“Perilaku Organisasi”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat,
petunjuk dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Perilaku Organisasi” ini telah selesai
disusun untuk memenuhi tugas Manajemen keperawatan.
Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini, yang telah membimbing kami sehingga makalah ini telah selesai
disusun.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu kami meminta maaf dan tentunya juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.....................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
3. Tujuan.................................................................................................................2
4. Manfaat...............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................................................................................14
2. Saran ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber
daya manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar
seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki
kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat
tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan
tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena
pengaruh pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan
sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan
suatu aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja
merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
berupa uang atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini
mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari
apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau
komunikasi masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan menyinggung sedikit tentang
Perhatian, Pemahaman dan Mengingat Informasi.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian dari perilaku organisasi?
2. Apa tingkatan dari perilaku organisasi?
3. Apa model dalam perilaku organisasi ?
4. Bagaimana bekerja dengan tim ?
5. Apa saja iklim dan model dalam perilaku organisasi?
6. Apa itu sistem sosial dalam perilaku organisasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami manajamen keperawatan tentang
perilaku organisasi
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari perilaku organisasi
b. Agarmahasiswa dapat memahami tingkatan analisis dari perilaku organisasi
c. Agarmahasiswa dapat menguraikan model dari perilaku organisasi
d. Agarmahasiswa dapat menguraikan bagaimana bekerja dengan tim
e. Agarmahasiswa dapat menguraikan iklim dan model dari perilaku organisasi
f. Agarmahasiswa dapat memahami sistem sosial dalam perilaku organisasi
D. MANFAAT
1. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian dari perilaku organisasi
2. Agarmahasiswa dapat memahami tingkatan analisis dari perilaku organisasi
3. Agarmahasiswa dapat menguraikan model dari perilaku organisasi
4. Agarmahasiswa dapat menguraikan bagaimana bekerja dengan tim
5. Agarmahasiswa dapat menguraikan iklim dan model dari perilaku organisasi
6. Agarmahasiswa dapat memahami sistem sosial dalam perilaku organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang mempelajari tingkah laku manusia
dimulai dari tingkah laku secara individu, kelompok dan tingkah laku ketika
berorganisasi, serta pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan organisasi dimana
mereka melakukan atau bergabung dalam organisasi tersebut.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan
maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu.
Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.
Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh
dan berkembang
Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
Larry L Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu
cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil
penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.
B. TINGKATAN ANLISIS
Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model perilaku organisasi
yang menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan
manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:
a. Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan dengan orientasi manajerial
otoritas. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap ketaatan dan
ketergantungan pada bos. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah
subsisten. Hasil kinerja minimal.
b. Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber daya ekonomi dengan
orientasi manajerial uang. Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada
keamanan dan manfaat dan ketergantungan pada organisasi. Kebutuhan
karyawan yang terpenuhi adalah keamanan. Hasil kinerja adalah kerjasama
pasif.
c. Mendukung – Dasar dari model ini adalah kepemimpinan dengan orientasi
manajerial dukungan. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap
prestasi kerja dan partisipasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah
status dan pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.
d. Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan dengan orientasi manajerial
kerja sama tim. Para karyawan pada gilirannya berorientasi ke arah perilaku
yang bertanggung jawab dan disiplin diri. Kebutuhan karyawan yang
terpenuhi adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah antusiasme moderat.
2. Peran dan tanggung jawab yang jelas. Setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas.
Sehingga mereka paham tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai
tujuan bersama.
3. Komunikasi yang efektif. Dalam proses meraih tujuan bersama, harus ada
komunikasi yang baik dan efektif antar anggota tim. Semua anggota tim
tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan.
4. Resolusi konflik. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang
harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran
tim, sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan
senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang
berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun
perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan.
5. Shared power. Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala
sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang
terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang
lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim
perlu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan
kemampuannya dibidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab
mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab
untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
6. Keahlian. Tim yang terdiri dari anggota-anggota tim dengan berbagai
keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai
tujuan.
7. Apresiasi. Apabila anggota tim telah berhasil melakukan apa yang menajdi
tanggung jawabnya dengan baik, pantas mendapatkan apresiasi.
8. Sikap dan pikiran positif. Kesulitan akan terasa lebih mudah untuk diatasi,
karena kesulitsn bukanlah masalah yang harus dihindari tetapi tantangan
yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal
utama sebuah tim untuk menyelesaikan masalah.
Dapat simpulkan bahwa bekerja dengan tim harus memiliki tanggung jawab
yang jelas antara anggota tim agar tujuan yang dinginkan mudah tercapai. Bekerja
dengan tim, sering menimbulkan konflik antar anggota tim, kelola konflik agar
menjadi motivasi bagi anggota tim lebih baik dalam bekerja. Bekerja dengan tim,
kekompakan sangat dibutuhakan, tanpa itu akan sulit untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Empat variabel model prilaku individu yang mempengaruhi iklim dalam berorganisasi :
1. Karakteristik Biografis
a. Tingkat Pengunduran Diri -> Semakin Tua Usia maka tingkat pengunduran
dirinya semakin rendah
b. Tingkat Keabsenan -> Semakin tua biasanya tingkat keabsenannya rendah
tetapi ada yang sebaliknya, hal ini berkaitan dengan kamangkiran.
3. Pembelajaran
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman. Untuk menjelaskan proses harus melakukan
pola-pola perilaku :
4. Pembentukan Perilaku
a. Penguatan Positif
b. Penguatan Negatif
c. Hukuman
d. Pemusnahan
F. SISTEM SOSIAL
Pengertian sosial adalah manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para
anggotanya. Jadi, sistem sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat dianggap
sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dimana sistem
tersebut bekerja untuk mewujudkan keinginannya. Beberapa hal yang menggambarkan
organisasi sebagai sistem sosial antara lain dengan adanya organisasi sosial dan
organisasi sosial.
Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana
orang bertindak di dalam organisasi. Dengan demikian dalam kaitannya dengan
organisasi sebagai sistem sosial maka kajian perilaku organisasi mencakup berbagai
aspek seperti : publik, bisnis, sosial dll.
Menurut John Willey faktor-faktor organisasi antara lain:
a. Manusia
b. Teknologi yang digunakan
c. Tugas/ kerja
d. Budaya organisasi
Karena manusia adalah makhluk sosial, maka mereka saling membutuhkan satu
sama lainnya. Begitu juga dalam organisasi, organisasi sebagai sistem sosial karena
dalam organisasi terdapat beberapa orang yang mempunyai tujuan dan bekerja sama
dalam memenuhi ketercapaian tujuan tersebut. Organisasi bisa menciptakan suasana
keterkaitan dan saling berhubungan satu sama lainnya, karena itulah organisasi
disebut juga suatu sistem sosial.
Dalam organisasi orang ingin memuaskan kebutuhannya. Orang mempunyai
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh organisasi dengan perannya. Hal ini digambarkan
oleh Getzels dan Guba dalam pendekatannya mengenai model sistem sosial.
Getzels dan Guba mengadakan studi yang menganalisa perilaku pemimpin dalam
sistem sosial. Mereka mengemukakan dua katagori perilaku.
a. Pertama ialah perilaku kepemimpinan yang bergaya normatif dengan dimensi
nomotetis yang meliputi usahanya untuk memenuhi tuntutan organisasi.
Dimensi ini mengacu kepada lembaganya yang ditandai dengan peranan-
peranan dan harapan tertentu sesuai dengan tujan-tujuan organisasi.
b. Kedua ialah perilaku kepemimpinan yang bergaya personal yang disebut
dimensi idiografis yaitu pemimpin mengutamakan kebutuhan dan ekspektasi
anggota organisasinya. Dimensi kedua ini mengacu kepada individu-individu
dalam organisasi yang masing-masing dengan kepribadian dan disposisi
kebutuhan tertentu.
Dimensi pertama disebut juga dimensi sosiologis, sedangkan dimensi kedua
disebut dimensi psikologis. Sekolah selaku sistem sosial bisa dibayangkan memiliki
kedua dimensi tersebut, yang bisa dianggap berdiri sendiri-sendiri, tetapi dalam situasi
sebenarnya saling mempengaruhi.
Jadi dalam model Getzels dan Guba, keseimbangan antara individu, kelompok
dan organisasi harus seimbang agar hubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup
seseorang bisa tercapai secara kerja sama. Karena adanya sistem sosial dalam
organisasi terciptalah suatu perilaku organisasi yang membuat organisasi tersebut
mempunyai hubungan sosial.
Indik (Soedijanto, 1980) menyatakan bahwa untuk menganalisis suatu organisasi
sebagai suatu sistem sosial dapat dilakukan dengan menganalisis komponen: (1)
taksonomi (sistem) organisasi; (2) struktur organisasi; (3) proses organisasi; dan (4)
individu yang terlibat dalam organisasi. Menurut Ginting (Rosa, 2001), agar
organisasi sebagai suatu sistem sosial dapat bergerak dinamis maka diperlukan aspek
kepemimpinan yang berkaitan dengan keempat komponen lainnya. Komponen
kepemimpinan memiliki peranan yang lebih spesifik dan menjadi lebih kompleks
apabila organisasi menjadi lebih formal. Seluruh komponen organisasi, yaitu
kepemimpinan dan empat komponen lainnya saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan organisasi dan terdiri atas beberapa variabel yang dapat mempengaruhi tingkat
dinamika organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi.
Iklim organisasi adalah persepsi individu terhadap praktek dan prosedur yang
berasal dari pengalamannya berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam
hubungannya dengan kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya
di organisasi.
Iklim organisasi memiliki sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan
sebesar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap
dalam analisis ini.
B. Saran
Penulis sangat mngharapkan kritik dan saran dari makalah ini. Penulis
berharap agar makalah ini bisa lebih baik, dan bisa dijadikan sumber terutama bagi
mahasiswa keperawatan agar lebih baik nantinya.
DAFTAR PUSTAKA