Anda di halaman 1dari 13

HALAMAN JUDUL

MAKALAH PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PENGUKURAN UDARA PERNAPASAN

Dosen Pengampu :

Frens Silaban, M.Si

Disusun oleh :
Fadil Rahmat Dhani (4183341012)
Desy Suryanthi Tamba (4183341011)
Dina Glenia Pnjaitan (4183341019)
Nurul Mawaddah Hasibuan (4183341013)
Pendidikan Biologi E 2018

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang ditugaskan ini.
Kami menyadari kami hanyalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat kamideskripsikan
dengan sempurna dalam makalah ini. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dengan
keterbatasan kemampuan yang praktikan miliki. Maka dari itu, kami bersedia menerima
kritik dan saran sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami dimasa
datang.
Akhir kata praktikan mengucapkan selamat membaca semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan dapat memberi wawasan luas bagi anda.

Medan, 22 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernafasan adalah kegiatan terpenting dalam kehidupan manusia. Proses ini dapat
berlangsung dalam berbagai macam keadaan dan dalam kondisi apapun. Dalam banyak
keadaan, oksigen dapat diatur menurut keperluan, bergantung pada aktivitas yang dilakukan.
Semua orang sangat tergantung pada oksigen demi keberlangsungan hidupnya, jika paru-paru
tidak memperoleh oksigen selama lebih dari empat menit maka akan mengakibatkan
kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki dan dapat mengakibatkan seseorang
meninggal dunia. Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna merah pada
darah akan hilang dan menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga, lengan, dan kaki seseorang yang
kekurangan oksigen akan menjadi biru pula. Oleh sebab itu, mengukur volume paru-paru
sangat penting untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada system pernapasan. Volume
paru yang dapat diukur terdiri atas volume tidal yang besarnya berkisar 500 ml pada laki-laki
dewasa, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, dan volume residu. Setiap
orang memiliki volume paru yang berbeda-beda. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa
factor, antara lain usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan serta aktivitas seseorang.
Volume paru juga dapat dikombonasikan untuk menguraikan peristiwa dalam siklus
paru. Salah satunya adalah kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital sama dengan volume
cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Atau dengan kata
lain, kapasitas vital adalah udara yang masuk dan keluar pada saat tubuh melakukan inspirasi
dan ekspirasi sekuat-kuatnya dan banyaknya sekitar 3,5 liter. Kapasitas vital paru dapat dapat
diukur dengan menggunakan alat yang disebut spirometer. Spirometer ditemukan oleh John
Hutchinson
BAB II
PEMBAHASAN

Pernapasan  merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup yang
berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Sedangkan proses
perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa
pembakaran karbondioksida (CO2) disebut respirasi. Proses respirasi yang menggunakan
oksigen disebut juga respirasi aerob sedangkan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen
disebut respirasi anaerob (Rahmat, 2007: 189).
Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang sederhana. Sebagian besar proses respirasi berlangsung didalam mitokondria.
Adapun sebagian proses yang lain berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999:29).
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara
yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan
dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh
(Yatim, 1990: 170).
Peran sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem
respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular  bertanggung jawab untuk perfusi darah
melalui paru-paru sedangkan sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi
dan respirasi (Handoko, 2001: 30).
Sistem pernapasan manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan
mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).Rongga hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar
keringat (kelenjar sudorifera).Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk
lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b. Tenggorokan (Faring)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat tekak
(laring) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita
akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan
sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan
sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin
tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.Silia-silia ini berfungsi menyaring
benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,
disebut pleura.Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura
dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas.
f. Bronkiolus
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia
dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia.Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
g. Alveolus
Cabang bronkiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang
disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah.melalui kapiler darah
oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah (Kurnia. 2008:67).
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam:
Pernapasan luar (ekspirasi) adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam (inspirasi) adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya
udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan
masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar
(Kurnia. 2008:67).
Pada mekanisme pernapasan, organ-organ pernapasan terlibat dalam pemasukkan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi). Sehingga mekanisme pernapasan
dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.Pernapasan dada dan
perut terjadi secara bersamaan (Agiel. 2010:95).
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang
rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar (Agiel. 2010).
2. Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan
perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.
a. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma
mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga
udara luar masuk.
b. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma
(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan
tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru (Agiel. 2010).
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara
ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas
vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc
merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru
sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat
dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan
normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam
bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ±
500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan
normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar
1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500
cc) (Agiel. 2010:125).
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
1. Umur
Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap frekuensi kita dapat membandingkan
pernapasan antara orang tua dengan anak-anak. Anak-anak frekuensi pernapasannya yang
lebih banyak karena anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga memerlukan banyak
energy oleh sebab itu kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dari pada orang tua 
2. Jenis kelamin
Frekuensi pernapasan laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-
laki membutuhkan banyak energi untuk beraktifitas, berarti semakin banyak pula
oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karna lelaki umumnya beraktifitas lebih
banyak dari pada perempouan
3. Suhu tubuh
Kebutuhan energi dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya semakin tinggi suhu
tubuh maka kebutuhan energy semakin banyak pula sehiingga kebutuhan oksigen semakin
banyak.
4. Posisi tubuh
Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap kebutuhan energinya orang yang
berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan oksigen karena otot yang berkontraksi lebih
banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula
5. Kegiatan tubuh
Orang yang melakukakan aktifitas kerja membutuhkan energy berarti semakin berat
kerja nya maka semakin banyak kebutuhan energinya sehingga frekuensi pernapasannya
semakin cepat
Faktor yang memperngaruhi kapasitas paru-paru yaitu :
1. Usia
Volume paru-paru sejak masa anak-anak terus meningkat sesuai dengan bertambahnya usia
dan perkembangan tubuh .Volume paru ini mencapai nilai maksimal pada usia antara 19-21
tahun. Sampai masa pubertas, daya tahan kardiorespirasi anak perempuan dan anak laki-laki
tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai daya tahan kardiorespirasi pada wanita lebih
rendah. Umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya. Setelah itu, fungsinya akan menurun
Terlihat pada hasil praktikum di atas, diketahui bahwa semakin bertambahnya umur
(semakin tua) maka frekuensi pernapasan semakin kecil. Frekuensi pernapasan pada orang
yang lebih muda (masih dalam usia pertumbuhan) akan lebih banyak. Hal ini terjadi karena
orang yang usianya lebih muda memerlukan banyak energi oleh sebab itu kebutuhannya akan
oksigen juga lebih banyak dari pada orang tua. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
dibandingkan antara naracoba V (51 tahun) dan naracoba III (18,5 tahun). Kapasitas tidal dan
vital yang diperoleh lebih banyak pada Duwi Katon Rahayu. Hal ini membuktikan bahwa
usia berpengaruh terhadap kapasitas dan frekuensi pernapasan.
Seiring pertambahan umur, kapasitas paru-paru akan menurun. Kapasitas paru orang
berumur 30 tahun ke atas rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada mereka yang berusia
50-an tentu kurang dari 3.000 ml. Kapasitas paru-paru yang sehat pada laki-laki dewasa bisa
mencapai 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara.
2. Berat Badan
Di samping itu, terlihat pada hasil praktikum di atas, diketahui bahwa terdapat
hubungan yang cukup kuat dalam faktor berat badan dengan kapasitas paru seseorang. Hal
tersebut ditunjukkan, pada naracoba dengan berat badan 40 kg (naracoba III) memiliki
kapasitas paru-paru yang lebih besar dibandingkan dengan naracoba dengan berat badan 52
kg (naracoba VI).
Peristiwa tersebut kemungkinan disebabkan oleh lebih banyaknya massa jaringan
lemak yang tertimbun pada otot-otot tubuh termasuk otot diafragma naracoba 2 dibandingkan
dengan naracoba 1, dimana jaringan lemak itu dapat memberikan beban tambahan pada
dinding thorax dan abdomen sehingga mengakibatkan peregangan pada otot diafragma dan
kesulitan rongga dada dan paru untuk berkembang yang memungkinkan udara yang terhirup
tidak terlalu banyak ketika proses inspirasi karena tekanan udara dalam paru-paru cukup
besar dibandingkan tekanan udara luar atau keterbatasan gerakan pernapasan sehingga
mengakibatkan kapasitas vital paru kecil.
Semakin berat badan seseorang, maka kapasitas paru-parunya semakin besar juga.
Namun berdasarkan hasil data terdapat naracoba dengan berat badan yang besar tetapi
kapasitas paru-parunya lebih kecil dari pada naracoba yang berat badannya lebih kecil yaitu
antara naracoba I (74 kg) dan naracoba II (60 kg). Hal ini disebabkan karena faktor lain
seperti kebugaran jasmani si probandus
2. Jenis Kelamin
Dari hasil praktikum di atas, diketahui bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat
dalam faktor jenis kelamin dengan kapasitas paru-paru seseorang. Hal tersebut ditunjukkan,
pada naracoba perempuan memiliki kapasitas paru-paru yang lebih kecil dibandingkan
dengan naracoba laki-laki.
Frekuensi pernapasan laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-
laki membutuhkan banyak energi untuk beraktifitas, berarti semakin banyak pula
oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karna lelaki umumnya beraktifitas lebih
banyak dari pada perempuan. Selain itu, hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki
volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
Kapasitas vital pria dewasa lebih tinggi 20 – 25 % dari pada wanita. Hal ini di sebabkan
karena perbedaan kekuatan otot pria dan wanita, jumlah hemoglobin, dan luas permukaan
tubuh.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Kapasitas vital paru-paru seseorang dapat dihitung dengan cara kapasitas inspirasi +
kapasitas ekspirasi, sedangkan kapasitas total paru-paru dengan cara kapasitas vital +
kapasitas tidal + kapasitas residu
2. Kapasitas vital paru-paru seseorang dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor,antaralain usia, jenis kelamin, dan berat badan.
3. Hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap volume udara tidal
pernapasan pada manusia adalah umumnya pada laki-laki volume tidalnya lebih besar
dari pada wanita. Pada pria yang berat badannya lebih kecil maka volume tidalnya besar.
Sedangkan pada pria yang berat badannya besar maka volume tidalnya kecil. Pada wanita
yang berat badannya kecil maka volume tidalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat
badannya lebih berat maka volume tidalnya besar.
4. Hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap kapasitas vital paru-paru
pada manusia.adalah umumnya pada laki-laki kapasitas vital lebih besar dari pada wanita.
Pada pria yang berat badannya lebih kecil maka kapasitas vitalnya besar. Sedangkan pada
pria yang berat badannya besar maka kapasitas vitalnya kecil. Pada wanita yang berat
badannya kecil maka kapasitas vitalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat
badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya besar.
DAFTAR PUSTAKA

Algasaff, H.2005.Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga


            University Press.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Gahalia Indonesia.
Santoso, Begot, Drs., M. Si. 2005. Biologi dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.
Sujadi, Bagad. 2004. Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yuhdistira.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:
            EGC.
Tabrani. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates.

Anda mungkin juga menyukai