yang di buat dalam aplikasi
kuesioner tersebut berupa pertanyaan tentang google form sebagai instrumen pengumpulan data
kegiatan yang sering dilakukan antara anak penelitian. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner
dan orang tua, seberapa sering dilakukan, melalui google form yang di sebar oleh wali kelas di
bagaimana melakukannya, dan apakah masing-masing sekolah TK sampai SMU di
menyenangkan atau tidak. Begitu juga Kecamatan Paleteang memalalui Media WhatsApp
kuesioner untuk guru, berisi kegiatan apa yang Grup wali siswa, diperoleh data lima nilai-nilai
diintruksikan oleh guru untuk dilakukan oleh karakter yang dominan di kembangkan selama
siswa di rumah untuk pengembangan pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut.
pendidikan karakternya siswa, nilai-nilai 1. Menumbuhkan Nilai-Nilai Karakter Relegius
karakter apa yang dapat ditumbuhkan dalam Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan,
kegiatan tersebut. Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional
Data yang diperoleh akan ditampilkan secara (2010) menjelakan Religius: merupakan sikap dan
tahap demi tahap, yaitu dipaparkan dalam perilaku yang patuh dan melaksanakan ajaran agama
bentuk kalimat baik secara deduktif dan yang dianutnya, toleren terhadap pelaksanaanibadah
induktif. Termasuk juga data analisisnya agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
dipaparkan secara bertahap, berdasarkan lain. Salah satu strategi atau metode yang
dipergunakan dalam membentuk karakter religius
adalah dengan pembentukan kebiasaan yang baik
dan meninggalkan yang buruk melalui bimbingan,
latihan dan kerja keras. Pembentukan kebiasaan
tersebut akan menjadi sebuah karakter seseorang.
Maka karakter yang kuat biasanya dibentuk oleh
penanaman nilai yang menekankan tentang baik
dan buruk. Nilai ini dibangun melalui penghayatan
dan pengalaman.
Survey dilakukan pada hari selasa 7 juli 2020
survey dilakukan dengan website google from.
Pertanyaan yang diberikan dalam bentuk pilihan
ganda. Jumlah responden sebanyak 178 orang tuam
murid dari tingkat TK sampai dengan SMU. Hasil Hasil survey menunjukan bahwa kebanyakan
survey dari beberapa pertanyaan menunjukan 88,2% (157 responden) menyatakan bahwa karakter
bahwa: anak tidak dapat dibangun di rumah dan lingkungan
1. Apakah anda yakin anak tanpa adanya peran serta sekolah, 11,8 % (21
dapat membangun karakter anak anda responden) mengatakan bahwa karakter anak dapat
dengan maksimal tanpa bantuan guru ? dibangun tanpa badanya peran sekolah.
3. Selama siswa belajar dari
rumah apakah anda merasa masih perlu
bantuan guru untuk membangun karakter
anak-anak ?

Hasil survey menunjukan bahwa kebanyakan


92,1% ( 164 responden) menyatakan bahwa orang
tua tidak dapat membangun orang tua dapat Hasil survey menunjukan bahwa
membangun karakter anak dengan maksimal tanpa kebanyakan 98,3% (175 responden) menyatakan
peran serta para guru, 7,9 % (14 responden) bahwa selama anak–anak belajar dari rumah peran
mengatakan orang tua tidak dapat membangun serta guru dalam membangun karaktek peserta didik
karakter anak dengan maksimal tanpa bantuan masih sangat diperlukan, 1,7 % (3 responden) bahwa
guru. peran guru tidak diperlukan selama anak-anak belajar
2. Apakah anda yakin dirumah.
karakter anak dapat dibangun dirumah 4. Selama belajar dari
dan lingkungan tanpa perlu berangkat ke rumah, apakah bapak dan ibu guru
sekolah ? memberikan materi Pendidikan
karakter/akhlak ?
menetap melalui proses pembelajaran yang
berulang-ulang. Pembiasaan mendorong dan
memberikan ruang kepada anak pada teori-teori
yang membutuhkan aplikasi langsung, sehingga
teori yang pada mulanya berat menjadi lebih ringan
bagi anak bila seringkali dilaksanakan.

2. Menumbuhkan Nilai Karakter Disiplin


Disiplin merupakan sebuah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Saat ini, banyak
yang meyakini dengan memiliki kedisiplinan tingga
berpengaruh terhadap kehidupan seseorang dalam
mewujudkan cita-citanya. Selain itu, displin juga di
padang sebagai cerminan budaya suatu bangsa.
Hasil survey menunjukan bahwa kebanyakan Menurut Kurniwan, (2013) menjelaskan bahwa
59,4 % mengatakan bahwa guru lebih sedikit bangsa yang memiliki peradaban dan budaya yang
memberikan porsi Pendidikan karakter tinggi memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.
dibandingkan materi pelajaran, 8 % mengatakan Disiplin terbentuk melalui proses tingkah laku yang
bahwa guru tidak memberikan Pendidikan karakter menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
kepada siswa selama belajar dirumah, 32,6 % keteraturan dan ketertiban. Di masa pandemi seperti
mengatakan bahwa guru memberikan porsi sekarang ini, tingkat kedisiplinan masyarakat tengah
Pendidikan karakter yang sebanding dengan diuji karena untuk memutus mata rantai penularan
pemberian materi pembelajaran. Virus Covid-19 ini di butuhkan kedisiplinan
Pembentukan karakter relegius terhadap anak masyarakat untuk selalu menerapkan protokol
dapat dilakukan jika seluruh stake holders kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Dari hasil
pendidikan termasuk orang tua dan keluarga ikut Kuesioner yang diisi dalam aplikasi Google Form
berpartisipasi dan beperan serta. Dari hasil yang telah sebar melalui grup WhatsApp orang tua
Kuesioner yang diisi dalam aplikasi Google Form siswa, sebanyak 140 orang dari 178 responden
yang telah sebar melalui grup WhatsApp orang tua menyatakan bahwa sikap disiplin memiliki arti
siswa, sebanyak 160 orang dari 178 responden penting bagi diri sendiri dan orang lain.
menyatakan bahwa dalam pikiran, perkataan, dan Pengembangan sikap disiplin pada anak di masa
tindakannya mengupayakan berdasarkan pada pandemi ini adalah dengan mengikuti protokol
nilai-nilai ketuhanan atau agama. Pada masa kesehatan, seperti: (1) selalu menggunakan masker.
pandemi COVID-19 ini, orang tua selalu Saat ini, menggunakan masker saat berada di luar
melibatkan anaknya untuk ikut melakukan rumah atau berinteraksi dengan orang lain menjadi
persembahyangan, sebagai upaya selalu memohon hal yang wajib dilakukan, dan sudah menjai
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar di beri kebiasaan. Bahkan dibeberapa daerah mewajibakan
tuntunan, kesehatan dan terhindar dari semua orang menggunakan masker jika berada di
marabahaya. Selain itu, membiaskan dan daerah tersebut, jika tidak akan diberi sanksi tegas.
memberikan teladan kepada anak tentang nilai- (2) Membudayakan mencuci tangan dengan sabun di
nilai relegius dalam kehidupan sehari-hari, seperti: air yang mengalir atau menggunakan hand sainitazer
bersembahyang, jujur, bersyukur, dan toleransi. ketika akan menyentuh wajah. Dalam upaya
Pengimplemntasian nilai-nilai religius dalam membudayakan mencuci tangan, anak-anak di
kehidupan sehari-hari secara konsisten dan ajarkan cara mencuci tangan yang benar dan
berkesinambungan akan membentuk sebuah menugaskan siswa membuat sebuah vidio cara
kebiasaan. Pembiasaan adalah sebuah cara yang mencucitangan yang benar. (3) Menjaga jarak 1
dilakukan untuk membiasakan anak agar berfikir, sampai 1,5 Meter, hal ini guna menghidari
bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan kerumunan banyak orang. (4) Selalu menjaga
ajaran agama. Pembiasaan merupakan proses imunitas tubuh dengan makan-makanan yang bergizi
pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
seimbang dan berolah raga secara teratur. Dalam anaknya untuk berkreasi, serta memberi dukungan
pembentukan karater disiplin pada anak terdapat dengan memantau perkembangan kreatifitas
tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) anaknya. Kreatifitas merupakan salah satu
kesadaran diri sendiri dari anak tentang pentingnya keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21,
sebuah kedisiplinan, (2) Keteladanan dari orang sehingga perlu di kembangkan sejak dini. Pada masa
tua, guru dan masyarakat, (3) penegakan peraturan pandemi covid-19 ini merupakan momentum untuk
yang telah di buat. Keteladanan dan penegakan mengembangkan kreatifitas sesuai dengan minat dan
peraturan merupakan factor dari luar yang tidak bakat anak. Menurut Samani dan Haryanto (2012),
akan bertahan lama bila tidak diikuti dengan terdapat indikator-indikator yang dapat digunakan
komitmen dari kesadaran diri sendiri dalam sebagi acuan untuk pembentukan karakter kreatif
penegakan kedisiplinan. Menurut Nizar (2009) pada anak, yaitu: (1) Menampilkan sesuatu secara
menyatakan kedisiplinan dapat membentuk unik dan menampilkan ide baru. (2) Berani
kejiwaan anak untuk memahami peraturan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.(3)
sehingga diapun memahami kapan saat yang tepat Ingin terus berubah dan memanfaatkan peluang
untuk melaksankan peraturan dan kapan dapat baru. (4) Mampu menyelesaikan masalah secara
mengesampingkannya. Dalam keseharian anak inovatif, luwes dan kritis.
peraturan selalu ada, sehingga kondisi kejiwaan
anak butuh diatur agar kehidupannya tentram. 4. Menumbukan Nilai Karakter Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan
3. Menumbuhkan Nilai Karakter Kreatif perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
Menurut Kurniawan (2013), Kreatif adalah mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
sebuah kinerja. Kinerja dalam mewujudkan ide merealisasikanharapan, mimpi dan cita-cita. Menurut
dan gagasan melalui serangkaian kegiatan intensif Kemdikbud (2017) menyebutkan anak yang mandiri
untuk menghasilkan sebuah karya cipta. Karya memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya
cipta yang berupa gagasan, kegiatan, karya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
artefak, sampai performa yang memiliki keunikan pembelajar sepanjang hayat. Berdasarkan hasil
khusus yang menarik minat banyak orang. Sejalan kuesioner yang diisi dalam aplikasi Google Form
dengan itu, Listyarti (2013) mengungkapkan yang telah sebar melalui grup WhatsApp orang tua
Kreatif merupakan cara berpikir dan melakukan siswa, sebanyak 162 orang dari 178 responden
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru menyadari bahwa sikap mandiri penting dalam
dari sesuatu yang telah dimiliki. Menumbuhkan kehidupan anaknya. Selama kegiatan pembelajaran
nilai karater kreatif pada anak sejak dini akan di rumah, orang tua siswa menyatakan anaknya di
menjadikan anak menjadi pribadi yang ulet. biasakan mengejarkan hal-hal sederhana secara
Pemberian tugas pembelajaran yang berbasis mandiri, mulai dari anak bangun tidur untuk
masalah dapat merangsang kreatifitas anak. merapikan tempat tidur, mandi sendiri dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mengambil makanan. Diawal diberlakukannya
guru SD di Kecamatan Paleteang, terungkap pembelajara jarak jauh tugas yang di berikan oleh
kekaguman guru melihat hasil karya siswa yang guru di rumah belum mampu dilakukan sepenuhnya
penuh denga kreatifitas. Sebagai contoh, siswa secara mandiri oleh anak, dan seringkali memerlukan
ditugaskan membuat video pendek tentang bantuan orang tuanya. Hal ini tidak terlepas dari
memaknai hari Hari Karini, siswa begitu kreatif pembelajaran di sekolah selama ini yang cendrung
mulai dari menyusun sekenario, pengambilan mengandalkan pembelajaran konvensional yang
tempat syuting, penggunaan ornamen dan editing tidak dapat membantu mengembangkan sikap
vidionya. Selain itu, Dari hasil Kuesioner yang kemandirian anak. Namun setelah berlangsung
diisi dalam aplikasi Google Form yang telah sebar beberapa minggu masa pandemi ini, anak mulai
melalui grup WhatsApp orang tua siswa, sebanyak belajar secara mandiri untuk mengerjakan tugas-
150 orang dari 178 responden menyatakan sikap tugas yang diberikan padanya. Hal ini terlihat dari
kreatif memiliki arti penting dalam kehidupan kemampuan anak-anak membuat sebuah vidio yang
anak. Berdasarkan hal tersebut orang tua merasa temanya di tentukan gurunya. Anak-anak begitu
perlu memberikan perhatian dan memotivasi antusias dan kraeatif mengedit vidio tersebut,
sehingga menghasilakn karya yang sesuai dengan adalah dengan membuat atuaran tentang riward dan
keinginannya. Asmani (2011) berpendapat bahwa punishment dalam menilai pengerjaan tugas yang
tujuan pendidikan karakter mandiri adalah diberikan. Pemberian reward kepada peserta didik
penanaman nilai-nilai kemandirian dalam diri yang mengerjakan dan memberikan punishment
siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang kepada peserta didik yang tidak mengerjakan
lebih menghargai kebebasan individu. Senada pekerjaan rumah, serta pemberian nilai yang
dengan pendapat tersebut, Selain itu, Hasan dibedakan antara yang mengumpul tepat waktu dan
(Zubaedi, 2011:18) menyatakan bahwa pendidikan yang telat sehingga anak merasa bertanggung jawab
karakter mandiri secara perinci memiliki lima dalam pekmberian tugas rumah tersebut dan yang
tujuan. Pertama, mengembangkan potensi mengerjakan merasakan keadilan. Selain itu, selama
kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia belajar di rumah anak dibiaskan untuk bertanggung
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai jawab terhadap tugas yang mereka kerjakan hingga
karakter bangsa. Kedua, mengembangkan selesai. Pengembangan pendidikan karakter adalah
kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji suatu proses penerapan nilai-nilai moral dan agama
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi pada peserta didik melalui ilmu-ilmu pengetahuan,
budaya bangsa yang memiliki hak mengatur diri penerapan nilai-nilai tersebut baik terhadap diri
sendiri dengan tujuan menjaga ketertiban umum. sendiri, keluarga, sesama teman, terhadap pendidik
Ketiga, menanamkan jiwa kepemimpinan dan dan lingkungan sekitar maupun Tuhan Yang Maha
tanggung jawab peserta didik sebagai generasi Esa. Secara harfiah, peran partisipatif orang tua
penerus bangsa. Keempat, mengembangkan berarti peran serta/partisipasi orang tua (termasuk
kemampuan peserta didik menjadi manusia yang keluarga) secara aktif dalam mendukung pendidikan
bertanggungjawab, kreatif, dan berwawasan siswa/anaknya.
kebangsaan. Kelima, mengembangkan lingkungan
kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang KESIMPULAN
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan,
dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh Pandemi COVID-19 saat ini telah
kekuatan (dignity). mentrasformasi sebagian besar kehidupan
masyarakat. Selama ini, pendidikan karakter yang
5. Nilai Karakter Tanggung Jawab terkesan stagnan dan baru pada tatanan konsep, kini
Tanggungjawab merupakan perwujudan dari bergeser menjadi pembiasaan (habbit). Pembentukan
integritas yang dimiliki seseorang. Said Hamid Karakter menjadi sebuah kebiasaan apabila aktivitas
Hasan, dkk (2010) menyatakan bahwa deskripsi penanaman nilai-nilai karakter dilakukan berulang-
tanggung jawab adalah Sikap dan perilaku ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan,
seseorang untuk melaksanakan tugas dan yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, saja tetapi sudah menjadi suatu karakter.
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan Pengembangan nilai-nilai karakter pada anak akan
(alam, social dan budaya), negara dan Tuhan Yang sangat efektif jika melibatkan oarang tua dan
Maha Esa. Dalam kegiatan pembelajaran di rumah, kelurga. Di masa pandemi COVID-19 saat ini,
pembentukan sikap tanggung jawab pada anak kolaborasi peran keluarga, guru dan masyarakat
diawali dengan membangun kesadaran anak bahwa sekitar sangatlah penting dalam mengembangkan
mereka mesti bertanggung jawab dalam setiap hal nilai-nilai karakter anak. Keluarga sebagai tempat
termasuk ketika diberikan tugas rumah, maka utama dan pertama peserta didik menjalani
mereka harus mengerjakannya. Berdasarkan hasil kehidupan hendaklah mengawasi dan membimbing
kuesioner yang diisi dalam aplikasi Google Form dengan penuh kasih sayang, tegas, dan cermat. Pada
yang telah sebar melalui grup WhatsApp orang tua masa pandemi ini anak tidak hanya diajarkan tentang
siswa, sebanyak 145 orang dari 178 responden konsep niali-nilai karakter yang baik, tetapi
menyadari bahwa pentingnya menumbuhkan nilai bagaimana mengarahkan anak untuk dapat
karakter beratnggung jawab kepada anak. Salah mengimplementasikan pada kehidupam sehari-hari.
satu bentuk kegiatan yang dilakukan guru dalam Dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa nilai-nilai
menumbuhkan sikap tanggung jawab pada anak karakter yang diberkembang orang tua pada anak di
masa pandemi COVID-19 di TK sampai SMU 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga
SeKecamtan Paleteang Adalah (1) Nilai karakter pada Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:
religius, (2) Nilai karakter disiplin, (3) Nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
karakter kreatif, (4) Nilai karakter mandiri, dan (5) Kurniawan, S. (2013). Pendidikan Karakter.
Nilai karakter tanggung jawab. Pengembangan Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
nilai-nilai karakter tersbut, tentu perubahan yang Puradina, I Putu Yoga. (2020). Pendidikan
sangat luar biasa dalam hal pengembangan karakter Karakter di Lingkungan Keluarga Selama
anak. Keberhasilan dari pengembangan nilai Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa
karakter pada anak tersebut tidak terlepas dari Pandemi COVID-19. Cetta: Jurnal Ilmu
peran guru dan orang tua untuk mau Pendidikan
bertransformasi agar dapat dijadikan sebagai
panutan penerapan karakter yang baik pada diri
sendiri. Inilah momentum pendidikan karakter di
lingkungan keluarga. Dengan harapan sampai
pandemi ini berakhirpun pola pendidikan karakter
di lingkungan keluarga ini tetap berlangsung.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada


bapak Dr. Mas’ud Badolo, M.Pd. selaku
dosen pembimbing yang telah membantu
dalam penyelesaian kegiatan ini, serta
teman-teman mahasiswa program studi
pendidikan matetematika yang telah
memberi dukungan dalam melaksanakan
kegiatan ini sehingga kegiatan dapat
terlaksana dengan lancer.

DAFTAR PUSTAKA

Abdusshomad, A. (2020). Pengarush Covid-19


Terhadap Pendidikan Karakter Dan
Pendidikan Islam. QALAMUNA : Jurnal
Pendidikan, Sosial, dan Agama 12(2),
107-115.
Ahmadi F., Yusef (2017). Pembelajaran
Wacana Sebagai Landasan dalam
Berliterasi Sastra untuk Meningkatkan
Karakter Siswa. Prosiding SENABASA
(Seminar Nasional Bahasa dan Sastra).
57-65
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik
Indonesia. (2017). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor

Anda mungkin juga menyukai