Anda di halaman 1dari 6

HALAMAN SAMPUL

TUGAS MID

GIZI KERJA

Oleh:
Wiwin Sujanah
J1A117165
K3

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
SOAL:

Masalah gizi kerja di Indonesia serta berikaan satu contoh dan buat menu
untuk tenaga kerja sesuai kasus yang anda dapatkan.

Jawab :

Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran
penting,
baik  bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplindan produktivit
as. Hal ini dikarenakan tenaga kerja mengharuskan waktunya lebih dari 35% setiap
hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan gizi yang
cukup dan sesuai dengan jenis atau beban pekerjaan yang dilakukannya.
Konsumsi pangan dan status gizi pekerja dinilai cukup penting dalam upaya
peningkatan produktivitas kerja. Menurut Kartasapoetra dan Marsetyo (2005) dalam
(Astuti, 2017) manusia yang kurang asupan energinya akan lemah baik daya tahan
tubuh, kegiatan pekerjaan-pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya rendah karena
kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuh sehingga energi yang dihasilkan
lebih sedikit. Kurangnya asupan protein dalam tubuh juga akan mengakibatkan tubuh
menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh
yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian (peka akan macam-
macam penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas kerja sangat lemah,
dan lain-lain).
1. Masalah gizi kerja di Indonesia
Masalah gizi kerja di Indonesia salah satunya yaitu tingkat defisiensi gizi
terutama energi dan defisiensi zat gizi mikro seperti vitamin.
2. Contoh masalah gizi kerja di Indonesia
Contoh masalah gizi kerja di Indonesia adalah keadaan tertentu yang dapat
mendorong terjadinya gizi kurang pada tenaga kerja diantaranya adalah jam kerja
yang panjang. Jam kerja yang panjang dapat menyerap seluruh cadangan energi
dalam tubuh. Ditambah lagi dengan lokasi Proyek Tambang yang jauh juga
mengharuskan pekerja yang seringkali melewatkan makan pagi. Adanya
pengawasan kerja yang sangat ketat, tidak memungkinkan bagi pekerja untuk
berhenti sejenak untuk sarapan, sementara saat di perusahaan waktu istirahat yang
disediakan sangat terbatas (Adriani dan Wirjatmadi, 2012 dalam (Nabila Permata
Siwi, 2018).
3. Menu Untuk Tenaga Kerja
Energi tidak bisa dihasilkan oleh tubuh tanpa adanya gizi, dikarenakan sel-sel
kita tidak memperoleh makanan. Dan tentu saja, seseorang akan loyo dan merasa
malas bekerja. Sekalipun seseorang memiliki kebiasaan malas, namun kurangnya
gizi merupakan penyebab utama. Masalahnya hanya terletak pada kekurangan
gizi, khususnya energi. Bagi orang dewasa yang bekerja dengan energi yang
melebihi dari kewajaran (membanting tulang demi untuk memperoleh pendapatan
yang lebih) umumnya ia menggunakan cadangan energi dalam tubuhnya, akibat
penggunaan tersebut dan tidak adanya penggantian energi dan energi cadangan
sehubungan dengan kurangnya pemasukan zat makanan ke dalam tubuhnya,
tentulah dari pekerja/orang dewasa yang bersangkutan tidak dapat diharapkan
adanya produktivitas kerja yang dikehendaki. Pada masa sekarang para pengusaha
telah memikirkan akan masalah yang dihadapi oleh para karyawannya.
Kekurangan zat gizi mikro, pada tingkat ringan sekalipun, diketahui dapat
mengganggu kemampuan belajar, mengurangi produktivitas kerja, bahkan dapat
memperparah penyakit dan meningkatkan kematian, terutama bagi anak balita
dan ibu hamil. Bila jumlah penduduk yang menderita kurang zat gizi mikro
cukup besar, maka secara keseluruhaan dampaknya dapat merugikan
perekonomian negara. Di negara berkembang diperkirakan terdapatt 3,99 miliyar
penduduk beresiko kekurangan zat gizi mikro, satu milyar diantaranya sudah
dalam keadaan sakit dan cacat (FAO, 1997 dalam Ari Yuniastuti, 2014).
Kekeurangan zat gizi mikro (vitamin) dapat menurunkan daya imun seseorang
tenaga kerja karena tidak ada antioksidan yang masuk dalam tubuhnya sehingga
mudah terserang penyakit. Vitamin sangat dibutuhkan untuk mengebalikan
stamina. Oleh karena itu, bagi para karyawan yang bekerja melebihi ketentuan
waktu kerja atau menjalankan pekerjaan yang dianggap berat, selalu disediakan
jaminan makan (biasanya berupa makanan yang bergizi) dan makanan tambahan
(extra voiding). Jika kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi dan vitamin
melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan, sehingga tubuh akan
mengalami keseimbangan energi yang tidak normal. Akibatnya berat badan
kurang dari berat badan seharusnya (ideal).
Dari kasus diatas sehingga dapat dibuatkan menu makanan bagi tenaga krja
sebagai berikut:

Menu Makanan
No. Waktu Konsumsi
1. Sarapan Pagi: Beras merah (nasi merah) : (½) gelas
Bubur ubi ungu : (½) gelas
Roti gandum : 2 lembar potongan
Susu : 1 gelas
Telur : 1 butir
Pisang : 2 buah
2. Makan siang Nasi : 1 (½) gelas
Sayuran Sop : 2 gelas
Ikan goreng : 1 potong
Tempe sambal kecap manis : 2 sdm
Pepaya : 2 potong
Semangka : 2 potong
Kopi manis : 1 gelas (selingan)
3. Makan Malam Nasi : (½) gelas
Tumis Kangkung : 1 sdm
Sayur bening kacang panjang : 1 gelas
Ayam goreng : 1 potong
Susu : 1 gelas
Jus Wortel : (1/4) gelas
Apel : 2 buah
Buah naga : 1 buah
REFERENSI
Ari Yuniastuti. (2014). Nutrisi Mikromineral Kesehatan (1st Ed.). Unnes Press.
Astuti, P. (2017). Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein, Dan Status Gizi
Dengan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 PT
Hanil Indonesia Nepen Teras Boyolali. Muhammadiyah Surakarta.
Nabila Permata Siwi, I. P. (2018). Hubungan Asupan Karbohidrat, Lemak,Dan
Protein Dengan Status Gizi. The Indonesian Journal Of Public Health, 13(1), 1–
2. Https://Doi.Org/10.20473/Ijph.V13i1.2018.1-12
https://www.academia.edu/28570382/tugas_gizi_kerja_observasi_gizi_kerja_pada_p
ekerja_pt.sinar_sosro_pabrik_deli_serdang_oleh (Diakses Pada Tanggal 14,
Apri 2020)

Anda mungkin juga menyukai