i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1. Kesimpulan................................................................................................7
3.2. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
LAMPIRAN.............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pidana di luar lembaga permasyarakatan setelah menjalani sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) masa pidananya minimal 9 (sembilan) bulan
Jika kita melihat kondisi saat ini, dengan mewabahnya penyakit virus Covid-
19 yang menjadi pandemi di seluruh dunia dan Indonesia juga menjadi salah
satunya, hal ini sangat memberi pengaruh ke berbagai lini sektor, salah
satunya yaitu mengenai hukum khususnya narapidana. Maka dari itu
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
mengeluarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-
19.PK/01.04.04 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak
Melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Penyebaran Covid-19. Dalam keputusan menteri tersebut
dijelaskan, salah satu pertimbangan dalam membebaskan para napi adalah
tingginya tingkat hunian di lembaga permasyarakat, lembaga pembinaan
khusus anak dan rumah tahanan negara sehingga rentan terhadap penyebaran
virus Covid-19. Namun beberapa hari setelah adanya kebijakan tersebut dan
narapidana dibebaskan, banyak kasus baru yang muncul yaitu eks narapidana
ditemui melakukan tindak kriminal lagi. Maka dari itu, kebijakan tersebut
berpotensi menimbulkan permasalahan baru karena saat dibebaskan mereka
akan kesulitan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di
tengah wabah virus Covid-19, yang tentu saja akan berdampak terhadap
aspek sosial, ekonomi, serta keamanan.
2
1.3. Tujuan
Mengetahui tingkat urgensi dalam melakukan pembebasan narapidana
disaat masa pandemi dengan mempertimbangkan permasalahan yang timbul
dilihat dari kacamata PPKN.
BAB II
PEMBAHASAN
3
kegiatan latihan kerja yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) jam dalam sehari;
mematuhi peraturan tata tertib lapas selama mengikuti program kegiatan;
memelihara sopan santun, bersikap hormat dan berlaku jujur dalam segala
perilakunya, baik terhadap sesama penghuni dan lebih khusus terhadap
seluruh petugas; menjaga keamanan dan ketertiban dalam hubungan interaksi
sesama penghuni; melaporkan kepada petugas segala permasalahan yang
timbul dalam penyelenggaraan pembinaan narapidana, lebih khusus terhadap
masalah yang dapat memicu terjadinya gangguan kamtib; menghindari segala
bentuk permusuhan, pertikaian, perkelahian, pencurian, dan pembentukan
kelompok-kelompok solidaritas di antara penghuni di dalam lapas; menjaga
dan memelihara segala barang inventaris yang diterima dan seluruh sarana
dan prasarana dalam penyelenggaraan pembinaan narapidana; serta menjaga
kebersihan badan dan lingkungan dalam lapas.
4
korupsi, narkotika, psikotropika, kejahatan HAM berat, kejahatan
transnasional terorganisir dan terorisme tidak akan mendapatkan hak yang
sama.
Kebijakan pembebasan narapidana dilakukan selain karena alasan
kemanusiaan juga untuk mencegah para narapidana terinfeksi Covid-19 di
dalam lembaga pemasyarakatan, lembaga pembinaan khusus anak dan rumah
tahanan negara mengingat tingginya tingkat hunian di lembaga
permasyarakatan, lembaga pembinaan khusus anak, dan rumah tahanan
negara. Hingga 11 April 2020, Kemenkumham tercatat telah membebaskan
36.554 narapidana lewat asimilasi dan integrasi. Dari jumlah tersebut, 33.902
napi dan 805 anak binaan bebas melalui proses asimilasi serta 1.808 napi dan
39 anak binaan bebas lewat integrasi.
5
2.4. Kaitannya dalam Pembelajaran Kewarganegaraan
Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa terdapat beberapa hak dan
kewajiban warga negara yang perlu dijalankan sesuai dengan peran dan status
mereka. Terdapat upaya dari pemerintah dalam keputusan pembebasan
narapidana ini untuk melindungi setiap warga negara serta memenuhi hak
asasi manusia atas hak kelangsungan hidup. Setiap narapidana berhak untuk
memperoleh perlindungan serta perawatan yang layak secara jasmani dan
rohani sehingga dengan adanya pandemi ini diperlukan adanya perhatian
terhadap kondisi dan potensi penyebaran virus di dalam sel tahanan. Oleh
karena itu terbentuklah keputusan pembebasan narapidana berdasarkan alasan
kemanusiaan dan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di lingkungan
lembaga pemasyarakatan dan lembaga pembinaan khusus anak dan rumah
tahanan Negara.
Narapidana yang dibebaskan merupakan tanggungjawab pengawasan
oleh jaksa di tempat terpidana berdiam (Pranata, 2018). Berdasarkan
ketentuan Pasal 30 dalam UU No. 16 tahun 2004, salah satu tugas lembaga
kejaksaan adalah melakukan pengawasan dalam pembebasan bersyarat bagi
narapidana. Pembebasan bersyarat menurut Pandjaitan dan Widiarty (dalam
Fuadi dkk, 2015) merupakan fungsi Lembaga Pemasyarakatan yang
merupakan salah satu dari bagian sistem peradilan pidana Indonesia yaitu
Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan.
Namun pada kenyataannya, terdapat banyak problematika yang timbul
akibat adanya pembebasan tersebut. Terdapat oknum narapidana yang
kembali melakukan tindak kejahatan. Hal tersebut tentunya mengganggu
kenyamanan orang lain dan melanggar kewajiban sebagai warga negara
dalam menaati hukum yang berlaku serta tidak menjaga ketertiban dan
keamanan bersama. Keseimbangan antara hak dan kewajiban memang sangat
perlu diperhatikan, seperti pada kasus ini pemerintah sudah mengupayakan
yang terbaik untuk menjalankan kewajibannya dan memenuhi hak-hak warga
negaranya dan kita sebagai warga negara yang telah dipenuhi hak-haknya
juga seharusnya mampu menjalankan kewajiban kita dengan baik dengan
tidak melanggar hak orang lain, mentaati hukum yang berlaku, serta menjaga
6
ketertiban dan keamanan bersama. Selain itu, adanya problematika yang
terjadi merupakan bahan evaluasi bagi kejaksaan yang dalam hal ini memiliki
kewenangan melakukan pengawasan terhadap narapidana yang dibebaskan
untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan sistem kerja yang dilakukan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap warga Negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban sama
halnya dengan narapidana yang berada pada tahanan. Narapidana memiliki
hak yaitu mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak dan
mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
seperti hak perlindungan diri dan hakcatas rasa aman . Sehubungan dengan
adanya pandemi Covid-19, narapidana berhak untuk memperoleh
perlindungan serta perawatan yang layak secara jasmani dan rohani sehingga
diperlukan adanya perhatian terhadap kondisi dan potensi penyebaran virus di
dalam sel tahanan. Menindaklanjuti hak tersebut, akhirnya pemerintah
mengeluarkan kebijakan mengenai pembebasan narapidana yang diatur dalam
Keputusan Menteri Hukum dan HAM bernomor M.HH-19.PK/01.04.04
Tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak Melalui
Asimilasi dan Integrasi atas rekomendasi dari PBB. Sehubungan dengan hal
tersebut, terdapat pro dan kontra mengenai pembebasan narapidana seperti
adanya asimilasi tersebut dapat mencegah penularan Covid-19 di dalam
rumah tahanan namun dapat menimbulkan kecemburuan bagi narapidana lain
yang tidak mendapatkan pembebasan serta napi yang dibebaskan dianggap
akan melakukan tindak kriminal kembali seperti yang terjadi selang beberapa
waktu pembebasan terdapat aksi pencurian/penjabretan yang melibatkan napi.
Hal tersebut telah melanggar kewajiban warga Negara untuk menaati hukum
yang berlaku dan menjaga ketertiban serta keamanan bersama.
3.2. Saran
Selayaknya kita menjadi warga Negara Indonesia tentunya harus
memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hidup dalam negara
demokratis pun kita harus memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak
asasi yang dimiliki oleh orang lain. Selain itu untuk napi yang dibebaskan
tentunya harus melalui pembinaan, pelatihan dan pemeriksaan secara
psikologi apakah sikap dan pemikiran mereka sudah siap untuk dibebaskan.
Serta perlu adanya pemantauan dan pengawasan yang ketat oleh kejaksaaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Feri Setyawan. 2020. Yasonna : Pembebasan Napi saat Corona Rekomendasi PBB. Diakses
April 19, 2020 pada website https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200416152520-20-
494204/yasonna-pembebasan-napi-saat-corona-rekomendasi-pbb.
Fuadi, Samil, Din, Mohd, dan Ali, Dahlan. 2015. Pembebasan Bersyarat Bagi Narapidana. Jurnal
Ilmu Hukum 3 (1). Diakses April 19, 2020 pada website
http://jurnal.unsyiah.ac.id/MIH/article/view/4755/4104
Jonaedi, Efendi dkk. 2016. Kamus Instilah Hukum Populer. Jakarta: Prenamedia Group.
Keputusan Menteri Nomor M.HH-19.PK.01.04.04 Tahun 2020 tentang Pengeluaran dan
Pembebasan Narapidana dan Anak melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka
Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19.
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta [Ristekdikti].
Naskah Akademik RUU Tahun 2017 tentang Pemasyarakatan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.2.PK.04-10
Tahun 2007 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat,
Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat.
Pinasthika, Daud. 2013. Pemenuhan Hak-Hak Narapidana Selama Menjalani Masa Pidana di
Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Yogyakarta [Skripsi] Fakultas Hukum Universitas
Atmajaya Yogyakarta. Diakses April 19, 2020 pada website http://e-
journal.uajy.ac.id/4583/1/ringkasan%20skripsi.pdf
Pranata, Romi Adytia. 2018. Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Pembebasan Bersyarat. Jurnal
Ilmiah Universitas Mataram. Diakses April 20, 2020 pada website
https://fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/ROMI-ADYTIA-P-D1A212397-1.pdf
Ramadhan, Ardito. 2020. Pembebasan 30.000 Narapidana Akibat Wabah Virus Corona. Diakses
pada April 20, 2020 pada website
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/01/09314561/pembebasan-30000-narapidana-
akibat-wabah-virus-corona?page=3.
Sahma, Abu Pane. 2020. Pro dan Kontra Asimilasi Narapidana di Tengah Wabah Corona.
Diakses pada April 19, 2020 pada website
https://www.okezone.com/tren/read/2020/04/16/620/2200386/pro-dan-kontra-asimilasi-
narapidana-di-tengah-wabah-corona.
Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Yamananda Irsan. 2020. Puluhan Napi Bebas Karena Virus Corona Kembali Berulahh,
Kemenkumham : Kami Juga Sedang Pusing. Diakses pada April 20, 2020 pada website
9
https://newsmaker.tribunnews.com/amp/2020/04/18/puluhan-napi-bebas-karena-virus-
corona-kembali-berulah-kemenkumhan-kami-juga-sedang-pusing.
10