Anda di halaman 1dari 25

MATERNITAS

KOMPLIKASI PERSALINAN

“PERSALINAN LAMA”

Dosen Pembimbing: NS.Kheli F.Annuril,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

Disusun oleh: Kelompok 3

1. Dea Monica
2. Tiya Hilmawan
3. Valerian Haidar
4. Welda Anjelina

Kelas : 2 B DIII Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih maha penyayang.
Saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat nya yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah dan inayah nya kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang
‘’komplikasi persalinan’’.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk ini saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar agar
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang komplikasi


persalinan dapat meberikan manfaaat.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................4
C. Tujuan........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Persalinan Lama..........................................................5
B. Etiologi Persalinan Lama..........................................................5
C. Tanda dan Gejala Persalinan Lama...........................................6
D. Patofisiologi Persalinan Lama...................................................7
E. WOC Persalinan Lama..............................................................8
F. Klasifikasi Persalinan Lama......................................................9
G. Dampak Persalinan Lama..........................................................9
H. Diagnosis (faktor penyebab persalinan lama).........................10
I. Penatalaksanaan Persalinan Lama...........................................11
J. Komplikasi Persalinan Lama...................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PERSALINAN LAMA
A. Pengkajian...............................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan............................................................17
C. Intervensi Keperawatan...........................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................24
B. Saran........................................................................................24
Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan
bayi  baru lahir. Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam
yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan infeksi,
kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum
yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan
asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi. Para ibu baru yang menjalani
persalinan pertamanya dengan sulit dan lama mengatakan bahwa pengalaman tersebut
akan mempengaruhi mereka untuk selamanya. Secara keseluruhan, "# persen wanita
yang menjalani persalinan sulit mengatakan  bahwa pengalaman tersebut akan
meninggalkan kesan pada mereka sepanjang hidupnya. Persalinan yang lama biasa
terjadi terutama pada wanita yang baru menjalani persalinan anak   pertama.
Persalinan lama didefinisikan sebagai persalinan dengan kemajuan yang lama, yaitu
ibu mengalami kontraksi teratur lebih lama dari 12 jam misalnya, atau persalinan yang
membutuhkan operasi cesar darurat, bantuan forseps, atau $akum. Para peneliti
menemukan  bahwa rasa sakit merupakan hal yang utama diutarakan oleh para ibu
baru, terutama mereka yang mengalami persalinan lama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Partus Lama?
2. Bagaimana kasus partus lama?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Partus Lama?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep persalinan lama
2. Mengetahui penatalaksanaan ibu dengan persalinan lama
3. Mengetahui asuhan keperawatan ibu dengan persalinan lama

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan
lebih dari 18 jam pada multi (rustam mochtar, 1998)

Menurut winkjosastro, 2002. Persalinan (partus) lama ditandai dengan fase laten
lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi,
dan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf. Partus lama disebut juga
distosia, di definisikan sebagai persalinan abnormal / sulit (Sarwono, 2010)

B. Etiologi

Menurut Sarwono (2010) sebab-sebab persalinan lama dapat digolongkan menjadi


3 yaitu:

1. Kelainan Tenaga (Kelainan His)


His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan
pada jalan lahir yang lazim dianggap pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi
sehingga persalinan meningkatkan tantangan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan-
nya yaitu:
a. Inersia Uteri
Di sini, dia luar biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan
lebih pada bagian lain. Selama ketuban masih penuh untuk ibu atau janin
kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama.
b. Tindakan Rahim yang Tidak Koordinatif
Disini sifatnya berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar dan
kontraksinya berlansung seperti biasa karena tidak ada yang diperluaskan
antara kontraksi. Tidak ada kontribusi antara bagian atas, tengah dan bagian
bawah menyebabkan dia tidak efisien dalam pembukaan. Tonus otot yang
menaik menyebabkan nyeri yang lebih keras dan lama untuk ibu dan dapat
menyebabkan hipoksia janin.
2. Kelainan Janin

5
Persalinan dapat mengatasi masalah atau kemacetan karena kelainan dalam
letak atau bentuk janin (Janin besar atau ada kelainan konginetal janin)
3. Kelainan Jalan Lahir
Kelainan dalam bentuk atau ukuran jalan lahir dapat meningkatkan kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan.

C. Tanda dan Gejala

Menurut Rustam Mochtar (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan juga pada
janin.

1. Pada ibu     

Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, cepat, bernapas cepat dan
meteorismus. Di daerah setempat yang sering dijumpai: Cincin v / d Bandle, edema
serviks, cairan ketuban yang dapat digunakan, sering mekonium.

2. Pada janin:
a) Denyut jantung janin cepat atau sulit atau tidak teratur, air ketuban tersedia
mekonium, kental kehijau-hijauan, dibahas.
b) Kaput succedaneum yang besar
c) Moulage kepala yang hebat
d) Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e) Kematian Janin Intra Parental (KJIP)

Menurut Manuaba (2010), gejala utama yang perlu diperhatikan pada


bagianus lama antara lain:

a. Dehidrasi
b. Tanda infeksi: suhu tinggi, nadi dan pernapasan, perut meteorismus
c. Pemeriksaan perut: meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen
bawah Rahim
d. Pemeriksaan lokal vagina: edema vulva, cairan ketuban, cairan ketuban
bercampur meconium
e. Pemeriksaan dalam: edema servikalis, bagian paling sulit di dorong ke
atas, terletak di bagian paling bawah
f. Keadaan janin dalam rahim: asfiksia sampai terjadi kematian

6
g. Akhir dari persalinan lama: ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri,
kematian karena perdarahan atau infeksi.

D. Patofisiologi
Pada akhir kehamilan, kepala janin akan melewati jalan lahir, segmen
bawahrahim yang cukup tebal dan serviks yang belum membuka. Jaringan otot di
fundus masihbelum berkontraksi dengan kuat. Setelah pembukaan lengkap, hubungan
mekanis antaraukuran kepala janin, posisi dan kapasitas pelvis yang disebut proporsi
fetopelvik ( fetopelvic proportion), menjadi semakin nyata seraya janin turun.
Abnormalitas dalam proporsifetopelvik, biasanya akan semakin nyata seraya kela II
persalinan dimulai.Penyebab persalinan lama dibagi menjadi dua kelompok utama,
yaitu disfungsi uterus murnidan diproporsi fetoplevis. Namun pembagian ini
terkadang tidak dapat digunakan karenakedua kelainan tersebut terkadang terjadi
bersamaan.

7
E. WOC

8
F. Klasikasi Persalinan Lama
1. Fase laten memanjang
Yaitu fase laten yang melebihi 20 jam pada primi gravida atau 14 jam pada
multipara
2. Fase aktif memanjang
Yaitu fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primi gravida dan
lebih dari 6 jam pada multigravida. Dan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5 cm
per jam
3. Kala 2 lama
Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada prmigravida dan 1 jam
pada multipara.

G. Dampak Persalinan Lama


1. Bahaya bagi ibu     
Partus lama menimbulkan efek berbahaya terhadap ibu dan anak. 24 jam,
peningkatan berat naik dengan semakin lamanya proses persalinan. Diperoleh
pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, pemulihan ibu dan
syok. Angka kelahiran dengan tindakan yang lebih tinggi memperbaharui bahaya
bagi ibu.
2. Bahaya bagi janin     
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan
semakin sering terjadi berikut ini:
a. Karena partus lama itu sendiri
b. Trauma cerebri yang disebabkan oleh konservasi pada kepala janin
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
d. Pecahnya ketuban lama sebelum lahir. Keadaan ini memungkinkan
terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-
paru serta infeksi sistemik pada janin.
Sekalipun tidak memerlukan kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada lama
menunggu perawatan khusus. Sementara pertus lama jenis membawa bayi yang
buruk, lebih banyak lagi yang membutuhkan uang persalinan pernah
berhenti. Sebagian besar dokter beranggapan lebih lama meningkatkan risiko pada
anak selama persalinan, namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya

9
hanya sedikit. Lebih lanjut tentang bayi yang lahir melalui proses persalinan yang
lebih lama dari yang terjadi pada bayi yang lahir setelah persalinan normal.

H. Diagnosis
Faktor-faktor penyebab persalinan lama:
1. Nya tidak efisien / adekuat
2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir
Diagnosis persalinan lama:
Tanda dan gejala Diagnosa
Serviks tidak dibuka. Belum di partu.
Tidak diterima.
Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm Fase laten memanjang.
selama 8 jam di partu dengan nya yang
teratur.
Pembukaan serviks melewati kanan garis Fase aktif memanjang.
waspada partograf.
Sebuah.        Frekuensi nya dikurangi dari Sebuah.        Inersia
3 uteri.
nya per 10 menit dan lamanya kurang dari
40 detik. b.       Disproporsi sefalopelvik.
b.       Pembukaan serviks dan turunnya bagian
janin yang dipresentasi tidak maju dengan
kaput, termasuk moulase yang hebat,
c.        Malpresentasi atau malposisi.
edema serviks, tanda ruptura uteri
imminens, gawat janin.
c.        Kelainan presentasi (selain vertex
dengan oksiput anterior).
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin Kala II lama.
mengedan, tetapi tak ada kemajuan
penurunan.

I. Penatalaksanaan

10
1. Penanganan Umum
a. Perawatan pendahuluan:
Penatalaksanaan penderita dengan partus kasep (lama) adalah sebagai berikut :
a) Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk
tanda vital dan tingkat dehidrasinya).
b) Kaji nilai partograf, tentukan apakah pasien berada dalam
persalinan ; Nilai frekuensi dan lamanya.
c) Suntikan cortone asetat 100-200 mg intramuskular.
d) Prokain Penisilin: 1 juta IU intramuskuler.
e) Streptomisin: 1 gr intramuskuler.
f) Infus cairan: Larutan garam fisiologis (NaCl) , Larutan glukosa 5-10%
pada janin pertama: 1 liter per jam.
g) Istirahat 1 jam untuk pengamatan, kecuali jika diperlukan untuk segera
bertindak.
b. Pertolongan:
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
bantuan manual pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, secsio
cesaria, dan lain-lain.
2. Penanganan khusus
a. Fase laten memanjang (fase laten yang berkepanjangan)
Fase diagnosa laten memanjang di buat secara retrospektif. Jika berhenti,
pasien disebut belum di partu atau persalinan palsu. Jika dia semakin teratur
dan membuka semakin tinggi dari 4 cm, masuk dalam fase laten.
Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan
penggantian ulang terhadap serviks:
1. Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan
tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum di partu.
2. Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks, lakukan
amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin:
a) Lakukan Penilaian ulang setiap 4 jam.
b) Jika pasien tidak dapat memasuki fase aktif setelah dilakuakan
memberikan oksitosin selama 8 jam, lakukan seksio sesarea.
3. Jika didapat tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina diambil):
a. Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin.
11
b. Berikan kombinasi antibiotik sampai persalinan :
1) Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
2) Ditambah gentamisin 5mg / kg BB IV setiap 24 jam.
3) Jika terjadi persalinan pervaginan hentikan pascapersalinan
antibiotik.
4) Jika dilakukan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika
ditambah metrinodazol 500 mg IV setiap 8 jam sampai ibu
bebas demam selama 48 jam.
b. Fase aktif memanjang
1) Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan
ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
2) Nilai miliknya:
a) Jika nya tidak adekuat (kurang dari 3 nya dalam 10 menit dan lamanya
kurang dari 40 detik) dapat diterima insertia uteri.
b) Jika adekuatnya (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40
detik), layaknya disproporsi, obstruksi, malposisi atau malpenetrasi.
c) Melakukan [p-; pemeliharaan umum yang akan memperbaiki persalinan
dan meningkatkan kemajuannya.
c. Kala Dua Lama
1) Pindah ibu meneran jika ada dorongan untuk meneran spontan
2) Jika tidak ada malokasi / malpresentasi diberikan tetesan oksitosin
3) Jika tidak ada kemajuan Penurunan kepala:
a) Jika meletakkan kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau
bagian tulang kepala dari stasion (0) lakukan ekstraksi vakum
b) Jika kepala antara 1/5 - 3/5 di atas simfisis pubis lakukan ekstraksi
vakum
c) Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis lakukan SC

J. Komplikasi
          Efek yang diakibatkan oleh partus lama bisa mengenai ibu maupun janin. Diantaranya:
1. Infeksi intrapartum
Infeksi merupakan bahaya  serius yang mengancam ibu dan janinnya pada
partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan
amnion menembus amnion dan desisdua serta pembuluh korion sehingga terjadi
12
bakteremia , sepsis dan pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan amnion yang
terinfeksi.
2. Ruptur uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya serius selama
partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada mereka yang
dengan riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan dan
panggul sedemikin besar sehingga kepala tidak engaged dan tidak terjadi
penurunan, sehingga segmen bawah uterus menjadi sangat teregang yang
kemudian dapat menyebabkan ruptur.
3. Cincin retraksi patologis
Pada partus lama dapat timbul konstriksi atau cincin lokal uterus, tipe yang
paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl. Cincin ini disertai peregangan
dan penipisan berlebihan segmen bawah uterus, cincin ini sebagai sustu identasi
abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya segmen bawah uterus.
4. Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak
maju untuk jangka waktu lama , maka bagian jalan lahir yang terletak diantaranya
akan mengalami tekanan yang berlebihan. Karena gangguan sirkulasi sehingga
dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan
dengan munculnya fistula.
5. Cedera otot dasar panggul
Cedera otot-otot dasar panggul, persarafan, atau fasia penghubungnya
merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada persalinan pervaginum
terutama apabila persalinannya sulit.
6. Efek pada janin berupa kaput suksedaneum dan moulase kepala janin.

BAB III
13
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN LAMA

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, tanggal lahir, agama, suku, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, alamat, bahasa yang digunaka.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu
ingin buang air kemih
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42
minggu (Cristina’s Ibrahim, 1993,3) disertai tanda-tanda menjelang persalinan
yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur,
kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir).kadang ketuban pecah
dengan sendirinya.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Kaji apakah klien mempunyai riwayat penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus
mielitus, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami,
dapat memperberat persalinan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit kelainan darah, dm, dll.
6. Riwayat Obstectic
Kaji klien hamil anak keberapa, adakah riwayat persalinan yang sama
sebelumya.

B. Riwayat kebutuhan sehari – hari


1. Oksigenasi
Frekuensi nafas masih kisaran 18-24 x/menit, dapat meningkat dan
menurunberdasarkan keadaan ibu

2. Nutrisi dan Cairan

14
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun.
Merasa dehidrasi ringan.
3. Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan.
4. Istirahat dan Tidur
  Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak
punggung anak. Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat
lelah, capai, lesu.
5. Mobilisasi
Biasanya tidak ada gangguan pada mobilisasi ibu, hanya sering merasa
kelelahan.
6. Rasa Nyaman
Biasanya terasa nyeri di bagian bawah Rahim
7. Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak
dipakai lagi.
8. Seksualitas
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi
dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis

2. Status emosional : cemas menghadapi persalinan


3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok
b. Wajah : simetris, tidak ada oedema
c. Mata : bentuk simetris, konjungtiva pucat, merah muda, sklera tidak
ikterik, kelopak mata normal.
d. Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, penciuman
ibu baik

15
e. Mulut dan gigi : lidah dan geraham bersih, gigi tidak ada lubang dan
tidak ada caries
f. Telinga : bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
h. Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
i. Dada:
1) Jantung : tidak ada mur-mur
2) Paru : tidak ada wheezing dan ronchi.

3) Payudara :
a. Pembesaran : ada pembesaran
b. Simetris : kanan dan kiri
c. Pengeluaran : kolostrum ada
d. Puting susu : menonjol
e. Benjolan/tumor : tidak ada
f. Rasa nyeri : tidak ada
g. Lain-lain : tidak ada

j. Punggung dan pinggang


1) Posisi tulang belakang : lordosis
2) Pinggang (nyeri ketuk) : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah :
1) Oedema : tidak ada
2) Kemerahan : tidak ada
3) Kekakuan sendi dan otot : tidak ada
4) Varices : tidak ada
5) Refleks patella : ada (+)

l. Abdomen :
Luka bekas operasi : tidak ada, pembesaran perut sesuai usia
kehamilan

Konsistensi : lunak, benjolan : tidak ada

16
Pembesaran liver : tidak ada, kandung kemih : kosong

m. Genetalia :

Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varises, tidak ada luka,
tidak ada kemerahan, terdapat pengeluaran berupa
lendir bercampur darah, ketuban utuh, pada perineum
tidak ada bekas luka

Rectum : ibu mengatakan hari ini sudah BAB, keadaan rectum


kosong, perineum kaku

D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


Biasanya klien sangat cemas, khawatir dan takut anaknya terjadi apa-apa.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik (mis : prosedur operasi & trauma)
3. Keletihan b/d kondisi fisiologis (mis : kehamilan)
4. Risiko cedera janin b/d persalinan lama kala I, II, dan III

17
F. INTERVENSI KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI KEPERAWATAN


(SIKI)

1. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif Setelah Diberikan Intervensi Keperawatan Selama… SIKI : Manajemen Hipovolemia
X 24 Jam, Diharapkan Pasien Mampu Menunjukkan :
GEJALA & TANDA MAYOR SLKI : Status Cairan 1. Periksa tanda dan gejala
- Subjektif : (tidak tersedia) Pada level : hipovolemia (mis : frekuensi nadi
- Objektif : Frekuensi nadi meningkat, Nadi teraba  1. Menurun/Meningkat meningkat, nadi teraba lemah,
lemah, Tekanan darah meningkat,Tekanan nadi  2. Cukup menurun/meningkat tekanan darah menurun, turgor kulit
menyempit, Turgor kulit menurun. Membran mukosa  3. Sedang menurun, membran mukosa kering,
kering, Volume urin menurun, Hematokrit meningkat  4. Cukup meningkat/menurun volume urine menurun, Ht
 5. Meningkat/Menurun meningkat, haus, lemah)
GEJALA & TANDA MINOR 2. Monitor intake dan output cairan
Dengan kriteria hasil :
- Subjektif : Merasa lemah Dan Mengeluh haus 3. Hitung kebutuhan cairan
- Objektif : Pengisian vena menurun, Status mental 1. Kekuatan nadi 1/2/3/4/5 4. Berikan posisi modified
berubah, Suhu tubuh meningkat. Konsentrasi urin trendelenburg
2. Turgor kulit 1/2/3/4/5
meningkat, Berat badan turun tiba-tiba 5. Anjurkan memperbanyak asupan

3. Pengisian vena 1/2/3/4/5 cairan oral


6. Anjurkan menghindari perubahan
4. Keluhan haus 1/2/3/4/5
posisi mendadak

5. Tekanan darah 1/2/3/4/5 7. Kolaborasi pemberian produk


darah

18
6. Membran mukosa 1/2/3/4/5 8. Kolaborasi pemberian IV isotonis
(mis : NaCl dan RL)
7. Suhu tubuh 1/2/3/4/5
9. Kolaborasi pemberian produk IV
8. Intake cairan 1/2/3/4/5 hipotonis (mis : glukosa 2.5% dan
NaCl 0.4%)
9. Output urine 1/2/3/4/5
10. Kolaborasi pemberian cairan
10. Kadar Hb 1/2/3/4/5 koloid (mis : albumin dan
plasmanate)

2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik (mis : Setelah Diberikan Intervensi Keperawatan Selama… SIKI : Manajemen Nyeri
prosedur operasi & trauma) X 24 Jam, Diharapkan Pasien Mampu Menunjukkan: 1. identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan
SLKI : Tingkat Nyeri
GEJALA & TANDA MAYOR intensitas nyeri

- Subjektif : Mengeluh nyeri Pada level : 2. Identifikasi sekala nyeri

- Objektif : Tampak meringis, Bersikap protektif (mis. 3. Identifikasi faktor yang


 1. Menurun/Meningkat
Waspada, posisi menghindari nyeri), Gelisah memperberat dan mrmperingan
 2. Cukup menurun/meningkat
Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur nyeri
 3. Sedang
4. Berikan teknik nonfarmakologis
 4. Cukup meningkat/menurun
untuk mengurangi rasa nyeri
 5. Meningkat/Menurun
GEJALA & TANDA MINOR 5. Kontrol lingkungan yang

- Subjektif : (tidak tersedia) Dengan kriteria hasil : memperberat rasa nyeri

- Objektif : Tekanan darah meningkat, Pola napas 6. Pertimbangkan jenis dan sumber

berubah, Nafsu makan berubah, Proses berfikir nyeri dalam memilih strategi

19
terganggu, Menarik diri, Berfokus pada diri sendiri, 1. Keluhan nyeri 1/2/3/4/5 meredakan nyeri
Diaforesis 7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Merintis 1/2/3/4/5
8. Jelaskan penyebab, periode dan

3. Sikap protektif 1/2/3/4/5 pemicu nyeri


9. Kolaborasi pemberian analgetik
4. Gelisah 1/2/3/4/5 (jika perlu)
10. Monitor keberhasilan terapi
5. Frekuensi nadi 1/2/3/4/5
komplementer yang sudah di
6. Ketegangan otot 1/2/3/4/5 berikan

7. Pola nafas 1/2/3/4/5

8. Tekanan darah 1/2/3/4/5

9. Fokus 1/2/3/4/5

10. Pupil dilatasi 1/2/3/4/5

3. Keletihan b/d kondisi fisiologis (mis : kehamilan) Setelah Diberikan Intervensi Keperawatan Selama… SIKI : Manajemen Energi
X 24 Jam, Diharapkan Pasien Mampu Menunjukkan : 1. Identifikasi gangguan fungsi
GEJALA & TANDA MAYOR tubuh yang mengakibatkan
SLKI : Tingkat Keletihan
- Subjektif : Merasa energi tidak pulih walaupun telah kelelahan
tidur, Merasa kurang tenaga, Mengeluh lelah Pada level : 2. Monitor kelelahan fisik dan
- Objektif : Tidak mampu mempertahankan aktivitas emosional
 1. Menurun/Meningkat

20
rutin, Tampak lesu  2. Cukup menurun/meningkat 3. Monitor lokasi dan ketidak
 3. Sedang nyamanan selama melakukan
GEJALA & TANDA MINOR  4. Cukup meningkat/menurun aktivitas
- Subjektif : Merasa bersalah akibat tidak mampu  5. Meningkat/Menurun 4. Sediakan lingkungan nyaman dan
menjalankan tanggung jawab rendah stimulus (mis : cahaya,
Dengan kriteria hasil :
- Objektif : Kebutuhan istirahat meningkat suara, dan kunjungan)
1. Verbalisasi kepulihan energi 1/2/3/4/5 5. Melakukan latihan rentang gerak
pasif/aktif
2. Tenaga 1/2/3/4/5 6. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
3. Kemampuan melakukan aktivitas rutin 1/2/3/4/5
7. Fasilitasi duduk di sisi tempat
4. Verbalisasi lelah 1/2/3/4/5 tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
5. Lesu 1/2/3/4/5
8. Anjurkan melakukan aktivitas
6. Gelisah 1/2/3/4/5 secara bertahap
9. Ajarkan strategi koping untuk
7. Frekuensi nafas 1/2/3/4/5
mengurangi kelelahan

8. Selera makan 1/2/3/4/5 10. Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan asupan
9. Pola nafas 1/2/3/4/5 makanan.

10. Pola istirahat 1/2/3/4/5

21
4. Risiko cedera pada janin b/d persalinan lama kala I, II, Setelah Diberikan Intervensi Keperawatan Selama… SIKI : Pemantauan Denyut Jantung
dan III X 24 Jam, Diharapkan Pasien Mampu Menunjukkan: Janin

SLKI : Tingkat Cedera


1. Identifikasi status obstetrik
Pada level : 2. Identifikasi riwayat obstetrik
3. Identifikasi adanya penggunaan
 1. Menurun/Meningkat
obat, diet, dan merokok
 2. Cukup menurun/meningkat
4. Periksa denyut jantung janin
 3. Sedang
selama 1 menit
 4. Cukup meningkat/menurun
5. Monitor denyut jantung janin
 5. Meningkat/Menurun
6. Monitor tanda vital ibu

Dengan kriteria hasil : 7. Atur posisi pasien


8. Lakukan manuver Leopold untuk
1. Toleransi aktivitas 1/2/3/4/5 menentukan posisi janin
9. Jelaskan tujuan dan prosedur
2. Kejadian cidera 1/2/3/4/5
pemantauan
3. Perdarahan 1/2/3/4/5 10. Informasikan hasil pemantauan
(jika Perlu)
4. Ekspresi wajah kesakitan 1/2/3/4/5

5. Gangguan mobilitas 1/2/3/4/5

22
6. Tekanan darah 1/2/3/4/5

7. Frekuensi nadi 1/2/3/4/5

8. Frekuensi nafas 1/2/3/4/5

9. Denyut jantung apikal 1/2/3/4/5

10. Denyut jantung radialis 1/2/3/4/5

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan
bayi  baru lahir. Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12
jam yang dimulai dari tanda-tanda persalinan. Partus lama akan menyebabkan
infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan
post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan terjadi
infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian bayi
B. Saran
Melihat besarnya efek yang ditimbulkan dengan adanya partus lama yang
dapat berdampak pada ibu maupun janinnya baik pada kala I dan kala II
memanjang maka perlu diberikan tindakan yang tepat dan segera untuk mengatasi
masalah tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,S.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirhardjo.

Manuwaba,Ida Bagus Gde.2010.Ilmu kebidanan Penyakit Kandugan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC.

Rustam,mochtar.1998.Sinopsis Obstetri Jilid I.Jakarta;EGC.

25

Anda mungkin juga menyukai