Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Morgan et al (2015), kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration
(IPC) adalah kemitraanantara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja
sama untuk memecahkan masalah kesehatan serta menyediakan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah sebuah bentuk pelayanan dari berbagai profesi
yang bekecimpung dalam dunia kesehatan yang berkolaborasi untuk mengoptimalkan
pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.
Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan
yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap
anggota tim memberikan kontribusi yang baik. Anggota tim kesehatan antara lain dokter,
perawat, fisioterapist, radiolog, laboran, ahli gizi, dan juga apoteker.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan diperlukan keselarasan langkah yang
dinamis antar berbagai klinisi dan disiplin keilmuan untuk membangun tim pelayanan dengan
tatanan dan kultur pendekatan interdisiplin atau interprofesional. Pasien yang ditangani secara
interdisiplin baik di ruang rawat inap maupun pelayanan kesehatan primer, meningkatkan
kesinambungan asuhan, kepuasan pasien serta mengurangi hospitalisasi dan angka kematian
(1).
World Health Organization (2010) mencanangkan untuk mengatasi permasalahan sumber
daya manusia kesehatan serta sistem pelayanan kesehatan dengan menerapkan praktik
kolaborasi diantara tenaga kesehatan. Dalam konsep praktek kolaborasi, tenaga kesehatan
akan bersama–sama berkolaborasi dalam menyediaan pelayanan kesehatan yang komfrehensif
bagi masyarakat, Praktik kolaborasi dilakukan ketika tenaga kesehatan dari latar belakang
profesi yang berbeda secara bersama-sama dengan pasien, keluarga, perawat, dan komunitas
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi (2).
WHO mengakui kolaborasi antar profesi dalam pendidikan dan praktek sebagai suatu
strategi inovatif yang akan memainkan peran penting dalam mengurangi krisis tenaga kerja
kesehatan global. Praktek kolaborasi memperkuat sistem kesehatan dan memperbaiki hasil
kesehatan (2). Kebutuhan kesehatan yang tidak terpenuhi dipengaruhi oleh latar belakang
kesehatan dan sistem interprofessional education di dunia.
Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang
tanggung jawab paling besar untuk perawatan dalam kerangka kerja bidang respektif
mereka. Praktik kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen
perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada pendidikan
dan kemampuan praktisi (3).
Selama beberapa tahun terakhir, apoteker telah mulai memasuki hubungan kolaboratif ini
dengan cara mengintegrasikan layanan mereka dengan profesional kesehatan lainnya.
Berbagai peneliti telah melaporkan bahwa kolaborasi dokter-apoteker telah membantu
dalam mencapai hasil klinis yang ditingkatkan dan perawatan pasien yang dioptimalkan.
Namun, fokusnya selalu pada mengeksplorasi hubungan antara dokter dan apoteker
sementara perdebatan kolaborasi perawat-apoteker selalu tetap menyamar (4).
Karena hal inilah, sangat dipentingkan kolaborasi antar sesama sumber daya manusia
yang bekerja dalam dunia kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik,
tepat dan benar sesuai aturan yang diberikan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan juga
dapat menghargai satu sama lain sesama tengaa kesehatan. Dengan menyadari hal ini,
diupayakan setiap tenaga kesehatan juga dapat saling bekerja sama atau berkolaborasi
dengan baik untuk melakukan pelayanan kesehatan. Dan tidak ada pimpin memimpin di
dalam manajemen. Setiap tenaga kesehatan harus sadar bahwa rekan kerjanya seluruhnya
adalah “mitra” bukan ada atasan bawahan didalam bekerja. Semuanya adalah mitra.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi interprofesional tenaga kesehatan ?
2. Bagaimana cara mengatasi hambatan kolaborasi interprofesional ?
3. Bagaimana sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk meningkatkan kolaborasi
interprofesional tenaga kesehatan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang disebut dengan kolaborasi interprofesional tenaga kesehatan
2. Mengetahui dan memahami cara mengatasi hambatan kolaborasi interprofesional
3. Mengetahui dan memahami sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kolaborasi
interprofesional tenaga kesehatan

DAFTAR PUSTAKA
1. Mitchell,PH, Crittenden, RA. 2000. Interdiciplinarry Collaboration : old ideas with
new urgency. Washington Publik Health Organization
2. WHO. World's health professions call for new emphasis on working together. The
World Health Profession Alliance (WHPA); 2010
3. Baggs JG, Schmitt MH. Collaboration between nurses and physicians. Image J
Nurs Sch 1988;20(3):145-149.
4. Khan, A. N., Khan, M. U., Shoaib, M. H., Yousuf, R. I., & Mir, S. A. (2014).
Practice Nurses and Pharmacists: A Perspective on the Expectation and
Experience of Nurses for Future Collaboration. Oman Medical Journal, 29(4),
271–275. doi:10.5001/omj.2014.71

Anda mungkin juga menyukai