Anda di halaman 1dari 22

RESUME DASAR KEPENDUDUKAN

TATAP MUKA KE TUJUH

MIGRASI

Dosen Pengampu :

dr. Sri Winarni, M. Kes.

Oleh :

Kelompok 5 / Kelas F 2019

1. Dhaneswara Putra P. 25000119120040


2. Wahyu Dwi Suci P. 25000119120052
3. Kurnia Zulia N. 25000119140270
4. Tsamara Putri Y. 25000119140288
5. Eugenia Azura A. 25000119130316
6. Lorda Presenta 25000119140338
7. Maharani Yuniar 25000119140350

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu dengan jumlah penduduk terbanyak ke 4 di dunia


setelah China, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia seudah mencapai 269
juta orang per April 2019. Dan pada tahun 2020 di prediksikan penduduk Indonesia akan
meningkat hingga 269,6 juta orang. Jumlah penduduk itu akan terus mengalami peningkatan
yang diakibatkan adanya migrasi. Migrasi yang dilakukan bukan hanya berpindah dari satu
daerah ke daerah yang lain. Tapi juga memungkinkan terjadinya migrasi dari negara lain
yang masuk dan keluar dari Indonesia. Karena adanya migrasi di Indonesia cenderung
membuat laju pertumbuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan dan sedikit mengalami
penurunan karena jumlah yang meninggal tidak sebanding dengan yang lahir. Adanyanya
migrasi juga mebawa dampak yang positif ke dareah asal dan ke daerah tujuan. Tapi juga
memilki dampak negative ke dareah asal dan ke daerah tujuan, terutama di bidang kesehatan.

Resume Migrasi

A. Definisi Migrasi
Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melalui batas politik atau negara ataupun batas
administrasi atau batas bagian dari suatu negara. PBB merumuskan bahwa migrasi
penduduk sebagai suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke
unit administrasi yang lain.11
Konsep migrasi menurut PBB ini sejalan dengan pendapat Lee yang
memberikan rumusan tentang migrasi adalah perubahan tempat tinggal secara
permanen. Gould dan Prothero juga menekankan unsur perpindahan tempat tinggal.
Namun menurut mereka, walaupun seseorang telah secara resmi pindah tempat, tetapi
apabila ada niat sebelumnya untuk kembali ke tempat semula, maka harus dianggap
sebagai mobilitas sirkuler, bukan sebagai migrasi. 11
Konsep migrasi yang digunakan dalam sensus 1971 sama dengan sensus 1980.
Migrasi adalah perpindahan seseorang melewati batas provinsi menuju ke provinsi
lain dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih. Hampir semua migrasi berkaitan dengan
ruang dan waktu, mengenai keterkaitan antara ruang dan waktu ini, para ahli
dihadapkan kepada suatu kesulitan untuk menetapkannya. Sehingga definisi terhadap
migrasi oleh beberapa ahli sering dirasa adanya ke kurang-tepatan.11
Adapun pengertian migrasi dari perspektif beberapa ahli sebagai berikut:
1. Rutman (1970)
Migrasi adalah perpindahan penduduk yang didorong faktor permasalahan
kependudukan terutama dalam bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan di suatu
wilayah tertentu. Tujuan dari migrasi ini adalah untuk mencapai taraf kehidupan yang
lebih baik sebelumnya.12
2. Everett S. Lee (1976)
“Volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai keanekaragaman daerah
di wilayah tersebut. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor positif (+),
negatif (-), ada pula faktor-faktor netral (0). Faktor positif adalah faktor yang
memberikan nilai keuntungan kalau bertempat tinggal di daerah itu, misalnya di
daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, dan iklim yang baik. Faktor
negatif adalah faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan
sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena kebutuhan tertentu tidak
terpenuhi. Perbedaan nilai komulatif antara kedua tempat tersebut cenderung
menimbulkan arus migrasi penduduk”.12
Selanjutnya, Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga
dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya berupa ongkos pindah yang tinggi,
topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan berbukit-bukit, dan terbatasnya
sarana transportasi atau pajak masuk ke daerah tujuan tinggi. Faktor yang tidak kalah
pentingnya adalah faktor individu karena migran tersebutlah yang menilai positif dan
negatifnya suatu daerah ini atau tidak. Kalau pindah, daerah mana yang akan dituju.
Menurut Lee proses migrasi itu dipengaruhi oleh empat faktor: faktor individu, faktor-
faktor yang terdapat di daerah asal, faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan,
rintangan antara di daerah asal dengan daerah tujuan.12
3. Robert Norris (1972)
“Ada enam faktor yang mempengaruhi seseorang mengambil keputusan untuk
bermigrasi yaitu: 1. Faktor Daerah Asal (Origin); 2. Faktor Daerah Tujuan
(Destination); 3. Faktor Rintangan Antara (Barriers); 4. Kesempatan Antara
(Intervening Opportunities); 5. Migrasi Terpaksa (Forced Migration); 6. Migrasi
Kembali (Return Migration)”.13
4. Mitchell (1961)
“Ada beberapa kekuatan (forces) yang menyebabkan orang-orang terikat pada
daerah asal, dan ada juga kekuatan yang mendorong orang-orang untuk meninggalkan
daerah asal. Kekuatan yang mengikat orang-orang untuk tinggal di daerah asal
tersebut dengan kekuatan sentripetal (centripetal forces) dan sebaliknya kekuatan
yang mendorong seseoranguntuk meninggalkan daerah asal disebut dengan kekuatan
sentrifugal (centrifugal forces). Apakah seseorang akan tetap di daerah asal ataukah
pergi meninggalkan daerah asal untuk menetap di daerah lain tergantung pada
keseimbangan antara dua kekuatan tersebut”.13

Kerangka

B. Jenis Migrasi
Perpindahan penduduk sering disebut dengan migrasi atau dapat dikatakan
sebagai mobilitas, yang memiliki arti perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tampat lain dengan tujuan tertentu 1. Migrasi terdiri dari beberapa jenis. Yaitu terdiri
dari :
a. Migrasi masuk (in migration), yaitu masuknya sejumlah penduduk ke suatu
daerah tujuan.
b. Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah asalnya.
c. Migrasi neto (net migration), yaitu selisih antara migrasi masuk dan migrasi
keluar, apabila masuk lebih besar maka disebut migrasi neto positif tetapi apabila
migrasi keluar yang lebih besar maka disebu migrasi neto negatif.
d. Migrasi bruto (Gross migration), yaitu jumlah migrasi keluar dan migrasi masuk.
e. Migrasi total (total migration), yaitu semua orang yang ernah melakukan migrasi
mancangkup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang.
f. Migrasi international (international migration), yaitu perpindahan penduduk dari
suatu Negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu Negara
disebut imigrasi sedangkan keluarnya penduduk di suatu Negara ke Negara lain
disebut emigrasi.
g. Migrasi internal (intern migration), yaitu perpindahan yang terjadi dalam satu
Negara, misalnya antarpropinsi, antar kabupaten/kota. Migrasi pedesaan ke
perkotaan dan atau satuan administrative lainnya yang lebih rendah dari tigkat
kabupaten/kota seperti kecamatan, kelurahan, dan seterusnya.
h. Migrasi sirkuler (sirkuler migration), yaitu migrasi yang terjadi jika seseorang
berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan, mungkin
hanya mendekati tempat pekerjaan dan dilakukan dalam jangka waktu kurang ari
enam bulan.
i. Migrasi ulang-alik (commuter), seseorang yang setiap hari meningalkan tempat
tinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja atau sebagainya tetapi pulang pada
sore harinya.
j. Migrasi semasa hidup (life time migration), seseorang yang pada waktu
diadakannya sensus penduduk bertempat tinggal berbeda dengan tempat
kelahirannya.
k. Migrasi parsial (partial migration), yaitu jumlah migran kesuatu daerah tujuan
dari suatu daerah asal.
l. Arus migrasi (migration stream), yaitu banyaknya perpindahan yang terjadi di
daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
m. Migrasi risen (recent migration), yaitu menyatakan bahwa seseorang dikatakan
sebagai migran apabila tempat tinggal waktu survey berbeda dengan tempat
tinggal lima tahun sebelum survey.
n. Urbanisasi (urbanitation), yaitu pertambahan penduduk pada suatu wilayah
perkotaan akibat dari perluasan kota.
o. Transmigrasi (transmigration), yaitu perpindahan suatu penduduk untuk menetap
ke daerah lain yang diterapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna
kepentingan pembangunan Negara.

C. Penyebab Migrasi
Ada berbagai macam sebab terjadinya migrasi disuatu Negara. Secara umum
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah sebagai berikut2 :
a. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebi baik di tempat lain.
b. Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti
gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
c. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan
seperti peperangan, dan konflik antar kelompok.
d. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara
warga masyarakat seperti RRC dan Rusia yang berfaham komunis2.
e. Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan agama, misalnya
terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh kemerdekaan dari inggris.
f. Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi yang terjadi karena daerahnya
terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk irigasi dan
PLTA.
g. Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
h. Faktor social seperti adanya perkawinan campuran.

D. Faktor Pendorong dan Penarik


Everett S. Lee (1976) mengemukakan bahwa besar kecilnya arus migrasi
dipengaruhi rintangan, misalnya ongkos pindah yang tinggi dan menurutnya terdapat
4 faktor yang perlu diperhatikan dalam proses migrasi penduduk antara lain3:
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
b. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
c. Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan
d. Faktor-faktor daerah asal dan daerah tujuan.
Munir mengemukakan bahwa faktor-faktor pendorong seseorang untuk
melakukan migrasi, yaitu4 :
a) Berkurangnya sumber daya alam yang tersedia di daerah asal yang dapat
memberikan penghasilan yang layak.
b) Menyempitnya lapangan pekerjaan di daerah asal akibat pembangunan
sarana/prasarana dan penggunaan mesin-mesin yang cukup mutakhir yang
lebih banyak mendominasi kegiatan dibandingkan dengan penggunaan tenaga
kerja manusia.
c) Adanya diskriminasi politik, agama, suku serta adat istiadat di daerah tersebut.
d) Ketidak nyamanan dengan lingkungan tempat tinggal.
e) Alasan pekerjaan dan perkawinan, di mana dirasakan sulit mengubah karier di
daerah asal.
f) Kejenuhan terhadap sektor yang ada di daerah asal.
g) Keterpaksaan, yaitu pindah karena telah melakukan/menimbulkan aib yang
tidak dapat dimaafkan oleh masyarakat di daerah tersebut.
h) Menjaga keselamatan diri akibat adanya pertikaian, bencana alam dan lainnya.
Selain faktor pendorong, faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
migrasi adalah faktor penarik yang terdiri dari lima faktor, yaitu4:
a) Perasaan superior di tempat baru atau memiliki kesempatan yang baik untuk
memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.
b) Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan/keterampilan yang lebih baik.
c) Keadaan lingkungan yang ditunjang fasilitas yang memberikan rasa aman dan
tenteram, damai serta menyenangkan.
d) Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai sarana untuk tempat berlindung.
e) Aktifitas-aktifitas di kota-kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat
kebudayaan dan pusat-pusat kegiatan yang memberikan warna tersendiri bagi
orang-orang desa yang sebelumnya tidak menyaksikan dan mengikuti hal
semacam itu.

Sjaastad (1962) dan Bodenhofer (1967) mendekati migrasi lewat teori human
investment. Mereka menyatakan bahwa migrasi adalah suatu investasi sumberdaya
manusia yang menyangkut keuntungan dan biaya-biaya .5,6 Biaya-biaya bermigrasi
tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut3 :
a. Risiko
b. Pendapatan yang hilang (earning forgone)
c. Ketidak nyamanan karena meninggalkan kampung halaman (disutility of
moving)
d. Ketidak nyamanan dalam perjalanan
e. Ketidak nyamanan di lingkungan baru
f. Psychic costs (biaya psikhis) karena berbagai ketidak nyamanan tersebut.
Sedangkan benefit yang diperoleh adalah pendapatan yang lebih baik yang
diperoleh di daerah baru nantinya.7 Todaro (1976) menyatakan bahwa pendapatan
tersebut dalam bentuk expected income (pendapatan yang diharapkan).8
Sahota (1968) dalam penelitiannya menemukan faktor penghambat dalam
keputusan bermigrasi adalah pendapatan yang hilang di daerah asal dan biaya
akomodasi (penginapan) di daerah baru. Makanya orang lebih mudah pergi ke suatu
tempat jika disana ada kerabat atau keluarga yang dapat menerima mereka untuk
sementara sampai memperoleh pekerjaan, karena keluarga paling tidak dapat
menyediakan tempat menginap dan lebih-lebih lagi jika dapat memperoleh makan.
Demikian pula Soon (1977) memperlihatkan bahwa income/wage rate merupakan
faktor utama dalam menarik migran untuk datang (penyebab orang tertarik ke
Malaysia untuk memperoleh ringit dan ke Saudi Arabia memperoleh real).9

E. Determinan Migrasi
Faktor pendorong yang perlu mendapat perhatian, sebagai berikut :
 Informasi tentang daerah baru
Meliputi peluang untuk memperoleh pekerjaan, transportasi yang ada, risiko yang
akan ditemukan, fasilitas-fasilitas, dan lainnya yang sifatnya akan menurunkan
costs of migration dan memberikan bahan bagi migran untuk menghitung
expected benefit
 Menyediakan kemudahan
Seperti penampungan di tempat baru, kemudahan transformasi, kepastian
pemilikan prasarana dan sarana produksi, kualitas prasarana dan sarana produksi
dan lain sebagainya yang juga akan menurunkan costs of migration dan
meningkatkan benefit of migration
F. Ukuran Migrasi
1. Angka Mobilitas
Menunjukkan perbandingan antara jumlah perpindahan dalam suatu periode
tertentu (satu tahun) dengan jumlah penduduk setempat.
Rumus :
m = M/P x k
Keterangan :
m : angka mobilitas
M : jumlah perpindahan
P : penduduk setempat
k : konstanta (1000)

2. Angka Migrasi Masuk


Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang
penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
Rumus :
mi = I/P x k
Keterangan :
m1 : angka migran masuk
I : jumlah migran masuk (inimigrant)
P : penduduk pertengahan tahun
k : konstanta (1000)

3. Angka Migrasi Keluar


Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang
penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun.
Rumus :
mo : O/P x k
Keterangan :
mo : angka migran keluar
O : jumlah migran keluar (outmigrant)
P : penduduk pertengahan tahun
k : konstanta (1000)
Contoh Soal
Provinsi Bangka Belitung memiliki data migrasi dan data kependudukan tahun
2018 sebagai berikut.
Jumlah migrasi masuk : 209.815
Jumlah migrasi keluar : 257.736
Jumlah penduduk tahun 2017 : 4.906.800
Jumlah penduduk tahun 2018 : 5.002.000
Jumlah penduduk pertengahan tahun : 4.906.800 + 5.002.000 / 2 = 4.954.400
Berapa angka migrasi masuk dan keluar ?
Jawaban :
 Angka migrasi masuk
mi = I/P x k
m1 = 209.815/4.954.400 x 1000
m1 = 42

Artinya, dari setiap penduduk 1000 penduduk di Provinsi Bangka


Belitung, terdapat 42 orang yang masuk dari berbagai provinsi di Indonesia di
tahun 2015.

 Angka migrasi keluar


mo = O/P x k
mo = 257.736/4.954.400 x 1000
mo = 52

Artinya, dari setiap penduduk 1000 penduduk di Provinsi Bangka


Belitung terdapat 52 orang yang keluar atau berpindah dari Provinsi
Bangka Belitung ke berbagai provinsi di Indonesia tahun 20159.

4. Angka Migrasi Neto (mn)

Angka yang menunjukkan banyaknya selisih migrasi masuk dan keluar, ke dan
dari suatu daerah per 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. Rumus :15
Keterangan :

mn : Angka migrasi neto


I : Jumlah migran masuk
O : Jumlah migran keluar
P : Jumlah penduduk pertengahan tahun
k : Konstanta (1.000)

5. Angka Migrasi Bruto (mb)

Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan, yaitu jumlah


migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan
jumlah penduduk tempat tujuan. Rumus :16

6. Angka Migrasi Parsial

Angka yang menunjukkan jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari satu daerah
asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Rumus :16

o I m ji
m ji atau m ji = × k (1.000)
Pi

Keterangan :

mOji : Angka migrasi parsial keluar

m Iji : Angka migrasi parsial masuk

m ji : Jumlah perpindahan masuk/keluar


𝑃𝑖: Penduduk Total pada tahun tertentu

7. Derajat Urbanisasi :16


 Persentase Penduduk Perkotaan

U
Pu= × k (100)
P

Keterangan :

• Pu : Presentase penduduk kota

• U : Penduduk daerah kota

• P : Penduduk total

 Rasio Penduduk Perkotaan-Pedesaan :

U
UR= × k (1.000)
R

Keterangan :

• UR : Rasio penduduk kota - desa

• U : Penduduk daerah kota

• R : Penduduk desa

Contoh Perhitungan :

1. Provinsi Jawa Tengah memiliki data migrasi dan kependudukan Tahun 2018, sebagai
berikut:
Jumlah migrasi masuk : 200.000, Jumlah migrasi keluar: 250.000, Jumlah penduduk
tahun 2017: 4.500.000, Jumlah penduduk tahun 2018: 5.500.000, Jumlah penduduk

4.500 .000+5.500 .00


pertengahan tahun: =5.000 .000
2
 Angka Migrasi Masuk
I 200.000
mi= ×K= × 1.000=40
P 5.000 .000
Artinya, dari setiap 1.000 penduduk di Provinsi Jawa Tengah, terdapat 40 orang yang
masuk dari berbagai provinsi di Indonesia pada tahun 2018.
 Angka Migrasi Keluar
O 250.000
m o= × K= ×1.000=50
P 5.000.000
Artinya, dari setiap 1.000 penduduk di Provinsi Jawa Tengah, terdapat 50 orang yang
meninggalkan Provinsi Jawa Tengah dan pindah ke berbagai provinsi di Indonesia
pada tahun 2018.
 Angka Migrasi Neto
I −O 200.000−250.000
m n= ×K= × 1.000=−10
P 5.000 .000
Artinya, dari setiap 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah, terdapat sebanyak 10
orang yang meniggalkan provinsi aceh menuju berbagai provinsi di Indonesia
dibanding yang masuk ke Provinsi Jawa Tengah.
2. Jumlah migrasi masuk dari Yogyakarta ke DKI Jakarta tahun 2017 yaitu 150.000
jiwa. Sedangkan migrasi keluar dari DKI Jakarta ke Yogyakarta yaitu 65.000 jiwa.
Jumlah penduduk DKI Jakarta pada pertengahan tahun yaitu sebanyak 10.000.000
jiwa dan penduduk Yogyakarta sebanyak 9.000.000 jiwa. Berapa angka migrasi
bruto?
Jawab :
I +O 150.000+65.000
m b= ×k= × 1.000=11,31
P 1+ P 2 10.000 .000+9.000 .000

3. Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2019 memiliki jumlah penduduk di Perkotaan
sebanyak 33.000.000 jiwa dan penduduk di Pedesaan sebanyak 12.000.000 jiwa.
Adapun jumlah penduduk di Jawa Timut pada Tahun 2019 sebanyak 46.000.000 jiwa.
Berapa Persentase Penduduk Perkotaan dan Rasio Penduduk Perkotaan –Pedesaan?
Jawab :
 Persentase Penduduk Perkotaan :
U 33.000 .000
Pu= × k ( 100 )= × 100=71,74 %
P 46.000 .000
 Rasio Penduduk Perkotaan-Pedesaan :
U 33.000 .000
UR= × k= ×1.000=2.750
R 12.000 .000
G. Dampak Migrasi
Migrasi penduduk akan memiliki dampak positif dan negatif baik terhadap
daerah asal maupun daerah tujuan.14
A. Dampak migrasi terhadap daerah asal
Dampak positif migrasi terhadap daerah asal, antara lain : 14
- Mengurangi masalah pengangguran di daerah asal;
- Mengurangi kepadatan penduduk bagi daerah yang berpenduduk padat;
- Memotivasi pembangunan daerah asal karena penduduk telah melihat kemajuan
daerah lain.

Dampak negatif migrasi terhadap daerah asal, antara lain : 14


- Mengurangi tenaga kerja di daerah asal, terutama di aerah pertanian;
- Mengurangi tenaga kerja yang potensial untuk membangun daerahnya;
- Perilaku yang tidak sesuai dengan norma daerah asal sering ditularkan dari daerah
tujuan.

B. Dampak migrasi terhadap daerah tujuan


Dampak positif migrasi terhadap daerah tujuan antara lain : 14
- Mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan;
- Merangsang pengembangan daerah bagi daerah yang jarang penduduknya.
- Daerah tujuan memperoleh keuntungan budaya dengan ditemukannya teknologi
baru oleh para pendatang.

Dampak negatif migrasi terhadap daerah tujuan antara lain : 14


- Timbulnya masalah pengangguran karena terlalu banyak pendatang.
- Banyaknya pendatang juga penimbulkan masalah tata kota.
- Menimbulkan permasalahan pemukiman kumuh.

C. Dampak migrasi di bidang kesehatan


 Penularan penyakit
 Penyediaan fasilitas kesehatan
 Peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan
Perhatian terhadap kasus impor ketika melakukan analisis epidemiologi
H. Hubungan Migrasi dengan Faktor Kependudukan yang lain
Migrasi merupakan faktor yang cukup besar mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk. Ada 2 macam migrasi yang sangat berpengaruh dengan laju pertumbuhan
penduduk, yaitu : Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar1. Migrasi masuk sangat
berpengaruh kepada peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Sedangkan, migrasi
keluar berpengaruh kepada penurunan penduduk. Ada pula faktor lain yang
menyebabkan naik turunnya laju pertumbuhan penduduk. Contohnya, fertilitas dan
mortalitas. Penyejlasannya sebagai berikut :
1. Hubungan Antara Migrasi dengan Ferilitas
Migrasi masuk menyebabkan laju pertumbuhan penduduk meningkat. Karena
dengan adanya migrasi masuk banyak penduduk yang datang atau bahkan
menetap disana. Dengan adanya penduduk pendatang tersebut, tidak
memungkinkan jika tidak berkembang biak (fertilitas). Hubungan fertilitas dengan
migrasi menyebabkan laju pertumbuhan penduduk disuatu wilayah meningkat
secara signifikan. Artinya fertilitas mempunyai hubungan yang kuat dengan laju
pertumbuhan penduduk. Akan tetapi, jika angka fertilitas terus di biarkan
meningkat maka laju pertumbuhan penduduk akan terus melonjak secara drastic.
Tapi jika fertilitas dicegah atau di kendalikan akan menyebabkan penurunan laju
laju pertumbuhan penduduk. Jadi, dapat di simpulkan bahwa fertilitas sangat
berpengaruh dalam naik turunnya laju pertumbuhan penduduk1.
2. Hubungan Antara Migrasi deangan Mortalitas
Hubungan antara migrasi dengan mortalitas tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan laju pertumbuhan penduduk1. Hal tersebut sangat bertentangan
dengan teori Malthusian yang mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk dapat
dibatasi dengan cara positive chacks, yaitu pengurangan penduduk melalui proses
kematian2. Karena tidak mempunyai hubungan yang terlalu signifikan, maka
pengaruh mortalitas dengan laju pertumbuhan penduduk cukup lemah. Jumlah
kematian yang tinggi mengakibatkan menurunya pertumbuhan penduduk. Jadi,
dapat di simpulkan bahwa tingginya angka mortalitas akan menyebabkan
penurunan jumlah penduduk di suatu wilayah yang sama halnya dengan migrasi
keluar yang berakibat penurunan jumlah penduduk.
KESIMPULAN

Migrasi merupakan salah satu proses yang dapat menyebabkan laju pertumbuhan
penduduk dapat naik dan turun. Migrasi juga dapat membawa dampak positive dan negative
terhadap daerah tujuan dan daerah asal terutama di bidang kesehatan. Selain itu dengan
dilakukannya perhitungan dengan mengunakan ukuran – ukuran migrasi kita dapat
mengetahui seberapa besar migrasi yang terjadi di suatu daerah.

Daftar Pustaka

1
Jordan. Migrasi. J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689–99.

2
Nurmawati M. Migrasi dan kewarganegaraan. 2016;1–15.

3
Lee, Everett. S. 1976. Teori Migrasi. Pusat Penelitian Kependudukan UGM. Yogyakarta.

4
Rozy Munir. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro.
5
Sjaastad, L. A., 1962. The Costs and Returns of Human Migration. JPE. LXX: 80 – 93
6
Bodenhofer, H. J., 1967. The Mobility of Labour and the Theory of Human Capital, JHR II :
431 – 448.

7
Harris, J. R. and M. P. Todaro, 1970, Migration, Unemployment and Development : A Two
Sector Analysis, AER.

8
Soon, L. Y., 1977. An Analysis of Internal Migration in Peninsular Malaysia : Dimensions,
Causes and Some Policy Implication. The PEJ. No. 33. Vol. XVI. Nos. 1 and 2 Page 9
– 32.
9
Anonim. Buku Kependudukan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Padjajaran.

10
Ainy, Hidayatul, Siti Nurrochmah, dan Septa Katmawanti. 2019. “Hubungan Antara
Fertilitas, Mortalitas, Dan Migrasi Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk,” dalam
Jurnal Preventia, Vol. 1, No. 4. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Malang, Malang.

11
Mantra, Ida Bagoes. 2013. Demografi Umum edisi 2 cetakan ke-15. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
12
LD FE UI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. FE UI: Jakarta.

13
Lucas David, dkk. 1982. Pengantar Kependudukan. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.

14
Hayati, Sri. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP dan MTs kelas VIII.
Jakarta : Penerbit Erlangga.

15.
Eridiana, Wahyu. Migrasi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
16.
Buku Ekonomi Kependudukan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran.
Bandung.
TUGAS PENGGANTI UJIAN TENGAH SEMESTER

DASAR KEPENDUDUKAN

ANALISIS TENTANG KAITAN COVID – 19 DENGAN MIGRASI

Dosen Pengampu :

dr. Sri Winarni, M. Kes.

Oleh :

Kelompok 5 / Kelas F 2019

1. Dhaneswara Putra P. 25000119120040


2. Wahyu Dwi Suci P. 25000119120052
3. Kurnia Zulia N. 25000119140270
4. Tsamara Putri Y. 25000119140288
5. Eugenia Azura A. 25000119130316
6. Lorda Presenta 25000119140338
7. Maharani Yuniar 25000119140350

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
Analisis Kasus COVID – 19 Kaitannya Dengan Migrasi

COVID – 19 atau yang biasa disebut dengan Corona Virus Disease 2019 adalah
sebuah penyakit yang di sebabkan oleh virus yang menyerang pernafasan dan bersifat
menular. Penularan dapat terjadi ketika adanya kontak langsung dengan penderita maupun
tidak. Sejak masuknya COVID – 19 ke Indonesia pada 2 Maret 2020 yang awalnya hanya
berjumlah 2 kasus saja kini per 11 April 2020 sudah terdapat sebanyak 3.842 kasus. Dengan
jumlah sembuh sebanyak 286 kasus dan meninggal sebanyak 327 kasus. Semakin banyaknya
kasus COVID – 19, kini pemerintah mulai membatasi mobilisasi masyarakat.

Mobilisasi masyarakat dibatasi dengan maksud untuk menghentikan atau


meminimalisir persebaran COVID – 19 hingga ke seluruh Indonesia. Pemerintah Indonesia
juga sudah melarang bagi para perantau yang berada di daerah yang berzona merah untuk
tidak melakukan mudik ke kampung halaman. Hal tersebut dimaksudkan agar daerah –
daerah yang belum terpapar COVID – 19 tetap bersih dan tidak menambah beban bagi
pemerintah. Selain melakukan pembatasan mobilisasi masyarakat, pemerintah juga
menerapkan sistem PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dimaksudkan untuk
mencegah penularan COVID – 19 yang semakin banyak.

Di sebagian negara yang sudah terkena dampak COVID - 19, cuma Indonesia yang
mengizinkan masuknya turis - turis asing dari negara luar yang memiliki potensi besar dalam
penyebaran COVID - 19 tanpa kita ketahui. Contohnya pada Provinsi Sumatra Barat yang
sempat menggemparkan warga menerima sebanyak kurang lebih 90 turis asing yang berasal
dari China. Selain menerima turis asing, sebagian masyarakat Indonesia masih tetap
melaksanakan mudik ke kampung halaman. Dengan melakukan mudik, tanpa kita sadari kita
juga membawa bibit - bibit COVID -19 ke daerah tempat asl kita dan mampu menimbulkan
kasus - kasus baru.

Melihat kondisi Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin meningkat


ini, tak luput juga terjadi di Provinsi Jawa Barat yang juga tercatat sebagai provinsi yang
kasus Covid-19 nya termasuk tinggi di Indonesia. Seperti di Kabupaten Purwakarta, tercatat
bahwa kasus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) di
wilayah Purwakarta mengalami peningkatan, bahkan sampai tangg 8 April 2020 kemaren
jumlah ODP naik menjadi 206 orang, PDP 9 orang dan orang yang terkonfirmasi positif
sebanyak 4 orang dengan tidak ada orang yang meninggal. Berdasarkan update terbaru kasus
COVID – 19 di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat per 11 April 2020 sebanyak 187 kasus
dengan rincian sebagai berikut :

1. 163 kasus termasuk Orang Dalam Pengawasan (ODP)


2. 19 kasus termasuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
3. 5 kasus termasuk kedalam Positif COVID – 19.

Jika di jabarkan berdasarkan jenis kelaminnya terdapat sebanyak 132 kasus ODP dan
10 kasus PDP adalah laki – laki. Sedangkan sebanyak 31 kasus ODP dan 9 kasus PDP adalah
perempuan.

Kemungkinan peningkatan kasus COVID – 19 di Kabupaten Purwakarta akan


mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut diakibatkan karena banyak masyarakat yang
akan terus pulang atau mudik ke kampung halaman atau mungkin bisa juga masyarakat masih
melakukan perkumpulan perkumpulan yang melibatkan lebih dari 5 orang. Biasanya orang
yang pulang kampung berfikir bahwa jika mereka pulang ke kampung halamannya mereka
akan merasa aman. Padahal mereka tidak tau jika dalam perjalanan pulang apakah mereka
membawa virus covid 19 itu atau tidak. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai COVID – 19 ini juga masih rendah.

ANALISIS KASUS

Kasus COVID – 19 di Kabupaten Purwakarta Per 11 April 2020 sebanyak 187 kasus
dengan rincian sebagai berikut :

1. 163 kasus termasuk Orang Dalam Pengawasan (ODP)


2. 19 kasus termasuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
3. 5 kasus termasuk kedalam Positif COVID – 19.

Kasus COVID – 19 akan mengalami peningkatan jika :

1. Masyarakat kurang paham tentang bahayanya COVID – 19


2. Masyarakat tidak menggunakan masker pada saat keluar rumah
3. Masyarakat tidak melakukan anjuran yang di berikan oleh pemerintah
4. Masyarakat tidak mematuhi perintah social distancing dan physical distancing
yang diberikan oleh pemerintah
5. Masyarakat masih nekat melakukan perjalanan keluar kota ketika wabah
COVID – 19 berlangsung.
Kasus COVID – 19 akan mengalami penurunan jika :

1. Semua masyarakat patuh pada aturan yang di tetapkan oleh pemerintah


2. Menjaga sanitasi diri dan lingkungan
3. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan
4. Selalu memakai masker jika keluar rumah, mau itu sehat atau sakit
5. Masyarakat paham dan melakukan social discanting dan physicall discanting

Faktor pendorong masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh ketika wabah, yaitu :

1. Tuntutan pekerjaan
2. Di PHK dari pekerjaan
3. Sempitnya lapangan pekerjaan
4. Kurangnya persediaan kebutuhan sehari-hari
5. Rasa tidak aman karena mewabahnya kasud Covid-19 di daerah asal

Faktor penarik masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh ketika wabah, yaitu :

1. Merasa aman jika kembali ke kampung halaman


2. Untuk mahasiswa bisa menghemat uang jajan
3. Tradisi atau kepercayaan yang sudah melekat. Misal, kepercayaan keliru
bahwa mudik saat ramadhan merupakan ajang silaturahmi yang harus
dilaksanakan dan percaya tuhan akan melindunginya dari paparan selama
perjalanan

Dampak yang muncul akibat adanya migrasi pada saat wabah COVID - 19, yaitu :

1. penularan COVID yang semakin meluas


2. menambah kasus baru di daerah yang baru
3. semakin menambah kasus ODP dan PDP di daerah baru

Kaitan dengan COVID – 19 dengan migrasi secara garis besar dapat di


simpulkan bahwa semakin sedikit mobilitas maka semakin turun juga kasus
persebaran COVID – 19.

Daftar Pustaka :

https://jabarnews.com/read/83057/update-situasi-covid-19-di-purwakarta-hingga-22-maret-2020/2
https://www.ayobandung.com/read/2020/03/27/84038/data-terbaru-covid-19-di-purwakarta-odp-
bertambah-52-orang

Anda mungkin juga menyukai