Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Masa Remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap lainya. (Hurock, 1998). Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang
diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar
lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya
memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras,
mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya
penyakit HIV/AIDS (TP-KJM,2002)

Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena
globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan
yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh
kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.

Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-
tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat
sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka,
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja
kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi
informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di
jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran,
anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya
ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan
tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa
pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh
cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan.
Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak
diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka
berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi
lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.
Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.Pertanyaan yang
akan di bahas dalam makalah ini adalah bagaimana dampak, penyebab dan cara mengatasi
pergaulan bebas bagi para remaja di Indonesia pada saaat ini?
PEMBAHASAN

Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian
jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Program Manajer Dkap PMI pergaulan bebas di kalangan remaja telah
mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah
memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya
kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang
hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan
dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.
(kompas.com)
Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus
mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan
pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua.
‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk
konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada
juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.
Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh
dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks,
karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini
merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun
masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi. Bukan hanya remaja nakal saja yang
terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang
mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan
memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat
kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja
yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan
hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV
dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.
Sementara itu, Mawar sebut saja (Kompas.com) mengaku interaksi bebas di kalangan
remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja
beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga
banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya
ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.
Senada dengan itu, sebut saja melati (kompas.com) mengatakan pergaulan bebas itu saat
ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan
bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma
yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah
keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan
hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.
Di tempat terpisah, Ketua MUI mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-
anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua
kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas
sosialnya,’’ pintanya.

Penyebab Pergaulan Bebas


Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada
jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI
menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh
lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.
Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab
itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua
sangat berperan.
Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan
beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki
kepribadian yang kuat,’’ katanya
Semakin tingginya frekuensi arus globalisasi di era industrialisasi yang sudah mengglobal
serta arus modernisasi dan sekularisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas
dengan lain jenis (kumpul kebo), baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Kondisi semacam ini juga sangat mempengaruhi terhadap ideologi masyarakat, sehingga
ada sebagian mereka beranggapan, kalau tidak bergaul dengan selain jenis maka di nilai
ketinggalan zaman. Inilah salah satu dampak arus globalisasi. Oleh karena itu, dalam kondisi
semacam ini manusia di tuntut untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.
Kalau kita lacak secara fenominal bahwa pergaulan di masa sekarang- di berbgai tempat-
khususnya di perkotaan- seakan-akan sudah menjadi bagian kultur yang di akui keberadaannya
dan tidak bisa di hindari lagi, bahkan di anggap hal yang biasa-bisa oleh kalangan remaja.
Padahal kalau di lihat di lapangan, pergaulan ini sangat meresahkan masyarakat, bahkan
kalau kalangan remaja terus di biasakan hal semacam ini tanpa ada kesadaran dan pendidikan
yang berorientasikan pada moral maka bagaimana dengan bangsa yang akan datang.
Sangat tragis, ternyata pergaulan bebas itu tidak hanya sebatas bergaul melainkan
terkadang mendorong untuk melakukan hal yang lebih tidak di sukai oleh agama, seperti,
bercumbu rayu, berciuman dan bahkan terjebak dalam perzinahan. Oleh karena itu, tanpa ada
sekat-sekat pembatasan antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim maka dampak dan
bahayanya seperti itu.

Cara Mengatasi Pergaulan Bebas

Ada banyak cara mengatasi pergaulan bebas. Sejauh ini, memang telah banyak
diupayakan bagaimana mengatasi pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja atau kawula
muda. Namun, sayangnya, bukannya malah menurun, tetapi justru ada kecenderungan
meningkat. Di sisi lain bahkan ada fenomena yang lebih parah lagi.

Pergaulan bebas, khususnya sampai kepada level hubungan badan bahkan kerap
dipertontonkan dengan berani. Merekam adegan mesum, mengedarkan dan pelakunya malah
senyam-senyum seolah merasa bangga. Begitu juga tak sedikit, misalnya dalam kasus video
mesum Ariel para pendukung atau fansnya mereka seolah bangga menjadi pendukungnya. Dan
lagi-lagi mereka dari  kalangan remaja.

Banyak orang menilai, salah satu sebab munculnya pergaulan bebas ini dikarenakan efek
industri televisi dan film.  Melalui media tersebut nilai-nilai ketimuran sudah hilang, tergantikan
dengan kiblat kebudayaan barat yang terus menerus dijadikan patokan untuk diikuti oleh remaja
kita. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, bagaimana nasib bangsa ke depan kalau budaya
ketimuran sudah hilang.

ada beberapa upaya serius yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut.
Berikut cara mengatasi bergaulan bebas ini:

1. Menanamkan Nilai Ketimuran

Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya
nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran.

Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang.
Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan
dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir
seribu kali untuk terjun ke dunia pergaulan bebas.

2. Mengurangi Menonton Televisi

Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan
bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu
sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak
menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gaya
hidup bebas, hedonis.

Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan acara


perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis. Dengan demikian, kisah pergaulan bebas
bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya, tak ada langkah yang lebih manjur selain
mengurangi menonton televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai
yang sebenarnya sangat negatif.

Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian


dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat
memang, tapi jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang tidak
jelas dan cenderung merusak akal sehat pikiran.

3. Banyak Beraktivitas Secara Positif

Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas,
biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu
bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu
untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan.

Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial,


menekuni hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan,
maupun mengikuti acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu
mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-
hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut.

4. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

Di kalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka
tidak tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang
mematikan. Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang
ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda.

Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal


sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus
melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi
mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya  perlu ada penanganan
khusus, apalagi yang sudah terang-terangan bangga melakukan pergaulan bebas.

5. Menegakkan Aturan Hukum

Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya
perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera.
Yang demikian harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui hukum yang berlaku di
negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda
dari amoralitas karena perilaku pergaulan bebas yang lambat laun otomatis akan merusak
bangsa ini.

6. Munakahat

Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Kalau masih belum bisa, cara
lain adalah dengan berpuasa. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi
atas pergaulan bebas.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan
bebas khususnya di kalangan remaja. Usaha-usaha untuk pencegahan sudah semestinya
terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar
lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
KESIMPULAN

Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan
budayanya.

Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada
jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negative dan juga banyak sekali faktor
yang mempengaruhi terutama kalbilan remaja itu sendiri.

Ada banyak cara mengatasi pergaulan bebas. Sejauh ini, memang telah banyak
diupayakan bagaimana mengatasi pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja atau kawula
muda. ada beberapa upaya serius yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut:

1. Menanamkan Nilai Ketimuran

2. Mengurangi Menonton Televisi

3. Banyak Beraktivitas Secara Positif

4. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

5. Menegakkan Aturan Hukum

6. Munakahat

Kalau dalam ajaran islam, pergaulan bebas itu tidak di perbolehkan, bahkan melihat
wanita yang bukan muhrim tanpa ada maksud-maksud yang di perbolehkan jug tidak boleh.
Semisal saling melihat dan lainnya. Karena hal itu merupakan awal untuk melangkah pada garis
selanjutnya seperti janjian dsb. Islam membolehkan bergaul dengan wanita yang bukan
muhrimnya apabila ada alasan yang tepat menurut syariat, seperti ingin mengawini, karena
sebelumnya di anjurkan melihat si wanita itu, cocok tidaknya.
Secara mendasar ternyata hal semacam ini karena kebebasan di artikan bebas secara
mutlak tanpa ada butir-butir aturan yang menjaga jarak antara mereka. Di sadari atau tidak kita
harus menjaga jarak dalam pergaulan terutama pergaulan dengan lain jenis. Semoga Allah
melindungi kita. Amin
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina. Tim Pengarah

Dan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Diproduksi Oleh Proyek Kesehatan Khusus APBD 2002

Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & istiwidyanti. Jakarta :

Erlangga

http// Kompas.com/pergaulanbebas.Pergaaulan bebas di kalangan remaja. Semarang 10

november 2010

Anda mungkin juga menyukai