Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Olahan Produk Pascapanen Komoditas Bawang Merah

Melalui Pelatihan Pembuatan Minyak Bawang Merah Di Desa Banjarejo,


Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang

Dudung Ma’ruf1);Robert Fikri2);Kanthy Lungit3);Hanna Ayu4)


Universitas Negeri Malang
Email : robert.biologi.fmipa@gmail.com

Abstrak : Tujuan kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan minyak


bawang merah di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang untuk
meningkatkan inovasi dalam mengolah bawang merah. Permasalahan yang
dihadapi adalah kurangnya pengetahuan dalam hal pengolahan bawang merah
selain bawang goreng dan stick bawang. Berangkat dari permasalahan tersebut,
perlu dilakukan pendampingan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Banjarejo melalui
pelatihan pembuatan minyak bawang merah menjadi produk unggulan desa dan
dapat dijadikan produk khas Desa Banjarejo. Oleh karena itu, metode pelaksanaan
yang dilakukan dalam kegiatan ini dengan memberikan inovasi tentang olahan
bawang merah yang dapat membantu meningkatkan perekonomian pendapatan
Kelompok Wanita Tani (KWT), praktik dan pendampingan secara langsung
pembuatan minyak bawang merah.

Kata kunci : Pelatihan Minyak Bawang, usaha produktif, kabupaten malang

PENDAHULUAN

Mayoritas masyarakat di Desa Banjarejo bermata pencaharian sebagai petani, salah


satu komoditas yang diunggulkan yaitu tanaman padi dan bawang merah. Kedua
komoditi ini menjadi sangat diminati karena kondisi geografis yang mendukung dan
subsidi pemerintah terkait kedua tanaman ini cukup maksimal. Pola becocok tanam
masyarakat Desa Banjarejo terbilang cerdik, karena mereka menempatkan proses
menanam bawang merah setelah masa panen padi selesai. Hal ini bukan semata
kebetulan tapi sudah melalui berulang kali kajian lapangan guna mendapatkan hasil
panen maksimal, dan secara de-facto pola penanaman ini sudah dilakukan secara
berkelanjutan hingga sekarang. Salah satu kelompok tani yang ada di Desa
Banjarejo mengolah bawang merah menjadi bawang goreng dan stik bawang
merah. Produk ini dibuat oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di Desa
Banjarejo.
Pergeseran pola konsumsi yang menuntut kepraktisan dan kecepatan dalam
memasak pada masyarakat modern, terutama bumbu siap saji (Salma &
Ramakrishnan, 2017) . Salah satunya olahan dari bawang merah seperti minyak
bawang merah. Balitbang (2017) memberitakan, minyak bawang merah yang
beredar dipasaran masih didominasi produk dari China dan Thailand, sedangkan
produk lokal masih jarang ditemukan. Oleh karena itu mahasiswa KKN yang di
tempatkan di Desa Banjarejo khususnya Dusun Laju memberikan inovasi baru
terhadap pengolahan bawang merah yaitu, minyak bawang merah.
Selain permasalahan kurangnya dominasi minyak bawang merahlokal, beberapa
hal lain yang menjadi permasalahan diantaranya beruhubungan dengan inovasi
produk dan tingkat produktifitas yang tergolong rendah. Inovasi ini berkaitan erat
dengan potensi sumber daya yang melimpah namun masyarakat yang memang
kurang dalam memanfaatkan potensi yang ada. Selanjutnya produktivitas
menyangkut pada seberapa sering barang itu di produksi, sementara di lapangan
proses produksi barang terjadi ketika barang tersebut diperlukan dan ada
permintaan.
Pada saat panen bawang merah secara bersamaan di Desa Banjarejo, harga
bawang merah di pasaran naik turun. Saat harga bawang merah anjlok Kelompok
Wanita Tani (KWT) di Desa Banjarejo bisa mengolah bawang merah menjadi
bawang goreng dan stick bawang. Maka dari itu pelatihan pembuatan minyak
bawang merah di harapkan membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam hal
pengolahan bawang merah. Karena salah satu potensi yang dimiliki Desa Banjarejo
yaitu hasil pertanian terutama bawang merah.
Minyak bawang merah memiliki beberapa manfaat yaitu dapat digunakan
sebagai campuran bahan masakan, dapat dijadikan sebagai obat, dapat
meningkatkan produksi ASI, dapat meningkatkan kualitas tidur dan meredakan stres,
dapat meningkatkan elastisitas pembuluh darah, dapat menurunkan tekanan darah
tinggi, sebagai agen hipoglikenik (Kuswardhani, 2016), dan sebagai antibakteri dan
antivirus (Aryanta, 2019).

Adapun indikator pengukuran keberhasilan kegiatan Pelatihan Pembuatan Minyak


Bawang di Desa Banjarejo terlihat pada tabel 1 berikut

Tabel 1. Target luaran yang diharapkan tercapai setelah pelaksanaan


Pelatihan Bawang Merah

No Kegiatan Target Luaran pada mitra


1. Pelatihan Pembuatan 80 % dari peserta latihan mampu memahami
Minyak Bawang Merah tentang :
1. Pengertian dan tahap pembuatan minyak
bawang merah
2. Proses terbentuknya minyak bawang merah
3. Penyaringan yang dilakukan
Yang dapat ditunjukkan pada kemampuan
melakukan praktik langsung minimal 70 %
2. Pelatihan cara 80 % dari peserta latihan mampu memahami dan
penyaringan minyak memperagakan tentang :
bawang merah 1) Penyiapan peralatan dan bahan yang
dengan kertas saring diperlukan
2) Cara menggunakan kertas saring :
- Melipat sesuai ukuran corong saring hingga
terbentuk kerucut lancip
- Memasang kertas di dalam corong saring
3) Pemahaman tentang berapa kali penyaringan
yang dibutuhkan dalam sekali pembuatan
minyak
Yang dapat ditunjukkan pada kemampuan
memperagakan minimal 70 % benar

METODE

Metode pelaksanaan pelatihan Pembuatan Minyak Bawang di Desa Banjarejo


adalah Penyuluhan melalui selebaran yang diberikan kepada kelompok wanita tani
yang berisi tentang latar belakang pembuatan minyak bawang merah, manfaat
minyak bawang merah dan tahapan tahapan minyak bawang merah dan
memberikan pelatihan sekaligus pendampingan pada kelompok wanita tani secara
langsung dalam pembuatan minyak bawang merah. Terdapat empat tahapan
esensial yang dilalui yaitu tahap wawancara, tahap Koordinasi, tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.

PEMBAHASAN

Pelatihan pembuatan minyak bawang merah yang dilakukan di Gedung Kelompok


Bermain Permata Hati Dusu Laju, Desa Banjarejo memberikan inovasi kepada
Kelompok Wanita Tani sebagai olahan lain dari bawang merah. Adanya pelatihan ini
memberikan informasi mengenai manfaat yang terkandung dalam minyak bawang
merah dan cara pembuatan minyak bawang merah. Diharapkan dari pelatihan ini
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Desa Banjarejo.

-Pelatihan Meningkatk
Kelompok Produk
Produksi an kualitas
Wanita Tani
dan - dan
Desa
Inovasi Pengemasa kuantitas
Banjarejo
produksi
n Produk

Gambar 1. Skema Pelatihan Pembuatan Minyak Bawang


Permasalahan yang terjadi selama kegiatan merupakan tempat yang terbatas dan
kurang luas. Pada awalnya kegiatan ini dilakukan pendopo balai desa, tetapi karena
ada kegiatan warga. Sehingga kegiatan ini berpindah ke aula POLINDES. Kemudian
permasalahan lainnya yaitu keterlambatan kelompok wanita tani, karena masih sibuk
dengan urusan rumah tangga. Permasalahan lainnya yaitu, api kompor yang kecil
dikarenakan praktik pembuatan minyak bawang merah dilakukan di balkon gedung
yang mengakibatkan api kompor terkena angin dan menimbulkan api tersebut kecil.
Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar meskipun tidak sesuai dengan
susunan acara yang telah direncanakan. Kegiatan ini dimulai dengan memberi
materi dan memberikan selebaran yang berisi manfaat minyak bawang merah serta
menunjukkan hasil minyak bawang merah yang telah kami buat di posko.
Selanjutnya kegiatan dilakukan dengan praktik pembuatan minyak bawang merah
secara berkelompok.
Solusi yang dilakukan dengan adanya permasalahan yang terjadi yakni
kegiatan ini tetap dimulai meskipun hanya ada 10 orang dari kelompok wanita tani.
Sedangkan bagi ibu-ibu kelompok wanita tani yang terlambat tetap mendapatkan
materi saat praktik pembuatan minyak bawang merah. Selanjutnya solusi untuk
tempat yang terbatas mengharuskan praktik pembuatan minyak bawang merah
dilakukan di balkon gedung. Solusi lainnya yaitu api kompor kecil diberi pembatas
kardus pada sela-sela kompor agar tidak terkena angin.

SIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan praktik pembuatan minyak bawang merah


dapat menjadi inovasi bagi kelompok wanita tani dalam mengolah bawang merah.
Diharapkan dari ini mampu membantu meningkatkan perekonomian di Desa
Banjarejo. Antusiasme ibu-ibu kelompok wanita tani saat kegiatan berlangsung
dapat dilihat dari banyaknya pertayaan yang diajukan ketika penyampaian materi
awal dan praktik pembuatan berlangsung. Kegiatan ini menekankan kepada
segenap kelompok wanita tani untuk bisa meningkatkan keterampilan dalam
mengembangkan olahan baru dari bawang merah.

DAFTAR PUSTAKA

Salma, & Ramakrishnan, L. (2017). Study on most frequently consumed spices in


households and the consumer’s knowledge and preferences to organic spices in
Coimbatore district, Tamil Nandu, India. International Journal of Herbal Medicine
2017; 5(3): 49-52.

Indonesian Agency for Agricultural Research and Development. (2017). Minyak


Bawang Merah, Praktis dan Bernilai Ekonomi Tinggi. Diakses pada tanggal 28 Juni
2019 http://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/3114/

I. Aryanta. (2019). Bawang merah dan manfaatnya bagi kesehatan. E-Jurnal Widya
Kesehatan;1(1).
Kuswardhani, D. S. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Bawang Merah-Bawang Putih.
Penerbit Rapha Publishing. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai