Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN PEMAHAMAN

PENATAAN RUANG
UU 26 TAHUN
2007

Pascal Rivandi / I0617030


BAB VI. …Lanjutan
6.3.3. Pemberian Insentif dan Disinsentif
agar pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW Ps. 38 ayat (1)

Pemberian Insentif Pemberian Disinsentif


perangkat/upaya utk memberikan imbalan thd perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan,
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dgn RTR /mengurangi kegiatan yg tidak sejalan dengan RTR
Ps. 38 ayat (2) Ps. 38 ayat (3)

keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi pengenaan pajak yang tinggi yg disesuaikan
silang, imbalan, sewa ruang, & urun saham dengan besarnya biaya yg dibutuhkan untuk
pembangunan serta pengadaan infrastruktur mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruang
kemudahan prosedur perizinan
pembatasan penyediaan infrastruktur,
pemberian penghargaan kepada masyarakat, pengenaan kompensasi, dan penalti
swasta dan/atau pemerintah daerah

Ps. 38 ayat (5)


diberikan oleh: kepada:
Subsidi
Pemerintah Pemerintah Daerah
(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang) (dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang)
Dukungan
Perwujudan RTR
kompensasi
Pemerintah Daerah 1 Pemerintah Daerah 2
(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang) (mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
Dukungan
Perwujudan RTR
Dispensasi
Pemerintah & Pemerintah Daerah Swasta / Masyarakat
Dukungan
BHK-DJPR/Presentasi/DR Perwujudan RTR 34
KONTEN
1 Pendahuluan

2 Pembahasan

3 Kesimpulan
Pendahuluan
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian dari
pelaksanaan penataan ruang, dimana pengendalian
pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang kemudian dalam
pelaksanaan dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan
sanksi. Masing-masing langkah tersebut mempunyai tujuan dan
peran dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang.
Pembahasan diskusi kali ini akan membahas mengenai
pemberian insentif dan disinsentif yang merupakan bagian dari
upaya pengendalian pemanfaatan ruang.
Pembahasan
UU 26 Tahun
2007

Modern PowerPoint Presentation


PP 15 Tahun
Graphic 2010
Infographic
Designed PERMEN 115 Tahun
2017

STUDI KASUS :
PERGUB DKI 210
Tahun 2016
Pembahasan UU 26 Tahun 2007
Pasal 38
Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dapat diberikan
insentif dan/atau disinsentif oleh Pemerintah Pusat dan
pemerintah daerah.

Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan


imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan
rencana tata ruang, berupa:
a) keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang,
imbalan, sewa ruang, dan urun saham;
b) pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
c) kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
d) pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau
Pembahasan UU 26 Tahun 2007
Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi
pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan
dengan rencana tata ruang, berupa:
a) pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak
yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
b) pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan
kompensasi, dan penalti.

Insentif dan disinsentif diberikan dengan tetap menghormati hak


masyarakat.

Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh:


c) Pemerintah kepada pemerintah daerah;
Pembahasan PP Nomor 15 Tahun 2010

• Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang mengenai


pemberian insenstif dan disinsentif tertuang dalam Bagian
Keempat Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010.

• Melihat tujuan penyelenggaraan pemberian insentif dan


disinsentif pada PP No 15 Tahun 2010, dinyatakan bahwa
tujuan pemberian insentif dan disinsentif merupakan upaya
yang terbuka dari pemerintah kepada masyarakat untuk
mengajak masyarakat sebagai mitra dalam pemanfaatan
ruang. Mitra disini dapat menerima insentif dan disinsentif
sesuai kepentingan yang ada.
Pembahasan PP Nomor 15 Tahun 2010
• Pemberian Insentif
• Pada Pasal 170 hingga 175 dibahas mengenai bentuk dan
tata cara pemberian insentif. Disebutkan bahwa Insentif
dapat diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada
kawasan yang didorong pengembangannya.
• Pada Pasal 171 merupakan bentuk dari insentif yang
diberikan pemerintah, dimana terbagi dalam insentif fiskal
dan non-fiskal
• Melalui pasal 172, 173 dan 174 dapat dipahami dengan jelas
masing-masing bentuk pemberian insentif yang dimana
bergantung pada pihak yang terlibat atau pihak pemberi
dan pihak penerima insentif.
• Pada pasal 175 dijelaskan mengenai mekanisme pemberian
insentif yang terbagi dalam beberapa mekanisme
Pembahasan PP Nomor 15 Tahun 2010
• Pemberian DisInsentif
• Pada Pasal 176 hingga 181 dibahas mengenai bentuk dan
tata cara pemberian disinsentif. Pada pasal 176 disebutkan
bahwa disnsentif dapat diberikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi
pengembangannya.
• Pada Pasal 177 merupakan bentuk dari disinsentif, dimana
terbagi dalam dinsentif fiskal dan disinsentif non-fiskal
• Melalui pasal 178, 179 dan 180 dapat dipahami dengan jelas
masing-masing bentuk pemberian disinsentif yang dimana
bergantung pada pihak yang terlibat atau pihak pemberi
dan pihak penerima insentif.
• Pada pasal 181 dijelaskan mengenai mekanisme pemberian
insentif yang terbagi dalam beberapa mekanisme
Studi Kasus
DKI JAKARTA
(2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan
PERDA dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya
mengatasi masalah kemacetan lalu lintas, peremajaan kota
NO.1/201
Pasal 207 melalui konsolidasi lahan berbasis masyarakat serta upaya
pelestarian bangunan cagar budaya.
2
PERDA No.1/2014 tentang
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi

INSENTIF DAN DISINSENTIF TEKNIK PENGATURAN ZONASI


(TPZ)

PERGUB No. 210 Tahun 2016 tentang Pengenaan Kompensasi


terhadap Pelampauan Nilai KLB
Pembahasan PERDA DKI No.1 Tahun 2014
Tentang RDTR dan PZ
Insentif : Pengaturan yang bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan
tujuan rencana tata ruang.
Disinsentif : pengaturan yang bertujuan membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak
sejalan dengan rencana tata ruang.

INSENTIF
Perangkat atau upaya untuk memberikan
DISINSENTIF
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
Perangkat untuk mencegah, membatasi
sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang
a) KERINGANAN PAJAK, pemberian
tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa
a.pengenaan PAJAK YANG TINGGI yang
ruang, dan urun saham;
disesuaikan dengan besarnya biaya yang
b) PEMBANGUNAN serta PENGADAAN
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang
INFRASTRUKTUR;
ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
c) kemudahan PROSEDUR PERIZINAN;
b. PEMBATASAN PENYEDIAAN
dan/atau
INFRASTRUKTUR, pengenaan kompensasi,
d) PEMBERIAN PENGHARGAAN kepada
dan penalti.
masyarakat, swasta dan/atau pemerintah
daerah.
Pembahasan PERGUB DKI Jakarta 210 Tahun 2016
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2010-2030 disebutkan
bahwa Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan
penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi
masalah kemacetan lalu lintas, peremajaan kota melalui
konsolidasi lahan berbasis masyarakat serta upaya pelestarian
bangunan cagar budaya.
Upaya-upaya tersebut merupakan bentuk penataan ruang DKI Jakarta
dimana untuk menyelesaikan isu strategis daerah tersebut. Beragam
kebijakan diambil salah satunya dengan pemberian insentif dan
disinsentif. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian menyusun
dokumen turnan melalui Peraturan Gubernur Nomor 210 Tahun 2016
mengenai Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai KLB
(Koefisien Lantai Bangunan).
Pembahasan PERGUB 210 Tahub 2016
• Kompensasi terhadap pelampauan KLB ditetapkan dalam
bentuk penyediaan fasilitas publik antara lain (Pergub
210/2016):
a) menyediaan lahan dan/atau membangun RTH publik;
b) menyediakan lahan dan/atau membangun rumah susun
umum;
c) menyediakan lahan dan/atau membangun waduk atau situ;
d) menyediakan infrastruktur;
e) menyediakan jalur dan meningkatkan kualitas fasilitas
pejalan kaki yang terintegrasi dengan angkutan umum; dan
f) menyediakan jalur sepeda yang terintegrasi dengan
angkutan umum.
Definisi Teoritis
Koefisien Angka persentase perbandingan antara luas seluruh
Lantai lantai bangunan gedung dan luas lahan perpetakan
atau lahan perencanaan yang dikuasai sesuai
Bangunan Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata
Ruang, dan Peraturan Zonasi.

KLB Tambahan

KLB Dasar (sesuai Perda 1 Tahun 2014)


Pembahasan PERGUB 210 Tahub 2016
• PETA LOKASI DIMUNGKINKAN PELAMPAUAN KLB DENGAN
KOMPENSASI
LAPANGAN BANTENG
Contoh Kasus
Salah satu penerapan pemberian
kompensasi terhadap Pelampauan Nilai
KLB di DKI Jakarta terjadi saat PT. Sinar
Mas Teladan, Rahadi Santoso dan Irma
Rahadi Santoso serta CSR dari PT. Rekso
Nasional dikenakan biaya kompensasi
atas KLB. Kemudian mereka
berkewajiban membayar kompensasi
dalam bentuk beragam. Rahadi Santoso
dan Irma Rahadi Santoso membayar
kompensasi dalam bentuk
pembangunan pagar lapangan olahraga
di Lapangan Banteng DKI Jakarta. Untuk
PT. Sinar Mas Teladan memiliki
kewajiban menata segmen Monumen
Pembebasan Irian Barat dan area sisi
selatan Lapangan Banteng DKI Jakarta.
Pihak selanjutnya CSR dari PT. Rekso
Simpang Susun Semanggi
Contoh Kasus
Pembayaran kompensasi yang didapatkan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat
bermanfaat dalam pembangunan di DKI
Jakarta. Proyek pembangunan Simpang
Semanggi di DKI Jakarta juga dibangun
melalui skeman pembayaran kompensasi
dari PT. Mitra Panca Persada, anak
perusahaan asal Jepang Mori Building
Company. Dengan skeman ini, Pemprov DKI
Kompensasi KLB dari Jakarta dapat mendorong para pengembang
PT. Mitra Panca Persada
untuk lebih tertib tata ruang dan

Rp 345 miliar membangun sesuai peraturan yang berlaku,


Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta juga
Kesimpulan
• Pengendalian penataan ruang merupakan upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang. Pemberian insentif dan disinsentif secara detail mengenai
pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 mengenai Penyelenggaran Penataan Ruang. Tujuan pemberian insentif
dan disinsentif dimana mewujudkan tata ruang yang sesuai dam sejaln
dengan rencana serta meingkatkan kemitraan. Poin peningkatan kemitraan
merupakan poin penting dalam pemberian insentif dan disinsentif, dimana
mitra dapat mendukung dan didukung dalam usaha penataan ruang.
• Implementasi pemberian insentif dan disinsentif dapat dilakukan oleh
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Studi kasus pada Pemprov DKI
Jakarta dimana PemProv DKI Jakarta sudah membentuk produk dokumen
turunan. Salah satu produk berupa Peraturan Gubernur yang menjadi
pedoman Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai KLB.
• Hasil dari pemberian kompensasi apabila dimanfaatkan dengan transparan
dan bertanggung jawab merupakan nilai anggaran yang besar untuk
pembangunan daerah, Seperti di DKI Jakarta banyak proyek pembangunan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai