PENATAAN RUANG
UU 26 TAHUN
2007
keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi pengenaan pajak yang tinggi yg disesuaikan
silang, imbalan, sewa ruang, & urun saham dengan besarnya biaya yg dibutuhkan untuk
pembangunan serta pengadaan infrastruktur mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruang
kemudahan prosedur perizinan
pembatasan penyediaan infrastruktur,
pemberian penghargaan kepada masyarakat, pengenaan kompensasi, dan penalti
swasta dan/atau pemerintah daerah
2 Pembahasan
3 Kesimpulan
Pendahuluan
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian dari
pelaksanaan penataan ruang, dimana pengendalian
pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib
tata ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang kemudian dalam
pelaksanaan dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan
sanksi. Masing-masing langkah tersebut mempunyai tujuan dan
peran dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang.
Pembahasan diskusi kali ini akan membahas mengenai
pemberian insentif dan disinsentif yang merupakan bagian dari
upaya pengendalian pemanfaatan ruang.
Pembahasan
UU 26 Tahun
2007
STUDI KASUS :
PERGUB DKI 210
Tahun 2016
Pembahasan UU 26 Tahun 2007
Pasal 38
Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dapat diberikan
insentif dan/atau disinsentif oleh Pemerintah Pusat dan
pemerintah daerah.
INSENTIF
Perangkat atau upaya untuk memberikan
DISINSENTIF
imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
Perangkat untuk mencegah, membatasi
sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang
a) KERINGANAN PAJAK, pemberian
tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa
a.pengenaan PAJAK YANG TINGGI yang
ruang, dan urun saham;
disesuaikan dengan besarnya biaya yang
b) PEMBANGUNAN serta PENGADAAN
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang
INFRASTRUKTUR;
ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
c) kemudahan PROSEDUR PERIZINAN;
b. PEMBATASAN PENYEDIAAN
dan/atau
INFRASTRUKTUR, pengenaan kompensasi,
d) PEMBERIAN PENGHARGAAN kepada
dan penalti.
masyarakat, swasta dan/atau pemerintah
daerah.
Pembahasan PERGUB DKI Jakarta 210 Tahun 2016
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta 2010-2030 disebutkan
bahwa Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan
penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi
masalah kemacetan lalu lintas, peremajaan kota melalui
konsolidasi lahan berbasis masyarakat serta upaya pelestarian
bangunan cagar budaya.
Upaya-upaya tersebut merupakan bentuk penataan ruang DKI Jakarta
dimana untuk menyelesaikan isu strategis daerah tersebut. Beragam
kebijakan diambil salah satunya dengan pemberian insentif dan
disinsentif. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian menyusun
dokumen turnan melalui Peraturan Gubernur Nomor 210 Tahun 2016
mengenai Pengenaan Kompensasi terhadap Pelampauan Nilai KLB
(Koefisien Lantai Bangunan).
Pembahasan PERGUB 210 Tahub 2016
• Kompensasi terhadap pelampauan KLB ditetapkan dalam
bentuk penyediaan fasilitas publik antara lain (Pergub
210/2016):
a) menyediaan lahan dan/atau membangun RTH publik;
b) menyediakan lahan dan/atau membangun rumah susun
umum;
c) menyediakan lahan dan/atau membangun waduk atau situ;
d) menyediakan infrastruktur;
e) menyediakan jalur dan meningkatkan kualitas fasilitas
pejalan kaki yang terintegrasi dengan angkutan umum; dan
f) menyediakan jalur sepeda yang terintegrasi dengan
angkutan umum.
Definisi Teoritis
Koefisien Angka persentase perbandingan antara luas seluruh
Lantai lantai bangunan gedung dan luas lahan perpetakan
atau lahan perencanaan yang dikuasai sesuai
Bangunan Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata
Ruang, dan Peraturan Zonasi.
KLB Tambahan