Fasilitator:
Arif Helmi S, S.Kep.,Ns.M.Kep.
Oleh:
Malihatus Syarifah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan praktik Keperawatan Medikal Bedah ini yang alhamdulillah dengan tepat
waktu. Laporan ini berisikan tentang informasi “Teori Asuhan Keperawatan Pada
Penderita Hipertensi”.
Laporan ini di tulis dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai
literatur tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori
yang dibahas. Kendati demikian, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari
bahwa dalam laporan ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu
penulis terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif
dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Penulis
ii
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Hipertens
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti saraf, ginjaldan pembuluh darah dan makin tinggi
tekanan darah, makin besar resikonya (Amin H.Nurarif, 2015).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal ditunjukkan oleh angka sistolik
(bagian atas) dan diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan pengukur tekanan darah baik berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataualat digital lainnya. Tekanan darah normal
adalah 120/80 mmHg (Devine, 2012).
Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah, dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Oleh sebab itu, pengobatan dini pada
hipertensi sangatlah penting, karena dapat mencegah timbulnya
komplikasipada beberapa organ tubuh, seperti jantung, ginjal dan
otak.Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan darah diastole lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin,Arif, 2012).
2. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa yang dikemukakan US
Joint National Committee of Detection (Aaronson,Philip I.,Ward,Jeremy,
2010)
Tabel 1.1 Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
HT derajat 1 140-159 90-100
Sumber: (Aaronson,Philip I.,Ward,Jeremy, 2010)
1
2
3. Jenis Hipertensi
Menurut Aaronson, dkk (2010) jenis hipertensi ada 2 yaitu hipertensi
primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Oleh sebab itu,
penelitian dan pengobatan lebih ditujukan bagi penderita esensial.
Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh faktor-faktor berikut
ini:
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan) dan
ras (ras kulit hitam lebih banyak daripada putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan
atau makan berlebihan, stress, merokok, minum alkohol, minum
obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu
contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat
kongenital.
4. Etiologi Hipertensi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung atau
peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang
3
Metode
Penyumbatan Informasi Defisiensi koping tidak
pembuluh darah minim pengetahuan efektif
Resistensi Ketidakefektifan
Vasokonstriksi pembuluh Nyeri kepala koping
darah otak
Resiko
Gangguan sirkulasi Suplai O2 ke ketidakefektifan
Otak otak perfusi jaringan
otak
Retensi Na Edema
10. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg
dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi
gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi. Penatalaksanaan faktor
risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-farmakologi, antara
lain(Mansjoer,2002 dalam Aspiani, Reny Yuli,2014):
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa diet yang
dianjurkan:
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi sehingga
sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium
yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam
per hari.
2) Diet kaya buah dan sayur.
3) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner.
b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan
berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa
studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan hipotrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif menurunkan tekanan darah. Penurunan
berat badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat badan
dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus
karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas
8
3. Intervensi Keperawatan
Keterangan:
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
2. BAB : IV Tingkat pengetahuan (L.1211) Edukasi Kesehatan (I.12383)
Kategori : Perilaku
Sub Kategori : Penyuluhan dan Definisi: Definisi:
Pembelajaran Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan Menganjurkan pengelolaan faktor resiko
Kode : D.0111 dengan topik tertentu hidup bersih serta sehat.
Gejala dan Tanda Mayor 7. Presepsi yang keliru terhadap masalah untuk meningkatkan perilaku hidup
a. Subjektif 8. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat sehat
1. Menanyakan masalah yang
dihadapi Keterangan: Edukasi Diet (I.12369)
b. Objektif 1 = Meningkat Tindakan:
1. Menunjukkan perilaku yang 2 = Cukup Meningkat Observasi
tiak sesuai anjuran 3 = Sedang 1. Identifikasi kemampuan pasien dan
2. Menunjukkan persepsi yang 4 = Cukup Menurun keluarga menerima informasi
keliru terhadap masalah 5 = Menurun 2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat
ini
Gejala dan Tanda Minor Tingkat kepatuhan (L.12110) 3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat
c. Subjektif Kriteria Hasil ini dan masa lalu
(tidak tersedia) 1. Verbalisasi kemauan mematuhi program 4. Identifikasi persepsi pasien dan
d. Objektif perawatan atau pengobatan keluarga tentang diet yang
1. Menjalani pemeriksaan yang 2. Verbalisasi mengikuti anjuran diprogramkan
tidak tepat Terapeutik
2. Menunjukkan perilaku yang Keterangan: 5. Persiapkan materi, media, dan alat
berlebihan (mis. Apatis, 1 = Menurun peraga
bermusuhan, agitasi, hysteria) 2 = Cukup Menurun 6. Berikan kesempatan pasien dan
3 = Sedang keluarga bertanya
Kondisi Klinis Terkait 4 = Cukup Meningkat 7. Sediakan rencana makan tertulis, jika
1. Kondisi klinis yang baru dihadapi 5 = Meningkat perlu
klien Edukasi
2. Penyakit akut 3. Resiko komplikasi penyakit atau masalah 8. Jelaskan tujuan kepatuhan diet
3. Penyakit kronis kesehatan terhadap kesehatan
9. Informasikan makanan yang
Keterangan: diperbolehkan dan dilarang
1 = Meningkat 10. Anjurkan mengganti bahan makanan
2 = Cukup Meningkat sesuai dengan diet yang
3 = Sedang diprogramkan
4 = Cukup Menurun 11. Anjurkan melakukan olahraga sesuai
14
5 = Menurun toleransi
12. Rekomendasikan resep makanan
4. Perilaku mengikuti program perawtan atau yang sesuai dengan diet, jika perlu
pengobatan
5. Perilaku menjalankan anjuran
6. Tanda dan gejala penyakit
Keterangan:
1 = Memburuk
2 = Cukup Memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup Membaik
5 = Membaik
3. BAB : IV Toleransi Aktivitas (L.05047) Terapi Aktivitas (I.05186)
Kategori : Fisiologis
Sub Kategori : Aktivitas/Istirahat Definisi: Definisi:
Kode : D.0056 Respon fisiologis terhadap aktivitas yang Menggunakan aktivitas fisik, kognitif,
membutuhkan tenaga. sosial dan spiritual tertentu untuk
Intoleransi Aktivitas memulihkan keterlibatan, frekuensi atau
Ekspektasi: Meningkat durasi aktivitas individu atau kelompok.
Definisi:
Ketidakcukupan energi untuk Kriteria Hasil: Tindakan
melakukan aktivitas sehari-hari. 1. Frekuensi nadi Observasi
2. Saturasi oksigen 1. Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Penyebab 3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari- 2. Identifikasi kemampuanberpartisipasi
1. Ketidakseimbangan antara suplai hari dalam aktivitas tertentu
dan kebutuhan oksigen 4. Kecepatan berjalan 3. Identifikasi sumberdaya untuk
2. Tirah baring 5. Jarak berjalan aktivitas yang diinginkan
6. Kekuatan tubuh bagian atas 4. Identifikasi strategi meningkatkan
3. Imobilitas
7. Kekuatan tubuh bagian bawah partisipasi dalam aktivitas
8. Toleransi dalam menaiki tangga 5. Identifikasi makna aktivitas rutin
15
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah atau status
tujuan yang telah ditetapkan (Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014).
5. Evaluasi
keadaan pasien (hasil diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Apabila tercapai
dan objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, I. Philip and Ward, P. T. Jeremy., 2010. At a Glance Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : EGC.
Arif Gunawan.2011. remaja dan Permasalahannya. Yogyakarta: Hanggar
Kreator.
Arifin, Syarif (2012). Menetakan Gerakan Buruh Depok: Kepik.
Aspiari. Reny (2014) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA
NIC NOC Jilid 1. Jakarta: Trans Info Media.
Divine J G.2012.Program Olahraga: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: PT
Intan Sejati
Elizabeth J. Corwin.(2009).Buku Saku Patofisiologis Corwin. Jakarta: Aditya
Media.
Muttaqin, Arif,2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, A.H. dan Kusuma. N (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC Jogjakarta:
Medication.
Padila.2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria hasil Kepreawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.