Anda di halaman 1dari 2

KOMPAS.

com - Studi baru yang dilakukan para ilmuwan China telah menemukan kemampuan virus
corona baru, SARS-CoV-2, dalam bermutasi. Namun, hal ini masih banyak dianggap remeh.
Ilmuwan menilai strain yang berbeda mungkin saja memberi dampak penyakit Covid-19 yang
berbeda di dunia. Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya di Zhejiang University menemukan
mutasi virus corona pada sekelompok kecil pasien yang sebelumnya tidak dilaporkan. Melansir
South China Morning Post (SCMP), Selasa (21/4/2020), mutasi ini termasuk perubahan yang sangat
langka, sehingga para ilmuwan tidak pernah menganggapnya mungkin terjadi. Baca juga: Mutasi
Baru Corona Ditemukan di India, Bisa Ancam Pengembangan Vaksin Para peneliti juga telah
mengkonfirmasi untuk pertama kalinya dengan bukti laboratorium. Bukti ini menunjukkan mutasi
tertentu dari virus penyebab Covid-19 tersebut ternyata dapat menciptakan jenis yang lebih
mematikan dari jenis virus lainnya. "SARS-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara
substansial mengubah patogenisitasnya," kata Prof Li dan timnya dalam makalah yang dirilis
pracetak di medRxiv.org pada Minggu (19/4/2020). Prof Li memberikan bukti yang kuat untuk
pertama kalinya, bahwa mutasi dapat memengaruhi seberapa para virus menyebabkan penyakit
atau kerusakan pada inangnya. Untuk lebih menguatkan bukti tersebut, Prof Li menggunakan
pendekatan yang tidak biasa untuk menyelidiki mutasi virus corona ini. Baca juga: Ahli Peringatkan
Teori Konspirasi Medis Bisa Perburuk Pandemi Corona Dia menganalisa strain virus yang diisolasi
dari 11 pasien Covid-19 yang dipilih secara acak dari Hangzhou di provinsi timur Zhejiang.
Selanjutnya, menguji seberapa efisien strain virus tersebut dapat menginfeksi dan membunuh sel.
Mutasi paling mematikan pada pasien Zhejiang juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di
seluruh Eropa. Sedangkan strain yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan di
Amerika Serikat, seperti di negara bagian Washington. Strain agresif hasilkan lebih banyak mutasi
Studi lain juga menemukan strain virus corona di New York telah 'diimpor' dari Eropa, sehingga
tingkat kematian di negara bagian ini serupa dengan di banyak negara di Eropa. Kendati demikian,
Prof Li mengingatkan mutasi yang lebih lemah bukan berarti risiko infeksi virus corona penyebab
Covid-19 ini juga lebih rendah bagi semua orang. Di Zhejiang, dua pasien berusia sekitar 30 tahun
dan 50 tahun yang tertular strain virus corona yang lebih lemah menjadi sakit yang parah. Lihat Foto
Tenaga medis ketika menangani pasien Covid-19 di luar Rumah Sakit Montefiore Bronx, New York,
pada 7 April 2020.(AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/JOHN MOORE) Baca juga: Studi
Genom Tunjukkan Kasus Virus Corona di New York dari Eropa Meskipun keduanya pada akhirnya
dapat bertahan, namun pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif.
Ukuran sampel dalam penelitian terbaru ini sangat kecil. Studi lain yang melacak mutasi virus
biasanya melibatkan ratusan, atau bahkan ribuan strain. Tim Li mendeteksi lebih dari 30 mutasi
virus corona dan di antara mereka sebanyak 19 mutasi atau sekitar 60 persen adalah mutasi virus
baru. Mereka menemukan beberapa mutasi ini dapat menyebabkan perubahan fungsional pada
spike protein virus, struktur unik di atas selubung virus yang memungkinkan virus corona mengikat
sel manusia. Untuk memverifikasi teorinya, Li dan rekannya menginfeksi sel dengan strain yang
membawa mutasi berbeda. Jenis yang paling agresif dapat menghasilkan viral load hingga 270 kali
lebih banyak dibandingkan jenis yang paling lemah. Strain ini juga membunuh sel-sel dengan sangat
cepat. Lihat Foto Ilustrasi 3D virus corona(SHUTTERSTOCK/ANDREAS PROTT) Baca juga:
Mungkinkah Ada Dua Strain Virus Covid-19, Satu di Antaranya Mematikan? "Itu adalah hasil tak
terduga dari sedikitnya selusinan pasien yang menunjukkan perbedaan dari strain virus yang
sebagian besar masih diremehkan," jelas Prof Li. Gen virus corona yang bermutasi berbeda dari
strain paling awal yang diisolasi di Wuhan, tempat virus ini pertama kali terdeteksi. Virus corona
berubah dengan kecepatan rata-rata satu mutasi per bulan. Pada hari Senin, lebih dari 10.000 strain
telah diurutkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia, dan menurut China National Centre for
Bioinformation strain tersebut mengandung 4.300 mutasi. Halaman Selanjutnya Pengembangan
vaksin pertimbangkan mutasi virus… Halaman: 1 2 Baca tentang Wabah Virus Corona Indonesia
Positif Terinfeksi Virus Corona Panduan Mencegah Virus Corona Menangkan e-Voucher Belanja
total jutaan rupiah. Kumpulkan poin di Kuis Hoaks/Fakta. *S&K berlaku Ikut Video Pilihan Sumber
SCMP TAG: virus China Mutasi ilmuwan corona Covid-19 SARS-CoV-2 mutasi virus corona mutasi
virus ilmuwan China KOMENTAR 4 Dapatkan Voucher Belanja jutaan rupiah, dengan
#JernihBerkomentar di bawah ini! *S&K berlaku Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung
jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Kirim Dheny Rachman Selasa, 21 Apr 2020 | 17:38 WIB Laporkan bangsat lu negara china. anjing 0
0 Balas sidik darmawan Selasa, 21 Apr 2020 | 17:36 WIB Laporkan ikhtiar dan berusaha jalan solusi
untuk mengatasi wabah covid-19 #jernihberkomentar 0 0 Balas imam hidayat Selasa, 21 Apr 2020 |
17:35 WIB Laporkan #jernihberkomentar_ intinya virus ini sangat berbahaya. diperlukan kesadaran
kita semua untk setidaknya mengurangi persebaran covid19 ini 0 0 Balas LIHAT SEMUA
KOMENTAR (4) TERKINI LAINNYA Cegah Penularan Corona, Ini Tips BPOM untuk Pedagang
Sayur Keliling OH BEGITU 21/04/2020, 17:31 WIB Seberapa Efektif Larangan Mudik untuk Cegah
Corona Covid-19? Ini Kata Ahli OH BEGITU 21/04/2020, 16:55 WIB Ilmuwan China: Kemampuan
Agresif Mutasi Virus Corona Masih Diremehkan FENOMENA 21/04/2020, 16:03 WIB Viral Lemon
dan Teh Bunuh Virus Corona, Ahli Tegaskan Itu Hoaks OH BEGITU 21/04/2020, 13:02 WIB Fakta
tentang Cacing Tanah, Mampu Membunuh Bakteri dan Disinfeksi Sekitar OH BEGITU 21/04/2020,
12:07 WIB Update Corona 21 April: 2,49 Juta Orang Terinfeksi, 653.722 Sembuh FENOMENA
21/04/2020, 11:42 WIB Ingin Bikin Jamu untuk Jaga Imunitas? Perhatikan 3 Panduan dari BPOM
KITA 21/04/2020, 11:02 WIB Nyaris Tertembak, Seorang Wanita Selamat berkat Implan
Payudaranya OH BEGITU 21/04/2020, 10:10 WIB Gejala Baru Virus Corona, Muncul Lesi
Keunguan di Sekitar Jari Kaki OH BEGITU 21/04/2020, 09:01 WIB Kamasutra Satwa: Lemur Jantan
"Pakai Parfum" Aroma Buah Sebelum Kawin FENOMENA 21/04/2020, 08:07 WIB Ahli Peringatkan
Teori Konspirasi Medis Bisa Perburuk Pandemi Corona FENOMENA 21/04/2020, 07:02 WIB Risiko
Fisik dan Mental Ancam Pasien Covid-19 dengan Kondisi Parah OH BEGITU 20/04/2020, 20:04
WIB Pasien Kanker Rentan Terinfeksi Virus Corona, Begini Saran Ahli KITA 20/04/2020, 19:31 WIB
Ahli Sebut Pasien Kanker Harus Waspada terhadap Corona, Kenapa? OH BEGITU 20/04/2020,
19:03 WIB Ini Alasan Mengapa Orang Percaya pada Teori Konspirasi Virus Corona FENOMENA
20/04/2020, 18:02 WIB 1 2 3 Next TERPOPULER 1 BREAKING NEWS: Pemerintah Larang Mudik
Dibaca 112.112 kali 2 Gejala Baru Virus Corona, Muncul Lesi Keunguan di Sekitar Jari Kaki Dibaca
88.899 kali 3 Mudik Resmi Dilarang, Angkutan Umum dan Pribadi Tidak Boleh Keluar Zona Merah
Dibaca 85.962 kali 4 Terburuk Sepanjang Sejarah, Harga Minyak Mentah Anjlok di Bawah 0 Dollar
AS Dibaca 60.903 kali 5 Perbandingan Harga Bensin RI Vs Malaysia, Mana Paling Murah Saat Ini?
Dibaca 46.388 kali NOW TRENDING UPDATE: Bertambah 375, Kini Ada 7.135 Kasus Covid-19 di
Indonesia Mudik Dilarang, Pemprov DKI Bakal Beri Bantuan kepada Sopir Bus AKAP Pemerintah
Diminta Denda Warga yang Nekat Mudik

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan China: Kemampuan Agresif Mutasi
Virus Corona Masih
Diremehkan", https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/21/160300423/ilmuwan-china--
kemampuan-agresif-mutasi-virus-corona-masih-diremehkan.
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Anda mungkin juga menyukai