ABSEN NUMBER : 21
CLASS :D
THIRD ASSIGMENT
1. Jelaskan secara singkat apa pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan dan mengapa hal itu penting bagi seorang guru.
Keterampilan mengejar kelompok kecil dan perorangan adalah suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik dan kelompok kecil yang terdiri dari 2 -8 orang, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara
peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Hal ini penting karena dapat membawa dampak positif dengan prestasi yang akan
diperoleh siswa bila interaksi kelompoknya bersifat saling menghormati dan
inklusif. Dengan pembelajaran ini juga memungkinkan terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling
belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam
memantau perolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
dapat menumbuh kembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan
guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga
dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut dan
dapat menumbuhkan kteativitas, tanggung jawab dan kepemimpinan siswa.
2. Sebutkan komponen – komponen apa saja yang harus dikuasai oleh seorang guru agar
efektif dalam membinmbing diskusi kelompok kecil siswa atau siswa perorangan.
Komponen – komponen yang harus dikuasai oleh seorang guru agar efektif dalam
membimbing diskusi kelompok kecil siswa atau perorangan adalah sebagai
berikut :
1) Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, dapat diciptakan oleh guru
antara lain sebagai berikut :
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
baik dalam kelompok kecil dan perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
c. Memberi respons positif terhadap buah pikiran siswa.
d. Membangun hubungan saling mempercayai.
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa
kecenderungan untuk mendominasi ataupun mengambil alih tugas
siswa.
f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan
keterbukaan.
g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh
pemahaman, merasa dibantu, serta merasakan alternatif pemecahan
masalah yang dihadapinya.
2) Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, , dapat
diciptakan oleh guru antara lain sebagai berikut :
a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah
yang akan dipecahkan, sebelum kelompok/perorangan
mengerjakan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan bersama.
b. Memvariasikan kegiatan, yang mencakup penetapan/penyediaan,
ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan-aturan yang perlu
diaksanakan, serta alokasi waktu untuk kegiatan tersebut.
c. Membentuk kelompok yang tepat, dalam jumlah, tingkat
kemampuan dan lain-lain hingga siap mengerjakan tugasnya
dengan sumber yang sudah tersedia.
d. Mengoordonasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta
penggunaan materi dan sumber, hingga dapat memberikan bantuan
pada saat yang tepat.
e. Membagi-bagi perhatian pada berbagai tugas dari kebutuhan siswa,
hingga guru siap datang membantu siapa saja yang
memerlukannya.
f. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa
laporan hasil yang dicapai siswa, kemudian disertai penyimpanan
tentang kemajuan yang dicapai siswa dalam kegiatan tersebut.
3) Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar bagi siswa, ,
dapat diciptakan oleh guru antara lain sebagai berikut :
a. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk, kuantitas, dan
kualitas; karena pada dasarnya penguatan merupakan dorongan
yang penting bagi siswa untuk maju.
b. Mengembangkan supervisi proses awal yaitu yang mencakup
sikap tanggap guru terhadap siswa secara perorangan maupun
keseluruhan, yang memungkinkan guru melihat atau mengetahui
segala sesuatu berjalan dengan lancar dan memadai.
c. Mengadakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian
pada penekanan dan pemberian bantuan secara selektif setelah
kegiatan berlangsung beberapa lama. Hal ini kemudian menuntut
guru untuk mengadakan interaksi guru-siswa. Interaksi tersebut
dapat berupa:
1. Memberikan pelajaran atau bimbimngan tambahan
(tutoring) kepada siswa tertentu, baik secara
perorangan maupun kelompok; pelajaran atau
bimbingan tersebut dapat berupa suatu konsep atau
keterampilan khusus.
2. Melibatkan diri sebagai peserta dengan hak dan
kewajiban yang sama dengan siswa: kehadiran guru
di kelompok sebagai peserta aktif akan merupakan
motivasi bagi siswa hingga siswa menyadari
potensinya sendiri.
3. Memimpin diskusi bila perlu.
4. Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir atau belajar melalui
pertanyaan, komentar, dan saran-saran.
d. Mengadakan supervisi pemaduan, yang memusatkan perhatian
pada penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman dan
pemantapan yang pada akhirnya memungkinkan siswa saling
belajar, serta memperoleh wawasan secara menyeluruh tentang
kegiatan tersebut.