Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNOLOGI DALAM PELAYANAN PERSALINAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Tepat Guna
dalam Pelayanan Kebidanan Studi DIV Kebidanan Jambi

DOSEN PENGAMPU
AJENG GALUH WULANDARI

Oleh
TATI ERVINA
PO.71.24.1.1.900.93

POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI


PRODI D-IV ALIH JENJANG JURUSAN KEBIDANAN
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allh SWT karena atas rahmat dan karunia_Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ teknologi tepat
guna dalam pelayanan persalinan”. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
“Sistem informasi kesehatan”.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Ajeng Galuh W,
SST,MPH selaku salah satu pengampu mata kuliah sistem informasi kesehatan
atas pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah
membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dapat lebih baik lagi dalam
penyusunan berikutnya.

Jambi , April 2020

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembagunan masyarakat
supaya lebih produktif dan efesien, diperlukan teknologi. Pengenalan
teknologi yang telah berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi
yang telah dikembangkan secara tradisonal, atau yang dikenal dengan
“teknologi tepat guna” atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya
banyak di tentukan oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok
masyarakat tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, di tentukan oleh
kondisi dan tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat
pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Untuk
memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan
geografis atau profesi kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Teknologi yang demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat dan
perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat dan perlu dimanfaatkan
dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi
tersebut merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan maksud agar
masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam
proses pembagunan atau peningakatan kesejahteraan masyarakat.
Teknologi tepat guna adalah suatu alat yang sesuai dengan
kebutuhan dan dapat berguna serta sesuai dengan fungsinya. Selain itu,
teknologi tepat guna atau yang disingkat dengan TTG adalah teknologi
yang digunkan dengan sesuai (tepat guna).
B. Rumusan Masalah
1) Apa saja obat dan vaksin dalam teknologi terapan dalam pelayanan
Persalinan?
2) Apa saja alat dalam teknologi terapan dalam pelayanan persalinan?
3) Bagaimana sistem dalam teknologi terapan dalam pelayanan
persalinan?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui obat dan vaksin dalam teknologi terapan dalam
pelayanan persalinan.
2) Untuk mengetahui alat dalam teknologi terapan dalam pelayanan
persalinan.
3) Untuk mengetahui sistem dalam teknologi terapan dalam pelayanan
persalinan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. OBAT PADA SAAT PERSALINAN


Pereda Nyeri pada persalinan
1. Analgetika Inhalasi
merupakan salah satu teknik anestesi umum yang dilakukan dengan cara
memberikan kombinasi obat yang berupa gas dan atau cairan volatil
(mudah menguap) melalui alat atau mesin anestesi langsung ke udara
inspirasi. Kelompok obat ini dapat digunakan untuk induksi dan
pemeliharaan anestesia dan mungkin dapat juga digunakan setelah induksi
dengan anestetik intravena. Anestetik berupa gas memerlukan peralatan
yang cocok untuk penyimpanan dan penggunaan. Obat ini dapat disalurkan
melalui pipa rumah sakit atau tabung metal. Pemberian cairan anestetik
volatil menggunakan penguap terkalibrasi, menggunakan udara, oksigen,
atau campuran nitrogen oksida-oksigen sebagai gas pembawa. Sebaiknya
diperhatikan bahwa semua gas ini dapat memicu terjadinya hipertermia
maligna. Untuk mencegah hipoksia, anestetik inhalasi harus diberikan
dengan kadar oksigen yang lebih besar daripada kadar di udara.
a) Nama Obat : isoflurane
b) Nama merek dagang : Aerrane
c) Dosis :
o Induksi: awalnya, 0,5% dengan oksigen (atau campuran oksigen
dan nitrous oxide), kemudian dosis ditingkatkan menjadi 1,5-3%. 
o Perawatan: 1-2,5% dengan campuran oksigen dan nitrogen oksida
campuran atau 1,5-3,5% dengan oksigen saja.
o Perawatan anestesi selama operasi caesar: 0,5-0,75% dengan
oksigen dan campuran nitrogen oksida.
o Penting untuk dipahami bahwa dosis obat ini untuk setiap orang
mungkin berbeda-beda. Pemberian dosis obat oleh dokter
disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan pasien secara
menyeluruh, serta respon pasien terhadap pengobatan. 
d) Indikasi
Untuk inhalasi umum inhalasi baik sebagai induksi maupun
maintenance anestesi.
e) Kontra Indikasi
o Sangat sensitive terhadap obat anestesi halogen.
o Diketahui atau dicurigai mudah mengalami demam yang hebat
(malignant hyperthermia).
o Pernah mendapat anestesi isoflurane atau obat halogen lainnya dan
terjadi ikterus atau gangguan fungsi hepar atau eosinophilia pada
masa pasca anestesi.
o Kasus obstetric.
o Nonselective MAO Inhibitor.
f) Cara Pemberian
isoflurane adalah obat yang biasanya digunakan dokter untuk keperluan
pembiusan. Obat ini digunakan dengan cara dihirup menggunakan alat
bantu vaporiser. Dokter dan tim perawat akan memantau tekanan darah,
denyut nadi, kadar oksigen dan kalium darah, serta kadar isoflurane
sebelum dan selama anestesi. Hal ini dilakukan semata-mata untuk
memastikan bahwa pasien dalam keadaan yang aman dan stabil. Beri
tahu dokter bila Anda mengalami gejala yang tidak nyaman selama
diberikan obat ini. Anda juga sebaiknya segera memberi tahu dokter bila
kondisi tidak membaik atau malah justru semakin memburuk.

g) Efek Samping
 Mual dan muntah
 Menggigil
 Sering kentut
 Kesulitan bernapas karena napas menjadi pendek dan lambat
 Tekanan darah rendah
 Denyut jantung melambat atau cepat
 Halusinasi
2. Opioid
Opioid adalah obat penghilang rasa sakit yang bekerja dengan reseptor
opioid di dalam sel tubuh. Obat ini dibuat dari tanaman opium seperti
morfin (Kadian, Ms Contin) atau disintesis di laboratorium seperti fentanil
(Actiq, Duragesic). Opioid digunakan dalam persalinan, prabedah,
intrabedah, pasca bedah dan dalam masa intensif untuk menghasilkan
analgetika, sedasi serta pengurangan rasa cemas.

a) Nama Obat : naloxone


b) Nama Merek Dagang : Narcan, Evzio
c) Dosis
Dosis setiap orang pasti berbeda-beda. Pastikan untuk selalu
berkonsultasi dengan
dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat.
 Dewasa: Dalam bentuk naloxone hidroklorida, naloxone disuntikkan ke
pembuluh darah (IV) sebanyak 0,4-2 mg dan diulang dengan selang
waktu 2-3 menit jika dibutuhkan. Apabila tidak ada respon setelah
diberikan naloxone sebanyak 10 mg, maka alternatif obat lain perlu
dipertimbangkan.
 Anak-anak: Dalam bentuk naloxone hidroklorida, pemberian awal
adalah sebanyak 10 mcg/kg secara IV dan kemudian diberikan dosis
tambahan sebanyak 100 mcg/kg. Naloxone dapat disuntikkan ke otot
(IM) ketika metode IV tidak dapat dilakukan.
d) Indikasi
Mengatasi depresi napas yang dipicu oleh opioid.
e) Kontraindikasi
Jangan menggunakan naloxone jika mempunyai kondisi medis di bawah
ini:
 Alergi terhadap naloxone
f) Cara pemberian
Selalu ikuti anjuran dari dokter atau baca petunjuk di kemasan naloxone
sebelum penggunaan. Naloxone harus dikonsumsi atau digunakan sesuai
dengan dosis yang telah diberikan dan di bawah pengawasan dokter
Naloxone yang diberikan secara IM, SC, ataupun IV harus dilakukan dan
diawasi oleh dokter.
g) Efek Samping
Naloxone dapat menyebabkan efek samping yang meliputi:
 Anoreksia
 Depresi
 Apatis
 Mengantuk
 Mual
 Kesulitan untuk berkonsentrasi
 Sakau
 Muntah
 Mudah marah
3. Obat Anestesi lokal
Obat-obat anestesi lokal memiliki peranan yang tertinggal dalam meredakan
rasa nyeri untukjangka waktu yang singkat. Dalam kebidanan, obat-obatan
tersebut diberikan secara topikal,subkutan, infiltrasi di sekeliling serabut
saraf yang tunggal

a) Nama Obat : Lignocaine atau lidocaine


b) Nama
Merek
Dagang :
Colme,
Extracaine, Emla Ultraproct N, Lignovel, Liposin, Lemocin, Nelicort,
Otilon, Pehacain, Topsy, Xylocaine.
c) Dosis Kondisi: Aritmia

 Suntik(darurat)
Dewasa: 300 mg diberikan melalui otot bahu. Dapat diulang setelah
60-90 menit, jika dibutuhkan.

 Suntik(stabil)
Dewasa: 1-1,5 mg/kgBB, dapat diulang jika dibutuhkan. Dosis
maksimal: 3 mg/kgBB. Dapat diulang satu atau dua kali. Dosis perlu
dikurangi jika penggunaan obat lebih lama dari 24 jam.

Kondisi: Anestesi epidural

 Suntik daerah saraf tulang belakang dan pemasangan kateter.


Dewasa: Dosis yang direkomendasikan: 250-300 mg sebagai analgesik
epidural lumbar/pinggang (larutan 1%).

Kondisi: Anestesi spinal

 Suntik daerah saraf tulang belakang (spinal)


Dewasa: 50-100 mg sebagai larutan 5% tergantung jenis operasi.

Kondisi: Anestesi area tubuh tertentu

 Suntik (pembuluh darah)


Dewasa: Sebagai larutan 0,5%: 50-300 mg. Dosis maksimal: 4
mg/kgBB.

Kondisi: Anestesi lapisan luar

 Semprot

Dewasa: Larutan 4% semprotkan 40-200 mg obat ke area yang ingin


dibius.

 Topikal (krim 5%)


Dewasa: Maksimal 20 gr (lihat kemasan, biasanya 1 tube berisi 5 g
krim) per 24 jam untuk kulit atau lapisan mukosa, seperti rongga mulut.
 Topikal (gel 2%)
Dewasa: Gel 2% biasa digunakan sebelum pemasangan kateter urine.
Untuk wanita, 60-100 mg. Untuk pria, 100-200 mg.

Kondisi: Wasir dan gatal pada dubur

 Suppositoria

Dewasa: 2-3 kali sehari.

d) Indikasi
 Sampaikan kepada dokter apabila Anda memiliki riwayat alergi
terhadap LidocaineHindari pemakaian Lidocaine apabila Anda sedang
mengonsumsi obat-obatan yang berinteraksi dengan Lidocaine
 Hindari pemakaian obat Lidocaine apabila Anda memiliki riwayat
penyakit yang tidak mungkin untuk diberikan Lidocaine, seperti
penyakit hati (liver), Adam-Stokes syndrome, hipoksia, dan
sebagainya)
 Apabila sedang hamil (atau merencanakan kehamilan), harap beritahu
dokter terlebih dahulu. Lidocaine menurut FDA masuk ke dalam
kategori B, yaitu tergolong aman bagi ibu hamil dan menyusui.
Namun ada baiknya tetap informasikan hal ini kepada dokter.

e) Kontraindikasi

Peringatan! Obat Lidocaine tidak dianjurkan untuk dikonsumsi yang


mengalami penyakit lainnya seperti:

 Hipovolemia
 Adam-Stokes syndrome
 Wolff-Parkinson-White syndrome
 Syok kardiogenik
 Gangguan fungsi hati (liver)
 Gangguan sistem pernapasan
 Hipoksia
 Gagal jantung

f) Cara Pemberian
Perhatikan petunjuk penggunaan obat Lidocaine berikut ini:
 Penggunaan obat HARUS mengikuti petunjuk dokter
 Obat Lidocaine suntik dimasukkan melalui pembuluh darah intravena
(IV) Ketika digunakan sebagai obat bius, lidocaine diinjeksikan
melalui kulit langsung ke bagian tubuh yang akan dibius.
 Sebelum menggunakan obat, pastikan tubuh dalam keadaan baik dan
terhidrasi. Minum air putih yang cukup
 Napas Anda, tekanan darah, kadar oksigen, dan tanda-tanda vital
lainnya akan diawasi secara ketat selama Anda dalam pengaruh
injeksi lidocaine di rumah sakit.
g) Efek Samping
1) Efek samping yang tidak begitu serius diantaranya:
 Memar, kemerahan, gatal, atau bengkak pada bagian yang terkena
injeksi
 Pusing ringan
 Mual
 Mati rasa pada bagian yang terinjeksi obat
2) Langsung hubungi dokter Anda jika Anda mengalami efek samping
yang serius:
 Perasaan cemas, gemetaran, pusing, gelisah, atau depresi
 Mengantuk, muntah-muntah, dengung di telinga, penglihatan kabur
 Kebingungan, berkedut, kejang-kejang
 Detak jantung cepat, napas cepat, merasa panas atau dingin
 Napas lambat atau sesak, detak jantung lambat, denyut lemah; atau
 Merasa akan pingsan

4. Obat yang meningkatkan kontraktilitas uterus / oksitosin


Obat-obat oksitosin yang digunakan di Inggris adalah prostaglandin E serta
F, oksitosin
dan ergometrin. Obat-obat oksitosin banyak digunakan untuk induksi serta
penguatan
persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan postpartum,
pengendalian
perdarahan akibat abosrtyus inkoplentus dan penanganan aktif pada
kala 3 persalinan
a) Nama Obat : Oksitosin
b) Nama Merek Dagang : Pitogin,Piton S, santocyn, Syntocinon, Tiacinon,
nduxin, Oxyla, Protocin, Santocyn, atau Tiacinon
c) Dosis

 Dosis untuk dewasa saat induksi persalinan:

Dosis awal:infus IV 0.5-1 miliunit per jam. Selang 30-60 menit


dapat ditambahkan secara bertahap 1-2 miliunit sampai pola kontraksi
yang ditetapkan tercapai.

 Dosis untuk dewasa saat masa pemulihan perdarahan:

10-14 unit IV infus di 1.000 mL pada tingkat yang cukup untuk


mengendalikan perdarahan. 10 unit IM selanjutnya setelah
mengeluarkan plasenta.

 Dosis yang digunakan untuk aborsi:


Setelah penghisapan atau kuretase tajam untuk aborsi elektif, aborsi
yang tidak komplit, dan yang tidak bisa dihindari:10 unit di 500 mL
IV infus. Sesuaikan tingkatnya untuk membantu kontraksi di rahim.

 Setelah suntikan intra-amniotik untuk aborsi midtrimester elektif:

10-20 miliunit IV infus per menit. Dosis total tidak boleh melebihi 30
unit dalam waktu 12 jam karena berisiko keracunan air.

d) Indikasi

 Dikarenakan bentuk sediaannya yang berupa injeksi, hal ini memang


harus dilakukan oleh tenaga medis ahli agar efektifitas serta kerja obat
itu sendiri tidak salah serta tidak menimbulkan reaksi atau bahkan
infeksi pada tempat penyuntikannya. Alasan lain mengapa penggunaan
oksitosin harus dimonitor adalah karena memiliki interaksi obat yang
cukup banyak.

 Untuk menghindari efek samping atau komplikasi yang tidak


diinginkan, maka penggunakan Oksitosin sebaiknya dimonitor secara
berkala dan juga oleh tenaga medis yang ahli.

 Hindari pemberian Oksitosin pada penderita dengan riwayat panggul


sempit karena bisa mempersulit proses persalinan,  plasenta previa,
riwayat operasi C-section.

 Berhati-hati dalam pemberian untuk ibu hamil yang berusia diatas 35


tahun.

e) Kontraindikasi

 Terdapat CPD (Cephalopelvic disproportion) yang signifikan


 Presentasi dan posisi fetus tidak memungkinan untuk persalinan
normal, misalnya posisi transversal

 Pada keadaan emergensi obstetri dimana intervensi bedah dinilai lebih


bermanfaat dibandingkan risiko yang dapat terjadi

 Keadaan gawat janin dimana persalinan normal tidak dapat dilakukan

 Keadaan motilitas uterus tidak mencapai kemajuan yang adekuat

 Keadaan uterus hiperaktif atau hipertonus

 Kontraindikasi dilakukannya persalinan normal, seperti karsinoma


invasif serviks, herpes genitalis akut, plasenta previa total, vasa
previa, dan tali pusat membumbung atau atau presentasi tali pusat.

 Hipersensitivitas terhadap oxytocin sintetis

f) Cara Pemberian Obat

Oksitosin disuntikkan ke dalam pembuluh darah melalui infus. Kontraksi


dan tanda-tanda vital lainnya akan diawasi ketat oleh petugas medis
ketika menerima oksitosin. dokter akan menentukan berapa lama harus
berada dalam pengobatan ini. Selama persalinan, detak jantung bayi juga
akan diawasi dengan monitor jantung janin untuk mengevaluasi efek
oksitosin pada bayi.

g) Efek Samping

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada ibu hamil saat
diberikan obat ini meliputi:

 Mual
 Muntah
 Sakit kepala
 Kontraksi rahim yang berlebihan.
 Takikardia.
 Iritasi pada hidung.
 Perdarahan uterus.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 tahun 7, April 2008


htth://jirzizaidan.wordpress.com/kebidanan/Dunia Healt Assembeley XXI;
"Nasional dan Global SURVEILENS Penyakit menular", Geneva: WHO, 1968

Anda mungkin juga menyukai