Anda di halaman 1dari 15

SWAMEDIKASI

KONSEP PERIKLANAN OBAT BEBAS


KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
Nine Yuanita
Adefia
Alya Fariha
Auliavani
Bilqis Inayah
Cindy Viran Larasati
Dira Elisyia
Dita Primandari P.
Fiorintina Sutikno
Hana Asmarani S.
Hanifa hasan
Intan Permata Sari
Lilik Farida
Mutiara Putri (2015210156)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
2017
PENGERTIAN
Iklan Obat adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai obat dalam bentuk gambar,
tulisan, atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan/atau
perdagangan obat.
Obat yang dapat diiklankan kepada masyarakat umum merupakan obat yang termasuk dalam
daftar obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat bebas sebagaimana dimaksud pada ayat dapat diiklankan pada:
a. media cetak
b. media elektronik
c. media luar ruang
PERMOHONAN PERSETUJUAN IKLAN

Untuk memperoleh persetujuan Iklan, Pemilik Izin Edar harus


mengajukan permohonan kepada Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Permohonan diajukan secara tertulis dengan
mengisi formulir.
OBAT BEBAS
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 368/Men.Kes/ SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas
Obat yang diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tergolong
dalam obat bebas atau obat bebas terbatas, kecuali dinyatakan lain. Dan nama obat yang dapat diiklankan adalah nama yang
disetujui dalam pendaftaran.
Informasi mengenai produk obat bebas dalam iklan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Obyektif
Harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan
keamanan obat yang telah disetujui
 Lengkap
Harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi dan efek samping
 Tidak menyesatkan
Informasi obat harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak boleh memanfaatkan kekhawatiran masyarakat akan suatu
masalah kesehatan. Disamping itu, cara penyajian informasi harus berselera baik dan pantas serta tidak boleh menimbulkan
persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggunaan obat berlebihan atau tidak berdasarkan pada kebutuhan
PEDOMAN PERIKLANAN

Iklan obat hendaknya dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk pemilihan penggunaan obat obat secara rasional. Iklan
suatu obat harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
 Tidak boleh mendorong penggunaan berlebihan dan penggunaan terus menerus
 Tidak boleh ditujukan untuk khalayak anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa adanya supervise orang
dewasa atau memakai narasi suara anak-anak yang mengajurkan penggunaan obat
 Tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat ditentukan oleh anak-anak
 Tidak diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau actor yang berperan sebagai profesi kesehatan atau
menggunakan “setting” yang beratribut profesi kesehatan dan laboratorium
 Tidak boleh memberikan pernyataan superlative, komperatif tentang indikasi, kegunaan atau manfaat obat
 Tidak boleh memberikan anjuran dengan mengacu pada pernyataan profesi kesehatan mengenai khasiat, keamanan
dan mutu obat
PEDOMAN PERIKLANAN

 Tidak boleh memberikan anjuran mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat yang dilakukan berlebihan
 Harus memuat anjuran untuk mencari informasi yang tepat kepada profesi kesehatan mengenai kondisi kesehatan
tertentu
 Tidak boleh menunjukkan efek/kerja obat segera sesudah penggunaan obat
 Tidak boleh menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan garansi tentang indikasi, kegunaan atau manfaat
obat
 Harus mencantumkan spot peringatan perhatian “Baca Aturan Pakai, Jika Sakit Berlanjut Hubungi Dokter”
PEDOMAN PERIKLANAN

 Harus mencantumkan informasi mengenai :


 komposisi zat aktif obat dengan nama INN (khusus untuk media cetak)
 untuk media lain, apabila ingin menyebutkan komposisi zat aktif harus dengan nama INN
 indikasi utama obat dan informasi mengenai keamanan obat
 nama dagang obat
 nama dagang industri farmasi
 nomor pendaftaran (khusus media cetak)
GAMBAR DALAM IKLAN OBAT

 Iklan tidak boleh menggunakan setting/lokasi/latar/suasana yang menggambarkan layanan kesehatan, laboratorium,
sekolah, pertemuan ilmiah, kumpulan massa, dan nuansa keagamaan serta setting/latar lainnya yang setara.
 Iklan tidak boleh menampilkan adegan, gambar, tanda, tulisan, kata-kata, suara, dan/atau lainnya yang memberi kesan
tidak sopan.
 Iklan boleh memuat ekspresi dan/atau visualisasi hiperbola yang berada di luar jangkauan akal manusia selama
masih memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dan pesan yang disampaikan tidak menyesatkan.
 Iklan tidak boleh menampilkan atau menggunakan kata-kata yang menunjukkan efek instan/cepat, kecuali untuk
obat yang mempunyai efek kerja cepat.
 Cara penyajian tidak boleh menimbulkan persepsi khusus bagi masyarakat yang mengakibatkan penggunaan obat
berlebihan dan tidak benar.
PEMERAN DALAM IKLAN OBAT

 Iklan tidak boleh diperankan oleh tenaga kesehatan atau berperan sebagai tenaga kesehatan, tokoh
agama, guru, atau pejabat publik.
 Iklan dengan pemeran anak-anak tidak boleh menggambarkan bahwa keputusan penggunaan Obat
diambil oleh anak-anak dan/atau memakai narasi suara anak-anak yang menganjurkan penggunaan obat
(child endorsement).
 Obat yang hanya bermanfaat untuk kelompok umur tertentu dilarang diperankan oleh kelompok umur
lainnya.
 Pemeran dalam Iklan tidak boleh beriklan dalam bentuk testimoni, baik dengan mencantumkan nama,
paraf maupun tanda tangan yang dapat mengesankan bahwa Iklan tersebut merupakan pengalaman dan
atau pernyataan resmi dari si pemeran.
IKLAN OBAT KHUSUS

Obat Flu atau Flu dan Batuk


 Obat mengandung antihistamin mencantumkan informasi “Dapat menyebabkan kantuk”.
 Obat mengandung nasal dekongestan (Ephedrin, Pseudoephedrin, Epinefrin, Phenylpropanolamin,
Phenylefrin) mencantumkan informasi “Perhatikan Peringatan dan Kontra Indikasi. Tidak Melebihi Dosis yang
Dianjurkan”.
Obat Asma
 Mencantumkan informasi bahwa gejala sesak nafas telah pasti karena asma, dan mencantumkan informasi
“Perhatikan Peringatan dan Kontra Indikasi.Tidak Melebihi Dosis yang Dianjurkan”.
 Obat mengandung teofilin lebih dari atau sama dengan 120 mg mencantumkan informasi “Hentikan
penggunaan obat ini bila terjadi jantung berdebar”.
IKLAN OBAT KHUSUS
Obat Maag
 Mencantumkan informasi “makan teratur dapat mengurangi gejala sakit maag”.
 Obat mengandung simetikon minimal 50 mg dapat mencantumkan

 klaim “mengatasi kembung”.


Obat Cacing
 Mencantumkan informasi obat digunakan hanya apabila telah ada kepastian diagnosa cacingan dan “Jaga kebersihan badan,
makanan dan lingkungan untuk menghindari kecacingan”.
Obat Topikal untuk infeksi karena jamur
 Harus mencantumkan informasi “Jaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit kulit” dan “Gunakan obat minimal
selama 2 minggu”.
Obat Tetes Mata
 Obat yang mengandung Benzalkonium Chloride harus mencantumkan informasi ”Lepaskan lensa kontak saat digunakan.
Jangan digunakan rutin jangka panjang. Lensa kontak boleh digunakan minimal 15 menit setelah obat diteteskan”.
IKLAN OBAT KHUSUS
Obat Kumur
 Mencantumkan informasi “Jaga kesehatan mulut dengan menggosok gigi secara teratur”.
Obat Sakit Tenggorokan
 Untuk obat dengan indikasi untuk sakit tenggorokan agar mencantumkan informasi “Periksa ke
dokter bila gejala menetap sampai lebih dari 3 hari”
Obat Lebam
 Mencantumkan informasi “Jangan dioleskan pada selaput lendir atau jaringan luka yang terbuka”
Obat Anemia
 Hanya dapat mencantumkan indikasi untuk pengobatan anemia jika memiliki kandungan zat besi dalam bentuk
fero sulfat lebih dari 200 mg (= 65 mg besi elemental), diberikan 3 kali sehari.
 Dosis garam fero 200 mg satu atau dua kali sehari hanya efektif untuk profilaksis atau untuk anemia defisiensi
besi yang ringan.
CONTOH IKLAN
CONTOH IKLAN

Anda mungkin juga menyukai